Share

9. Mari Kita Lanjutkan!

Keadaan Yuan sudah berantakan sesaat sampai di rumah. Seperti saat berangkat tadi, ia masuk rumah dengan leluasa tanpa khawatir akan dipergoki oleh orang rumah. Lebih tepatnya, ia tak memikirkan itu, pikirannya terfokus pada rumah tanggannya yang tanpa ia sadari sudah hancur sehancur hidup dan hatinya.

Rambut panjang yang acak adul, tubuhnya yang sudah penuh dengan bengkak merah yang terasa gatal membuat siapa pun merasa iba saat melihat penampilannya.

Kata-kata Danish tentang dirinya yang bodoh terus saja terdengar di telinganya. Memang benar apa yang dikatakaan pria itu, harusnya ia tidak mengulur-ulur waktu untuk mencari siapa nama asing itu, seharusnya ia tak terlalu acuh pada kenyataan yang sebenarnya sudah membuatnya curiga dari lama.

"Yuan, apa itu kau?" tanya seseorang dari belakang.

Yuan acuh, ia terus berjalan pelan seakan adegan slow motion di drama-drama. Ia mengabaikan panggilan Rafan seakan telinganya tak mampu mendengar suara selain kata-kata Danish. Bahkan ia tak m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status