Share

Bab 25

 Anggie resah gelisah memikirkan permintaan mertuanya yang tanpa alasan dan tidak bisa ditolaknya itu. Dia berjalan bolak-balik, ke kiri dan kanan sambil memikirkan sebuah solusi untuk mengatasinya. Sial. Hidup memang tidak adil, sangat tidak adil. Bahkan untuk menikmati perasaan malu sampai memerah pun tak dibiarkan. Entahlah hal itu memang di satu sisi membuat Anggie bersyukur, tapi sekaligus merana ketika dengan bersamaan terjadinya hal itu malah membuatnya susah.

“Aku harus apa?” Anggie bingung melampiaskan lewat mengigiti ringan jari-jemarinya. “Enggak enak kalau menolak dan tidak patuh. Kesannya entar aku menjadi menantu yang tidak tahu diri.”

Anggie beralih memijat ringan pangkal hidungnya agar pusing yang menerpanya bisa teratasi. “Apa aku lakukan saja perintah mama mertua yang satu itu ya ... hmm ....” Anggie berpikir keras. “Ah, memang itukan satu-satunya solusi. Aku harus patuh agar menjadi menantu yang baik, tapi bagaimana ngomongnya pada mas Gib-gip?” A

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status