Share

Bertemu Klien

Penulis: Gina Sofiany
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 09:28:36

Saat ini Sara sedang ada di toilet untuk membenarkan penampilannya. Jujur saja dia sangat gugup hari ini karena dia akan bertemu dengan klien dari luar negri.

"Huh, semangat. Jangan sampai keluar, nyari pekerjaan susah apalagi nyari jodoh," sahutnya sambil menghela nafas panjang.

Setelah selesai merapihkan penampilannya, Sara keluar dari toilet menuju ke arah tempat bos tampannya berada.

Saat sedang berjalan menuju ke arah ruangan tempat Bryan dan cliennya berada, ada seseorang yang menyeretnya menuju ke arah gudang belakang.

Seseorang itu memakai topi, masker dan jaket yang tudungnya dia naikkan untuk menutupi topi dan kepalanya.

Seseorang itu mencekik Sara cukup kuat, Sara tentu saja memberontak dan berusaha untuk melepaskan cekikan seseorang itu.

"Bisa-bisanya kau hidup dengan baik setelah merenggut nyawa Fanya" sahutnya, terlihat rahangnya mengeras karena marah.

Sara tidak bisa berkata-kata apa-apa karena dia kesulitan bernafas. tangannya berusaha untuk melepaskan cekikannya sambil mencakar tangan pemuda itu.

"Apa maksud anda? Siapa Fanya?" sahutnya lirih dengan susah payah.

"Hei, siapa di sana?" tanya salah satu staf yang sedang membuang sampah.

Mendengar suara salah satu staf, seseorang itu segera melepas cekikan Sara dan kabur dari sana. Sedangkan Sara terjatuh ke tanah sambil terbatuk-batuk dan meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Mba tidak apa-apa?" tanya salah satu staf perempuan di sana, salah satu staf laki-laki mengejar seseorang itu.

Sara menggelengkan kepalanya dan staf perempuan itu membantu Sara berdiri lalu masuk ke dalam.

****

Saat sudah dekat dengan ruangan bos yang mereka tempati, Sara sudah mendengar suara obrolan di dalam.

Gadis itu masih memegangi lehernya yang sakit dan sedikit memerah, Sara membenarkan penampilannya sejenak sebelum masuk ke dalam.

Setelah Sara mengetuk pintu, dia menggeser dan masuk ke dalam dan benar saja sudah ada klien di dalam.

Gadis itu hanya tersenyum pada kedua pria tampan di depannya, mereka juga membalas senyuman gadis itu.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya, saya dari toilet tadi," sahutnya yang sedikit fasih berbahasa Arab.

Bryan dan ketiga pria tampan di depannya terkejut karena Sara bisa berbahasa Arab, Bryan hanya bisa sedikit bahasa Arab dan dia mengobrol dengan kedua kliennya menggunakan bahasa Inggris.

"Tidak apa-apa, kau pandai berbahasa Arab" sahut salah satu pria tampan di depan Bryan.

"Hanya sedikit saja," sahut gadis itu sambil tersenyum.

Bryan kembali membuka percakapan, nama kedua pria di depan mereka ini ada Afkhar dan Ajmal.

Afkhar yang berbicara dengan Sara barusan seorang CEO dan Ajmal asisten pribadinya.

Setelah mereka mengobrol dan membuat kesepakatan, kedua pria tampan itu pamit undur diri.

Bryan terlihat tersenyum karena dia bisa memenangkan kerja sama ini berkat gadis itu.

Sara yang melihat bosnya tersenyum, ia pun merasa senang karena berhasil meyakinkan mereka.

"Good job girl," monolognya pada dirinya sendiri sambil menepuk singkat kedua pundaknya.

Bryan bangkit dari duduknya, namun dia langsung berpegangan pada tembok sekitar sambil memegang kepalanya.

Sara yang melihat itu terkejut dan khawatir pada pemuda itu langsung memegang lengannya.

Bryan melepas tangan gadis itu lembut dan bilang kalau dia baik-baik saja, padahal kepalanya terasa seperti berputar-putar.

"Jangan sungkan, saya tidak akan macam-macam pada Bapak. Saya bantu Bapak ke mobil dan kita ke Rumah Sakit," sahut gadis itu.

Bryan yang mendengar itu hanya diam saja dan menurut, dia bahkan bertumpu pada gadis itu membuat Sara meniup poninya kesal karena pemuda itu cukup berat.

Dia bersusah payah menggotong pemuda itu keluar dari resto, beruntungnya ada pelayan pria yang membantunya juga menggotong pemuda itu ke mobil.

Setelah mendudukan pemuda itu di kursi penumpang, Sara mengucapkan terima kasih pada pelayan dan masuk ke dalam mobil.

Tak lama mereka sampai di rumah sakit dan gadis itu kembali menggotong pemuda tampan itu ke UGD.

Dokter langsung menangani pemuda itu, dokter bilang kalau pemuda itu hanya kelelahan.

Setelah infus yang berisi vitamin habis dan pemuda itu merasa baikan, dia boleh pulang.

"Kamu ambil dompet saya untuk bayar Administrasi," sahut pemuda itu.

"Dompet Bapak di mana?"

Pemuda itu menunjuk kantung celana sebelah kanan, Sara yang melihat ke arah telunjuk pemuda itu tentu saja langsung merasa tidak nyaman.

"Bapak bisa ambil sendiri dan kasih kepada saya,"

"Ingat bukan apa yang saya bilang ke kamu?"

Gadis itu menghela nafas panjang, "Kakak bisa ambil dompetnya terus kasih ke aku"

"Tubuh saya terlalu lemas, kamu ambil sendiri. Hati-hati jangan sampai salah pegang,"

Sara hanya mendengus dan mendekat pada pemuda itu, dia berdoa dalam hati semoga saja tidak salah pegang.

Sara mulai memasukkan sebelah tangan mungilnya ke dalam saku celana pemuda itu dengan pelan-pelan.

gadis itu terlihat memalingkan wajahnya membuat Bryan menahan tawanya saat melihat ekspresi gadis cantik itu.

Setelah ketemu dia merasa lega dan segera pergi dari UGD menuju ke bagian administrasi untuk bayar admin rumah sakit.

Melihat gadis itu keluar pergi dari sana Bryan memutuskan untuk memejamkan matanya.

Ia lupa meminta tolong pada gadis itu untuk sekalian membeli air mineral.

Disisi lain, setelah membayar admin Sara pergi ke minimarket untuk membeli air mineral dan roti.

Sara tadi makan sedikit karena dia tidak begitu menyukai makanannya, setelah membayar dia langsung kembali ke UGD takut kalau Bryan membutuhkan sesuatu.

****

Pemuda itu berjalan sedikit sempoyongan masuk ke dalam rumah, Bibi yang melihat tuan mudanya pucat langsung menghampirinya dan memapahnya.

"Den baik-baik saja? Mari Bibi antar ke kamar,"

Bryan hanya mengangguk dan bibi mengantarkan pemuda itu ke kamarnya, setelah mengantarkan pemuda tampan itu ke kamarnya. Beliau menuju ke dapur untuk membuatkan pemuda itu teh madu.

Tak lama kemudian seorang pria paruh baya masuk ke dalam rumah, beliau terlihat bingung saat melihat pembantunya membuat teh madu dengan ekspresi wajah yang terlihat khawatir.

"Itu untuk siapa Bi?" tanya beliau, menuju ke arah dapur sekalian ingin mengambil minum.

"Eh Tuan sudah pulang, ini untuk Den Bryan Tuan. Den Bryan sedang sakit," sahutnya sambil mencuci tangannya di wastafel.

"Sakit apa dia?"

"Saya kurang tau Tuan, tubuhnya terasa hangat dan saat ini Den Bryan sedang ada di kamarnya," beliau hanya mengangguk, setelah minum beliau menuju ke arah ruang kerjanya untuk mengambil dokumen, setelah itu Beliau akan kembali ke perusahaan.

"Bi, saya berangkat ya. Tolong jaga anak itu, jangan sampai dia tidak mau makan," sahutnya pada Bibi.

Bryan sempat melihat sang ayah pergi dari rumah dengan tatapan khasnya yang dingin dan datar.

Pemuda itu turun ke bawah lalu menuju ke arah dapur. Tubuhnya sudah mulai enakan dan dia merasa tubuhnya lengket.

Bryan ingin mandi dengan air hangat, "Bibi tolong siapkan air hangat untuk aku mandi, aku akan mandi setelah selesai makan," sahutnya masih dengan suara yang sedikit serak.

Bibi mengangguk, beliau mengambilkan pemuda itu air minum terlebih dulu setelah itu pergi ke kamarnya untuk menyiapkan air hangat.

Bryan makan sendirian di dapur dengan tenang sambil sesekali dia mengecek ponselnya.

"Apa tadi aku tidak salah lihat? Leher Sara sedikit memerah dan memar" monolognya, dia jadi teringat dengan Sara dan tak sengaja melihat ke arah leher Sara saat gadis itu berdiri di sampingnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Dari Cinta ke Kakak Zone

    "Maaf menunggu lama" sahut Sara, wanita itu langsung duduk di depan Zein.Pemuda itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Santai saja, sudah pesan?"Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Jadi ada apa Kak?""Bagaimana kabar kamu dan Bryan?""Baik" sahutnya terlihat bingung karena pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya."Baguslah dia mendengar ucapanku" Sara mengerutkan keningnya bingung, "Kamu harus berterimakasih sama Rani, Tiara dan saya karena sudah membantu hubungan kalian berdua"Sara terlihat tersenyum, "Baiklah terimakasih Tuan, jadi ada apa Tuan memanggil saya? Tidak biasanya Tuan mengajak saya bertemu, biasanya Tuan akan langsung muncul di depan rumah kalau merindukan saya dan Kila""Dengarkan baik-baik ucapan saya dan jangan kamu potong ucapan saya" Sara menganggukkan kepalanya, saat pemuda itu ingin mengeluarkan suaranya. Pelayan datang membawa pesanan Sara.Setelah pelayanan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Happy Ending

    1 bulan kemudian"Saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari sebenarnya" sahut Sari sambil mengangkat tangan kanan ke atas dan tangan kiri memegang sebuah map.Setelah mengucapkan sumpah saksi, gadis itu duduk di kursi saksi. Di kursi terdakwa ada Tiara, Bimo dan 3 anak Bram dan pengacara dari masing-masing mereka.Di kursi pengunjung ada Sara, orang tua Sara, Sintya, Bryan, Erham, Tiara dan Rani yang menghadiri persidangan. Kila tidak ikut, dia diasuh oleh Ayah Bryan dan Erham.Sari ditanya oleh beberapa pertanyaan oleh jaksa, gadis itu menjawabnya dengan lugas dan tegas ia juga memberikan beberapa bukti kuat yang dia punya.Di kursi terdakwa mereka berlima hanya diam saja tidak ada perlawanan, gadis itu sudah berjanji pada Sari akan menyerahkan diri ke polisi setelah penculikan Kila.Setelah beberapa jam persidangan dan beberapa saksi serta terdakwa sudah ditanya oleh Jaksa dan mahkamah agung sudah berdiskusi dengan dua rekan yang duduk

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   18+ Tidak Jadi

    "Kamu tidur di kasur dengan Kila, aku akan tidur di Sofa" sahut Bryan sambil menata sofa yang ada di kamarnya."Biar aku saja, Kakak masih dalam masa pemulihan" "Aku sudah baik-baik saja, kasian Kila kalau harus kamu gendong ke Sofa""Aku saja yang tidur di Sofa, Kakak dan Kila tidur di kasur" sahutnya sambil menghampiri Bryan."Bisakah sekali saja kamu menuruti perkataanku" sahutnya sambil menatap lamat wajah cantik Sara dan sebelah tangannya menahan sebelah tangan Sara yang akan mengambil selimut."Kakak-" ucapannya terpotong karena Bryan mengecup bibir wanita itu, membuat Sara terkejut."Sssttt, nanti Kila bangun" lirihnya tepat di depan bibir wanita itu.Bryan menatap wajah Sara dan menatap bibir mungil dan pink alami Sara beberapa menit, lalu dia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Sara.Wanita itu hanya diam saja karena masih terkejut dengan tingkah Bryan, sampai akhirnya Bryan menggigit bibir bawah wan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Ke Rumah Kakek

    "Kabar Ayah bagaimana?" tanyanya sambil mengelus sebelah tangan mungil Kila."Ayah baik-baik saja dan Ayah sangat ingin bertemu dengan Kila"Sara yang mendengar itu hanya diam saja, "Ajaklah Ayah kapan-kapan ke rumah untuk bertemu dengan Kila""Rencananya saat aku sudah diperbolehkan pulang, aku ingin Kila menginap di rumah Ayah" sahutnya sambil menatap lamat wajah lelap sang anak."Bolehkah aku membawa Kila?" tanyanya sambil menatap ke arah Sara.Sara sempat terdiam sejenak, lalu wanita itu menganggukkan kepalanya."Kamu bisa ikut kalau mau""Tidak, Kakak bawa Kila saja. Minta Kak Erham untuk tinggal di rumah juga biar Kila tidak terlalu bingung dan minta pulang"Bryan hanya mengangguk saja, "Maafkan Papa ya Sayang karena baru datang sekarang" sahutnya sambil mengecup kening Kila.Sara hanya tersenyum melihat itu, wanita itu mengecup sebelah tangan mungil sang anak.****

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Memulai Lembaran Baru?

    "Kamu tau bukan semenjak Bryan masuk penjara, dia membuat ulah karena sudah menghilangkan nyawa seorang gadis?" Sari menganggukkan kepalanya, jujur saja dia sempat terkejut saat melihat berita tentang Tiara di televisi."Jangan bilang gadis itu-" Sari menganggukkan kepalanya, "Dia sudah tidak waras mencari masalah dengan Bram, lalu apa hubungannya dengan Kila?""Semenjak Adiknya Bram meninggal, Bram menugaskan dia untuk membantu memperjual-belikan manusia. Gadis itu tentu tidak mau, namun dia diancam akan di habisi nyawanya kalau tidak mau-""Langsung ke intinya saja, aku tidak butuh FYI itu""Ck, kamu sungguh tidak sabaran" sahutnya kesal, Sara hanya mengedikkan kedua bahunya acuh."Intinya Bram tidak sengaja melihat Kila saat sedang bermain di taman komplek, dan dia mencaritahu latar belakang Kila.Karena ada sangkut pautnya dengan Tiara, jadi Bram meminta Tiara untuk menculiknya. Dia ingin menjualnya ke Hongkong""Lalu kamu setuju keponakanmu dijual? Kamu sudah gila!" sahutnya k

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Papa

    "Angkat tanganmu, taruh pisaunya ke lantai" sahut Sari dengan pistol di tangannya mengarah ke samping kening anak buah pemuda itu."Kenapa kau bodoh sekali bisa ditaklukkan oleh seorang gadis?!" sahutnya kesal pada anak buahnya.Sang anak buah hanya diam saja sambil mengangkat kedua tangannya dan menelan salivanya kasar."Taruh pisau itu sekarang!" "Baiklah… baiklah… jangan arahkan pistol itu ke saya" sahutnya sambil menaruh pisau itu ke lantai.Sari memberi isyarat pada Tiara dan anak buahnya untuk keluar dari sana."Bawa juga anak itu keluar" sahutnya tanpa suara pada Tiara yang sedang memeluk anak kecil yang masih tertidur di pelukannya.Tiara hanya mengangguk saja, yang penting dia bisa keluar dari sini.Setelah Tiara dan Bimo keluar dari ruangan, Sari terlihat sedikit lengah karena dia memberitahu Tiara ke mana jalan keluar.Bram langsung mengambil pisau miliknya dan langsung menusukkan ke arah pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status