Share

Bab 6 Malam Pengantin

Danish dan Isha sampai di depan kamar. Danish membuka pintu kamar hotel dengan access card. Saat pintu terbuka, dia melebarkan pintu untuk memberikan ruang pada Isha untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu.

Segera Isha mengayunkan langkahnya masuk ke kamar pengantin. Jantungnya berdegup kencang ketika sampai di kamar pengantin. Apalagi saat baru masuk aroma semerbak bunga mawar tercium. Isha yakin jika kamar pengantin pasti didekorasi dengan bunga-bunga untuk menyambut pengantin baru. Tentu saja itu membuatnya semakin berdebar-debar.

Danish yang berada di belakang Isha menyalakan lampu dengan access card yang dibawanya. Saat lampu menyala, terlihat jelas pemandangan di dalam kamar pengantin. Tempat tidur yang dihiasi bunga mawar berbentuk love tampak indah menyambut mereka. Apalagi ditambah dua angsa yang saling berciuman yang terbuat dari handuk di dalam bunga berbentuk love. Tampak romantis sekali.

Isha menatap Danish sejenak ketika pemandangan itu terlihat. Namun, pria itu tampak dingin melihat pemandangan di depannya.

“Bajumu di lemari.” Suara bass milik Danish terdengar memecah keheningan.

“Ba-baik, Pak.” Isha mengangguk.

Suara Danish itu terdengar begitu menyeramkan. Aura dingin terasa hingga membuat Isha merinding sendiri. Menurut Isha, Danish misterius. Dia belum tahu sifat pria yang baru saja menjadi suaminya itu.

Isha merasa tidak nyaman ketika memakai kebaya. Terasa sesak apalagi perutnya diberikan korset agar terlihat langsing. karena itu dia segera mengambil baju yang berada di dalam lemari. Isha juga ingin segera menghindari Danish. Berada di dekat Danish membuat jantungnya berdegup kencang. Takut sekali.

Danish melonggarkan dasi yang melingkar di kerah kemejanya sambil mendudukkan tubuhnya di sofa. Walaupun hanya beberapa jam saja pernikahannya, tetapi persiapan cukup melelahkan. Jadi dia ingin beristirahat sebentar.

Isha melirik ke arah Danish ketika berjalan ke kamar mandi. Pria itu tampak sedang menikmati istirahatnya di sofa. Danish yang diam membuat aura mencekam di dalam kamar pengantin terasa begitu tidak nyaman. Karena itu, Isha buru-buru ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Isha membersihkan wajahnya yang dirias oleh make up. Pikirannya terus melayang memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.

“Apa aku bisa melakukan hubungan intim dengannya?” Isha masih ragu bisa melakukannya. Apalagi tidak ada cinta di dalamnya. Tentu saja itu akan membuat Isha kesulitan sekali.

Sejenak Isha memikirkan kenapa hidupnya seketika berubah seperti ini. Dia masih merasa ini seperti mimpi saja. Baru kemarin dia menikmati indahnya pernikahan. Kemudian kabar suaminya dipenjara seperti petir yang menyambar di siang bolong. Berlanjut dengan tawaran menikah untuk dapat membebaskan sang suami. Semua datang begitu cepatnya. Kini dia berada di kamar pengantin dengan pria yang memenjarakan suaminya. Dan malam ini mereka akan melakukan malam pertama mereka sebagai sepasang suami dan istri.

“Aku harus bisa melakukannya. Ini demi Kak Abra bisa keluar dari penjara.” Isha menguatkan tekadnya. Semua ini demi sang suami. Jadi dia harus kuat menjalani ini semua.

Buru-buru Isha membersihkan tubuhnya. Bersiap untuk melakukan malam pertama dengan Danish. Apa pun yang terjadi, dia harus bisa melakukan malam pertamanya ini dan segera hamil.

Saat selesai, Isha segera keluar dari kamar mandi. Namun, alangkah terkejutnya Isha ketika tidak mendapati Danish di dalam kamar. Dia bingung ke mana perginya Danish. Padahal sebelum ke kamar mandi, dia melihat pria yang kini jadi suaminya itu duduk di sofa.

“Apa dia terlalu lama menunggu aku?” Isha bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Tadi Isha terbilang lama berada di dalam kamar mandi. Mengingat riasan di wajahnya cukup tebal. Jadi dia harus membersihkan beberapa kali.

Isha mengembuskan napasnya sambil mendudukkan tubuhnya di sofa. Padahal dia sudah bersiap untuk malam pertama, tetapi Danish justru pergi. Isha tidak punya pilihan selain menunggu lebih dulu.

Dua jam menunggu, Isha merasa Danish begitu lama sekali. Isha semakin gelisah ketika Danish tak kunjung kembali. Rasa penasarannya mengantarkan Isha untuk keluar. Mencari keberadaan Danish.

Baru saja Isha membuka pintu kamar. Namun, tiba-tiba dia memikirkan sesuatu. “Apa kata orang jika aku mencari suamiku di malam pertama?” Pertanyaan itu pun terlintas di pikirannya. “Bisa jadi mereka merasa aneh ketika suami pergi di malam pertama atau mereka akan bilang aku sudah tidak sabar untuk malam pertama.” Isha menebak asumsi orang padanya saat mencari Danish.

Menimbang-nimbang hal itu, akhirnya Isha memutuskan untuk tidak melanjutkan mencari Danish. Dia tidak mau orang berpikir aneh-aneh tentangnya.

Isha kembali ke kamar. Perlahan dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia tidur di sebelah bunga berbentuk love yang berada di tempat tidur. Dia memainkan bunga-bunga tersebut sambil menunggu Danish.

Danish yang tidak kunjung datang membuat Isha perlahan memejamkan mata. Dia sudah lelah, sehingga perlahan mengantarkannya rasa kantuk. Mata yang terpejam pun akhirnya mengantarkan Isha menuju ke alam mimpi.

Danish yang baru saja dari restoran untuk bertemu teman-temannya kembali ke kamar. Karena pintu tertutup dari dalam, jadi Danish tidak bisa langsung masuk. Dia mengetuk pintu lebih dulu untuk masuk ke kamarnya.

Sekali, dua kali, tiga kali, tidak ada jawaban dari dalam kamar. Hal itu membuat Danish bingung ke mana perginya Isha.

“Apa dia belum selesai mandi?” Danish pikir dia sudah lama pergi dari kamar. Dia yakin jika saat kembali Isha sudah selesai mandi. “Apa jangan-jangan dia tidur?” Danish pun menebak-nebak apa yang dilakukan Isha. Danish benar-benar geram sekali dengan kelakuan Isha. “Dia tidak membukakan pintu untukku. Lihat saja!” Danish menyeringai. Dia merasa akan memberikan pelajaran pada Isha.

Danish segera menghubungi Dino untuk meminta teman sekaligus asistennya itu memesankan satu kamar untuknya tidur malam ini.

****

Isha yang terbangun, begitu terkejut ketika mendapati jika dirinya tertidur saat menunggu Danish. Karena tidur terlalu pulas, dia tidak menyangka sampai pagi tertidur.

“Astaga, kenapa aku ketiduran.” Isha menyesali apa yang terjadi padanya.

Sejenak Isha melihat ke sekeliling. Tidak ada keberadaan Danish. Pria itu belum kembali sejak semalam. Tentu saja itu membuatnya bertanya-tanya ke mana perginya Danish.

Isha segera keluar untuk mencari Danish. Dia berharap bisa bertemu dengan pria itu. Karena sudah pagi, hotel sudah mulai ramai. Beberapa orang sedang menikmati sarapan di restoran hotel. Tempat itulah yang dicari Isha untuk mencari Danish.

Benar saja. Dia melihat Danish yang sedang asyik menikmati secangkir kopi sendiri di sudut restoran. Tampak asyik dengan memainkan ponselnya.

Isha yang geram saat melihat Danish, segera menghampiri Danish. Dia ingin meluapkan kekesalannya itu.

“Kamu di sini?” Danish dengan santainya bertanya ketika melihat Isha di depannya.

Isha tidak menjawab ucapan Danish. Dia memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan Danish. Tatapannya tajam ketika menatap pria yang kini jadi suaminya itu.

“Ke mana saja Pak Danish semalam? Kenapa tidak kembali ke kamar?”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nunung Haryati
malm pertama yng klabu haha
goodnovel comment avatar
ramadhaniyulia
Hahahahaha...MP nya koq giniii,,,sabaaarrr
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
malam pertama yang ga jadi malam pertama ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status