Home / Romansa / Terpaksa menikah dengan gadis desa / Bab 2. Aku akan menjadi ibu bagimu.

Share

Bab 2. Aku akan menjadi ibu bagimu.

last update Last Updated: 2021-09-13 15:30:27

Tenang saja sayang, semu sudah di urus.

*******

Setelah pemakaman ibu Ayrin selesai, mereka kembali kerumah, masyarakat sangat peduli kepada Ayrin, Meraka merasa kasihan, karena dia menjadi anak yatim piatu dan akan tinggal sendiri di rumahnya. Ayah dan ibu Ayrin sangat dikenal di desa itu, karena semasa hidupnya, mereka selalu ramah dan selalu ikut dalam kegiatan desa.

Ayrin anak satu-satunya, dia tidak memiliki adik atau kakak. Bahkan dia tidak memiliki keluarga. Karena ayah dan ibunya tidak mendapat restu dari keluarga masing-masing, jadi mereka melarikan diri dan tinggal di sebuah desa terpencil yaitu desa Bukit Kehidupan. Disana lah ia dilahirkan dan di besarkan.

Saat Pamela melihat benda bulat yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 8 malam, dia mulai merasa cemas. Karena takut Briyan akan mencarinya, karena dia tidak pernah pulang larut malam."Sayang....aku berpikir akan membawa kamu untuk tinggal bersamaku di kota" ucap Pamela dengan tiba-tiba sambil mengelus rambut Ayrin dengan lembut.

"Maaf Nona saya tidak bisa pergi dari desa ini. Rumah ini adalah peninggalan ibu dan ayahku" ucap Ayrin dengan lembut dan matanya mengeluarkan cairan bening yang hangat.

"Tetapi bagaimana aku bisa meninggalkan kamu sendiri disini ?"

"Tidak apa-apa Nona, masyarakat disini sangat baik-baik mereka pasti membantuku. Ini sudah larut malam sebaiknya Nona pulang saja"

"Baik lah sayang, besok aku akan kembali lagi. Ingat..... kamu tidak sendirian, aku akan menjadi ibu untuk kamu" lalu ia mencium kening Ayrin dan meneteskan air mata. Saat dia akan pergi dia meninggalkan sejumlah uang di dalam amplop berwarna cokelat dan memberikannya kepada Eribka sahabat dekat Ayrin."Aku titip Ayrin kepadamu, tolong jangan tinggalkan dia sendirian, besok pagi aku akan datang" Lalu ia pergi bersama kedua pengawalnya.

Eribka hanya menganggukkan kepalanya. Saat mobil Pamela menghilang dari pandangannya, baru ia masuk kedalam rumah untuk menenangkan Ayrin.

*****

Sementara di kediaman Barata, Briyan sudah merasa cemas karena Pamela belum kembali, dia melihat benda bulat yang tergantung di tembok yang berwarna putih, telah menunjukkan pukul 10 malam. Lalu ia meraih ponsel dari saku celananya dan menghubungi Pamela. Tidak lama panggilannya terhubung."Iya sayang" suara lembut sang mama dari dalam ponselnya.

"Mama di mana ? Apa yang terjadi ?"

"Mama sudah di jalan, sebentar lagi akan tiba, tidak usah cemas mama baik-baik saja sayang"

"Baik mama, hati-hati di jalan, aku menunggumu" Lalu ia memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah 57 menit berlalu, ia mendengar suara mobil memasuki gerbang. Lalu ia segera ke pintu utama untuk menyambut Pamela."Mama apa yang terjadi, kenapa mama tidak menghubungi aku?" Ucap Briyan saat Pamela tiba di pintu utama.

"Mama tahu kamu sedang ada meeting dengan klien, itu sebabnya mama tidak menghubungi kamu, mama tidak ingin membuat kamu cemas"

"Pekerjaan tidak lebih penting dari mama, lain kali mama harus menghubungi aku" Briyan marah karena merasa cemas, dia sangat mencintai ibunya.

"Iya sayang" Pamela mengacak rambut putra sulungnya itu dengan lembut.

"Apa mama sudah makan"

"Sudah, mama lelah mama ingin istirahat dulu" lalu ia berdiri dari sova, setelah ia berjalan 2 langkah dia tiba-tiba berhenti dan memutar tubuhnya menghadap arah Briyan."Sayang besok pagi mama akan kedesa itu, mama tidak tega melihat gadis itu. Dia hanya tinggal sendiri, dia sangat baik, dia seperti malaikat, mama sudah berpikir untuk membawa dia tinggal bersama kita, jika dia mau. Bagaimana menurut kamu ?"

"Apa mama yakin ? Apa tidak sebaiknya berikan saja uang setiap bulan untuk kebutuhan hidupnya ? Kita belum mengenal dia seperti apa"

"Mama yakin dia anak yang baik, polos, penurut, pintar, dan cantik. Semua warga desa sangat sayang kepadanya"

"Terserah mama saja, jika menurut mama dia pantas untuk bergabung dalam keluarga Barata, ya..... Saya oke....oke....saja. Besok mama pergi dengan siapa ?"

"Mama akan pergi dengan Hendrik dan mina, mungkin mama akan pulang malam. Tapi jangan cemas, mama akan menghubungi kamu jika ada apa-apa."

"Oke mama sayang".

*

*

*

*

*

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Yohanes Hari Wihar
Bryan anak yg baik
goodnovel comment avatar
Nana Santrisna
tok Ng di cek penulisan Sanya Thor pd bab 123
goodnovel comment avatar
Nana Santrisna
kok panggil nona SM Pamela kan umurnya SDH 50 dan SDH jd seorang ibu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 87. Akhir yang bahagia.

    Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 86. Tes DNA

    Tepat pukul 12, Ayrin dan Briyan sudah tiba di pusat perbelanjaan. Sebelum berburu pakaian bayi ! Keduanya terlebih dahulu makan siang. Saat keduanya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba seseorang menyapa mereka."Apa kabar Ayrin ?"Briyan dan Ayrin refleks menegakkan kepala secara bersamaan. "Kamu" ucap Briyan dengan nada yang lantang."Jangan mas, kamu harus tenang" Ayrin memeluk Briyan. Ia tidak mau jika suaminya itu sampai memukul Aldo. "Santai bro, aku datang kemari bukan untuk menganggu istrimu. Tetapi aku ingin mengatakan kalau bayi yang ada di dalam kandungan Ayrin adalah milikku" ucap Aldo yang membuat Briyan semakin marah."Tutup mulutmu" sentak Ayrin. "Jangan berusaha menghancurkan hubungan orang lain" lanjutnya."Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian, tetapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya" Briyan langsung menarik leher baju Aldo. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkannya" Pengaman kafe datang menghampiri mereka, "silahkan pergi tuan, and

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 85. Ow...ah...no...

    Akibat jatuh dari pohon, hari ini Briyan tidak masuk kantor. Tubuh pria tampan itu terasa remuk, bahkan ia jadi demam. Hal itu membuat Ayrin merasa bersalah. Ia tidak tega melihat suaminya meringis kesakitan, bahkan satu malam ini Briyan tidak bisa tidur."Mas, aku panggil tukang pijit ya ?" Ucap Ayrin."Enggak usah sayang" tolak Briyan."Kenapa gak usah ? Nanti kalau enggak dipijit sembuhnya lama loh mas" "Aku bukannya gak mau dipijat" sahut Briyan."Terus, enggak mau apa ?""Gak mau orang lain yang pijit, maunya kamu" jawab Briyan sambil tersenyum licik."Tapi aku gak ngerti pijit mas ?""Aku gak mau tahu, yang penting berani berbuat harus berani bertanggung jawab" protes Briyan."Baiklah kalau begitu" Ayrin bangkit dari ranjang melangkah menuju meja rias, lalu mengambil minyak telon dari sana."Ets ... tunggu dulu" Briyan menghindar saat Ayrin ingin menyentuh tubuhnya."Apalagi sih mas ?""Kamu ikhlas enggak untuk pijat aku ?" Tanya Briyan."Ya ikhlas dong mas" "Kalau ikhlas, kam

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 84.

    Dua bulan telah berlalu, di mana hari ini keluarga Barata sedang mengadakan acara 7 bulan kandungan Ayrin. Tamu yang berdatangan bukan hanya dari golongan atas atau sesama pengusaha, dan bukan pula hanya tamu dari Jakarta. Tetapi juga tamu dari desa Bukit Kehidupan, yaitu desa kelahiran Ayrin.Pamela sengaja mengundang seluruh warga desa itu demi membahagiakan Ayrin. Ia tahu kalau menantunya itu pasti tidak menginginkan yang lain selain kehadiran warga desa yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.Acara itupun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Kini warga desa sudah bersiap-siap untuk kembali ke desa Bukit Kehidupan. Sebenarnya Pamela dan Briyan meminta mereka untuk menginap karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8. Tetapi warga desa menolak, mereka tetap meminta untuk pulang malam ini. Sebab banyak diantara mereka yang harus bekerja besok pagi dan anak-anak mereka harus sekolah."Dada" ucap Ayrin sambil melambaikan tangan ke arah bus pariwisata yang membawa ro

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83. Baiklah sayang jika itu yang membuatmu bahagia.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status