Terpaut Kasih Sang Billionaire

Terpaut Kasih Sang Billionaire

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Oleh:  KareniavorgOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
42Bab
656Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Pada usia awal 20an, Ruby Jane merasakan bahwa dunia bertindak sangat jahat padanya. Seolah hidup sebatang kara dan miskin belumlah cukup, Ruby Jane harus kembali dihadapkan pada penderitaan dimana tunangannya terlibat kecelakaan yang membuatnya terluka parah. "Demi memperjuangkan hidupnya, walaupun harus menjual jiwaku pada iblis... aku rela." Keputusasaan membuat Ruby Jane bertindak nekad dengan menjual tubuhnya demi beberapa lembar uang. Jane rela menampung benih pria asing bernama Rex Milagro yang menginginkan seorang anak darinya. Dapatkah Jane dengan mudah melewati keputusan besar yang sudah terlanjur dia lakukan itu? Sanggupkah dia mengandung dan melahirkan bayi untuk orang asing?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Dunia yang jahat

Ruby Jane, Perempuan muda berusia awal 20an itu tengah duduk berselonjor kaki di gudang pengap disebuah swalayan tempatnya bekerja. Keringat bercucuran di keningnya dan napasnya terenga-engah karena kelelahan selepas mengangkut dan menyusun puluhan box barang dan menyusunnya pada rak-rak tinggi di gudang itu.

"Apa tunanganmu sudah baik-baik saja, Jane?" tanya Fany, perempuan paruh baya pemilik toko swalayan sambil mengulurkan sekaleng soda dingin pada Jane.

Jane menerima minuman itu, meneguknya dengan haus, lalu menggeleng pelan. "Sayangnya belum. Kecelakaan itu melukai jantungnya. Dia masih belum sadarkan diri dan kondisinya semakin memburuk. Dokter menyarankan untuk memindahkannya ke ICU," jawab Jane sedih dengan pandangan yang melayang jauh ke hari dimana dia menerima kabar kalau Dante, tunangannya terlibat kecelakaan dan pemandangan yang pertama kali dilihatnya saat tiba di rumah sakit adalah tubuh lunglai Dante yang berlumuran darah.

"Jika dokter menyarankan untuk pindah perawatan ke ICU, kenapa kau tak melakukannya saja Jane? Setidaknya, di ruang ICU tunanganmu akan dapat perawatan yang jauh lebih baik lagi."

"Andai aku punya cukup uang untuk melakukan hal itu, tanpa perlu banyak berpikir pasti aku sudah langsung melakukannya detik itu juga." Jane tersenyum kecut. "Tapi aku tak bisa melakukannya. Untuk biaya perawatannya sampai hari ini saja aku menggunakan seluruh gajiku dan itupun masih mendapat bantuan tambahan uang darimu."

Sejenak, Fany tampak tertegun mendengar ucapan Jane yang sarat akan rasa sedih. Dia merenungkan ucapannya lalu menyesal ketika tersadar kalau baru saja dia telah sembarangan bicara padahal dia tahu kalau Jane hanyalah perempuan muda sebatang kara yang miskin.

"Maaf Jane jika ucapanku sebelumnya justru terkesan menyepelekanmu. Aku tak bermaksud seperti itu. Tapi Jane... aku bersungguh-sungguh tentang perawatan ICU itu. Rawatlah tunanganmu itu di ICU, untuk biayanya aku akan membantumu."

Sebutir air mata meleleh membasahi pipi Jane setelah dia mendengar ucapan tulus dari Fany yang berniat membantunya.

"Maafkan aku karena selama ini aku selalu merepotkanmu. Bolehkah kau jamin dulu biaya perawatan Dante untuk 5 hari saja sementara aku mencari pekerjaan lain agar bisa mendapatkan uang lebih?" Jane berkata lirih. Walau malu luar biasa karena harus mengatakan permintaan lancang seperti itu pada orang yang selalu menolongnya, tapi Jane tetap melakukannya. Dia tak punya pilihan lain.

Kemungkinan yang mesti diambilnya hanya 2, mengupayakan sedikit harapan untuk membuat tunangannya kembali pulih atau kehilangan tunangannya untuk selama-lamanya.

"Kau akan mencari pekerjaan apa lagi? Ingat Jane... jangan pernah sekali-kali kau pergi ke bar itu hanya karena pemilik bar pernah mengimi-imingi gaji yang besar untukmu. Jangan sampai kau mengambil pekerjaan itu sebagai jalan pintas, Jane. Kau tahu sendiri kehidupan macam apa yang akan kau hadapi kalau sampai kau berani terjun ke dunia seperti itu."

Pada momen itu, dengan wajah berurai air mata Jane menatap Fany. "Aku sangat putus asa, Fany. Aku tak ingin kehilangan satu-satunya orang yang aku anggap keluargaku sendiri. Demi menyelamatkannya, sekalipun aku harus menjual jiwaku pada iblis, maka aku akan melakukannya."

***

Sepasang suami istri yang merupakan pasangan konglomerat itu duduk di salah satu kursi VVIP di bar mewah. Sang istri tampak begitu bersemangat berada di sana, sedangkang si suami justru tampak tak merasa demikian.

"Bisakah kita pergi dari tempat ini, Claire? Aku merasa sangat tak nyaman berada di sini," kata Rex lirih.

"Berhenti mengeluh, Rex. Kau cukup diam dan lakukan apapun yang aku minta dengan benar. Aku tak menerima bantahan apapun darimu, bodoh."

Pria bernama Rex itu seketika terdiam. Dia tak lagi mengeluarkan keluhannya. Dia membiarkan istrinya meminum minuman keras sambil terus fokus berbincang dengan perempuan setengah baya bertubuh tambun yang merupakan pemilik bar ini, sedangkan dia hanya bisa duduk dengan perasaan tak nyaman sambil menghabiskan segelas jusnya dengan ogah-ogahan.

Dalam kebosanan dan perasaan tak nyaman dengan suasana ramai juga musik yang terlalu keras, Rex memilih menatap sekitar. Dia tak ingin mendengar pembahasan istrinya dengan pemilik bar yang membuatnya merasa gerah ketika mendengarnya.

Sampai kemudian tatapannya terpaku pada seorang gadis muda yang tampak tak nyaman dengan dress super seksi yang dikenakannya juga rangkulan yang begitu intim dari pria yang saat itu dia temani minum.

Rex meringis. "Aku pikir aku adalah satu-satunya orang yang terjebak dalam situasi menyebalkan ini. Ternyata dia justru berada di situasi yang lebih menyebalkan," gumamnya. "Seharusnya dia tak bekerja di sini jika tak menyukainya. Tempat seperti ini seperti tak diciptakan untuknya."

"Rex!" panggil sang istri dengan nada kesal. "Kau melamun di situasi penting seperti ini? Ckckck... yang benar saja. Bisa-bisanya kau bersikap santai," lanjutnya menegur dengan kesal.

Sontak saja, Rex pun mengalihkan pandangannya dari gadis asing itu untuk fokus pada Claire, sang istri.

"Tidak, aku sama sekali tak sedang melamun," bantahnya.

"Sudahlah. Lebih daripada itu, aku sudah menemukan orang yang dapat membantu permasalahan kita. Perempuan ini kandidat yang paling lumayan yang kutemukan. Jadi, cepatlah ikuti perempuan tua ini pergi dan lakukan tugasmu dengan baik, Rex. Kau harus benar-benar melakukannya sesuai perintah yang telah aku katakan padamu sebelumnya, kau berjanji melakukannya demi aku jadi lakukanlah dengan benar. Aku akan menunggumu di rumah. Saat pulang nanti, pastikan kau membawa kabar baik untukku."

Rex ingin protes dan ingin membantah perihal janji yang tak pernah ia ucapkan. Janji yang Claire klaim secara sepihak itu, Rex ingin menampiknya. Namun, Claire tak memberikannya kesempatan untuk bicara. Istrinya itu dengan kejam meninggalkannya seorang diri di tempat seperti ini tanpa punya kesempatan untuk mengatakan kalau dia juga ingin pulang.

"Mari tuan Milagro ikuti saya," kata perempuan paruh baya itu mengajak Rex untuk pergi dari area itu.

Dengan berat hati, Rex pun mengikuti langkah perempuan tua itu dari belakang. Sebisa mungkin dia memperlambat langkahnya, sengaja ingin tertinggal jauh dibelakang perempuan tua itu dan berharap kalau karena terlambat semua kesepakatan konyol ini akan berakhir. Namun, selama apapun Rex memperlambat langkahnya dan tertinggal jauh, tetap saja pada akhirnya dia tetap sampai di depan ruangan di mana perempuan tua itu sudah menunggunya dengan sabar .

"Masuklah tuan. Anak didik saya sudah menunggu anda di dalam. Buatlah diri anda nyaman, karena dia adalah perempuan yang paling spesial di sini," kata perempuan paruh baya itu dengan ramah.

Rex mendelik muak. "Bisakah kau pergi dan menghubungi istriku kalau perempuan yang disiapkannya untukku itu mendadak tak ada? Aku akan membayarmu lebih dari-" dia tak bisa menyelesaikan kalimatnya ketika pemilik bar itu menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

Perempuan tua itu langsung menolak tanpa ingin mendengar tawaran dari Rex.

"Masuklah tuan. Anak didik saya akan melakukan yang terbaik untuk anda," ujarnya yang kemudian dengan lancang mendorong Rex untuk masuk dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

Hal pertama yang membuat Rex tertegun di tempatnya adalah pemandangan di mana dia mendapati perempuan muda yang tadi dia lihat di lantai bawah itu kini sudah berada di hadapannya dan duduk canggung di tepian ranjang.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Kareniavorg
halo apa kabar? Lama tidak menulis author kembali dengan karya baru niiiih. Semoga suka ya, selamat membaca...
2024-10-20 22:12:46
2
42 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status