Share

8. Meminta Maaf

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-02 20:26:48

"Malaikat penyelamat? Apa maksud ucapanmu, Mayes?"

Tak ingin menebak-nebak, aku memutuskan untuk bertanya terus terang.

"Anda mungkin tidak tahu, tapi, tuan Richard mengalami hal-hal yang cukup sulit karena seorang wanita. Saya benar-benar tidak menyangka, hari di mana beliau akhirnya membuka hati dan kembali mau dengan wanita akan datang seperti ini. Jadi, Anda benar-benar malaikat penyelamat, Nyonya! Andalah yang telah menyembuhkan tuan kami dari trauma kepada wanita, karena ulah wanita jahat saat beliau kuliah!"

Mayes menjawab dengan menggebu-gebu, dia bahkan menyumpahi wanita jahat yang telah menyakiti hati Richard dengan penuh semangat, sehingga aku hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya.

Permisi, Mayes.

Wanita jahat yang kamu maksud itu ada di sini, itu aku.

"Sebenarnya, sesuatu yang sangat mengerikan telah terjadi semenjak tuan Richard dicampakkan wanita jahat itu, Nyonya."

Suara Mayes yang tadinya penuh semangat saat menyumpah, kini terdengar sendu.

"Sesuatu yang mengerikan... seperti apa?"

Pelan, aku bertanya.

Mayes yang sepertinya belum tahu bahwa akulah wanita yang telah membuat tuannya trauma kepada wanita, memandang diriku dengan muram dan berkata.

"Anda mungkin tidak akan percaya ini, tapi, tuan Richard tidak pernah kembali seperti dirinya yang dulu, setelah dicampakkan wanita tidak tahu diri, yang ternyata hanya mendekati tuan kami demi uang," ujar Mayes.

Sorot kebencian memenuhi matanya, seakan-akan dia pasti akan langsung mencabik-cabik wanita yang dia maksud, jika suatu hari bertemu.

Saking marahnya, sendok yang tadi dia pegang sampai bengkok.

Aku merasa tubuhku langsung merinding dan bertekad untuk tidak akan pernah membuka identitasku yang sebenarnya di depan Mayes.

"Lalu, apa maksudmu sesuatu yang mengerikan itu, Mayes?"

Tak sanggup melihat kemarahan Mayes yang jelas-jelas sangat menaruh dendam padaku, aku mengalihkan pembicaraan.

Mayes yang seperti mengingat kenangan buruk, menghela napas panjang.

"Hari-hari yang beliau lewati terasa sangat suram."

Mayes memulai cerita. Bibi pengasuh Richard itu lantas menceritakan bagaimana kelamnya kehidupan Richard setelah dicampakkan olehku.

Pria itu menderita trauma dengan wanita karena peristiwa di masa lalu di mana dia dicampakkan dengan kejam oleh satu-satunya wanita yang dia cintai.

Di sela-sela bercerita tentang penderitaan Richard, Mayes juga terus menerus mengutuk wanita yang telah memanfaatkan Richard itu, karena telah membuat kehidupan tuan mudanya menjadi kelam.

"E-ehm, mungkin... mungkin wanita itu punya alasan?"

Aku berkata dengan tenggorokan kering.

Sejujurnya, aku benar-benar merasa tak enak hati karena wanita yang diceritakan sang bibi pengasuh adalah diriku sendiri.

"Alasan? Tidak ada alasan, Nyonya! Wanita itu murni jahat! Hanya demi uang, dia bahkan menghancurkan masa depan tuan Richard!" jawab Mayes dengan menggebu-gebu.

"Menghancurkan? Apa maksudmu, Mayes?" tanyaku, kebingungan.

Itu karena aku merasa aku putus dengan Richard secara bersih. Dia memang memohon-mohon untuk tidak aku tinggalkan, sampai rela menginap di depan kontrakanku seperti orang tidak waras.

Namun itu saja, karena setelah sekitar seminggu Richard terus mengejarku, dia akhirnya berhenti. Richard bahkan tak pernah terlihat lagi. Kupikir waktu itu dia sudah move on dan kami hidup di jalan masing-masing.

Jadi, di mana aku menghancurkan Richard?

Mayes, yang sepertinya masih belum tahu bahwa aku wanita yang terus dia sumpahi selama satu jam terakhir, menjawab dengan mata berembun dan suara pelan.

"Anda... Anda tidak tahu. Tapi, tuan Richard berubah menjadi gila pasca kejadian itu."

Mendengar ucapan Mayes, kepalaku seperti tersiram es batu.

"Gi... gila?"

"Ya, Nyonya. Setelah seminggu lebih beliau memohon pada wanita itu untuk menerima cintanya kembali tapi gagal, tuan Richard menjadi gila. Beliau bahkan sampai harus masuk rumah sakit jiwa selama satu tahun."

Apa?

Jadi... alasan kenapa dia akhirnya pergi dan berhenti memohon pada cinta padaku lagi waktu itu, bukan karena Richard sudah move on, tapi karena dia masuk rumah sakit jiwa?

Gila, gila. Jeany, apa yang telah kamu lakukan?! Kerusakan sebesar apa yang kamu buat??

Aku ingin memukuli kepalaku sendiri, mengutuk betapa bodohnya aku, yang hanya demi beberapa ratus juta uang, telah menghancurkan masa depan seseorang.

Mayes kembali bercerita, bagaimana akhirnya Richard berhasil keluar dari keterpurukan. Itu semua berkat sahabatnya yang setia, Ryuka Levrand, yang terus mensupport Richard agar kembali seperti dulu kala sebelum mengenal cinta dan diriku.

Setelah satu tahun, Richard akhirnya bisa keluar dari keterpurukan yang menghimpit dadanya dan berubah menjadi pria yang baru, seperti dilahirkan kembali.

"Namun, Nyonya. Tuan Richard benar-benar tidak pernah bisa kembali seperti dulu lagi. Dia menjadi orang yang sangat menakutkan dan benci dengan yang namanya wanita. Rasa sakit yang ditorehkan wanita yang merupakan cinta pertamanya itu begitu kuat, sehingga membuat dia berubah menjadi pria kejam. Sungguh, saya sangat benci kepada wanita itu, Nyonya!"

Mayes masih terus melontarkan sumpah serapah pada wanita yang telah menghancurkan Richard, tapi aku tidak bisa fokus mendengarnya lagi.

Itu karena aku yang saat ini, merasa sangat bersalah karena telah menorehkan luka yang begitu besar kepada seorang pria polos manusia baik seperti Dante Richardo.

"Rich, aku... aku tidak tahu kalau selama ini telah berbuat sangat jahat padamu."

Saat membisikkan kata itu, air mata jatuh ke pipiku.

Rasa bersalah begitu dalam menghunjam hatiku, sehingga aku hanya punya satu hal yang ingin kulakukan pada Richard hari ini.

Meminta maaf.

"Berniat akting untuk memanfaatkan kekayaannya? Huh, tidak bermoral sekali aku. Mulai hari ini, aku harus melakukan penebusan dosa. Aku akan berusaha mencintai dirimu dengan tulus, Rich," ucapku, mengepalkan tangan dengan penuh tekad.

Aku tak sabar menunggu Richard pulang dan memberi dirinya ciuman manis, ciuman permintaan maafku yang paling tulus dari hati terdalam.

"Mayes, suamiku biasanya pulang jam berapa?" tanyaku pada Mayes, saat dia menyiapkan air hangat dengan aroma bunga untukku mandi.

"Sebentar lagi, Nyonya. Apakah Anda ingin menyambutnya?"

Mayes bertanya dengan antusias, sepertinya berpikir bahwa aku dan Richard benar-benar pengantin baru.

Memutuskan membiarkan kesalahpahaman ini, aku mengangguk dengan senyum lebar.

"Ya. Tolong dandani aku dengan cantik. Aku ingin menyambut kepulangan suamiku dengan penampilan paling sempurna."

Mayes terlihat sangat senang dan benar-benar mendekorasi diriku dengan sangat cantik, sehingga, meski aku hanya memakai gaun tidur yang cukup tipis, aku benar-benar merasa menjadi wanita cantik sedunia.

"Nyonya, tuan sepertinya sudah pulang!"

Mayes memberi tahu dengan suara antusias, aku sendiri juga segera meraih selendang untuk menutupi bahu dan berjalan dengan tak sabar menuju pintu depan, berniat menyambut kedatangan Richard dengan senyum terbaikku.

Aku membuka pintu depan dengan penuh semangat, mengira akan bertemu dengan wajah tampan Richard sehingga aku tersenyum lebar.

Namun, yang saat ini berdiri di depanku adalah....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (30)
goodnovel comment avatar
Radit Mma
Menarik sekali
goodnovel comment avatar
Cik Wawa
terbaik cerita yang menarik
goodnovel comment avatar
Mila Ayu
sy sdh baca bab 200 lebih knp kembali ke bab 1 lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   9. Dihukum Richard!

    "Siapa... kamu?"Bingung, aku bertanya pada sosok pria asing di depanku. Pria itu balas memandangku dengan kening berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Dante, apakah kita salah rumah?" tanya pria itu kepada seseorang yang berjalan mendekat. "Salah rumah? Apa maksudmu?"Suara suamiku terdengar, aku melongok dari bahu pria asing itu untuk melihat Richard. Pria yang tadi bertanya apakah dia salah rumah, bergerak minggir untuk menunjukkan diriku pada Richard. Pada saat itulah, pandanganku dan Richard bertemu. "Tiba-tiba ada seorang wanita muda di rumahmu, bukankah ini aneh? Seperti kita benar-benar salah rumah!" seru pria itu, yang sepertinya sangat shock saat melihat ada wanita di rumah Richard. Richard yang memandangku dengan ekspresi tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dariku, memberi jawaban. "Ryuka, sepertinya kita harus menunda membicarakan tentang pekerjaan di rumahku. Ayo bahas masalah itu nanti, sekarang pulanglah ke rumahmu," ucap Richard, masih dengan mengunci pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   10. Ciuman Permintaan Maaf

    "Huh, aku... aku di mana? Apa ini di kamarku atau di surga?"Saat aku sadar dari pingsan, aku reflek bergumam seperti itu ketika membuka mata dan melihat langit-langit kamar yang mewah. "Nyonya, Anda sudah sadar! Syukurlah! Anda demam dan pingsan seharian, saya sangat khawatir!!"Suara Mayes yang menggelegar, membuat aku menoleh ke samping. "M-Mayes?"Mayes yang duduk di sampingku sambil memegang tanganku, menjawab dengan wajah khawatir. "Iya, ini saya, Nyonya. Bagaimana keadaan Anda?" tanyanya. Meremas lembut tanganku, seperti sedang menunjukkan kekhawatirannya yang tulus. Aku mengalihkan pandangan dan menatap sekeliling kamar, mencari seseorang. "Di mana Richard, suamiku?" "Beliau sedang pergi ke kantor, apakah Anda perlu minum, ini minumlah dulu? Hati-hati," jawab Mayes seraya mengulurkan segelas air setelah membantuku duduk dengan hati-hati.Moodku langsung memburuk saat mendengar hal itu. Hah, di saat kondisi istrinya seperti ini, dia malah pergi ke kantor? Sangat tidak pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   11. Mengantarmu Ke Puncak Kenikmatan (18+)

    "R-Richard?"Aku berbalik dengan kaget saat mendapati suamiku sudah berdiri di belakang, sampai anggur yang baru saja masuk ke mulutku, meluncur jatuh. Richard yang sepertinya baru pulang kerja, memungut anggurku yang jatuh ke ranjang dan memasukkan anggur itu ke mulutnya dengan santai. "Hey, anggur itu.... "Aku ingin mengatakan bahwa anggur yang dia makan tadi sudah sempat masuk mulutku, tapi saat melihat Richard yang tampak santai mengunyah anggur itu, aku tak jadi bicara. Richard sedikit membungkuk untuk mengambil anggur lain di piringku, lalu pandangannya tertuju pada layar ponselku. "Oh, apa itu? Apakah kamu sedang asyik menonton pria lain dengan tatapan mesra sambil menghabiskan anggur yang dibeli dengan uangku, Jeany?"Richard mengambil ponselku dengan kening berkerut, menatap pria dalam drama China yang aku tonton. "Ahh, ini.... "Aku tak bisa menjawab. Haaa, apa maksudnya menonton pria lain dengan tatapan mesra? Aku hanya sedang melihat sebuah drama di ponsel! Wajahku

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   12. Klimaks Yang Tertunda (18+)

    Merasa pusing karena aroma yang sangatkaya dari Richard, yang kurasakan untuk pertama kalinya, aku lupa bahwa saat ini hanya mengenakan rok dan memperlihatkan dadaku tanpa penghalang apa pun. Hanya saja, tatapan Richard yang menyapu tubuhku, menyebabkan semburan jus cinta mengalir dari bawah.Kepalaku menjadi panas dan erangan basah keluar dari mulutku. Richard mendekat ke arahku yang terengah-engah, menekan tubuhnya ke tubuhku. Tangannya yang besar dan meraih kedua pergelangan tanganku dan mendorongnya atas. Menguncinya di sana. "Kamu terlihat sangat cantik hari ini, Jeany."Richard mengatakan hal itu dengan suara bersemangat, lantas membungkukkan badannya dan menggigit dadaku. "Ah! Aduh! R-Rich, apa yang...!"Richard hanya tertawa dan menjilat dadaku, menimbulkan sensasi kesemutan yang membuat aku seperti melayang. "Apanya yang apa, Jeany?"Dia malah bertanya dengan suara main-main dan menggigit dadaku lagi. Sehingga aku seketika berteriak dan menjambak rambutnya. Bukannya ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   13. Kemesuman Richard (18+)

    Richard baru pulang saat dini hari, terlalu terlambat untuk melanjutkan aktivitas yang sebelumnya mereka lakukan. Situasi di rumah sakit tidak sesederhana yang dia bayangkan dan Richard terjebak di ruang operasi selama berjam-jam. Begitu masuk kamar, dia melihat bagaimana istrinya yang dan sangat cantik, tengah tertidur dalam posisi duduk di sofa. Sepertinya Jeany berusaha menepati janji untuk tidak tidur, sehingga menunggu Richard di sofa. Tapi karena ini sudah terlalu lama, dia pasti tertidur sebab terlalu lelah menunggu. "Manis sekali," gumam Richard, tersenyum lebar dan berjalan cepat menuju ke arah Jeany. "Sayang, aku sudah pulang."Richard mengatakan hal itu sambil duduk bertumpu lutut di depan Jeany, dia mendongak dan mengelus lembut pipi Jeany, merasa sangat senang karena setelah bertahun-tahun hidup tersiksa dengan mimpi buruk saat ditolak dan diabaikan Jeany, kini wanita itu ada di depannya dan dengan setia menunggu dia pulang. "Sakit kalau lama-lama tidur seperti ini,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   14. Mengira Richard Marah

    "Ha, Jeany...."Dia duduk di antara.kedua kaki Jeany dan menyiksa tubuh bagian bawah wanita itu dengan gerakan yang lebih biadab dari sebelumnya.Richard.membuka area berdaging itu lebar-lebar dan tanpa ampun mencubit dan menggaruk klitoris yang tersembunyi di dalamnya, berulang kali memasukkan dan menarik jari tengahnya yang tebal ke dalam.lubang yang berdenyut itu. Berbeda dengan tangan kurus wanita, tangan pria berperawakan tebal mampu meremas dan meremukkan daging sensitif di dalamnya hanya dengan memasukkan satu jari di antara Iabia.Klitoris yang bergairah dan ereksi dihancurkan di sana-sini di bawah tangan Richard,.memberikan sensasi yang lebih erotis. Saat dia gemetar karena kenikmatan yang memusingkan, Richard tersenyum bahagia. "Aku merasa senyaman ini bahkan ketikakamu sedang tidur... seberapa baik perasaankujika kamu terjaga, Jeany?"Richard menggumamkam sesuatu dan tertawa pelan. Namun, tangan yang menggosok klitoris Jeany tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti."Istri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   15. Datang Ke kantor Richard.

    "Hmm, bagaimana, ya? Apakah kalian bertengkar semalam?"Mayes memandangku dan bertanya, sehingga dengan panik aku segera menggeleng, takut jika Mayes menemukan kejanggalan dalam hubungan pernikahan antara aku dan Richard. "Bertengkar? Itu tidak mungkin!" sanggahku, segera mengambil air di gelas dan ku minum sampai habis untuk menyingkirkan panik. Mayes sepertinya mengawasi seluruh tindak tandukku, tapi untungnya tidak bicara apa-apa. "Oh, lalu kenapa Anda bertanya kondisi tuan tadi malam pada saya, Nyonya?"Mayes memasang ekspresi polos, tapi aku benar-benar jadi ragu sebenarnya dia tidak lah se polos itu. Aku juga curiga kalau sebenarnya Mayes bukanlah di pihakku. Yah, dia anak buah siapa? Tentu saja Mayes akan selalu di pihak Richard. "Tidak, tidak ada apa-apa," jawabku sambil mengibaskan tangan, berusaha terlihat tak bermasalah sama sekali dan memasang wajah cuek. Entah kenapa saat ini aku takut menunjukkan kelemahan di depan Mayes. Apalagi mengingat fakta bahwa dia sangat be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   16. Jeany Cemburu!

    "Tapi apa, Rich? Apa aku harus memakai masker atau bagaimana, agar tidak dilihat pria lain?"Suara jernih Jeany mengalir melewati earphone yang terpasang di telinga Richard, membuat pria yang sedang duduk di depan meja kerjanya itu secara reflek tersenyum. Suara istrinya sangat manis, sampai-sampai membuat Richard yang sedang pusing karena pekerjaan yang tak ada habisnya, merasa rileks sedikit. Richard sangat senang mendengar suara Jeany di pagi hari, tapi alih-alih menjawab pertanyaan istrinya dengan lembut, Richard malah berbicara dengan suara kaku untuk menutupi kegembiraannya. "Hm, tidak usah. Dandanlah secantik mungkin, aku sedang sangat capek karena pekerjaan jadi aku tidak mau melihat dirimu kucel saat ke sini.""B-baiklah! Aku akan dandan secantik mungkin!"Jeany menjawab dengan gugup, sedangkan Richard langsung menggeleng. "Tidak, tidak. Jangan terlalu cantik, yang biasa saja. Mengerti maksudku, kan?""M-mengerti, Rich," jawab Jeany, yang membuat Richard tertawa tanpa suar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   593. Dikecewakan Jamie

    Di kamar yang remang dengan cahaya lampu meja yang temaram, udara terasa lebih hangat dari biasanya. Jamie duduk di ujung ranjang, sementara Lyodra bersandar di bahunya. Tangan mereka saling menggenggam, diam-diam mencari kehangatan dari satu sama lain, seolah dunia luar tak lagi penting."Aku masih nggak percaya kita akan di titik ini," bisik Jamie, jarinya menyapu pelan rambut Lyodra yang jatuh di pipinya.Lyodra menatapnya, matanya teduh tapi penuh gelombang perasaan yang tak terucap. "Om, aku bersedia melakukan apa pun untukmu. Jadi, jangan mundur, ya?" pinta Lyodra, menggenggam erat kemeja Jamie. Ketegangan di antara mereka bukan jenis yang membuat canggung. Sebaliknya, itu semacam gravitasi halus yang menarik mereka lebih dekat. Ciuman mereka, awalnya ragu-ragu, perlahan berubah menjadi lebih dalam, lebih berani. Jemari Jamie menyusuri punggung Lyodra, sedangkan Lyodra membalas dengan menarik Jamie lebih dekat, hingga jarak di antara mereka nyaris lenyap sepenuhnya.Suara

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   592. Ciuman Liar

    Lyodra membalas ciuman itu dengan ragu—lembut, gugup, tapi jujur. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, namun ia tahu satu hal: ia telah menunggu saat ini seumur hidupnya. Dan ketika Jamie akhirnya melingkarkan tangan ke pinggangnya, mendekap tubuh mungil itu dalam pelukannya, jantungnya berdetak kencang, nyaris meledak. Ciuman itu tak lagi ringan. Tak lagi main-main. Tapi penuh rasa. Penuh penyesalan. Penuh kebutuhan yang tak terucap. Mereka seolah melarikan diri dalam satu titik kecil itu—dalam ciuman yanpg mencampurkan ketulusan, keraguan, dan hasrat yang selama ini mereka pendam terlalu dalam. Namun di sela napas mereka yang mulai terengah, Jamie menyadari sesuatu. Ini bukan tentang panasnya momen. Ini tentang Lyodra—tentang gadis kecil yang tumbuh di sisinya, yang kini menatapnya dengan mata penuh cinta dan keyakinan. Dan saat itulah Jamie melepaskan ciuman itu perlahan. Menatap Lyodra dalam diam, jemarinya menyapu lembut rambut gadis itu yang sedikit berantakan. Napas m

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   591. Memohon Pada Jamie

    "Om, aku habis ini pisah lagi sama Om. Itu sangat menyedihkan. Aku bahkan nggak bisa tidur memikirkan hal itu. Aku udah pisah sama Om tiga tahun, dan sekarang pisah lagi. Om bisa bayangin gimana perasaan aku, kan? Aku pengen nyimpan ini buat kenang-kenangan. Dengan lihat rekaman ini, aku akan kuat di tempat kerja baru...." Kalimat itu keluar lirih, namun menggetarkan ruang di antara mereka. Mata Lyodra tampak berkaca-kaca, berkilau dalam cahaya lampu apartemen yang temaram. Suaranya bergetar, seperti menahan tangis yang terlalu lama dipendam. Wajahnya tak lagi genit, tak lagi manja—melainkan tulus, mentah, dan penuh luka yang belum sempat sembuh dari perpisahan sebelumnya. Dan Jamie tahu, ini bukan sekadar dramatisasi. Bukan manuver rayuan seperti biasanya. Ini adalah rasa takut—takut kehilangan lagi, takut merindukan tanpa bisa menjangkau, takut merasa sepi di tempat asing tanpa satu pun wajah yang familiar. Selama ini Lyodra memang cerewet, keras kepala, manja, bahk

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   590. Akhirnya! Dicium Jamie...

    "Ly, aku ada di depan." Notifikasi itu menyala di layar ponsel Lyodra. Jantungnya langsung berdetak kencang, seperti alarm yang membangunkan rindu yang selama ini ditahan dengan susah payah. Ia bangkit dari sofa, tak sempat merapikan rambut, lalu berlari menuju pintu dengan langkah yang terburu-buru dan penuh harap. Begitu pintu terbuka, ia menemukan Jamie berdiri di sana. Pria itu masih mengenakan jaket gelap yang sedikit basah oleh udara malam, dengan senyum kecil yang membuat segalanya dalam diri Lyodra bergetar. "Om!" serunya, lalu tubuh mungilnya melompat ke pelukan pria itu tanpa ragu. Rasa rindu, kagum, dan cinta yang selama ini ia pendam tumpah ruah dalam pelukan yang hangat dan begitu erat. Tak ada lagi batasan. Tak ada lagi jabatan atau status. Di hadapan Jamie, Lyodra hanyalah seorang gadis yang sedang jatuh cinta dengan seluruh nyawa dan keberaniannya. "Aduh, antusias sekali. Seperti menyambut suami pulang kerja saja kamu." Jamie mencubit pelan hidung Lyodra,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   589. Ciuman Yang Gagal

    "Permintaan? Permintaan apa...."Lyodra bertanya dengan gugup. Sementara itu, ujung jari Jamie menyentuh bibir Lyodra, membuat gadis itu berdebar kencang. "Om, Om mau—" "Boleh?" bisiknya, begitu dekat. Lyodra yang nyaris tak bisa bernapas, bertanya. "B-boleh apa?" Jamie tak menjawab. Ia hanya mengusap bibir merah muda Lyodra perlahan, sensual, membuat gadis itu menggigit bibir bawahnya sendiri demi menahan suara yang nyaris lolos, dia lantas berbisik dengan nada rendah. "Mau aku cium, Ly?" Jantung Lyodra berdentum seperti genderang perang. Matanya membulat, pipinya panas membara. Lyodra menahan debaran jantungnya yang menggila, sangat yakin jika bos-nya itu akan segera mencium dirinya. "T-tentu. Om bersedia nyium aku? Tanpa aku minta?" "Kalo kamu mengizinkan." Suara Jamie nyaris seperti desahan. "Aku.. aku mau, Om." Akhirnya, akhirnya dia bisa merasakan hal yang selama ini selalu Lyodra impikan! Berciuman dengan Jamie. Dengan lembut, Jamie mencengkeram pinggang Lyodr

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   588. Sesuatu Yang Nakal?

    "Tuan, pekerjaan saya sudah selesai. Apakah sudah nggak ada yang perlu dikerjakan lagi? Bolehkah saya pulang sebelum malam semakin larut, Tuan?"Lyodra masuk ke dalam ruangan Jamie untuk pamit pulang setelah dia lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum pindah ke tempat kerja baru."Silakan," jawab Jamie seraya menunjuk ke pintu keluar. Lyodra mengangguk meski masih merasa belum rela meninggalkan Jamie.Seharian ini Lyodra merasa senang bukan main karena Luna yang licik itu akhirnya mendapatkan balasannya.Dia juga terus memikirkan permintaan apa yang akan dia ajukan ke Jamie, tapi karena bingung meminta apa, dia belum meminta apa pun.Merasa sayang jika harus menggunakan 3 permintaan itu untuk hal remeh."Anda juga, istirahatlah, Tuan."Akhirnya Lyodra memutuskan mengatakan hal tersebut dan mulai membuka pintu untuk keluar."Baiklah."Jamie yang tampaknya sedang sibuk, hanya mengendikkan bahu seraya sedikit mendongak menatap Lyodra yang kini sudah berdiri di dekat pintu."Ohya,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   587. Balasan Untuk Luna Yang Licik

    Langit mendung siang itu tak berbeda dengan suasana hati Lyodra.Gadis itu duduk di ruangannya, menatap kosong berkas-berkas di meja yang bahkan belum sempat ia sentuh sejak pagi.Sudah hampir seminggu sejak rumor menyakitkan itu menyebar luas—tentang dirinya yang katanya menjual tubuh demi bisa menjadi sekretaris Jamie.Meski Jamie membelanya habis-habisan, dan Luke bahkan menyelidiki siapa dalang di balik rumor itu, tetap saja bisik-bisik kecil di lorong, pandangan sinis di pantry, dan tawa mengejek di belakang punggungnya membuat Lyodra nyaris menyerah.Namun siang ini, segalanya akan berubah.Jamie melangkah masuk ke ruangannya dengan langkah tenang namun pasti. Di tangannya, ia membawa map cokelat yang sudah terlihat usang. Lyodra menoleh, lalu berdiri kaku saat Jamie mendekat.“Lilu,” panggil Jamie pelan, namun penuh ketegasan. “Kamu sudah siap?”Lyodra mengangguk ragu. “Saya… saya masih belum yakin, Tuan. Maksud saya, apa kita benar-benar harus membalas Luna? Bukankah itu akan

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   586. Hawanya Minta Dinikahi

    Jamie yang merasa jika Lyodra akan meminta hal nekat lainnya, segera mundur selangkah sambil mengangkat kedua tangannya. Gerak-geriknya mencerminkan kewaspadaan, seolah-olah di hadapannya berdiri ancaman tak terduga."Ly, jangan aneh-aneh," katanya dengan nada menggoda, namun penuh kehati-hatian.Lyodra mencibir, menyilangkan tangan di dada sambil memelototinya."Ih, Om! Pasti mikir jelek tentang aku!" protesnya dengan suara kesal yang dibuat-buat, tapi jelas terlihat senyum tipis menyelinap di ujung bibirnya.Jamie mengamati ekspresi gadis itu dengan seksama, lalu mengangguk-angguk seolah menemukan bukti kejahatan besar."Hm, wajahmu mencurigakan," ujarnya ringan."Om, ahhh, keselll! Apakah selama ini Om nganggep aku sebagai penjahat?" tanya Lyodra dengan nada tinggi, berusaha terdengar marah padahal pipinya sudah memerah.Jamie tertawa kecil, lalu mengangkat bahu."Yah, entahlah. Aku merasa terancam setiap berada di dekatmu," jawabnya santai."Om, ihhh! Apa sih. Terancam apanyaa, ak

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   585. 3 Permintaan

    Lyodra yang menyerah untuk menggoda Jamie agar pria itu menggagalkan kepindahannya, akhirnya hanya bisa menghela napas panjang dan berkata dengan suara lemas. "Dari semua bisnis JD group yang menggurita, gimana bisa aku dipindahkan ke tempat seperti itu?" Lyodra tak sanggup melanjutkan ucapannya, hanya menelan ludah dengan susah payah sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Ini sangat sulit," desahnya. Jamie yang menganggap itu bukan hal buruk, mencoba menyemangati Lyodra. "Kamu pasti bisa, Ly. Aku nggak bisa berbuat banyak atas keputusan Luke ini karena udah janji sama dia buat nggak ikut campur masalah ini, tapi aku janji bakalan ngasih kamu sarana yang terbaik selama bekerja di sana," ucap Jamie sebagai janji kepada Lyodra. Lyodra yang sudah kehilangan semangat, tidak sanggup untuk mengangguk atau pun menggeleng. "Lihat, ini besok tempat kerja barumu. Nyaman, 'kan? Kamu pasti betah bekerja di sana." Jamie yang masih berusaha menenangkan hati Lyodra, mengambil table

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status