Share

Belah Duren

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-04-26 06:00:30

Abie tidak jadi belah duren. Ia akhirnya memilih mandi air dingin. Winda merasa tidak enak pada suaminya. Pertama kali malahan tidak bisa memberikan jatah pada Abie.

Tak lama Abie keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan tubuh segar. Wajah Rosa menunduk. Ada rasa malu menggelayuti hatinya. Kejadian tadi terjadi begitu cepat. Ia masih ingat bagaimana tadi tubuh kekar itu sempat menindihnya. Dan ciuman Abie membuatnya melayang-layang. Kini tubuh kekar nan gagah dengan handuk melilit di perutnya berdiri di hadapannya. Winda juga sempat melihat betapa besar dan panjangnya milik suaminya yang tersembunyi di balik handuk itu.

"Mas, maafin aku ya," lirih Winda kemudian.

"Maaf soal apa, Win?" Abie mengambil posisi duduk di dekat Winda. Jantung Winda makin berdegup kencang. Ia takut manusia tampan di sampingnya itu menerkamnya lagi.

"Soal tadi Mas ... aku juga nggak tau kalo bakal halangan," ucap Winda. Wajahnya masih tertunduk saat mengatakannya.

Abie menepuk pundak Winda. Membuat jan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
duh .yg lagi kasmaran. semangat Abie !!
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
sdah q kasih bucket kak, ayo up lagi kak hahaha, sdah GK sbr nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Memaafkanmu

    Aurel keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah, beberapa helai menempel di kulit lehernya. Handuk kecil di tangannya sekadar menepuk-nepuk basah itu. Reyhan yang berdiri di dekat lemari hanya bisa terpaku.Seharian ini pikirannya kacau. Ia tahu Aurel marah, kecewa, mungkin juga muak padanya. Tapi rasa rindunya pada perempuan itu... tak bisa ditahan.Saat Aurel hendak berjalan melewatinya, Reyhan menahan pergelangan tangan istrinya. Sentuhan itu membuat Aurel terhenti, menoleh dengan tatapan kosong.“Lepaskan, Reyhan,” ucap Aurel pelan, tanpa intonasi.Reyhan menggeleng. “Aku rindu kamu…” suaranya rendah, hampir seperti bisikan.Aurel menghela napas, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tapi Reyhan menariknya ke pelukannya perlahan. Aurel tersentak kaget, ia hendak memberontak tapi hati kecilnya juga menginginkan pelukan itu.“Aku tahu kamu marah. Tapi jangan larang aku kangen sama istri aku sendiri,” bisik Reyhan di samping telinganya.Aurel terdiam. Dadanya sesak. Dalam peluk

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Usaha Reyhan

    Reyhan berdiri sejenak di depan pintu rumah, menatap jalanan kosong yang baru saja dilewati mobil Aurel.Tanpa pikir panjang, ia meraih kunci mobil di meja kecil dekat pintu. Dalam hati, ia tahu… kalau ia membiarkan ini berlarut, Aurel akan semakin jauh darinya.Tanpa mempedulikan Talita yang masih menahan isak di dalam rumah, Reyhan melangkah cepat ke garasi, menyalakan mobil, dan melajukan kendaraannya dengan satu tujuan yaitu menyusul istrinya.Reyhan menyalakan ponsel, mencoba menghubungi Aurel. Tapi sambungan ditolak. Berkali-kali.“Aurel, jangan keras kepala…” gumam Reyhan, menambah kecepatan mobilnya.Aurel baru saja duduk di balik mejanya, membuka laptop sambil mencoba menenangkan diri. Senyum-senyum rekan kerja yang menyapanya pagi itu hanya dibalas anggukan tipis. Hatinya masih terlalu penuh.Baru lima menit, suara pintu diketuk singkat lalu terbuka.Aurel mendongak. Jantungnya nyaris berhenti. Reyhan berdiri di ambang pintu ruang kerjanya dengan jas masih lengkap, wajah teg

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Lebih Baik Kamu Pergi

    Udara subuh menelusup masuk lewat celah jendela kamar. Dingin menggigit kulit. Reyhan terbangun pelan, menggeliat kecil di atas sofa yang ia pakai tidur semalaman di kamar itu.Ia menoleh. Di atas ranjang, Aurel masih terlelap, membelakangi dirinya.Selimutnya agak turun, menyingkap pundak mungil Aurel yang hanya dibalut kaus tipis. Rambutnya tergerai di atas bantal, napasnya teratur.Reyhan menghela napas pelan. Dingin merayap di sekujur tubuhnya, tapi dingin yang lain dingin dari sikap Aurel jauh lebih menusuk.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel.Beberapa saat, ia hanya menatap, menimbang. Lalu perlahan, Reyhan berdiri, melangkah mendekati sisi ranjang.Ia bangkit pelan, duduk di tepi sofa. Matanya tak lepas dari sosok Aurel. Di sisi ranjang, Aurel terlelap dalam damai, nafasnya teratur, wajahnya begitu tenang seolah dunia di sekitarnya tak mampu mengusiknya.Reyhan menatapnya lama, ada sesuatu yang menyesak di dadanya — rasa rindu yang tak pern

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Menolakmu

    Reyhan berdiri di depan pintu kamar yang tertutup rapat. Ia mengangkat tangan, mengetuk pelan sekali. Satu dua kali namun tak ada jawaban dari dalam."Aurel…" suaranya terdengar lembut, hampir berbisik di sela keheningan malam. "Boleh aku bicara sebentar?"Sunyi. Hanya denting jam dinding yang terdengar samar.Reyhan menarik napas pelan, lalu kembali mengetuk, sedikit lebih keras. "Aku nggak mau bertengkar lagi ... tolong buka pintunya."Di balik pintu, Aurel terduduk di tepi ranjang, memeluk lututnya sendiri. Ia mendengar suara itu, suara yang selalu bisa melembutkan hatinya. Tapi kali ini, hatinya terlalu penuh luka dan kecewa. Jemarinya menggenggam erat selimut, menahan gejolak yang bergemuruh di dadanya."Sayang… aku cuma mau jelasin sebentar." Reyhan mencoba sekali lagi.Namun, tetap tak ada tanggapan. Tak ada langkah mendekat. Tak ada kunci yang diputar.Reyhan menunduk, matanya menatap kusen pintu dengan tatapan sendu. Ia sadar… untuk saat ini, Aurel memang belum ingin membuka

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Salah Faham

    Di ruang tengah rumah Aurel dan Reyhan, suasana yang tadinya tenang berubah menjadi tegang. Aurel berdiri di depan Reyhan dengan mata berkaca-kaca, sedangkan Reyhan bersandar di dinding, kedua tangannya terlipat di dada."Kamu pikir aku nggak lihat gimana caranya dia mandang kamu?" suara Aurel meninggi, nada cemburunya jelas terdengar.Reyhan menghela napas kasar."Dia sepupuku, Rel. Dia datang cuma mau numpang nginap. Kenapa sih kamu selalu mikir yang nggak-nggak?"Aurel menahan amarah yang mendesak di dadanya."Dia datang pakai pakaian begitu, celana pendek sepinggang... duduk di sofa rumah kita, dekat kamu! Dan kamu diam aja? Masih bisa ketawa-ketawa segala!"Reyhan menatap Aurel tajam."Kamu tuh kelewatan, Aurel. Ini rumah kita! Aku berhak ngundang siapa aja. Lagian, kamu yang salah karena selalu mikirin yang jelek tentang aku."Aurel menggeleng pelan, dadanya terasa sesak."Bukan aku yang salah... tapi kamu yang nggak pernah peka! Atau jangan-jangan... kamu memang suka dia ada di

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Penyesalan

    Suasana makan siang itu hangat. Tawa kecil Zahra dan Abel sesekali terdengar di antara percakapan ringan. Hisyam menyuapi ibunya semangkuk sup hangat, membuat wanita itu merasa diterima di tengah keluarga. Namun tiba-tiba…Tok… tok…Suara ketukan tongkat di lantai membuat semua kepala menoleh.Di ambang pintu, berdiri Kakek Hisyam. Wajahnya datar, sorot matanya tajam menatap ke arah Raisa.Raisa tercekat. Sendok di tangannya nyaris terjatuh. Ia segera bangkit berdiri, napasnya memburu. Tanpa sadar, ia mundur beberapa langkah, hendak berbalik meninggalkan meja.“Maaf… aku… aku harus pergi,” bisik Raisa tergesa, suaranya gemetar.“Bu… kenapa?” tanya Hisyam, bingung.Raisa menunduk, menggigit bibirnya menahan takut. Ia takut sosok tua itu akan kembali memisahkannya dari anak kandungnya, seperti dulu.Namun sebelum ia sempat melangkah pergi, suara serak Kakek memecah keheningan.“Raisa… jangan pergi.”Langkah Raisa terhenti. Ia memejamkan mata, tubuhnya gemetar.Semua orang di meja makan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status