Share

Bab 4 Perjanjian

Author: Myafa
last update Last Updated: 2023-08-28 18:21:29

“Ini surat perjanjian pernikahan kita. Aku akan jelaskan lebih dulu poin-poin di dalamnya.” Danish memberikan berkas berisikan perjanjian dengan Isha.

Isha menerima berkas berisi surat perjanjian pernikahan yang diberikan Danish padanya. Namun, dia lebih tertarik untuk mendengarkan lebih dulu apa yang dijelaskan Danish.

“Pertama, kamu akan bercerai dengan suamimu sebelum menikah dengan aku.” Danish menjelaskan poin pertama. “Kedua kamu harus melalui serangkaian pemeriksaan rumah sakit untuk memastikan kesehatan.” Danish menjelaskan pada Isha.

“Pemeriksaan kesehatan ini untuk apa?” Isha menatap Danish. Baru satu poin dia sudah dibuat pusing.

“Memastikan kamu sehat dan tidak terkena penyakit menular. Serta memastikan jika kamu bisa hamil.” Danish merasa harus berhati-hati mengingat bisa saja dia akan tertular penyakit.

Pemeriksaan itu seperti tuduhan untuk Isha. Padahal dia sehat-sehat saja. Lagi pula dia hanya berhubungan dengan suaminya saja. Namun, Isha harus bersabar. Di sini dia harus mengikuti semua perintah Danish.

“Ketiga, kita akan menikah sampai kamu dapat melahirkan anak untukku.” Danish kembali memberitahu perjajian yang kedua.

“Jika pernikahan terjadi sampai melahirkan saja. Artinya semakin saya cepat hamil dan melahirkan. Semakin cepat kita bercerai?” Isha kembali bertanya pada Danish ketika mendengarkan poin ketiga yang diucapkan Danish.

“Benar. Semakin cepat kamu hamil dan melahirkan anakku, maka semakin cepat juga kita akan bercerai. Mungkin kita bisa bercerai antara sepuluh bulan sampai setahun. Tapi, jika kamu tidak kunjung hamil, kita akan semakin lama di dalam ikatan pernikahan.” Danish mencoba menjelaskan. Dia memang tidak berniat berlama-lama. Baginya, dapat anak sudah lebih dari cukup.

Isha mengerti yang dijelaskan Danish. Tentu saja dia mau cepat bercerai dengan Danish. Jadi dia berharap bisa segera hamil.

‘Jika aku cepat hamil, artinya Abra akan cepat dibebaskan.’

Isha merasa kehamilannya akan menentukan nasib Abra juga. Jadi semua tergantung berapa lama dia akan hamil nanti. Dia hanya berharap Tuhan memberikan kehamilan cepat mungkin nanti.

“Keempat, suamimu akan dibebaskan setelah kamu hamil. Tapi, dia tidak boleh menemuimu selama masa kehamilan itu terjadi.” Danish menjelaskan kembali poin keempat dalam perjanjian pernikahan.

“Kenapa dia tidak boleh menemui saya?” Isha dengan polosnya bertanya kembali.

“Aku mau anak itu murni anakku. Tidak mau sampai ada darah orang lain mengalir di tubuhnya.” Danish memberikan senyum seringai.

“Apa Anda menuduh aku akan melakukan hubungan intim dengan orang lain selama pernikahan?” Isha mengerti ke mana arah pembicaraan itu.

“Kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Jadi aku harus berjaga-jaga. Apalagi dia bekas suamimu. Bisa saja kalian saling merindukan dan melakukan hubungan intim lagi.”

Isha menahan geramnya. Merasa benar-benar kesal karena Danish menuduhnya yang tidak-tidak, padahal itu belum terjadi. Baginya pernikahan adalah hal yang sakral. Tidak akan pernah dia melakukan hubungan dengan pria lain selama pernikahan.

“Tenang saja. Saya tidak akan melakukan hal itu.”

“Bagus jika begitu.” Danish mengangguk-anggukan kepalanya. Berusaha percaya.

“Poin kelima. Kamu akan tinggal di rumahku selama pernikahan. Dilarang pergi tanpa izin. Dilarang melakukan hal buruk selama kehamilan, seperti minum minuman beralkohol, memakai barang terlarang, atau apa pun yang membahayakan kandungan.”

Isha mengangguk mengerti. Dia tentu saja akan menjaga kandungan dengan baik. Agar bisa segera terbebas dari Danish.

“Keenam, aku akan berikan kompensasi sebanyak dua ratus juta untukmu setelah melahirkan. Kamu bisa pergi jauh dari kehidupanku. Jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Jika anak itu sudah besar, kamu tidak boleh mengaku sebagai ibunya karena aku akan membuat kesan mantan istriku adalah ibunya.”

Mendengar ucapan Danish membuat hati Isha sedikit sakit. Ternyata saat jadi ibu, dia harus sekejam itu. Meninggalkan anaknya begitu saja. Demi Abra, dia akan melakukannya. Lagi pula kelak dia akan punya anak dengan Abra.

“Itu enam poin yang harus kamu lakukan. Jika kamu setuju isi data dirimu di kertas itu dan berikan tanda tangan.”

Isha melihat surat perjanjian pernikahan. Poin yang dijelaskan oleh Danish tertera di dalam surat tersebut. Dia juga sudah mengerti karena Danish sudah menjelaskan dengan rinci. Melihat memang tidak ada yang aneh. Akhirnya Isha menandatangani surat perjanjian pernikahan tersebut.

Danish cukup senang ketika Isha menandatangani surat perjanjian itu. Artinya sebentar lagi dia akan dapat menuruti sang papi untuk memberikan keturunan. Jika sudah seperti ini, dia tidak akan dicoret dari daftar warisan IZIO Grup.

“Besok Dino akan menjemputmu untuk ke rumah sakit.”

“Baiklah.” Isha mengangguk.

Setelah menandatangani perjanjian itu, Isha segera pergi. Danish segera memanggil Dino. Meminta asistennya itu membuat surat perceraian antara Isha dan Abra. Serta meminta Abra menandatangani perjanjian juga. Danish tidak mau rugi di kemudian hari jika tidak ada perjanjian dengan Abra.

***

Dino pergi ke penjara bersama pengacara pagi ini. Menemui Abra untuk meminta tanda tangan surat perceraian dan surat perjanjian dengan Danish.

“Ini berkas perceraian Anda. Silakan tanda tangani untuk proses perceraian Anda dengan Nona Isha.” Dino memberikan surat perceraian pada Abra.

Abra melihat jika Danish benar-benar akan menikahi Isha. Terbukti pria itu sudah membuat surat cerai untuknya. Tanpa pikir panjang, Abra langsung menandatangani surat cerai tersebut.

“Ini surat perjanjian Anda dengan Pak Danish untuk pembebasan Anda kelak.” Setelah Abra menandatangani surat perceraian, dia menyodorkan surat perjanjian.  

Abra segera membaca surat perjanjian tersebut. Di dalam perjanjian itu tertulis jika hutang tersebut sekarang dialihkan ke Nikeisha Kaula. Abra akan dibebaskan setelah Isha hamil anak dari Danish Morgan Fabrizio. Di dalam perjanjian juga tertera, jika Abra tidak boleh menemui Isha setelah bebas dari penjara. Jika semua dilakukan, maka Danish akan menuntut Abra.

Tanpa berbasa-basi Abra langsung menandatangani perjanjian tersebut. Bayang-bayang kebebasan sudah di depan mata. Jadi dia tidak mau melepaskan kesempatan itu.

Dino hanya tersenyum tipis melihat Abra. Pria itu cukup kejam menurutnya. Karena mengorbankan istrinya agar bisa bebas dari penjara.

Dari penjara, Dino segera menjemput Isha di rumahnya. Sebelum berangkat ada beberapa hal yang dilakukan Dino.

“Ini surat perceraian Anda. Silakan ditandatangani.” Dino menyerahkan berkas pada Isha.

Isha hanya bisa memandangi berkas perceraian dirinya. Rasanya benar-benar seperti mimpi. Karena akhirnya dia bercerai dengan suaminya. Namun, demi kebaikan sang suami. Dia harus melakukannya. Dengan penuh keyakinan Isha segera menandatangani surat perceraian tersebut, kemudian memberikan pada Dino.

Dino segera memberikan berkas pada pengacara. Meminta pengacara mengurus semua secepat mungkin.

Setelah urusan berkas tersebut selesai, akhirnya Dino mengajak Isha untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Di rumah sakit Isha melakukan pemeriksaan kesehatan. Ternyata banyak sekali pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Isha. Sampai-sampai saat siang baru selesai melakukan pemeriksaan kesehatan.

Dari rumah sakit, Isha langsung pergi ke butik. Di butik Isha diminta untuk memilih kebaya pengantin. Isha mencoba kebaya pengantin. Kemudian Dino akan memotretnya. Mengirimkan pada Danish. Jika Danish tidak suka, Isha akan mengganti kebaya pengantin berikutnya.

Beberapa kali Isha mencoba kebaya pengantinnya. Tentu saja melakukan itu sangat melelahkan sekali. Apalagi beberapa kali harus berganti-ganti terus.

Akhirnya setelah sekitar tujuh kebaya dicoba Isha, Danish menyukai satu kebaya terakhir yang dipakai oleh Isha. Dino pun segera membayar kebaya pengantin tersebut. Kemudian membawanya pulang. Dino segera mengajak Isha untuk pulang.

“Pak Dino, boleh saya tanya?” Isha menatap Dino yang sedang sibuk menyetir di kursi kemudi.

“Silakan.” Dino melihat Isha dari pantulan kaca yang berada di atas dashboard.

“Seperti apa Pak Danish itu?” Isha begitu penasaran sekali.

“Dia pria baik dan bertanggung jawab.”

Jawaban itu tidak memuaskan sekali bagi Isha. Seolah Dino tidak mau menjelekkan atasannya itu. Alih-alih memberikan pertanyaan lagi, dia memilih untuk diam dan melihat jalanan yang dilalui.

Mobil terus melaju membelah jalanan malam ibu kota. Dari pagi Isha sibuk sekali hingga malam hari barulah semua selesai. Saat memerhatikan jalanan yang dilalui, Isha merasa ada yang aneh, karena jalanan yang dilaluinya itu bukan ke rumahnya.

“Pak Dino mau bawa saya ke mana?” tanya Isha.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Sari 💚
Abra benar² gelap mata yah ckckck. Mungkin kalau kamu mengenal Danish lebih dalam bakalan menemukan dia baik mungkin sesuai perkataan Dino
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
suami yang mementingkan dirinya sendiri tu si Abra.........
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
isha terlalu bodoh percaya sama suami nya yg rela ngejual istri nya walau secara GK langsung
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 260 Kebahagiaan Akhir

    Tanpa terasa Dario sudah sebelas bulan. Dia susah mulai berdiri-diri. Berpegangan beberapa barang yang ada di sekitarnya. Pagi ini, dia bermain dengan sang mami dan papinya di taman belakang. “Minggu depan pembukaan toko. Apa yang harus aku persiapkan?” Pembangunan toko milik Isha, akhirnya selesai juga. Walaupun sedikit meleset dari perkiraan, tapi tidak banyak kendala yang terjadi. “Tidak perlu menyiapkan apa-apa. Siapkan dirimu saja. Aku sudah siapkan semua.” Danish selalu ingin yang terbaik untuk istrinya. “Terima kasih.” Isha merasa sangat beruntung sekali karena sang suami selalu mempermudah semuanya. Danish memegangi Dario yang sedang berdiri. Karena senangnya berdiri-diri, anaknya itu memang selalu meminta untuk berdiri. Saat sedang berpegangan pada sang papi, tiba-tiba Dario melepaskan tagannya yang berpegang pads sang papi. Danish dan Isha tampak terkejut ketika melihat hal itu. “Rio ....” Isha memanggil anaknya itu. Dario yang dipanggil pun segera mengayunkan langkah

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 259 Nikmati Waktu

    “Aaaccchhh ....”Suara indah yang keluar dari mulutnya keduanya menandakan jika pelepasan sempurna didapat oleh keduanya.Tubuh Danish seketika lemas dan terjatuh di atas tubuh sang istri. Mengatur napas yang terengah-engah.Isha pun merasakan hal yang sama. Tubuhnya lelah dan butuh waktu untuk beristirahat. Mengatur napasnya yang seperti baru saja lari kiloan meter.Butuh waktu beberapa saat untuk mengembalikan tenaganya. Hingga akhirnya, membersihkan diri.****Isha dan Danish memutuskan pulang saat sore hari. Seharian mereka memanfaatkan waktu untuk mencari kenikmatan. Melepaskan hasrat yang terpendam beberapa bulan.“Aku malu sekali mau pulang.” Tiba-tiba saja Isha merasakan hal itu.“Bersikaplah tenang. Nanti mereka akan curiga jika kamu bersikap seperti itu.”Isha bersikap tenang seperti yang suaminya katakan. Dia tidak mau membuat kakak iparnya curiga.Mereka sampai di rumah. Tampak mobil Liam-suami Loveta sudah di depan rumah. Isha dan Danish berusaha untuk tenang seperti tida

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 258 Mengulang?

    Pagi-pagi Loveta sudah sampai di rumah Danish. Semalam, dia dikabari oleh adiknya itu untuk membantu menjaga Dario. “Kak Loveta.” Isha menyapa kakak iparnya itu. “Mana Iyoo?” Loveta senang sekali karena akhirnya diminta jaga keponakannya. “Baru saja tidur, Kak.” Isha segera mempersilakan kakak iparnya untuk masuk ke rumah. Menyajikan teh sambil menunggu Danish bersiap. Beberapa saat kemudian, Danish keluar dari kamarnya. Kemudian menghampiri sang istri. “Kak Lolo sudah datang, kalau begitu ayo pergi.” Danish menatap istrinya. Isha masih diam. Dia masih tidak enak sekali dengan kakak iparnya karena harus menjaga sang anak. “Sudah, kalian pergi saja. Serahkan anak kalian padaku.” Loveta berusaha untuk meyakinkan adik iparnya. Saat mendapati ucapan itu, Isha segera bersiap untuk meraih tasnya yang berada di sofa ruang keluarga. “Titip Rio yang, Kak.” Sebelum berangkat dia menitipkan lagi anaknya. “Iya.” Loveta mengangguk. Isha dan Danish segera pergi. Danish mengendarai mobiln

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 257 Aku Yang Atur

    Levon dan Luel semakin nyaman menjalani hubungan setelah mendapatkan restu. Perjalanan masih panjang untuk hubungan mereka ke jenjang serius. Mereka lebih memilih untuk menikmati hubungan. Apalagi mereka harus fokus pada kuliah mereka.Isha semakin nyaman menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga. Anaknya semakin gembul sekali. Apalagi sang anak minum ASI.Kehadiran Dario membuat rumah menjadi ramai. Keluarga sering datang ke rumah untuk bertemu Dario. Mulai Nessia, Loveta, atau pun Mami Neta.Seperti hari ini, Loveta datang untuk berkunjung. Dia terus bermain dengan Dario.“Iyoo ... Iyooo ....” Loveta memanggil keponakannya itu.“Mi, namanya Dario, kenapa dipanggil Iyoo?” Ve melemparkan protesnya.“Susah jika dipanggil Dario. Seperti namamu saja. Singkat. Hanya ‘Ve’.” Loveta menjelaskan pada sang anak.Ve hanya bisa menggeleng heran. Ternyata itulah yang membuat sang mami memanggilnya singkat. Agar lebih mudah.Isha yang mendengar perdebatan itu hanya tersenyum saja.“Kak Loveta su

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 256 Mengizinkan

    Mendapati pertanyaan sang anak, Dona terdiam sejenak. Memandang Luel.Luel yang melihat mama Levon menunggu jawaban dari wanita itu. Penasaran apa jawaban yang akan diberikan.“Iya, Mama tidak marah.” Dona langsung membenarkan apa yang diucapkan oleh Levon.Luel merasa lega sekali mendengar hal itu. Rasanya ketakutan yang dirasakannya menguap.Tok ... tok ....Suara ketukan pintu terdengar. Luel, Levon, dan Dona mengalihkan pandangan merek. Dilihatnya Isha yang mengetuk pintu.“Minumannya aku taruh di meja. Silakan diminum.” Isha melebarkan pintu untuk memberitahu di mana ditaruh minumannya.“Terima kasih, Aunty.” Levon mengangguk.“Mama akan ke sana.” Dona menepuk bahu Levon. Kemudian mengayunkan langkahnya keluar.Levon memilih untuk tetap tinggal di kamar Luel. Menemani Luel.Dona segera keluar untuk menikmati teh yang dibuat oleh Isha. Menghargai Isha yang membuatkan minuman.Melihat Dona yang keluar dan Levon yang tetap tinggal di kamar, membuat Isha memutuskan untuk menemani Don

  • Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku   Bab 255 Tidak Sendiri?

    “Makanlah dulu.” Isha memberikan semangkuk bubur pada Luel.“Terima kasih, Aunty.” Luel segera menerima mangkuk yang diberikan. Dengan perlahan dia memakan bubur yang dibuatkan oleh aunty-nya.Isha tidak tega melihat Luel yang sakit. Padahal kemarin dia sudah mengingatkan Luel untuk makan.“Apa tidak apa-apa jika tidak mengabari mami dan papimu?” Isha memastikan pada Luel.“Iya, Aunty. Tidak perlu. Lagi pula aku sudah lebih baik.” Luel menolak tawaran sang aunty. Takut justru membuat orang tuanya khawatir atau bahkan menyalahkan paman dan bibinya.“Baiklah kalau begitu.” Isha tidak mau memaksa jika Luel tidak mau. “Kalau begitu kamu habiskan buburnya. Setelah itu kamu minum obat.”Luel segera memakan bubur yang diberikan oleh Isha. Tak lupa memakan obat dari dokter.“Istirahatlah lagi kalau begitu.” Isha segera meraih kembali mangkuk bubur yang kini sudah kosong.Isha meninggalkan Luel di kamarnya. Memberikan waktu untuk Luel beristirahat. Dia segera turun ke lantai bawah. Menyusul sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status