Share

2. Ditangkap!

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 18:37:48

"Budak?"

Suara Richard terdengar sangat dingin, sehingga aku segera membuka mata, lalu segera dibuat sangat terkejut saat melihat bagaimana Richard yang tampak sangat jijik saat mendengar aku berkata bahwa bersedia menjadi budaknya untuk menebus dosa.

"K-kenapa...."

Aku bertanya dengan kebingungan. Maksudku, bukankah hal seperti inilah yang terjadi di novel-novel saat kita berada di situasi seperti ini?

Biasanya seorang pria akan senang mendengar kata-kata itu, kan??

Lalu kenapa dia terlihat sangat jijik saat aku mengatakan hal itu?

Sungguh, aku tak mengerti lagi jalan pikirannya!

"Jeany, sepertinya kamu salah paham dengan sesuatu. Menjadi budak? Melihatmu memohon seperti ini, membuatku tak tahan untuk segera mengulitimu. Apa kamu bersedia menjadi budak untuk memuaskan hasratku yang itu?"

Dia mengatakan itu semua dengan suara lembut, tapi aku sangat menyadari betapa membunuhnya tatapan yang Richard arahkan padaku.

Aku juga sangat yakin, dia tidak main-main dengan kata-katanya, sehingga tubuhku reflek gemetar.

"H-heuukkk."

Aku segera cegukan karena ketakutan.

Seperti dengan sengaja membuat aku semakin ketakutan, Richard menempelkan bilah pisau yang dia pegang ke pipiku, sentuhannya lembut tapi membuat tubuhku gemetar luar biasa.

"Aku benar-benar, sangat dan sangat benci padamu, Jeany. Apa kamu tahu alasan aku tiba-tiba menekuni pendidikan dokter dan keluar dari kampus kita, Jeany?" tanyanya dengan nada tenang yang sama.

Tenang, tapi sangat mematikan.

Tergagap, aku balas bertanya.

"Oh? A-apa itu, Rich?"

Richard tersenyum dengan wajah menakutkan, lalu menjawab.

"Karena... aku sangat ingin balas dendam padamu, Jeany. Dengan sungguh-sungguh. Aku sangat ingin memotong-motong anggota tubuhmu yang cantik itu dengan potongan-potongan kecil untuk mengobati rasa sakitku. Itulah tujuanku menjadi seorang dokter."

Dia menjelaskan dengan suara tenang, apa tujuannya menempuh pendidikan sebagai seorang dokter, yang membuat tubuhku seketika mati rasa.

A-apa katanya tadi?

Sebenci itukah dia padaku???

Mendengar semua hal menakutkan yang keluar dari mulut seorang Dante Richardo, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke bawah dan bersujud di kakinya.

"T-tolong maafkan aku, Rich! Sungguh, aku ... aku minta maaf! Aku benar-benar orang berdosa," lolongku dengan sangat menyedihkan.

Sialnya, Richard dengan acuh tak acuh menendang tubuhku ke samping dan berkata dengan dingin.

"Memohon di kakiku bahkan sudah tidak berguna, Jeany sayang."

"L-lalu... lalu apa yang harus kulakukan agar kamu memaafkan aku, Rich?" tanyaku, mendongak dengan putus asa.

Air mata sudah membasahi pipiku, aku yakin penampilanku saat ini sudah sangat memalukan. Tapi, siapa yang peduli dengan penampilan di saat nyawanya terancam??

"Aku belum memikirkannya, tapi.... "

Richard membungkuk, meraih daguku dan membuat wajahku mendongak menatap dirinya.

"Untuk saat ini, aku akan mengubah kehidupanmu menjadi seperti di neraka. Aku akan pastikan kamu menderita seperti aku dulu, Jeany. Bahkan mungkin lebih parah," ucapnya sambil tertawa sinis.

Setelah mengatakan hal itu, Richard berjalan keluar ruangan dan meninggalkan diriku sendirian.

Dia seperti sengaja pergi, untuk membuat aku semakin ketakutan dan tenggelam dalam teror yang dia ciptakan.

Setelah Richard benar-benar pergi meninggalkan ruangan, pada saat itulah aku langsung membuat keputusan.

"Aku... aku harus kabur dari sini!" seruku, berjalan keluar dari ruangan tempat aku dirawat dengan tertatih-tatih.

Sungguh.

Aku bisa merasakan keseriusan dalam kata-katanya saat mengatakan akan membuat diriku menderita sampai seperti hidup di neraka, karena itu, mengabaikan rasa sakit di perut, aku segera menyelesaikan administrasi pengobatan di rumah sakit itu dan segera kabur dari sana secepat yang kubisa.

"Sial. Bagaimana bisa aku bertemu dokter gila seperti dia?! Aku harus meninggalkan kota ini sekarang juga! Sebelum Richard menangkapku dan memutilasi tubuhku!" ucapku penuh tekad.

Aku sangat yakin dia tak bercanda saat mmengatakan semua hal menakutkan itu, jadi, sebelum aku benar-benar dimutilasi olehnya, aku harus segera kabur dan menghilang!

Malam itu juga, hanya dengan membawa beberapa barang penting, aku meninggalkan kota yang telah kutinggali dengan nyaman setelah bertahun-tahun. Tanpa berpikir panjang, aku bahkan meninggalkan pekerjaanku.

Aku bahkan tak tahu harus ke mana, yang ada di pikiranku sekarang hanyalah pergi sejauh mungkin dari pria bernama Dante Richardo.

Aku naik kereta semalam suntuk dan baru berhenti di sebuah kota dekat pantai, yang sangat jauh dari kota yang sebelumnya aku tinggali.

Kota itu sepi, tapi aku merasa lega kadang jauh dari pria menakutkan seperti Dante Richardo.

Serius, dia menjadi seorang dokter sekarang, tapi penampilannya benar-benar tidak seperti seorang dokter, melainkan mafia!

Bagaimana sosok menakutkan itu bisa menjadi seorang dokter.

"Aku tidak mau memikirkannya lagi! Membayangkan tatapan menakutkannya dengan pisau bedah sudah membuatku merinding!" seruku dalam hati, segera menyingkirkan wajah Dante Richardo dari kepala.

Aku segera mencari penginapan terdekat dan untunglah semuanya berjalan lancar, aku mungkin bisa bertahan beberapa minggu di sini dengan tabungan yang kupunya, dalam selang waktu itu, aku berencana untuk mencari pekerjaan.

Karena di penuhi perasaan lega saat memikirkan sudah lepas dari seorang psikopat seperti Dante Richardo, aku pun segera tertidur lelap di penginapan.

Sayangnya, kelegaan itu hanya bertahan sangat sebentar. Karena, begitu aku bangun tidur, sosok yang sangat tak kuharapkan kutemui lagi di dunia ini, sedang duduk di pinggir ranjang, menatap diriku dengan senyumnya yang tampan.

"Tidurnya nyenyak, Jeany?"

Sial, siaaaall!!

Kenapa... kenapa Richard menemukanku secepat ini???

Richard, yang kini duduk di sampingku, mengulurkan tangan dan membelai pipiku, berkata dengan suara berbisa.

"Aku sudah tidak sabar melihatmu kacau di bawahku, Jeany."

Jarinya yang panjang dan besar itu menelusuri pipiku, turun ke leher. Seakan-akan siap mencekik leher mungilku kapan saja, sehingga dengan suara gemetar, aku bertanya.

"Apa... apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Siti Sara
edisi, untag, hari, orang , ingin, kerja , Pos, sitimaysarah, cedang, vefang, menjadi, jangan, bisa, regaim,
goodnovel comment avatar
R Moh Wasisto
cerita yg nggak masuk akal
goodnovel comment avatar
Zul Kifli
aku suka alur cerita ini, cinta terpisah karena sebuah alasan masing, namun pertemuan cinta y sungguh membuat pembaca penasaran dengan kelanjutannya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   618. Persekongkolan

    Pagi berikutnya, langit masih kelabu ketika Jupiter berjalan menuju kedai kopi dekat hotel. Ia butuh waktu sendiri. Setelah malam yang rumit dengan Lyodra, dan perasaan yang tak kunjung padam, pikirannya semakin bising. Ia tahu batasnya—Lyodra bukan miliknya. Tapi rasa itu, seperti luka kecil yang terus menganga, tak kunjung sembuh. Ia duduk di pojok ruangan, menyendok buih kopinya dengan sendok kayu saat seseorang menarik kursi di hadapannya. Seorang wanita dengan rambut sebahu yang lurus sempurna, lipstik merah menyala, dan aura percaya diri yang tajam seperti silet. “Jupiter, kan?” sapa wanita itu tanpa basa-basi. “Kita belum pernah bertemu, tapi aku sudah cukup tahu tentang kamu.” Jupiter mengangkat alis. “Kita kenal?” Wanita itu menyunggingkan senyum kecil. “Belum. Tapi kamu kenal Lyodra. Dan itu membuat kita… punya kepentingan yang sama.” Jupiter menatapnya curiga. “Kamu siapa?” “Shane,” jawabnya singkat, menyilangkan kaki. “Kita nggak perlu basa-basi, Jupiter. Aku di sini

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   617. Kebencian

    Malam merayap pelan ke dalam dinding hotel, membawa hawa yang lebih sunyi dibanding biasanya. Lampu-lampu lobi sudah menyala lembut, mengubah suasana menjadi lebih hangat, namun hati Lyodra tetap tak sepenuhnya tenang. Ia tidak tahu, tepat di balik kaca, pria yang paling ingin ia lindungi dari kesalahpahaman justru sedang menatapnya dari jauh—diam-diam, dengan tatapan penuh bara yang dikendalikan dengan dingin.Jamie baru tiba dari kunjungan luar kota yang panjang dan penuh tekanan, tapi rasa lelah itu mendadak menguap saat layar ponselnya menampilkan foto-foto Lyodra… bersama pria lain.Pria itu bukan siapa-siapa, bukan siapa-siapa seharusnya.Namun senyum Lyodra, caranya menunduk saat pria itu bicara, bahkan sorot matanya yang menyiratkan kenyamanan dan kehangatan—semuanya terasa terlalu familiar. Terlalu intim. Dan itu membuat napas Jamie berdesir tak nyaman, entah karena marah atau takut kehilangan.Seketika, pintu putar lobi bergerak.Lyodra masuk dengan langkah ringan, masih ter

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   616. Jebakan

    Mall itu tidak begitu ramai. Lampu-lampu terang menggantung dari langit-langit, memantulkan bayangan mereka di lantai mengilap. Jupiter memarkir motor dan melepas helm Lyodra dengan hati-hati. Dia masih berusaha tersenyum, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang sulit dijelaskan, itu karena pandangannya terganggu pada cincin cantik di jari manis Lyodra. Dia menghela napas dalam-dalam dan berusaha bersikap biasa kepada Lyodra. “Yuk, cepat selesaiin belanjanya. Biar bisa balik ke hotel sebelum sore,” ucap Jupiter, berjalan di samping Lyodra yang kini sibuk membuka catatan belanja dari Pak Alex.“Kita harus beli... kertas undangan, bunga meja, pita-pita dekorasi, lilin aromaterapi, dan… oh, kostum pasangan untuk maskot acara,” gumam Lyodra, memicingkan mata membaca daftar panjang yang terasa mengerikan itu.“Kostum pasangan?” Jupiter mengangkat alis. “Kayak… maskot yang saling gandengan gitu?”Lyodra mengangguk pelan. “Iya. Konsep acaranya kan ‘Romantic Night’. Jadi harus bikin suasana

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   615. Masalah

    "Nggak bakal ada yang aneh-aneh setelah ini, kan? Kenapa rasanya aku malah gugup kalau semuanya selancar ini? Apakah nanti pernikahanku dengan Jamie juga akan berjalan semudah ini?" Lyodra tidak bisa begitu saja mengusir rasa cemasnya, sebab ia sudah terbiasa—jika sesuatu terasa terlalu lancar, maka biasanya akan ada badai yang menyusul. Ia gelisah tanpa alasan yang jelas, tetapi tetap mencoba menepis segala pikiran buruk. "Semua akan baik-baik saja," gumam Lyodra, menenangkan dirinya sendiri. --- Setelah libur selama tiga hari, Lyodra akhirnya kembali ke kantor. Baru saja tiba, ia langsung disambut dengan omelan dari Jupiter. “Kamu ini bisa profesional nggak, sih? Kok bisa-bisanya kamu cuti tanpa keterangan selama tiga hari, justru di saat genting seperti ini!” Sebagai atasan, Jupiter menegurnya dengan keras. Lyodra sudah berusaha menjelaskan bahwa situasinya sangat mendadak dan ia telah mendapat izin langsung dari pusat, namun Jupiter tetap melanjutkan kemarahannya, membuat

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   613. (Maaf Episodenya terbalik, ini harusnya 612) kegelisahan

    Hati Lyodra seperti tenggelam saat Jamie menanyakan hal itu, dia merasa bersalah karena membuat Jamie yang tak tahu apa-apa jadi terbebani dan berpikir kalau pernikahan ini memberatkan Lyodra. Oleh karena itu, Lyodra segera menggeleng tegas dan menatap Jamie sambil menjawab kalau itu bukan karena pernikahan mereka. "Tapi kamu nggak bakal mau bilang kan alasan kenapa kamu terlihat lesu hari ini, Ly?" Seakan tahu bahwa Lyodra tak akan jujur jika dia terus bertanya, Jamie mengatakan hal itu dengan tatapan sendu. "Ah, itu.... " Alih-alih langsung menjawab, Lyodra malah menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi bermasalah. Dia tahu ini bukan hal yang bisa dengan mudah untuk langsung memberi tahu Jamie, karena Lyodra sendiri memikirkan bagaimana dampak hubungan Luke dan Jamie jika dia mengatakan yang sebenarnya. "Kamu masih belum terlalu percaya aku, Ly?" tanya Jamie dengan lembut saat melihat Lyodra yang masih diam dan tak menceritakan alasan dia murung meski Jamie sudah membujuknya

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   612. Bertemu Cakon Mertua

    Malam tiba, menjemput langit dengan kelembutan jingga yang perlahan larut dalam kelam. Seperti janjinya, Jamie datang menjemput Lyodra tepat pukul delapan.Mobil hitam milik pria itu berhenti dengan elegan di depan tempat tinggal Lyodra. Suara klakson yang lembut menyadarkannya dari lamunan, dan dengan nafas yang ditahan, Lyodra melangkah keluar, mengenakan dress sederhana berwarna nude yang membungkus tubuhnya dengan keanggunan yang tidak dibuat-buat.Jamie keluar dari mobil, tersenyum lebar sambil menghampirinya. “Gila, kamu cantik banget malam ini, Ly," ucapnya pelan, seolah tak ingin mengganggu malam yang sudah terlampau sempurna.Lyodra tersipu, membalas senyuman itu dengan anggukan kecil. “Kamu juga... kelihatan beda malam ini. Lebih... serius.”“Ya iyalah, ini malam penting,” katanya, lalu membuka pintu mobil untuk Lyodra seperti seorang pria sejati yang ingin meyakinkan gadisnya bahwa malam ini akan baik-baik saja.Di jari manis mereka masing-masing melingkar cincin couple,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status