Share

Terpaut Kasih Sang Billionaire
Terpaut Kasih Sang Billionaire
Penulis: Kareniavorg

1. Dunia yang jahat

Penulis: Kareniavorg
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 20:46:03

Ruby Jane, Perempuan muda berusia awal 20an itu tengah duduk berselonjor kaki di gudang pengap disebuah swalayan tempatnya bekerja. Keringat bercucuran di keningnya dan napasnya terenga-engah karena kelelahan selepas mengangkut dan menyusun puluhan box barang dan menyusunnya pada rak-rak tinggi di gudang itu.

"Apa tunanganmu sudah baik-baik saja, Jane?" tanya Fany, perempuan paruh baya pemilik toko swalayan sambil mengulurkan sekaleng soda dingin pada Jane.

Jane menerima minuman itu, meneguknya dengan haus, lalu menggeleng pelan. "Sayangnya belum. Kecelakaan itu melukai jantungnya. Dia masih belum sadarkan diri dan kondisinya semakin memburuk. Dokter menyarankan untuk memindahkannya ke ICU," jawab Jane sedih dengan pandangan yang melayang jauh ke hari dimana dia menerima kabar kalau Dante, tunangannya terlibat kecelakaan dan pemandangan yang pertama kali dilihatnya saat tiba di rumah sakit adalah tubuh lunglai Dante yang berlumuran darah.

"Jika dokter menyarankan untuk pindah perawatan ke ICU, kenapa kau tak melakukannya saja Jane? Setidaknya, di ruang ICU tunanganmu akan dapat perawatan yang jauh lebih baik lagi."

"Andai aku punya cukup uang untuk melakukan hal itu, tanpa perlu banyak berpikir pasti aku sudah langsung melakukannya detik itu juga." Jane tersenyum kecut. "Tapi aku tak bisa melakukannya. Untuk biaya perawatannya sampai hari ini saja aku menggunakan seluruh gajiku dan itupun masih mendapat bantuan tambahan uang darimu."

Sejenak, Fany tampak tertegun mendengar ucapan Jane yang sarat akan rasa sedih. Dia merenungkan ucapannya lalu menyesal ketika tersadar kalau baru saja dia telah sembarangan bicara padahal dia tahu kalau Jane hanyalah perempuan muda sebatang kara yang miskin.

"Maaf Jane jika ucapanku sebelumnya justru terkesan menyepelekanmu. Aku tak bermaksud seperti itu. Tapi Jane... aku bersungguh-sungguh tentang perawatan ICU itu. Rawatlah tunanganmu itu di ICU, untuk biayanya aku akan membantumu."

Sebutir air mata meleleh membasahi pipi Jane setelah dia mendengar ucapan tulus dari Fany yang berniat membantunya.

"Maafkan aku karena selama ini aku selalu merepotkanmu. Bolehkah kau jamin dulu biaya perawatan Dante untuk 5 hari saja sementara aku mencari pekerjaan lain agar bisa mendapatkan uang lebih?" Jane berkata lirih. Walau malu luar biasa karena harus mengatakan permintaan lancang seperti itu pada orang yang selalu menolongnya, tapi Jane tetap melakukannya. Dia tak punya pilihan lain.

Kemungkinan yang mesti diambilnya hanya 2, mengupayakan sedikit harapan untuk membuat tunangannya kembali pulih atau kehilangan tunangannya untuk selama-lamanya.

"Kau akan mencari pekerjaan apa lagi? Ingat Jane... jangan pernah sekali-kali kau pergi ke bar itu hanya karena pemilik bar pernah mengimi-imingi gaji yang besar untukmu. Jangan sampai kau mengambil pekerjaan itu sebagai jalan pintas, Jane. Kau tahu sendiri kehidupan macam apa yang akan kau hadapi kalau sampai kau berani terjun ke dunia seperti itu."

Pada momen itu, dengan wajah berurai air mata Jane menatap Fany. "Aku sangat putus asa, Fany. Aku tak ingin kehilangan satu-satunya orang yang aku anggap keluargaku sendiri. Demi menyelamatkannya, sekalipun aku harus menjual jiwaku pada iblis, maka aku akan melakukannya."

***

Sepasang suami istri yang merupakan pasangan konglomerat itu duduk di salah satu kursi VVIP di bar mewah. Sang istri tampak begitu bersemangat berada di sana, sedangkang si suami justru tampak tak merasa demikian.

"Bisakah kita pergi dari tempat ini, Claire? Aku merasa sangat tak nyaman berada di sini," kata Rex lirih.

"Berhenti mengeluh, Rex. Kau cukup diam dan lakukan apapun yang aku minta dengan benar. Aku tak menerima bantahan apapun darimu, bodoh."

Pria bernama Rex itu seketika terdiam. Dia tak lagi mengeluarkan keluhannya. Dia membiarkan istrinya meminum minuman keras sambil terus fokus berbincang dengan perempuan setengah baya bertubuh tambun yang merupakan pemilik bar ini, sedangkan dia hanya bisa duduk dengan perasaan tak nyaman sambil menghabiskan segelas jusnya dengan ogah-ogahan.

Dalam kebosanan dan perasaan tak nyaman dengan suasana ramai juga musik yang terlalu keras, Rex memilih menatap sekitar. Dia tak ingin mendengar pembahasan istrinya dengan pemilik bar yang membuatnya merasa gerah ketika mendengarnya.

Sampai kemudian tatapannya terpaku pada seorang gadis muda yang tampak tak nyaman dengan dress super seksi yang dikenakannya juga rangkulan yang begitu intim dari pria yang saat itu dia temani minum.

Rex meringis. "Aku pikir aku adalah satu-satunya orang yang terjebak dalam situasi menyebalkan ini. Ternyata dia justru berada di situasi yang lebih menyebalkan," gumamnya. "Seharusnya dia tak bekerja di sini jika tak menyukainya. Tempat seperti ini seperti tak diciptakan untuknya."

"Rex!" panggil sang istri dengan nada kesal. "Kau melamun di situasi penting seperti ini? Ckckck... yang benar saja. Bisa-bisanya kau bersikap santai," lanjutnya menegur dengan kesal.

Sontak saja, Rex pun mengalihkan pandangannya dari gadis asing itu untuk fokus pada Claire, sang istri.

"Tidak, aku sama sekali tak sedang melamun," bantahnya.

"Sudahlah. Lebih daripada itu, aku sudah menemukan orang yang dapat membantu permasalahan kita. Perempuan ini kandidat yang paling lumayan yang kutemukan. Jadi, cepatlah ikuti perempuan tua ini pergi dan lakukan tugasmu dengan baik, Rex. Kau harus benar-benar melakukannya sesuai perintah yang telah aku katakan padamu sebelumnya, kau berjanji melakukannya demi aku jadi lakukanlah dengan benar. Aku akan menunggumu di rumah. Saat pulang nanti, pastikan kau membawa kabar baik untukku."

Rex ingin protes dan ingin membantah perihal janji yang tak pernah ia ucapkan. Janji yang Claire klaim secara sepihak itu, Rex ingin menampiknya. Namun, Claire tak memberikannya kesempatan untuk bicara. Istrinya itu dengan kejam meninggalkannya seorang diri di tempat seperti ini tanpa punya kesempatan untuk mengatakan kalau dia juga ingin pulang.

"Mari tuan Milagro ikuti saya," kata perempuan paruh baya itu mengajak Rex untuk pergi dari area itu.

Dengan berat hati, Rex pun mengikuti langkah perempuan tua itu dari belakang. Sebisa mungkin dia memperlambat langkahnya, sengaja ingin tertinggal jauh dibelakang perempuan tua itu dan berharap kalau karena terlambat semua kesepakatan konyol ini akan berakhir. Namun, selama apapun Rex memperlambat langkahnya dan tertinggal jauh, tetap saja pada akhirnya dia tetap sampai di depan ruangan di mana perempuan tua itu sudah menunggunya dengan sabar .

"Masuklah tuan. Anak didik saya sudah menunggu anda di dalam. Buatlah diri anda nyaman, karena dia adalah perempuan yang paling spesial di sini," kata perempuan paruh baya itu dengan ramah.

Rex mendelik muak. "Bisakah kau pergi dan menghubungi istriku kalau perempuan yang disiapkannya untukku itu mendadak tak ada? Aku akan membayarmu lebih dari-" dia tak bisa menyelesaikan kalimatnya ketika pemilik bar itu menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

Perempuan tua itu langsung menolak tanpa ingin mendengar tawaran dari Rex.

"Masuklah tuan. Anak didik saya akan melakukan yang terbaik untuk anda," ujarnya yang kemudian dengan lancang mendorong Rex untuk masuk dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

Hal pertama yang membuat Rex tertegun di tempatnya adalah pemandangan di mana dia mendapati perempuan muda yang tadi dia lihat di lantai bawah itu kini sudah berada di hadapannya dan duduk canggung di tepian ranjang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Kareniavorg
gapapa bun, makasih ya udah mampir...️
goodnovel comment avatar
mama farel
maaf Thor baru gabung
goodnovel comment avatar
Kareniavorg
terima kasih banyak🤍🤍🤍
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    42. Perasaan Janin

    "Sini biar aku bantu pakaikan," ujar Rex memintaJane untuk duduk pada tepian tempat tidur sedangkan dirinya mengambil flat shoes dan memakaikannya pada kaki Jane dengan hati-hati."Perutku masih belum sebesar itu sampai mengganggu aktivitasku, Rex. Kamu tak perlu melakukan hal itu untukku," tegur Jane hati-hati karena merasa tak enak hati pada Rex yang kini berlutut di hadapannya untuk sekadar memasangkan sandal."Tak masalah, aku akan terus melakukan ini demi menjagamu dan anak kita." Dengan senyum hangat di wajahnya lalu bangkit berdiri untuk menggandeng tangan Jane dan mengajaknya segera pergi.Pada akhirnya, Jane hanya bisa menghela napas dan tak lagi berkomentar apapun tentang sikap protektif Rex terhadapnya, sekalipun beberapa menit kemudian Rex kembali bersikap berlebihan dengan menuntun Jane menuruni tangga seolah-olah Jane adalah balita yang sedang belajar berjalan."Lakukan pelan-pelan, Ruby... aku tak ingin kau terjatuh." Tegur Rex sembari deng

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    41. Pria baik

    "Minumlah dan nikmati sarapanmu dengan nyaman. Kalau kau ingin makan sesuatu yang lain untuk makan malam, kau bisa mengatakannya padaku. Sepulang kerja aku akan membelikannya untukmu," ucap Rex seraya menaruh segelas susu khusus ibu hamil itu di hadapan Jane. Sejenak Jane menatap segelas susu hangat itu lalu kemudian beralih menatap Rex dengan tak enak hati. "Rex... kau sudah sangat sibuk dan lelah oleh urusan pekerjaan, kenapa repot-repot membuatkan susu untukku?" Rex mengangkat bahunya ringan lalu kemudian duduk di seberang Jane dan bertopang dagu menatap Jane lekat-lekat dengan senyuman hangat yang selalu merekah di wajahnya. "Aku tidak merasa kerepotan sama sekali. Mulai dari sekarang aku akan menyiapkan susu hangat dan juga vitamin untukmu," ujarnya enteng. "Kalau pun aku mengatakan untuk jangan melakukannya, kamu pasti akan tetap melakukannya kan?" Senyum di wajah Rex semakin merekah. "Tepat sekali. Karena waktuku bersamamu hanya sebentar, aku tak akan menyia-nyiakan satu

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    40. Aku hanya punya ragamu

    Jane merasakan Rex tak membalas ciumannya, sehingga dia mengernyit dan perlahan membuka matanya yang kemudian langsung bertatapan tepat dengan kedua mata elang Rex yang tengah menatapnya begitu intens pada jarak yang sedekat itu.Dia pun menyudahi ciuman itu dan menatap Rex dengan wajah bingung. "Apa kamu tak menyukainya?"Alih-alih memberikan jawaban, Rex justru tersenyum lebar dan beralih menangkup wajah Jane lalu kemudian memiringkan wajahnya dan mulai mencium Jane lebih intens dan lebih dalam. Lidahnya merangsek masuk, bermain dengan lidah Jane dan beberapa kali melumat dan menggigit bibir Jane dengan gemas."Aku ingin lebih dari sekedar ciuman, Ruby." Rex berucap dengan suara berat.Dari kedua mata Rex, Jane melihat api gairah yang menyala-nyala, walaupun tatapannya saat itu menatap ke arah Jane dengan sayu. Kemudian, Jane pun membuka dua kancing bagian atas dari kemeja longgar yang saat ini dipakainya dan dia pun merentangkan kedua tangannya."Lakukan saja jika anda menginginka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    39. Aku ingin pulang padamu

    "Aku pulang," ujar Rex mengabarkan kepulangannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari keberadaan Jane. Lalu kemudian dia tersenyum ketika melihat Jane yang berjalan ke arahnya sambil mengulas senyuman yang sama."Kamu pasti sangat lelah, biar aku bantu meletakan jas dan tas kerjamu." Jane dengan ramah berbicara pada Rex, hendak meraih jas dan tas kerja pria itu, tapi sebelum tangannya menggapai kedua benda itu Rex sudah maju satu langkah dan lebih dulu meligkarkan tangannya untuk memeluk tubuh mungil Jane erat-erat."Senang akhirnya bisa kembali pulang kemari. Hari ini aku merasa sangat lelah," ucapnya sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jane. Hal itu membuat Jane merasa merinding beberapa kali ketika hangat napas Rex membelai lehernya."Kalau begitu ayo ke kamarmu, aku akan minta maid untuk menyiapkan air hangat."Untuk beberapa saat tak ada respon dari Rex, sampai kemudian terdengar helaan napas panjang dari Rex diiring

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    38. Cintai aku sekali lagi

    "Anda memanggil saya?" tanya seorang manager pemasaran yang kebingungan karena tiba-tiba saja dipanggil ke ruangan Rex. "Maaf tuan Milagro, apa saya membuat kesalahan?" lanjutnya risau.Rex menggelengkan kepalanya dan menatap karyawannya itu dengan serius. "Tidak sama sekali. Aku memanggilmu karena urusan lain," ujarnya."Urusan lain?""Aku dengar kau sudah menikah cukup lama dan punya 2 orang anak. Bisakah kau memberitahuku apa saja persiapan yang harus dilakukan calon ayah semasa kehamilan istri?"Karyawan itu sempat terperangah setelah mendengar pertanyaan tak terduga itu. Sejenak dia merasa gugup untuk menjawab, butuh beberapa detik baginya untuk bisa memikirkan jawabannya sampai akhirnya bisa berani dan percaya diri untuk berbicara serius dengan Rex."Saat pertama kali tahu akan jadi seorang ayah, saya lebih dulu mempersiapkan biaya untuk melahirkan nanti tapi karena anda sepertinya tidak perlu menyiapkannya anda bisa mengabaikan bagian ini. Kemudian saya mulai membeli perlengka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    37. Pemilik hati Jane

    "Tuan memberikan izin pada anda untuk pergi keluar rumah walau tanpa pendampingan dari tuan," ujar Elma menyampaikan pesan yang sebelumnya Rex katakan di telepon.Mendengar itu, Jane pun mengangguk mengerti. Dia tak mengatakan apapun, tak bertanya kenapa Rex tak datang ataupun ke mana perginya Rex, dia hanya diam dan membiarkan Elma membantunya berpakaian dan menata rambutnya sampai rapi.Setelah selesai dengan tugasnya Elma pamit pergi, sedangkan Jane menatap pantulan dirinya di cermin meja rias. Dia menatap lekat-lekat pantulan dirinya dengan tatapan datar ketika menyadari wajah sampai ujung kakinya benar-benar membengkak karena pertambahan berat badan yang cukup banyak di masa awal kehamilannya ini."Perutku akan segera membesar dan tak bisa disembunyikan lagi. Apa yang harus aku lakukan saat hal itu terjadi? bagaimana caranya aku bisa menemui Dante?" ujar Jane sedih.Dia menghela napas berat beberapa kali, sebelum kemudian bangkit dan bersiap-siap untuk pergi mengunjungi Dante di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status