Share

Halusinasi Nakal

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-08 17:24:08

Sore itu, Candra mondar-mandir di depan lemari. Beberapa baju sudah di keluarkan. Entah berapa baju yang sudah di cobanya. Ia bingung harus pakai yang mana. Candra menarik satu hanger lagi kemeja motif kotak-kotak yang sering ia pakai saat masih aktif di kantor.

“Ah, ini dia sering lihat aku pakai baju ini,” gumamnya sambil menggantungnya kembali.

Tangannya kembali menyusuri barisan kemeja, kali ini lebih perlahan. Akhirnya, matanya menangkap satu kemeja marun yang tergantung rapi di pojok lemari. Ini belum pernah ia pakai.Masih ada label kecil tergantung di salah satu kancingnya. Candra mengangkat kemeja itu dengan dua tangan, menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis.

"Sepertinya ini cocok. Anita tidak pernah melihatku pakai kemeja ini di kantor," gumamnya.

Ia melangkah ke cermin, mengganti baju untuk terakhir kalinya. Kali ini, tak ada keraguan. Candra tersenyum di depan cermin setelah terlihat rapi.

"Hari ini bapak tampan sekali," ucap Candra memuji dirinya sendiri.

"Kira-kira apak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
ternyata...... Candra berkhayal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Lamaran

    Sore menjelang magrib, jalanan sempit kampung mendadak ramai. Beberapa anak kecil berlarian mengikuti iring-iringan mobil mewah berwarna hitam yang melaju pelan menuju rumah sederhana milik keluarga Anita. Di dalam salah satu mobil itu, duduklah Candra bersama kakeknya. Hisyam dan Zahra ada di mobil berikutnya. Zahra memakai baju yang anggun tatapan lembut namun penuh wibawa keluar dari mobil.Banyak tetangga yang mengintip dari halaman, kepo ingin tahu. Rumahnya Anita didatangi mobil mewah. Secara di kampung, Anita hidupnya masih banyak yang sederhana.Beberapa ibu-ibu mulai berbisik-bisik dari balik pagar, tangan mereka sibuk menyapu tapi mata tak lepas dari gerbang rumah Anita.“Siapa tuh yang datang naik mobil begitu? Apa jangan-jangan pacarnya orang kota?” bisik Bu Rina sambil mencolek lengan Bu Tati.“Nggak tahu juga… Tapi keliatannya sopirnya buka pintu belakang, berarti orang penting, dong…” sahut Bu Tati, mata masih tajam mengawasi."Eh, tadi kan ibunya Anita bilang kalau aka

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Bertubi-tubi

    Tubuh Anita meremang, saat Candra berhasil menghisap salah satu puncak gunung kembarnya. Belum pernah sekalipun dia merasakan sensasi luar biasa seperti ini.Candra tidak berhenti pada satu bukit, dia beralih ke puncak bukit lainnya. Lagi-lagi tubuh Anita serasa tersengat listrik. Ia hanya bisa mencengkeram rambut Candra. "Mas... Candra," lirih Anita parau.Candra masih asyik menikmati kedua bukit itu bergantian. Tampak padat dan menantang. Tangan satunya meremas sementara bibirnya asyik menikmati puncak satunya. Baju Anita jadi sedikit terbuka. Telapak tangan Candra masih bergerak bebas mengusap bukit kenyal itu. Sekarang tidak berhalusinasi lagi. Dia berhasil mengobati rasa penasarannya.Ia kemudian kembali melumat bibir mungil Anita dengan serakah. Usai melakukan aktivitas tersebut pipi keduanya bersemu merah. Anita malu dadanya kelihatan terbuka di hadapan Candra."Mas, kita harusnya nggak ngelakuin ini," lirih Anita."Tapi mas nggak tahan Anita. Mas selalu pengen nyentuh kamu,"

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Sedikit Saja Boleh?

    Tak ada gandengan tangan yang ada hanya jalan berjejeran. Sesekali Candra melirik ke arah Anita saat wanita itu masuk ke dalam toko tas branded. "Pak ini sepertinya bagus," ucap Anita. Namun saat Anita melihat bandrol harganya dia jadi ragu."Ambil saja kalau menurutmu bagus," kata Candra."Tapi Pak ... ini mahal sekali harganya," bisik Anita."Temanku yang ulang tahun itu orang kaya. Jadi dia cocok pake tas branded kayak gini," jawab Candra. "Oh, ya udah." Dalam hati Anita yakin kalau teman wanitanya pasti sangat dekat dengan Candra. Pantas saja di belikan tas mahal. Ia merasa tawaran Candra di kafe waktu itu hanya candaan. Buktinya Candra perhatian sama perempuan lain lagi."Ambil saja satunya ini. Buat kamu," kata Candra."Enggak usah, nanti bapak habis banyak," tolak Anita."Anggap saja sebagai hadiah karena sudah mengantarku hari ini," kata Candra."Tapi ini terlalu mahal. Saya tidak terbiasa memakai barang mahal," tolak Anita lagi."Kamu mau nolak rejeki?" Candra sedikit memak

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Halusinasi Nakal

    Sore itu, Candra mondar-mandir di depan lemari. Beberapa baju sudah di keluarkan. Entah berapa baju yang sudah di cobanya. Ia bingung harus pakai yang mana. Candra menarik satu hanger lagi kemeja motif kotak-kotak yang sering ia pakai saat masih aktif di kantor.“Ah, ini dia sering lihat aku pakai baju ini,” gumamnya sambil menggantungnya kembali.Tangannya kembali menyusuri barisan kemeja, kali ini lebih perlahan. Akhirnya, matanya menangkap satu kemeja marun yang tergantung rapi di pojok lemari. Ini belum pernah ia pakai.Masih ada label kecil tergantung di salah satu kancingnya. Candra mengangkat kemeja itu dengan dua tangan, menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis."Sepertinya ini cocok. Anita tidak pernah melihatku pakai kemeja ini di kantor," gumamnya.Ia melangkah ke cermin, mengganti baju untuk terakhir kalinya. Kali ini, tak ada keraguan. Candra tersenyum di depan cermin setelah terlihat rapi."Hari ini bapak tampan sekali," ucap Candra memuji dirinya sendiri."Kira-kira apak

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Ajakan Dinner

    Kabut pagi masih menggantung rendah di sela-sela pepohonan pinus. Udara dingin menyelimuti halaman vila ketika mobil hitam berhenti di depan gerbang. Dua petugas turun, mendekati pintu depan dengan langkah pasti. Tak lama, pintu terbuka, dan di sana berdiri Anita tenang, elegan, tapi matanya menyiratkan kelelahan yang tak bisa disembunyikan.Dua orang pria utusan Candra mendatanginya. "Nona Anita, kami diminta menjemput Anda untuk menghadiri persidangan hari ini. Mohon bersiap."Anita tak berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk pelan, lalu melangkah masuk sebentar untuk mengambil tas dan mantel. Tak lama kemudian, ia duduk di kursi belakang mobil, menatap kosong ke luar jendela sepanjang perjalanan.Sampai di gedung pengadilan, mobil yang di tumpang Anita berhenti di parkiran. Di sana sudah menunggu Candra, berdiri dalam diam sambil memandang ke arah mobil yang baru datang. Wajahnya tegang ada beban, ada rindu, ada luka yang belum selesai.Ketika pintu mobil dibuka, Anita keluar tanpa me

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Tingkah Nakal Candra

    Anita mengatasi rasa canggungnya dengan ikut minum secangkir teh panasnya. Begitu juga Candra, ia kembali menikmati tehnya mencari pijakan dalam keheningan yang mendadak terasa terlalu akrab. “Tehnya… enak,” gumam Candra, nyaris tak terdengar. Anita tertawa pelan. “Cuma teh celup biasa, kok. Tapi, saya senang kalau Pak Candra menyukainya." Candra menatap wajah Anita sejenak. Ada cahaya pagi yang menyelinap masuk lewat jendela, memantul lembut di rambut hitam Anita yang tergerai. Anita masih sangat muda. Tubuhnya yang ramping cantik alami membuat Candra buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Kalau Bapak nggak butuh apa-apa lagi, saya mau nyapu halaman dulu,” katanya cepat, bangkit dari kursinya. “Anita.” “…Terima kasih. Tehnya enak," ucap Candra. Ucapannya sedikit melunak tidak seperti biasanya. Mata mereka bertemu. Sekilas. Tapi cukup untuk membuat waktu terasa menahan napas. Anita mengangguk kecil. “Sama-sama, Pak.” Lalu ia pergi, langkahnya ringan meningg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status