Eric terbelalak, dia tidak menyangka bahwa berita ini yang akan dia dengar. Orang yang dikira semua orang telah mati, ternyata masih hidup sampai sekarang. "Lalu, apa yang terjadi padanya?" Eric bertanya dengan tenang seperti berita ini tidak terlalu mempengaruhinya. Liam tidak langsung menjawab tuannya, dengan perlahan dia menyerahkan tab yang dia pegang pada tuannya. Meski terkadang dia tidak bisa mengerti maksud tuannya, namun Liam merupakan bawahan setia yang sangat pintar. Dengan muda pria itu menempatkan seseorang di posisi terpenting pada Gwenevieve grup. Dia juga bisa menempatkan seseorang di posisi yang paling dipercayai ol h Agatha. Jadi, sangat mudah dia mengetahui sebuah rahasia yang sangat menggemparkan. Dimana Agatha yang selama ini berperan sebagai seorang wanita setia dan ibu yang baik, ternyata menyimpan sebuah rahasia besar. Eric menerima tab tersebut, melihat sebuah foto yang menunjukkan seorang pria dengan pakaian rumah sakit sedang duduk di dalam kamar ra
Eric mendengus, dia melihat Jason tanpa ekspresi, hanya dengan ancaman seperti itu, mana mampu membuat tubuhnya bergetar. Melihat Eric yang sepertinya tidak terpengaruh, seketika Jason langsung tahu bahwa dia telah gagal. Namun, bukan Jason jika langsung menyerahkan begitu saja. Jason melihat Eric dengan santai, "Kutunggu kabar darimu."Setelah mengatakan itu, Jason segera berbalik dan pergi dari sana. Saat di luar ruangan, dia melihat Liam menatapnya sinis. Lihat jika dia sudah menjadi CEO, orang pertama yang akan diberhentikan olehnya, tentu pria ini!Ketika dia telah sampai di dalam mobil, Jasom tersenyum merendahkan. Tatapannya sangat dalam, pikirannya masih berada di ruangan adiknya. Setelah beberapa saat, ponselnya berbunyi. Menandakan sebuah pesan singkat telah masuk.Jason tanpa ekspresi, membuka pesan yang datang dari asistennya. Sebuah kontak yang memang telah dia tunggu sejak tadi. Jason menempelkan ke telinga dan ketika panggilannya dijawab, senyuman di wajahnya langs
Seorang pria bertubuh yang tegap dan tinggi, serta wajah dengan garis rahang yang tegas memasuki cafe, pandangan pria itu langsung tertuju pada Laura yang melambaikan tangan ke arahnya.Laura dengan antusias melihat Anna seraya berkata, "Dia adalah sepupuku. Dia tampan dan mapan, aku yakin dia sangat cocok denganmu, Anna!"Anna sama sekali tidak menduga bahwa Laura akan memperkenalkannya dengan seorang pria. Masalahnya, dia tidak mau memfokuskan dirinya untuk segala hal tentang percintaan. Anna memiliki masalah lain yang lebih utama daripada sebuah hubungan. Selain itu Anna juga sudah memiliki suami, meski dia belum pernah bertemu dengan suaminya tetapi statusnya saat ini adalah sebagai istri orang. Carlos bangun dan berbisik di telinga Laura, "Laura, seharusnya kau tidak berbuat seperti ini. Mengenalkan Anna pada seorang pria tanpa berdiskusi dulu dengannya, itu adalah perbuatan yang tidak baik. Laura melirik Carlos dengan kesal, jika dia melakukannya, tentu Anna tidak akan mau dat
"Tidak perlu, kali ini aku yang akan membayarnya." Anna langsung mengambil dompet dari dalam tasnya.Tepat pada saat itu, Brian segera menahan gerakannya. Pria itu tersenyum pada Anna kemudian berkata, "Aku tidak terbiasa dibayari oleh seorang wanita cantik." Anna tersenyum, dia melihat Brian yang menatapnya penuh minat, "Terima kasih, Tuan Brian. Tapi aku juga tidak terbiasa dibayari oleh orang asing."Laura terkekeh, dia bagai mendengar sebuah lelucon dari mulut Anna. Dia sangat tahu bagaimana Anna, jika bukan karena ingin menjadi kekasih Carlos, dia sangat enggan untuk berteman dengannya. Anna melihat itu, dirinya merasa terhina. Memang dia sadar bahwa apapun yang dimilikinya sangat tidak sebanding dengan Laura. Tetapi hanya mentraktir mereka sarapan, tentu tidak akan sampai membuat dia bangkrut. Anna masih memiliki cukup uang jika hanya untuk itu. Laura melihat tatapan mereka yang tertuju ke arahnya, seketika dia mengembalikan ekspresi wajahnya dan berdeham, kemudian berkata pa
Eric tersenyum melihat notifikasi yang masuk ke ponselnya. Akhirnya kartu yang dia berikan kepada sang istri, digunakan. Ternyata gadis itu tahu bagaimana cara memakainya."Pergi dan jemput dia sekarang!" Eric berseru memerintah. Liam tiba-tiba mendapatkan perintah seperti itu tanpa disebutkan siapa yang harus dijemput Tentu saja sangat terkejut, "Maaf, Tuan. Siapakah yang Anda maksud?"Eric mengangkat kepala, dia berdecak kesal lalu berkata, "Gadis itu. Segera jemput dia sekarang juga! Kirim juga seseorang untuk mengambil mobil yang telah dia tinggalkan di perusahaannya."Liam terkejut, dia berkata ragu-ragu, "Baik, Tuan."Sebelum asistennya pergi dari sana, Eric kembali berkata, "Hal yang kuminta darimu, apakah sudah selesai?"Liam mengangguk, "Kita telah menemukan rumah sakit dimana dia dirawat. Tapi ...." Eric mengangkat sebelah alisnya, dia hanya diam menunggu sang asisten melanjutkan perkataannya."Keamanan yang dilakukan oleh ibu mertua Anda, lumayan canggih. Sangat sulit unt
Butuh waktu lama Eric berbicara sampai akhirnya Cedric bisa diajak bicara. Raut wajah pria itu nampak sangat tua, guratan lelah di wajahnya sangat terlihat. Namun, dia bisa menduga bahwa ayah mertuanya ini dulunya adalah seorang pekerja keras. Lalu apa yang membuat Cedric bisa berakhir di rumah sakit jiwa?"Kau adalah suami putriku? Benarkah?" Eric menganggukkan kepala dengan yakin, "Ya, saya adalah Eric, suami Anna."Cedric tidak langsung menjawab perkataannya, pria itu nampak berpikir sejenak hingga kemudian berkata, "Kenapa kau bisa menikah dengannya?" Cedric tahu bahwa pria di depannya ini merupakan pewaris kerajaan bisnis ternama di negara ini. Bagaimana mungkin gadis yang berasal dari keluarga seperti mereka, bisa menjadi menantu keluarga Shailendra? Pasti ada suatu hal yang tidak dia ketahui perihal pernikahan putrinya. Kali ini Eric yang terdiam mendengarnya, dia seperti merasa bahwa Cedric tahu ada sesuatu yang tidak sesuai. "Kami menikah karena ibunya yang sudah menyuruh
Anna tidak dapat lagi berpikir, setelah seharian menangis, akhirnya dia bangun pada malam hari. Ketika itu, dia juga baru tersadar dengan perutnya yang lapar. Melihat jendela yang sudah menampilkan langit yang gelap, dia segera bangkit dan menutupnya. Melihat ke sekeliling ruangan, Anna merasa sepi dalam hatinya. Sekarang tidak ada apapun yang dapat dilakukannya. Harapannya juga sudah tidak ada, dia tidak tahu harus dengan cara apa untuk bisa membongkar kematian ayahnya. Anna menundukkan kepala, sekarang kedua matanya terasa panas, Anna belum berkaca, jadi tidak tahu apakah wajahnya menjadi bengkak atau tidak. Menangis sampai tertidur ternyata sangat melelahkan.Anna menghela napas, ternyata nasibnya sangat menyedihkan. Dia merasa gagal dari segala sisi, seperti dia adalah manusia paling tidak berguna di bumi ini.Tepat pada saat itu, pintu kamarnya diketuk, Anna berjalan ke arah cermin, memastikan kondisinya tidak terlalu buruk, barulah dia berjalan menuju pintu. Ketika dibuka, ter
Anna duduk sendirian di ruang makan, pikirannya masih terbayang kejadian beberapa saat sebelumnya. Di saat dia sedang kalut karena semua hal yang tidak sesuai dengan harapannya, tiba-tiba anak mafia itu malah berkata bahwa dia adalah suaminya. Selain itu, dia juga mengetahui banwa Anna sedang mencari tahu kebenaran mengenai kematian sang ayah. Anna menunduk, melihat makanan yang masih tersentuh sedikit, sebelumnya dia merasa lapar, sekarang rasa lapar itu malah menguap. Dia bahkan sudah tidak berselera melihat semua makanan di meja. Apa ini? Kenapa tiba-tiba bisa seperti ini?Semalaman Anna sama sekali tidak bisa tidur nyenyak. Hatinya terus saja melakukan penyangkalan bahwa anak mafia bukan suaminya.Pagi itu, Anna sama sekali tidak sarapan terlebih dahulu. Dia langsung saja pergi ke Shailendra grup seperti yang dikatakan oleh pria itu. Anna berdiri di depan sebuah gedung pencakar langit. Dia melihat ke atas dan kedua matanya langsung menyipit akibat silau matahari. Entah berapa j