“Dia tidak kembali juga?”Nash mulai merasakan ketegangan yang aneh dalam dirinya. Karena dokter mengatakan kondisi Lori baik-baik saja, mereka memutuskan membawa Lori kembali ke rumah dan melanjutkan perawatan seperti biasa.Tapi setelah kabel dan selang kembali terpasang di tubuh Lori, dan Nash duduk di ruang tamu bersama Adrian dan Daisy, dia tercengang mendengar pernyataan pelayan kalau Chloe ternyata tidak kembali sejak semalam.“Kemana dia biasa pergi?” Daisy menatap Nash, seolah dia khawatir, tapi dia hanya berpura-pura mendapatkaan kepercayaan Nash.Entahlah! Nash tidak yakin kemana Chloe biasa pergi. Dia tidak sering ke luar, dan kalau keluar pun, dia hanya mampir ke kedai kopi. Tak banyak tempat yang sering didatangi Chloe, atau ... Nash memang tak tahu!Dia menatap ke luar lewat jendela. Hujan makin sore makin deras, dan dia tak tahu dimana Chloe sekarang berada. Jemarinya secara tak sadar saling bertaut, dan Daisy menaikkan alis menatapnya. Tidak, ini tidak benar, gumam Da
“Tuan, maaf sekali. Tapi Nyonya Chloe belum kembali!”Nash menutup panggilan yang dia tujukan ke kediamannya. Sambungan ke ponsel pribadi Chloe tidak berhasil sama sekali, dan satu-satunya cara untuk mengetahui gadis itu adalah dengan menelepon ke rumahnya.Tapi ini bahkan sudah panggilan ke 9, dan jarum jam sudah menunjukkan angka dua pagi. Dan Chloe belum kembali? Nash memejamkan mata, tamparan Mila di wajahnya meninggalkan ribuan tanda tanya. Sepertinya, masalah ini memang lebih rumit dari yang terlihat.***“Kau akan pulang hari ini?”Chloe mengangguk, dia terlihat merapikan rambutnya usai dokter melakukan pemeriksaan akhir dan setuju untuk kepulangannya. Dia menatap Mila, tersenyum mengapit tangannya. “Tapi, bisakah kau mengantarku ke suatu tempat?”“Kau tak pulang ke rumah?”“Tidak. Aku ... ingin menenangkan diri sebentar.”Mila mengangguk setuju. Walau Chloe tidak mengatakan apa pun, tapi dia bisa merasakan kepedihan atas kehilangan bayi dalam perut Chloe. Gadis itu terlihat te
Chloe sudah tak sanggup lagi berjalan saat pintu di belakang mereka tertutup. Tubuhnya melorot di dinding, dan Mila yang memapahnya terkejut melihat lemah Chloe tak seperti biasa. Disisihkannya rambut yang menutupi wajah Chloe, dan dengan panik Mila menepuk pipi Chloe pelan.“Jangan menakutiku, Chloe. Apa yang terjadi padamu?”Chloe terengah, rasa sakit itu membelit tubuhnya erat-erat. Dia menggenggam tangan Mila, sangat erat, terlalu erat, hingga perlahan kedua matanya tertutup dan Chloe tak ingat apa pun lagi. Mila terhenyak, dia memanggil bantuan perawat dan mereka langsung membopong Chloe.Ketika dokter memeriksa Chloe, dia berdecak, perawat kembali memasang infus di punggung tangannya. “Sudah ku bilang dia harus tinggal sampai besok, tapi dia ngotot ingin pulang,” gumamnya pada Mila.Mila mengernyit. “Dia ... kenapa?”“Anda?”“Saya sahabatnya,” ujar Mila. “Tapi aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia hanya memanggilku datang tanpa memberitahu masalah apa pun.”“D
“Apa yang terjadi?” Mila menarik tangan Chloe, menatapnya dalam rasa bingung yang dalam. “Kenapa Nash menuduhmu?”Chloe berbalik, dia tersenyum pada Mila yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Ketika tatapan mereka bertemu, Chloe tak mampu menahan air matanya. Di hadapan Mila, dia menangis, menyembunyikan kerapuhan hatinya dari Nash.“Apa pun yang terjadi, aku percaya padamu.” Mila menggenggam tangannya, menghapus buliran bening di wajah Chloe dengan lembut. “Katakan, apa yang sebenarnya terjadi.”“Kalian sedang berdiskusi untuk meloloskan diri?” Suara tajam Nash menggema di ruangan itu.Adrian berdecak, dia menepuk lengan Nash sebagai gestur jika dia tak setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Tapi Nash tidak bisa menemukan alasan kalau pelakunya bukan Chloe, karena apa yang dilihatnyalah yang dia percaya.Chloe tertawa pahit mendengar pertanyaan Nash. Dikeringkannya air matanya, lalu menatap pria itu lagi dengan tajam. “Benar atau salah, aku tak akan meloloskan diri. Bukan
Air mata Chloe jatuh perlahan mendengar pembicaraan yang dilakukan Nash dan Adrian. Dia bersembunyi di balik tembok, diantara tanaman palem yang disusun rapi. Tubuhnya menempel ke dinding, tiang infus didorongnya lebih dekat pada dirinya sendiri.Susah payah Chloe bangkit dari ranjang dan melawan rasa sakitnya, hanya untuk melihat keadaan Lori. Namun yang dia dapatkan bukanlah kebenaran tentang kondisinya, melainkan ketidakpercayaan Nash padanya.Walau Chloe mengatakan pada dirinya hal itu memang wajar –dan dia akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Nash, tetap saja, Chloe mendaparti dirinya kecewa. Sepertinya cinta yang digembor-gemborkan Nash padanya akhir-akhir ini hanya sekedar ungkapan rasa bersalah.Pria itu sepertinya bingung membedakan mana rasa yang sesungguhnya, mana yang hanya sekedar tanggung jawab.Chloe memegang perutnya yang masih nyeri, mendorong tiang infus menjauh dari ruangan Lori. Angan Chloe terbang pada saat-saat menyenangkan bersama Nash akhir-akhir
Nash menengok layar ponselnya, kali ke sekian, namun benar-benar tak ada pesan atau panggilan dari Chloe. Sejak Daisy mengajukan pertanyaan itu, kesunyian datang sebagai jawaban. Nash tidak berusaha menjawab, pun Adrian. Dan Daisy mulai terbakar emosi melihat kedua pria itu rupanya membela Chloe diam-diam dalam hatinya.Tapi Daisy tak ingin memaksa. Dia baru saja mendapatkan kepercayaan Nash lagi, jadi dia tak bisa menunjukkan kecurigaan. Jika dia mendesak soal Chloe, Nash bisa jadi berang, bahkan yang paling parah adalah dia bisa diusir dari sana.Tak ada salahnya bersabar sambil menunggu perubahan Nash terhadap Chloe. Dengan tidak hadirnya Chloe saat ini, Daisy yakin, itu sudah cukup membuat isi kepala Nash dihinggapi jutaan pertanyaan. Dia akan meragukan Chloe, cepat atau lambat, wanita itu akan lenyap dari kehidupan Nash.“Aku membawakan kalian cemilan,” gumam Daisy pada akhirnya, menolak untuk membahas tentang Chloe lebih jauh. “Aku tidak tahu kalian ingin makan apa, jadi aku mem