Beranda / Romansa / Terpaksa menikah dengan gadis desa / Bab 10. Sayang kita ke kamar yuk ?

Share

Bab 10. Sayang kita ke kamar yuk ?

Penulis: Jernita S. Nita
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-11 15:34:59

Ayrin kaget saat seorang temannya meminta ia ke ruang dosen. Ia menutup map birunya dan melangkah menuju ruang dosen.

"Mama" ucap Ayrin saat melihat Pamela yang duduk di atas bangku.

"Iya sayang, mama datang kemari untuk berpamitan sama kamu, hari ini mama akan berangkat ke Prancis untuk menggantikan Briyan. Kamu yang baik ya sayang, mama titip Briyan dan Deny" Pamela memeluk Ayrin dengan erat. Ia sangat sedih meninggalkan wanita itu, apalagi ia tahu kalau Briyan belum mencintainya.

Ayrin melambangkan tangan ke arah mobil Pamela yang hampir hilang dari pagar kampusnya.

Tepat pukul 5 sore Ayrin pulang ke kediaman Barata di antar oleh Deny sang adik ipar. Setiap hari mereka selalu pergi dan pulang bersama

"Itukan mobil kak Sarah" ucap Deny saat mereka tiba di kediaman Barata

"Siapa Sarah?" Tanya Ayrin dengan santai.

"Itu loh kak, mantan kak Briyan. Kakak gak tau yah?"

Ayrin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Singgah dulu Yo?" Ajak Ayrin saat ia keluar dari mobil Deny.

"Gak ah, malas ada kak Sarah. Aku lanjut ya kak" Deny menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan kediaman Barata.

Ayrin dengan santai menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan Briyan. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara desahan dari dalam kamarnya. Ia hanya diam dan mematung di depan pintu kamar yang tertutup itu.

"Ah...lebih laju lagi sayang" suara erangan seorang wanita.

"Ow....ah....ow.." suara desahan kenikmatan itu semakin jelas di telinga Ayrin. Ia menghela nafas untuk menenangkan hati lalu ia memutar tubuhnya dan menuruni anak tangga menuju ruang keluarga.

Setelah 2 jam ia di ruang keluarga, akhirnya Briyan dan Sarah keluar dari kamar. Sarah memeluk lengan Briyan dengan manja saat mereka menuruni anak tangga. Ayrin fokus memperhatikan rambut Briyan dan Sarah yang masih basah.

"Sayang aku pulang dulu yah, malam ini aku ada pertemuan" Sarah mengecup pipi Briyan di depan Ayrin. Wanita itu sama sekali tidak menghargai Ayrin sebagai istri sah Briyan.

Ayrin menghela nafas. Lalu ia bangkit dari sofa dan melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Par... Pintu kamar tiba-tiba terbuka saat Ayrin baru keluar dari kamar mandi.

"Mulai malam ini, kamu tidur di kamar  lain saja" ucap Briyan tanpa melihat Ayrin.

"Kenapa mas?" Tanya Ayrin dengan lembut.

"Aku malas satu kamar sama kamu, lagi pula Sarah akan sering-sering menginap di rumah ini" jawab Briyan dengan tatapan yang tajam.

Ayrin tidak menjawab Briyan. Ia mengemasi seluruh barang-barangnya yang ada di kamar Briyan dan memindahkannya ke kamar yang sebelumnya ia tempati. Sebenarnya ia sakit hati, tetapi ia tidak berani membantah Briyan. Ia sadar posisinya di rumah itu.

Kring....kring... Suara nyaring membangunkan Ayrin di pagi hari. Ia dengan sigap meraih ponselnya yang terletak di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur.

"Iya ma" ucap Ayrin setelah menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya.

"Gimana kabar kamu sayang?" Tanya Pamela 

"Baik ma. Mama gimana?" Baik sayang.

Pamela dan Ayrin bercerita begitu lama melalui ponsel, sesekali Ayrin tertawa lepas karena cerita Pamela yang lucu. Sementara itu, Briyan sudah lama berdiri di pintu kamar Ayrin.

"Ma aku tutup teleponnya dulu ya, mas Briyan sepertinya mau mengatakan sesuatu" ucap Zeira dan langsung mengakhiri sambungan teleponnya dengan Pamela.

"Ada apa mas?" Tanya Ayrin sambil mendekati Briyan yang berdiri di pintu.

"Kamu jangan ngomong yang macam-macam sama mama" tuduh Briyan.

"Aku gak ada ngomongin mas, aku cuma cerita tentang kampus dan Deny kepada mama" jawab Ayrin dengan jujur

"Bagus kalau begitu" Briyan pergi dan meninggalkan Ayrin.

...........

Selama satu bulan ini Briyan selalu membawa wanita bergantian ke kediaman Barata untuk menemaninya tidur.

"Pantas saja Briyan tidak suka sama kamu. Orang gaya kamu kaya pelayan gitu, eh....bukan pelayan tapi gembel" cibir wanita yang ke 10 Briyan bawa menginap di kediaman Barata. 

Ayrin hanya diam, ia sudah terbiasa mendengan kata-kata hinaan seperti itu dari mulut wanita yang Briyan bawa. Bahkan Briyan juga sangat sering menghina penampilannya yang sangat polos dan kampungan itu.

"Sayang kenapa sih, Tante menikahkan kamu dengan wanita gembel seperti itu" tanya wanita pemuas hasrat Briyan itu.

"Mama kasihan aja sama dia" jawab Briyan tanpa memperdulikan perasaan Ayrin.

"Kok kasihan" tanya wanita itu dengan penasaran.

"Kamu aku bayar bukan untuk mencari tahu tentang keluargaku. Tetapi untuk memuaskan nafsuku" jawab Briyan sambil menarik tangan wanita itu dan membawanya masuk ke dalam kamar. Briyan memang pria yang tidak bisa lepas  dari yang namanya seks. Ini ke 3 kalinya ia menggauli wanita itu dalam satu hari ini.

"Ya Tuhan kuatkan hatiku untuk menerima cobaan ini" bisik dalam hati Ayrin saat telinganya sudah tidak kuat lagi untuk mendengar suara desahan Briyan dan wanita jalang itu.

Ia menutup ke dua matanya dan berusaha untuk menutup pintu kamar Briyan agar tertutup rapat. Mungkin tadi Briyan lupa menutup pintunya karena sudah terlalu bergairah untuk menikmati tubuh wanita cantik itu.

Hari ini hari Minggu jadi Ayrin satu hari penuh berdiam diri di rumah. Ia menghabiskan waktunya untuk membuat Pizza ala dirinya sendiri dan di bantu para pelayan.

"Kamu itu pantasnya jadi pelayan, bukan jadi istrinya Briyan" suara wanita itu tiba-tiba saja terdengar dari pintu dapur. Saat Ayrin dan pelayan sedang tertawa terbahak-bahak duduk di meja makan yang berada di dapur sambil menikmati Pizza buatan Ayrin.

Ayrin mengarahkan matanya dari arah datangnya suara. Ia melihat Sarah yang sedang berdiri di pintu dapur dengan memakai gaun setengah paha yang berwarna kuning telur. Wanita itu memang sangat menarik, kulitnya putih, rambutnya pirang, tubuhnya seksi.

"Sayang kita ke kamar yuk" ajak Briyan sambil melingkarkan kedua tangan kekarnya di pinggul Sarah.

"Nyonya Kenapa diam saja?" Tanya para pelayan yang sedari dulu tidak suka melihat Sarah.

"Biarkan saja bibi, besok dia akan bosan sendiri" jawab Ayrin dengan santai dan senyum. Tetapi jangan di tanya di dalam hatinya bagaimana hancurnya. Hanya Ayrin lah yang tahu itu.

*

*

*

*

*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Silvya Reysa
kenapa sering salah sebut pemeran si
goodnovel comment avatar
Diyah Diyah
Aku belum bisa buka kuncinya. untuk selanjut nya
goodnovel comment avatar
Clementina Wollo
cerita Nya Bagus kesal hari beli koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 87. Akhir yang bahagia.

    Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 86. Tes DNA

    Tepat pukul 12, Ayrin dan Briyan sudah tiba di pusat perbelanjaan. Sebelum berburu pakaian bayi ! Keduanya terlebih dahulu makan siang. Saat keduanya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba seseorang menyapa mereka."Apa kabar Ayrin ?"Briyan dan Ayrin refleks menegakkan kepala secara bersamaan. "Kamu" ucap Briyan dengan nada yang lantang."Jangan mas, kamu harus tenang" Ayrin memeluk Briyan. Ia tidak mau jika suaminya itu sampai memukul Aldo. "Santai bro, aku datang kemari bukan untuk menganggu istrimu. Tetapi aku ingin mengatakan kalau bayi yang ada di dalam kandungan Ayrin adalah milikku" ucap Aldo yang membuat Briyan semakin marah."Tutup mulutmu" sentak Ayrin. "Jangan berusaha menghancurkan hubungan orang lain" lanjutnya."Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian, tetapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya" Briyan langsung menarik leher baju Aldo. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkannya" Pengaman kafe datang menghampiri mereka, "silahkan pergi tuan, and

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 85. Ow...ah...no...

    Akibat jatuh dari pohon, hari ini Briyan tidak masuk kantor. Tubuh pria tampan itu terasa remuk, bahkan ia jadi demam. Hal itu membuat Ayrin merasa bersalah. Ia tidak tega melihat suaminya meringis kesakitan, bahkan satu malam ini Briyan tidak bisa tidur."Mas, aku panggil tukang pijit ya ?" Ucap Ayrin."Enggak usah sayang" tolak Briyan."Kenapa gak usah ? Nanti kalau enggak dipijit sembuhnya lama loh mas" "Aku bukannya gak mau dipijat" sahut Briyan."Terus, enggak mau apa ?""Gak mau orang lain yang pijit, maunya kamu" jawab Briyan sambil tersenyum licik."Tapi aku gak ngerti pijit mas ?""Aku gak mau tahu, yang penting berani berbuat harus berani bertanggung jawab" protes Briyan."Baiklah kalau begitu" Ayrin bangkit dari ranjang melangkah menuju meja rias, lalu mengambil minyak telon dari sana."Ets ... tunggu dulu" Briyan menghindar saat Ayrin ingin menyentuh tubuhnya."Apalagi sih mas ?""Kamu ikhlas enggak untuk pijat aku ?" Tanya Briyan."Ya ikhlas dong mas" "Kalau ikhlas, kam

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 84.

    Dua bulan telah berlalu, di mana hari ini keluarga Barata sedang mengadakan acara 7 bulan kandungan Ayrin. Tamu yang berdatangan bukan hanya dari golongan atas atau sesama pengusaha, dan bukan pula hanya tamu dari Jakarta. Tetapi juga tamu dari desa Bukit Kehidupan, yaitu desa kelahiran Ayrin.Pamela sengaja mengundang seluruh warga desa itu demi membahagiakan Ayrin. Ia tahu kalau menantunya itu pasti tidak menginginkan yang lain selain kehadiran warga desa yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.Acara itupun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Kini warga desa sudah bersiap-siap untuk kembali ke desa Bukit Kehidupan. Sebenarnya Pamela dan Briyan meminta mereka untuk menginap karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8. Tetapi warga desa menolak, mereka tetap meminta untuk pulang malam ini. Sebab banyak diantara mereka yang harus bekerja besok pagi dan anak-anak mereka harus sekolah."Dada" ucap Ayrin sambil melambaikan tangan ke arah bus pariwisata yang membawa ro

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83. Baiklah sayang jika itu yang membuatmu bahagia.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status