Share

Memulai Kembali

Penulis: Nuri Atlaan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-28 17:01:51

Arthur bertemu kembali dengan orang tuanya, mereka berdua masih tampak cukup muda dan sehat. Arthur memeluknya tadi malam dengan erat dengan wajah yang basah karena air matanya mengalir deras. Pagi harinya Arthur bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, dia sudah tidak sabar bertemu dengan calon istrinya.

Ia segera menaiki sepedanya dan mengayuhnya dengan kencang. Menghirup udara segar kembali di pagi hari sewaktu berangkat sekolah adalah momen yang mengenang baginya. Memarkirkan sepedanya kemudian masuk ke dalam kelas untuk melihat pujaan hatinya, Eleanor Grace.

Seseorang menyapanya dari belakang sambil menepuk pundaknya, "Hei Arthur, tumben sekali kau datang pagi-pagi begini?" ucap temannya yang bernama Liam Patrick.

Liam Patrick adalah sahabat masa kecil Arthur yang selalu bersama dengannya. Arthur merangkulnya dengan senang dan tersenyum lebar. "Hohoho! Sahabatku! Sial sudah lama sekali aku tidak melihatmu, aku sangat merindukanmu! Kemana saja kau selama ini!" ujar Arthur yang membuat Liam terlihat kebingungan.

Arthur lupa kalau dia bukanlah Liam yang dulu, tanpa sadar Arthur jadi mengatakan hal yang membuatnya bingung. "Apa maksudmu? Kau pikir aku bolos setiap hari? Apa kau sudah pikun, Arthur?"

Arthur menggaruk-garuk kepalanya, lalu tiba-tiba saja seseorang yang ditunggu-tunggunya telah datang. Gadis cantik yang menjadi primadona di sekolahnya berjalan dengan anggun memasuki kelas. Mata mereka berdua bertemu untuk sesaat, hal itu membuat Arthur tersenyum tipis.

Liam melambaikan tangan di depan wajah Arthur yang sedang termenung. "Lagi-lagi pandanganmu hanya fokus kepada Grace setiap kali melihatnya."

Arthur tersenyum, "Yah, mau bagaimana lagi jika aku sangat mencintainya."

Arthur segera bangun dari bangku untuk menghampiri Grace yang sedang mengobrol bersama temannya. Namun tiba-tiba saja Pak Edward yang mengajar mata pelajaran matematika datang ke kelasnya. Alhasil semua murid kembali ke tempat duduk mereka, dan Arthur harus menunggu dengan sabar agar bisa mengobrol dengan Grace.

Pak Edward terkenal sebagai guru killer dan banyak membuat murid-muridnya kewalahan dengan soal-soal yang dia berikan. Jadi setiap kelas yang di ajar oleh beliau akan hening seketika seperti kuburan. Tapi bagi Arthur yang telah mengulang kehidupan, soal-soal yang diberikan oleh Pak Edward sama sekali bukan masalah.

"Jadi, siapa yang bisa menjawab soal di depan? seseorang maju atau bapak akan tunjuk!" ucap Pak Edward dengan tegas.

Arthur mengangkat tangan dengan santainya, dan berjalan ke depan dengan penuh percaya diri. Semua orang menatapnya dengan heran, karena yang mereka tahu Edward tidak pernah maju ke depan dan hanya mendapatkan nilai biasa-biasa saja. Biasanya orang yang selalu menjawab soalan Pak Edward adalah Eleanor Grace.

Dengan wajah yang penuh keraguan, Pak Edward memberikan spidol kepadanya. Arthur mulai mencorat-coret seluruh isi papan tulis itu hingga akhirnya menemukan jawaban dari soalan itu. "Jawabannya benar, kau boleh duduk kembali." ucap Pak Edward yang membuat seluruh murid di kelasnya seakan tidak percaya.

Edward berjalan kembali ke bangkunya dan melewati bangku Grace. Ia membisikkan sesuatu kepadanya, "Jam istirahat nanti, aku ingin bicara padamu."

Keberadaan Edward bagaikan sosok dewa baru di kelasnya. Karena hanya segelintir orang saja di kelasnya yang bisa menjawab soalan Pak Edward. Saat jam istirahat telah tiba, seluruh murid keluar kelas untuk pergi ke kantin mengisi perut mereka yang kosong.

Grace menengok kebelakang dan menatap Arthur, lalu berjalan ke arahnya. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Grace dengan wajah datar.

Arthur memegang tangannya lalu menariknya membawanya pergi. Grace hanya diam saja dan membiarkan dirinya di tarik oleh Arthur. Saat mereka ingin keluar kelas, tiba-tiba saja seseorang datang dan menabrak Arthur.

Orang itu, adalah orang yang paling ditakuti di sekolah ini. Seorang berandalan yang bersikap seenaknya, karena dia seorang anak direktur sekolah, maka tidak ada seorangpun yang berani menyentuhnya. Semua perintahnya mutlak baginya, dan juga dia adalah pacarnya Grace saat ini.

"Ah aku lupa kalau ada kejadian ini." cetus Arthur sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Anak berandalan itu menatap tajam kepada Arthur. "Apa yang kau lakukan dengan pacarku? Kenapa kau memegang tangannya? Apa kau mencoba merebutnya dariku?" tanya anak berandalan itu dengan wajah yang marah.

Anak itu bernama, Felix Alexander. Dia memiliki badan yang besar dan kekar, tinggi badan yang mencapai 185 cm lebih, membuatnya ditakuti oleh siapapun. Arthur mencoba untuk menghadapinya dengan tenang, dengan badannya yang biasa-biasa saja dan tingginya yang saat ini hanya mencapai 175 cm.

Arthur tersenyum dengan ramah kepadanya dan berkata, "Tenanglah tuan Felix, aku tidak berniat merebutnya darimu."

Felix terlihat semakin marah, emosinya semakin tidak stabil. "Kalau begitu kenapa kau masih menggenggam tangan pacarku! Lepaskan sekarang!' bentak Felix.

Arthur tersenyum menyeringai, "Tidak akan!"

Amarah Felix sudah tidak tertahankan lagi, kesabarannya sudah mencapai pada batasnya. Melihat wajah Arthur yang terlihat tenang seolah-olah dia tidak bersalah membuat Felix geram. Tanpa basa-basi Felix langsung melayangkan tinjunya ke arah Arthur.

"Hentikan!" ucap Grace yang tiba-tiba saja menghadang dan memajang dirinya di depan Arthur untuk melindunginya.

Felix menghentikan tinjunya ya sudah melayang, "Ayo kita pergi dari sini, sayang!" ujar Grace yang merangkul Felix agar suasana hatinya tenang.

Felix menurut namun ia meninggalkan pesan kepada Arthur sebelum pergi. "Kalau lain kali aku melihatku berbuat seperti tadi. Akan ku pastikan kau mati di tanganku!"

Pada akhirnya mereka berdua pergi, bersama dengan para bawahan Felix. Saat ini Arthur tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Grace. Karena di dunia ini saat ini hanya Arthur saja yang mengetahui hubungan Grace dengan Felix yang sebenarnya.

Liam menarik badan Arthur dengan wajah khawatir. "Apa kau sudah gila! Apa yang baru saja kau lakukan! Kau ingin hidupmu hancur seperti anak-anak lainnya yang telah berani mengganggu Felix?"

Arthur diam karena ia telah membuat sahabatnya khawatir. "Maafkan aku, hehe."

Liam menggelengkan kepalanya lalu menghembuskan nafasnya dalam-dalam. "Sebenarnya apa yang kau pikirkan sih? Meskipun kau sangat mencintainya, tapi jangan sampai membahayakan dirimu sendiri." ucap Liam yang terlihat sangat mengkhawatirkannya.

Arthur meminta maaf kepadanya karena telah membuatnya khawatir. Setelah itu Mereka berdua pergi ke kantin bersama untuk mengisi perut mereka yang kosong. Seperti biasa mereka membeli Nasi goreng spesial Buk Mae di kantin, karena harganya yang murah dan porsinya yang banyak.

Liam menatap Arthur yang terlihat seperti sedang banyak pikiran. Jadi ia bertanya kepadanya, "Arthur, apa kau berniat untuk melakukan hal gila lagi?"

"Ah, belum." jawab Arthur.

Liam menepuk kepalanya, "Astaga apa maksudmu dengan belum! Apa kau ingin melakukan hal gila seperti tadi di lain waktu?"

Arthur hanya cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalanya. Karena ia tahu bagaimana dan seperti apa penderitaan yang di alami Grace saat ini. Mereka berdua tampak serasi di luar dan seperti pasangan sungguhan bukan?

Tapi Arthur mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya di masa depan. Itu semua terjadi karena keluarga Grace memiliki banyak hutang kepada keluarga Felix. Pada akhirnya sebagai gantinya Grace harus berpacaran dengan Felix dan kemudian menikah saat umur mereka sudah cukup untuk menikah.

Tapi Arthur di masa depan saat itu tahu mengenai hubungan mereka berdua yang sebenarnya. Arthur menyelamatkannya dari kehidupan yang seperti neraka. Karena itu Arthur berniat untuk membantu Grace di kehidupan kali ini dengan lebih cepat dari kehidupan sebelumnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Realita

    Brak! Bruk! Bruak! Felix dan para anak buahnya mengobrak-abrik rumah hantu itu. Banyak orang yang ketakutan dan berlarian segera menjauh dari kekacauan itu. Sementara itu Arthur dan Grace masih terjebak di dalam rumah hantu itu, dengan berharap mereka tidak ketahuan."Bubarkan tempat ini! Aku yakin mereka masih berada di sini!" teriak Felix yang suaranya menggelegar bagaikan guntur.Semua anak buahnya ketakutan dan menurut atas perintah Felix. Mereka merobohkan bangunan dan penyangga rumah hantu ini. Tidak hanya membawa anak buahnya yang dari sekolah saja ternyata ia punya geng berandalan di belakangnya.Grace tampak ketakutan dan tubuhnya bergemetar sampai keringat membasahi wajahnya. Arthur memeluknya dengan erat sambil membelai rambutnya yang panjang. Air mata Grace berkaca-kaca mengetahui bahwa dirinya tidak akan bisa lolos dari Felix.Arthur menatap Grace sambil tersenyum tipis. "Grace, di belakangku ada lubang untuk keluar dari sini. Kau pergilah diam-diam dan biarkan aku yang m

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Jebakan

    Dunia terasa begitu indah dan menenangkan. Bunga-bunga bermekaran di taman menyambut sinar matahari yang datang. langit begitu bewarna, begitu juga dengan dunia ini. Semuanya terlihat begitu luar biasa, sangat sulit untuk diucapkan oleh kata-kata."Ya, aku mau. Arthur!" ucap seorang gadis yang rapuh.Tubuhnya bergemetar lemas bukan karena takut, tapi karena ia bisa merasakan kebebasan. Air matanya mengalir bukan karena sedih, tapi karena bahagia. Pelukan hangat membuatnya hidup kembali, bukan hanya Grace, Arthur juga merasakannya kembali."Terima kasih, karena telah memilihku. Grace. Aku sungguh, sungguh sangat bahagia sekarang." balas seorang laki-laki yang sama rapuhnya dengan gadis yang ia pelukSuaranya yang bergemetar menandakan akhir dari penderitaannya. Matanya yang berbinar-binar menandakan bahwa ia telah dihidupkan kembali. Raut wajahnya yang penuh emosional menandakan bahwa harapannya telah terjadi.Hari itu, dunia yang begitu kelam dan tak berwarna itu. Telah berubah menjad

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Pernyataan

    Besok paginya Arthur memulai hari dengan semangat yang membara. Bukan karena ingin bertemu dengan Grace, atau ingin melanjutkan perkelahiannya dengan Felix. Tetapi ia benar-benar dipenuhi semangat untuk sekolah yang sangat murni. Ia sudah tidak peduli lagi dengan permasalahan yang terjadi. Pikiran Arthur saat ini adalah jalani dan laksanakan. Entah masalah apa yang menimpanya nanti, itu bukan masalah besar. Arthur telah memikirkannya baik-baik dan ia telah memutuskan untuk menjadi orang yang lebih gila. Gila dengan keadaan sadar dan menguntungkan bukan gila yang membawa kerugian. Arthur baru saja sampai di sekolahnya, dan sudah ada Felix bersama dengan anak buahnya yang menghadangnya. Arthur tersenyum dan menyapa mereka, "Pagi! Bagaimana kabar kalian hari ini?" ujar Arthur yang mendekati mereka seolah-olah telah melupakan apa yang terjadi sebelumnya. Semua orang menatapnya dengan heran. "Apa kau sudah gila, Arthur?" tanya Felix sambil menatapnya dengan tajam.Arthur tersenyum le

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Kehidupan

    Setelah kejadian besar itu, Arthur segera pulang ke rumah dan berniat menyembunyikan tubuhnya yang kesakitan. Arthur sudah membicarakannya kepada Liam agar tidak mengadu kepada orang tua Arthur. Meskipun penampilannya seperti telah dipukili orang hingga babak belur, Arthur sudah menyiapkan akal-akalannya agar menghindari kekhawatiran orang tuanya. Arthur pulang ke rumah diam-diam tanpa membuat suara. "Arthur? Ada apa dengan wajahmu?" tanya ibunya. Arthur tersenyum dan berkata, "Bukan apa-apa Bu, tadi aku hanya terjatuh di tangga. Semuanya baik-baik saja, jadi jangan khawatir. Putramu sudah besar dan bisa mengurus diri." ucap Arthur dengan nada suara yang lembut. Ibunya mengelus-elus kepalanya, dan sebenarnya itu terasa sakit. Tapi Arthur menutupi rasa sakit itu dengan tersenyum lebar kepada ibunya. Ibunya menerima alasannya dan membiarkan Arthur lewat. Arthur berbaring di kasurnya dengan lega. Rasa nyeri di bagian yang di pukul Felix masih terasa begitu menyakitkan, terutama d

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Perkelahian

    Terjadi perkelahian yang hebat di kelas. Seorang berandalan yang berpengalaman dengan seorang murid biasa yang tak memiliki kemampuan bertarung. Perkelahian mereka terlihat tidak seimbang, anak berandalan itu terlihat lebih unggul dalam bertarung. Buagh! Duagh! Felix melayangkan tinju beratnya yang menghantam wajah Arthur. Arthur mencoba untuk bertahan dan menginjakkan kakinya dengan kuat agar tidak terjatuh. Pertarungan ini memang sudah tidak seimbang dari awal, kondisi Arthur sudah babak belur sekarang. Felix tersenyum menyeringai. "Kau masih belum aku hajar ya?" oceh Felix. Arthur tersenyum lebar dan berkata, "Setidaknya aku dapat mendaratkan beberapa pukulan padamu." ujar Arthur. Benar, Arthur yang tak memiliki kemampuan membela diri itu tidak sepenuhnya kalah telak oleh Felix. Melalui berbagai pengalaman hidup yang sudah ia jalani, dan juga adrenalin yang membara. Membuat Arthur menjadi sosok yang sangat gila, lebih gila dari pada dirinya di kehidupan sebelumnya. Felix

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Menerobos Maju

    Esok harinya, Arthur bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia berangkat bersama dengan Liam ke sekolah, karena malamnya mereka berjanjian untuk berangkat bersama. Saat mereka sedang bersepeda bersama, Arthur mengatakan sesuatu kepada Liam. "Hei, Liam. Apa kau yakin tidak mengenal seseorang yang bernama Nathaniel Thomas?" tanya Arthur untuk memastikan kembali. Liam menatapnya dengan heran dan dia mencoba mengingat-ingat kembali. "Aku yakin, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bahkan mendengar namanya saja belum pernah. Apakah kau memiliki masalah dengan orang itu? Beritahu aku jika kau sedang dalam masalah." ujar Liam yang khawatir. Arthur menjawabnya dengan santai, "Tidak, tidak. Aku tidak memiliki masalah dengan siapapun saat ini." ucap Arthur. Rasa penasaran itu telah larut dalam pikiran Arthur dan membuatnya terus mengingatnya. Ia hanya berharap bahwa dia hanyalah orang biasa. Rasa kewaspadaan Arthur terhadap orang-orang yang ia temui semakin besar. Ini semua ia rancang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status