Share

Bab. 5 Kebusukan Nico

Author: Winufi
last update Last Updated: 2023-08-14 16:52:53

Kini, wanita keturunan Indonesia-Belanda itu sedang meratapi nasibnya. Ia tatap kekayaan yang mengelilingi rumahnya itu, membayangkan jika sang kekasih benar-benar marah padanya. Pastinya ia tidak mungkin mendiami rumah itu lagi.

"Astaga ... kenapa hubunganku dan mas Nico menjadi rumit seperti ini! Dasar bocah kecil pembawa sial. Gara-gara Ezra aku tidak bisa tidur nyenyak," keluh Helena. Jangankan untuk tertidur, hatinya dipenuhi keresahan karena takut kekasihnya tiba-tiba pergi darinya.

"Helena?" 

Wanita yang sedang duduk di sofa ruangan utama bergegas bangkit, ia menyeka air matanya. Raut wajah kesedihan, diganti dengan senyum semringah. Suara itu sangat di kenal olehnya yang tak lain adalah Nico.

"M–mas?"

Setelah membuka pintu, ia mendapati Nico yang langsung berlutut di depannya. 

"Maafkan aku, Helena. Ya, sekarang aku jujur padamu jika aku mempunyai istri tiga, tetapi kamu harus percaya padaku jika nantinya kamu menjadi istri terbaikku!"

Bak disambar petir, jantung Helena berhenti seketika. Ia terbelalak, dengan netranya membulat sempurna. Sedikit memundurkan langkah untuk menjadi dari pria yang sedang berlutut padamu.

"Ti– tiga istri?" 

Derai air mata menemaninya berdiri membeku di depan Nico, tubuhnya mendadak lemas sampai akhirnya pandangan pun berubah gelap.

"Helena ... Helena!" Nico panik bukan kepalang melihat Helena pingsan di depannya.

"Helena, bangun sayang. Jangan membuatku panik seperti ini!" di belainya kening Helena dengan lembut oleh Nico, berharap sang kekasih terbangun dari pingsannya.

Mendengar samar-samar suara yang memanggilnya, membuat Helena perlahan membuka mata. Helena menghela napas kasar, mendapati pria yang baru saja melukai hatinya.

"Akhirnya, kamu sadar juga!" Nico mengembalikan senyum semringah, ia kecup jemari lentik Helena, tetapi segera di tepis olehnya.

"Kamu pergi, Mas. Aku jijik melihatmu di sini," pekik Helena. Nico menggeleng.

"Jangan membuang waktuku, Mas!" Helena mendengus kesal seraya bangkit. 

Nico membujuknya, meraih jemari lentik itu untuk duduk kembali. "Baiklah. Aku akan mengatakan yang sebenarnya!"

Ia menatap Helena dengan sendu, mungkin ini terakhir kali bertemu dengannya. "Pernikahan yang sudah tersusun rapi, kebahagiaan yang sudah menunggu kita, mungkin sebentar lagi akan sirna jika kamu menyerah, Helena."

"Omong kosong apa lagi ini, Mas. Katakan! Sebenarnya kamu mempunyai berapa istri?" ujar Helena dengan nada tinggi.

"Apa kamu janji padaku jika sudah mengetahui semuanya, kamu tidak akan meninggalkanku?" tanya Nico dengan binar. Sungguh perasaannya sedang di guncang saat ini.

"Tidak ada janji di antara kita. Aku hanya meminta kepastian, bukan pengkhianatan seperti ini," keluh Helena menghela napas panjang.

Wanita itu sudah lelah dengan pikiran yang terus bertanya-tanya. Hidupnya sudah terlanjur berantakan, tidak mungkin ia mengindahkan perjanjian yang sama sekali tidak masuk akal.

"A– aku mempunyai tiga istri."

Helena tertegun, pendengarannya ternyata tidak salah mendengar ucapnya sejak tadi. "Tapi aku janji setelah kita menikah, aku akan mengutamakan mu. Mungkin jika kamu tidak terima, aku rela menceraikan ketiganya!"

Helena bangkit, ia menyeka air mata yang terus mengalir. "Aku pikir Mas adalah pria yang setia. Mungkin jika benar apa yang di ucapkan, lebih baik batalkan saja pernikahan ini."

Nico menggeleng cepat, pria itu meraih tangan calon istrinya. "Aku mohon jangan, Helena. Aku sudah terlanjur mencintaimu."

"Dan aku sudah terlanjur kecewa padamu, Mas. Hanya karena aku, Mas tega menceraikan ketiga istrimu itu? Apa perkataan itu membuatku percaya? Mas pikir aku bodoh?" tanya Helena menggebu-gebu.

"Helena, seharusnya kamu tahu diri. Aku sudah memberikan semuanya padamu, aku tidak peduli hartaku, yang penting kamu senang!" seru Nico dengan nada tinggi, membuat Helena menggeleng.

"Memangnya kamu bisa hidup tanpa aku, Hel?" sindir Nico.

Mengingat Helena dan Mateo saat belum mengenal Nico adalah keluarga sederhana. Apa yang di pakai saat ini, sebagian besar pemberian darinya. Sang anak pun yang sudah tubuh dewasa belum mendapatkan pekerjaan. Membuat Nico sangat yakin jika wanita di depannya berpikir keras untuk mempertahankan hartanya.

Helena memasang senyum sinis. "Serendah itu aku di matamu, Mas? Kamu pikir aku takut jatuh miskin? Lebih baik aku hidup terlantar, daripada harus mempertahankan keegoisanmu!"

"Sekarang kamu pergi! Agar aku leluasa mengemas barang-barang ku di sini!" 

Nico menggeleng cepat, bergegas bangkit saat Helena akan melangkah pergi. "Ja– jangan seperti ini. Kamu tetap di sini, jangan pergi. Aku tidak mungkin mengambil apa pun yang sudah aku berikan!" 

"Aku akan pergi. Tolong tenangkan pikiranmu, Helena. Pikir baik-baik untuk membatalkan pesta pernikahan itu." 

Nico yang tak ingin melihat Helena pergi dari rumahnya, akhirnya ia mengalah. Pergi dan membiarkan Helena sendiri di kediaman yang sengaja ia beli untuknya.

Baru saja sampai di halaman rumah tersebut, Nico mendadak menghamburkan senyum manisnya. Mendapatkan seorang pria muda yang sebaya dengan Ezra.

"Hai, Mateo." sapa Nico mendekatinya.

Pria muda yang baru saja akan masuk ke dalam rumahnya, ia tersenyum manis kepada Nico. "Om mau pulang atau baru datang?" 

"Kamu ikut Om. Ada sesuatu yang harus kamu tahu." 

Tanpa membuang waktu banyak di halaman tersebut. Pria muda yang menggunakan kemeja kotak warna coklat masuk ke dalam mobil Nico. 

"Kita mau pergi ke mana, Om? Apa Mamah tahu jika aku ikut dengan Om?" tanyanya. Pikirannya tertuju kepada seorang wanita yang selalu mengurusnya sedari kecil sampai sekarang dengan baik.

Nico yang sedang melajukan mobil mengangguk. "Om sudah minta izin padanya." 

Mungkin sekitar lima belas menit di perjalanan, keduanya sudah tiba di sebuah tempat. Tidak begitu ramai, sangat cocok untuk membicarakan sesuatu yang serius di tempat tersebut.

"Ada apa, Om?" tanyanya. 

Pria muda itu duduk di depan Nico, di hadapannya sudah terdapat secangkir kopi hangat untuk di nikmati yang baru saja Nico pesan.

"Ezra sengaja menghancurkan hubungan Om dan Tante. Ternyata diam-diam Mamamu dan Ezra menjalin kasih di belakang om," ujar Nico. Memasang raut wajah lesu. Padahal ia sedang mengelabuinya untuk terhasut ucapannya.

Pemuda itu terbelalak. "Itu tidak mungkin, Om. Mamah begitu setia kepada Om."

"Itu yang sebenarnya terjadi. Awalnya Om juga tidak percaya, tetapi Ezra sendiri yang mengatakannya!" Nico masih memasang raut wajah murung. 

"Sampai Ezra mengancam om untuk mengakui ketiga istri om, padahal semuanya sudah om ceraikan hanya demi Helena, Nak."

Netra Nico berkaca-kaca. Memohon kepada pria muda di depannya. Tidak dengan hatinya yang bersorak, mudah sekali baginya menghasut Mateo agar percaya padanya.

"Tolong bantu Om untuk membujuk Helena," Nico terus memohon kepada pemuda itu.

"Aku akan mengatakan baik-baik kepada Mamah. Om tenang saja. Bila perlu, aku sendiri yang akan menemui Ezra," ujarnya. 

Nico mengangguk, hatinya sedikit lega mendapati seseorang yang pastinya bisa menolongnya.

"Besok, kamu datang saja ke rumahku atau ke kantor. Dia pasti berada di sana."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 70 Aksi Demo

    Akhirnya setelah Helena mengizinkan keduanya pulang ke rumah yang sempat ia huni, Aca dan Mateo terbebas oleh rengekan bayi terutama perintah Ezra. Kini tepat pukul 8 malam, pasangan suami-istri itu sedang berduduk santai sambil menonton siaran televisi. Pasangan baru itu terlihat sedang menikmati masa pengawalan yang indah. Namun, sekilas keindahan itu mendadak sirna saat Aca mengingat kedua orang tuanya. “Jangan besok, Ca. Kita cari waktu yang pas,” tegur Mateo, ia keberatan mengikuti permintaan Aca yang menginginkan pulang ke kampung halamannya. Wanita berbaju dress hitam selutut itu mendengus kesal seraya melihat kedua tangannya di dada. “Aku khawatir kepada orang tuaku, Mateo. Jika kamu tidak bisa pergi, biarkan aku sendiri yang pulang.”Mateo menggeleng cepat. “Untuk sekarang ini kamu bisa Videocall. Kamu itu tanggung jawabku, tidak mungkin aku membiarkan kamu pergi begitu saja.”Akhirnya karena rasa rindu yang sulit terbendung, Aca segera meraih ponselnya untuk menghubungi k

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 69 Zain.

    Emosi yang sudah memuncak menyelimuti perasaan Helena, membuat Ezra saat ini tidak bisa berkutik. Akhirnya pria itu membawa sang istri ke dalam ruangan bayinya. Sesaat derai air mata membasahi pipi Helena. Begitu nyeri rasanya di dada, melihat bayi yang tak berdaya Tergeletak ditemani beberapa alat medis yang tertempel di dada serta perutnya. “Kau tega melihat bayi ini, Zra?” Isak tangis Helena menjadi-jadi. Ia terus mencecar suaminya karena perbuatannya atas kesengajaan Ezra membuang asinya. Tiga tim medis itu hanya diam karena tidak tahu apa-apa. Mereka berisi di belakang pasangan yang sedang berdebat.Helena belai pipi bayi mungil itu, derai air matanya terus bercucuran seakan ingin sekali menggendongnya. “Kau memang Bubukan dari hasil benih suamiku. Namun, kau tidak perlu khawatir. Akan ada aku yang selalu menemanimu setiap saat.”Seketika Helena menoleh kepada tiga tim medis yang sengaja Ezra perintahkan untuk menemani bayinya. “Kapan Bayiku bisa keluar dari box ini?”“Setelah

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 68 Aku tidak menyukainya.

    “Bagaimana, Pak? Jika ada kendala terkait pasien segera hubungi kami,” Ujar seorang tim medis yang ikut ke rumah megah itu. Selain membantu memasangkan alat yang akan ditempelkan ke badan sang bayi, nantinya ketiga tim medis itu diperintahkan untuk mengontrol keadaan Helena dan bayi tersebut. Ezra perhatikan alat medis yang terkait sempurna di badan bayi laki-lakinya, seketika ia mengangguk. “Besok pukul 6 pagi kalian datang ke sini. Rawat bayi sampai pukul 6 sore.”Lagi-lagi permintaan Ezra membuat tiga tim medis itu keberatan. “Maaf, Pak. Kita juga ada pekerjaan di rumah sakit.”“Tidak ada alasan. Saya sudah meminta izin kepada rumah sakit.” Nyatanya, biaya sekitar 1milyar sudah masuk ke pihak rumah sakit. Selain untuk menyewa alat medis di sana, pun tiga tim medis dan beberapa dokter sudah ia jadwalkan untuk menjaga kondisi Helena dan Bayinya agar terjamin pulih dengan baik.“Ba– baik, Pak. Kami akan kembali rapat waktu.” Pamit ketiga tim medis itu lalu bergegas pergi. Kini ruma

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 67 Posesifnya Ezra

    Kejadian menakutkan untuk Ezra akhirnya datang juga. Begitu cemasnya saat melihat brankar yang terdapat Helena di atasnya beranjak memasuki ruangan operasi. Dokter memutuskan untuk Helena melakukan tindakan Caesar, selain janinya prematur daya tahan tubuh Helena pun lemah. Tak banyak berpikir akhirnya Ezra menyetujui saran dari Dokter wanita beralmamater putih itu. Helena justru bersikap tenang, karena Ezra selalu di sampingnya. Jarum infusan serta beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Namun, Helena sesaat terkekeh melihat Ezra menangis sambil mengusap-usap keningnya. “Kamu tenang, Suamiku. Aku akan baik-baik saja.” Ezra tertegun. Ia lirik bagian perut istrinya yang mulai ditutup kain berwarna hijau. “A– aku takut, istriku. Pokoknya kamu rileks, ada aku di sini.”“Jika Bapak takut, Bapak Keluar saja. Istri Bapak pasti baik-baik saja.” Ezra menggeleng cepat. “Aku tidak mungkin meninggalkannya. Pokoknya jangan sampai istriku terluka!”Ujaran dari Ezra mengundang tawa para Dokter

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 66 Berkunjung di rumah sakit

    “Kenapa mereka berpikir seperti itu? Padahal aku sama sekali tidak pernah memaksa Ezra untuk memberikan asetnya padaku. Dari dulu, kau pun tahu Ezra selalu mengejar-ngejar Mama.” Gerutu Mateo sesampainya di rumah. Pria berjas hitam itu begitu kepada sang istri, karena Aca terus menahannya untuk sabar. Padahal emosinya sudah memuncak, mungkin jika tidak ada Aca di sana, bibir beberapa karyawan itu sudah di sumpel menggunakan sempak olehnya. Aca menghela napas panjang sambil duduk di depan suaminya, ia tidak mungkin membiarkan Mateo mencoreng nama baiknya di sana. Mengingat kini jabatannya sudah menjadi CEO yang pastinya harus bersikap dermawan. “Aku pun menyadari jika Mamah sudah nenek-nenek, tetapi mereka tidak tahu bagaimana kita berusaha menolak permintaan Ezra!” “Mateo, lihat perlakuan Ezra. Apa dia langsung marah dalam menyikapi permasalahan seperti ini? Kamu seharusnya sabar, jangan sampai emosi itu membawa nama baikmu tercoreng di pabrik.” Celetukan dari Aca, membuat Mateo

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 65 Menduga-duga

    Sebagai pria muda yang hidup sebatang kara, bagi Ezra ia harus mempererat hubungannya dengan sang istri, terutama kepada Mateo selaku anak tirinya dan kerabat dekatnya.Kini Ezra yang sedari dulu dikelilingi harta berlimpah, sama sekali tidak merasa rugi. Baginya melihat Helena bahagia menjadi istrinya pun ia sudah merasa puas. Yang dikejar olehnya ialah ketenangan dan kedamaian di lubuk hatinya, mengingat saat Nico dan Ibundanya masih ada, ia seperti pemuda gelandangan yang haus akan perhatian. Namun, secuil pun Ezra tidak mempunyai dendam kepada kedua orang tuanya, justru kobaran semangatnya semakin memuncak saat ini. Ia harus membuktikan jika dirinya bisa berdiri karena perjuangannya, bahkan bisa memberikan kebahagiaan yang layak kepada anak dan Istrinya. “Terima kasih, Suamiku. Aku pikir kamu memang benar-benar sudah tidak membutuhkan Mateo.” Ujar Helena kegirangan sambil mengusap lembut pipi Ezra yang sedang mengendarai mobil. “Aku bukan pria yang sengaja menyembunyikan kepemi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status