Share

Bab 7

Author: Elias
Saat John pulang ke rumah, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Dia membawakan semangkuk seblak untuk Talita.

Talita meliriknya sekilas, “Aku sudah makan malam, nggak lapar sekarang.”

John terdiam sejenak, “Kalau begitu, simpan saja dulu.”

Dia duduk di samping Talita dan menggenggam tangannya, “Sayang, besok aku ada urusan ke Kota Belia, mungkin harus pergi lima hari ….”

“Iya, aku tunggu kamu pulang.”

Jawab Talita dengan senyuman ringan.

John tertegun, keningnya sedikit mengernyit, “Kamu nggak tanya untuk urusan apa?”

“Memangnya perlu ditanya? Aku percaya denganmu.”

John memandangi wajahnya beberapa detik, ada rasa bersalah di tatapannya.

Dia merangkul bahu Talita, “Sayang, tenang saja. Begitu urusan ini selesai, aku janji akan lebih banyak habiskan waktu bersamamu.”

Sudut bibir Talita terangkat sedikit, membentuk senyuman sinis yang samar.

Tak perlu, lagipula tiga hari lagi, dirinya juga akan pergi.

Awalnya, saat memikirkan kepergiannya, Talita sempat merasa sedih dan berat hati. Bagaimanapun, ini dunia yang sudah ditinggali selama enam tahun dan penuh kenangan.

Namun sekarang, yang dirinya rasakan hanyalah kelegaan. Seolah-olah akan terlahir kembali dan memulai hidup baru.

Bahkan, dirinya bersyukur jalur keluar dari dunia ini butuh waktu 15 hari, karena selama itu pula, dirinya bisa benar-benar sadar, sehingga saat kembali ke dunia asalnya, dia tak perlu melewati masa penyesuaian lagi.

Keesokan paginya, setelah membereskan barang-barangnya, John pun berangkat. Dia sempat berpesan pada Talita agar jangan keluyuran dan tetap hati-hati, menunggu dengan manis sampai dirinya kembali.

Begitu John pergi, Talita mulai membuang barang-barang yang sebelumnya sudah disortir. Yang harus dibuang, sudah dibuang, yang perlu dibakar, juga dibakar, sisanya didonasikan.

Setelah semuanya beres, rumah yang telah ditinggali selama tiga tahun itu langsung terasa kosong. Jejak masa lalu pun memudar.

Talita merasa puas.

Dia bahkan menantikan reaksi John saat kembali dan melihat rumah dalam keadaan seperti itu, meski dirinya juga tak bisa melihatnya.

Di hari kepergiannya dari dunia ini, Talita bangun pagi-pagi sekali.

Sistem mengingatkannya, [Perhatian tuan, lokasi jalur keluar berada di Ocarina. Akan terbuka pada pukul dua belas siang. Jangan terlambat.]

Saat mendengar lokasi Ocarina, Talita sempat terkejut.

Namun kemudian, dia teringat bahwa saat pertama kali datang juga dirinya mendarat di sana. Pikirannya jadi jauh lebih tenang.

Semuanya berakhir seperti saat dimulai.

Dia mengambil surat cerai dari mobil dan meletakkannya di atas meja ruang tamu yang paling mencolok.

Setelah itu, dia mengemudi menuju Ocarina.

Di tengah jalan, ponselnya bergetar. Layar menyala, menunjukkan permintaan pertemanan baru.

Entah kenapa, Talita merasa harus menyetujui.

Dan benar saja, seseorang mengirimkan foto.

Di foto itu, John tertidur lelap di ranjang hotel dengan dada telanjang, sementara Ivy tersenyum manja di pelukannya.

“Hari itu di luar studio kamu pasti dengar apa yang aku lakukan dengan John, ‘kan? Aku mengandung anaknya. John itu milikku!”

“Dia bilang mau ke Kota Belia untuk kerja? Dia bohong. Dia ke sini untuk liburan denganku. Kamu lihat sendiri, dia begitu mencintaiku dan kamu itu hanya buangannya.”

Tak berhenti sampai situ, Ivy mengirim beberapa foto lagi, semuanya foto liburan mereka berdua.

Talita hanya tersenyum pelan sambil menatap layar, seolah sedang menonton badut bereaksi.

“Kalau begitu, aku ucapin selamat duluan.”

Tanpa menunggu balasan Ivy, Talita langsung memblokirnya dan merekam seluruh percakapan itu.

Saat tiba di Ocarina, waktu menunjukkan pukul 11:53.

Talita mengangkat ponselnya dan memotret dirinya dengan latar belakang pantai Ocarina.

Dalam foto itu, dia berpose dengan tanda peace, wajahnya dipenuhi senyuman lega.

Dia mengirim foto tersebut, lengkap dengan rekaman layar percakapan dan rekaman suara di studio hari itu kepada John.

Lalu menambahkan satu kalimat, “Selamat tinggal, John. Selamat tinggal untuk selamanya.”

Setelah itu, dia memblokir semua kontak John.

Talita duduk di tepi pantai, memandangi ombak Ocarina yang terus bergulung tanpa henti, lalu perlahan memejamkan mata.

Dalam kepalanya, sistem mulai menghitung mundur dari sepuluh sampai satu. Begitu hitungan selesai, tubuhnya seolah terlempar ke dalam kehampaan yang gelap dan kacau.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 18

    Tatapan John perlahan mulai fokus dan ekspresinya pun menunjukkan sedikit kehangatan.“Apa katanya?”“Katanya besok pagi jam sembilan, dia mau bertemu denganmu di Restoran Maxi untuk bicara lebih lanjut.”Malam itu, meskipun mabuk berat, John tetap tidak tidur nyenyak. Tepat jam tujuh pagi, dia sudah bangun dan langsung bersiap pergi ke Restoran Maxi.Tepat jam sembilan, orang itu datang sesuai janji.Dia adalah seorang pria bule yang fasih berbahasa Indonesia, namanya Ali.Dia menjabat tangan John dengan sopan, lalu mereka langsung masuk ke pembicaraan inti setelah duduk.“Kamu bilang bisa membantuku menemukan istriku?”“Iya, tapi sebelumnya, aku perlu tahu bagaimana kalian bertemu dan bagaimana kamu menyadari bahwa dia menghilang.”John pun menceritakan semuanya secara detail, dari awal pertemuan dengan Talita sampai akhirnya dia pergi.Ali menunduk sejenak, berpikir, lalu berkata, “Aku bisa pastikan bahwa istrimu adalah seseorang dari dunia lain. Dia datang ke dunia ini membawa sist

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 17

    John duduk di pantai Ocarina, menatap laut biru yang dalam. Di sekelilingnya berserakan keranjang-keranjang berisi botol kosong yang jatuh tak beraturan.Di pojok Ocarina, jendela pusat layanan wisata yang sudah tua tampak usang, tapi dari dalam terdengar melodi lagu [Hanya Kamu] yang sedang diputar.John mendengarkan iramanya, secara reflek ikut bersenandung pelan, tapi kemudian tiba-tiba terdiam dan tersenyum getir, lalu menenggak alkoholnya lagi.Di belakang, lewat sepasang kekasih muda. Detik sebelumnya, si perempuan masih sibuk bergaya minta difotoin pacarnya. Tapi begitu melihat wajah John, dia langsung berlari mendekat, menggenggam lengan sangat pacar dan berbisik, “Itu John, ‘kan? Artis yang lagi heboh, gara-gara selingkuh itu!”Pacarnya sempat bengong sebentar, lalu tersadar, “Oh! Kamu pernah cerita! Bahkan bilang kalau aku sampai berani selingkuh, kamu bakal gebukin aku sampai mati.”Wanita itu tertawa ngakak, “Pintar, masih ingat juga.”Lalu nadanya berubah, “Tapi nggak ku

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 16

    Talita terbangun dari kehampaan yang membingungkan dan mendapati dirinya terbaring di atas pasir. Dia menyipitkan mata, menunggu sampai matanya beradaptasi dengan cahaya, lalu perlahan duduk dan melihat sekeliling.Ocarina?Bukan, ini pantai Pulau Melur di dunia asalnya, tempat terakhir yang dia kunjungi sebelum pergi ke dunia lain.Dia berdiri dan menatap garis pantai yang membentang tanpa ujung, perasaannya menjadi tidak menentu.Sama-sama laut, tapi rasanya memang berbeda.Tiba-tiba, terdengar suara “ting” di dalam kepalanya, lalu muncul suara sistem, [Selamat datang kembali, tuan tercinta. Anda telah kembali ke dunia asal. Di dunia ini, keinginan yang anda inginkan dalam misi sebelumnya telah diwujudkan oleh sistem.][Mulai sekarang, perjalanan misi dinyatakan selesai. Semoga kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti.]Seketika, kilatan cahaya putih menyilaukan matanya, disusul rasa sakit di pelipisnya dan kemudian semua jejak sistem pun lenyap dari pikirannya.Talita terpaku di temp

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 15

    “Aku benar-benar mencintainya, itu sungguhan, sama sekali bukan akting. Dia itu seperti hidup baruku, aku nggak bisa kehilangannya. Lagu [Hanya Kamu] itu memang hanya untuknya, tapi ….”Saat berkata sampai situ, suara John bergetar hebat. Dia menarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menstabilkan emosinya.“Tapi, aku tetap mengkhianatinya. Enam tahun saling kenal, tiga tahun pernikahan, aku tidak puas dengan hubungan yang terlalu datar. Aku berselingkuh dengan pemeran wanita di MV lagu [Hanya Kamu], karena dia sangat mirip dengan istriku waktu muda.“Dia terus terang bilang kalau dia mengagumiku, mengagumi cintaku pada istriku, bahkan iri pada istriku punya suami sepertiku. Dia beberapa kali menunjukkan ketertarikan, memberi sinyal dan aku jadi hilang arah, bahkan melakukan kesalahan.”“Sekali lagi aku minta maaf. Aku benar-benar sadar betapa besar kesalahan yang kuperbuat dan aku nggak akan mengulanginya lagi. Aku minta tolong semuanya bantu aku mencari istriku, dia … mungkin melo

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 14

    “Tapi kamu benar-benar nggak tahu diri. Berani-beraninya menantang Talita? Kalau hanya menggugurkan anak tanpa kasih pelajaran sedikit, mana cukup?!”Usai bicara, John menghempaskan dagunya dengan kasar, lalu mengeluarkan tisu dan mengelap jarinya dengan ekspresi jijik. Tak peduli bagaimana Ivy berteriak histeris dari belakang, dia tetap melangkah keluar dari rumah sakit tanpa menoleh sedikit pun.Begitu masuk mobil, bos dari agensi langsung meneleponnya.“John, bagaimana ceritanya soal selingkuh itu? Kamu gila, ya? Sudah tahu salah, malah membongkar aib sendiri?!”John menarik napas dalam-dalam, “Selingkuh itu memang salahku. Daripada nantinya dibongkar orang lain dan menyebar di internet, lebih baik aku yang mengakuinya. Setidaknya bisa sedikit mengurangi dampak negatifnya.”Di balik telepon, lawan bicaranya terdiam lama. Akhirnya hanya terdengar helaan napas berat, “Sudahlah, kamu ke kantor sekarang. Kita bahas cara menanganinya.”Begitu telepon ditutup, John memijat pelipisnya yang

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 13

    “Nggak berani keluar? Jadi kamu sendiri pun tahu sudah banyak berbuat salah dan sekarang malah ketakutan?”“Berani-beraninya bohong bilang pacarmu selingkuh dan kamu hanya mau pertahankan anak itu. Nggak takut kena karma?!”“Iya! Padahal kami sudah percaya sekali denganmu. Ternyata kamu hanya memanfaatkan kami untuk kepentinganmu sendiri!”Semakin dibicarakan, suasana pun semakin panas. Salah satu fans yang tidak tahan dan akhirnya melayangkan pukulan.Begitu satu orang mulai, yang lain pun ikut menyerbu.Situasi menjadi kacau balau.John berdiri di samping, menonton semuanya dengan ekspresi datar. Tapi, ada yang melihatnya dan langsung melayangkan satu pukulan juga, “Kamu juga bukan orang baik! Gayanya saja suami idaman, mencintai dan perhatian pada istri, ternyata aslinya busuk!”John merasakan sakit di wajahnya, tapi dia tidak membalas, bahkan tidak menghentikan mereka.Karena yang dikatakan mereka benar, dirinya memang bajingan.Keributan berlangsung sekitar lima menit, sampai akhi

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 12

    “Dia itu selingkuhan, bahkan berani menantang istri sah, sampai akhirnya ….”Wajah John langsung pucat, matanya memancarkan rasa sakit dan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.Para fans yang ada di sekelilingnya menatap layar ponselnya. Di rekaman layar itu, foto yang muncul jelas-jelas adalah John dan Ivy.Padahal mereka tahu kalau John sudah berkeluarga dan terkenal sangat mencintai istrinya.Seketika, semua orang terdiam, tak sanggup mencerna gosipan besar ini.Soalnya, orang itu adalah selebgram yang sudah mereka ikuti bertahun-tahun dan satunya lagi adalah sosok suami penyayang yang selama ini dipuji baik di dalam maupun luar dunia hiburan.Butuh waktu cukup lama, sampai ada yang akhirnya sadar dari keterkejutannya.“Jadi, kamu yang selingkuh dari istrimu dan selingkuhannya itu Ivy?”Ekspresi John tampak canggung. Dia menggertakkan gigi, lalu menjawab, “Benar, aku akui itu dan kalian semua hanya dijadikan alat oleh Ivy.”“Cerita soal pacarnya selingkuh dan memaksanya menggugurkan

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 11

    Baru satu menit setelah unggahan itu diposting, sudah banyak fans yang memberikan tanda suka dan komentar. [Ada apa dengan Ivy? Apa yang terjadi?][Ada yang menyakitimu? Bilang sama kami, kami akan membelamu!][Jangan takut, kami akan selalu mencintaimu! Kamu masih punya kami!]….Melihat komentar yang penuh perhatian dan dukungan itu, hati Ivy sedikit lebih tenang.Semuanya belum sampai di titik terburuk, dia masih punya jutaan fans.Ivy membalas komentar beberapa orang secara acak.“Pacarku selingkuh … dan perempuan itu mengancamnya dengan nyawa supaya dia putus denganku.”“Aku mengandung anak dari pacarku, tapi dia malah menyuruhku menggugurkan kandungan gara-gara perempuan lain ….”“Satu-satunya yang kupunya sekarang adalah anak ini, dia darah dagingku. Dia mungkin bisa tega, tapi aku nggak bisa … aku nggak mau kehilangan anakku ….”“Aku harus bagaimana? Aku takut sekali, benar-benar nggak tahu harus bagaimana ….”Dengan penuh air mata, Ivy memutarbalikkan fakta tanpa sedikit pu

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 10

    Jantungnya berdebar kencang saat mencari-cari sosok Talita di sekitar.Namun, tidak ketemu.Tatapannya meredup, lalu berbalik dan mengendarai mobil Talita ke kantor polisi.Polisi memeriksa rekaman dashcam dan CCTV di sekitar Ocarina dalam radius yang cukup luas.Rekaman menunjukkan bahwa Talita turun dari mobil pada pukul 11:53 malam, mengambil foto, lalu memainkan ponselnya sebentar, kemudian memasukkannya ke dalam saku.Setelah itu, dia berjalan menuju laut, masuk ke area yang tidak terjangkau kamera. Setelah itu, dia pun tidak keluar lagi dan juga tidak muncul di CCTV mana pun.Tak ada catatan penggunaan kendaraan, menginap di hotel atau transaksi keuangan.“Kemungkinan besar Bu Talita melompat ke laut.”“Kami akan mengirim tim untuk mencari di area perairan ini, tapi laut di sini dalam dan banyak karang tajam. Kalau benar dia melompat, kemungkinan untuk selamat nyaris nggak ada .”Mendengar itu, jantung John terasa seperti ditusuk. Rasa panik langsung menyeruak, membuat seluruh tu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status