Share

Tanda Kepemilikan Aland

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-14 15:43:09

"Tidak salah karena kamu harus hangat, Miley."

Aland mencari kesempatan melancarkan rencananya. Dia begitu beringas meraup bibir hingga leher jenjangnya. Mengecup lebih lama untuk meninggalkan kepemilikannya di sana.

Tapi tubuh Miley terlalu lemah menolak serangan panas Aland. Ia hanya bisa mengepal tangannya, meski di sisi lain ia menikmati rasa hangat sentuhan kulit tubuh Aland.

Tapi ... tersadar dari siapa kehangatan itu. "Hentikan kegilaan ini!" pintanya memiringkan kepala dengan susah payah, menghindari jemari Aland kembali menyentuh bibirnya.

"Aku bilang, kamu harus hangat, Sayang."

Aland merasakan kini malah dirinya yang terbakar hasrat setelah mencium aroma tubuh Miley. Tangannya kian lancang melepas satu persatu kancing kemeja Miley.

"Jangan lakukan itu," pinta Miley tidak berhenti memohon. Tapi itu tidak menghentikan aksi Aland yang telah di kuasai hasrat penuh damba, mengganti posisi badan dengan mengungkung Miley dibawah tubuhnya.

Miley pasrah dibawah kungkungan tubuh Aland. Matanya liar mengeksplor bebas wajah tampan dan dada bidang berotot dan liat itu.

Lama memandangi manik matanya, baru kali ini Miley bisa menyelami kedua iris coklat pekat Aland. Hidungnya mancung dengan sorotan mata yang tegas, dia bukan hanya gagah, tapi sangat tampan.

Memang Aland papa tirinya, tapi usia mereka tidak begitu jauh. Miley mengagumi keahlian mamanya menggaet pria tampan yang lebih cocok putranya itu menjadi suaminya.

'Dia tampan sekali,' batinnya terhipnotis dengan pesona tampan Aland.

Melihatnya hanya diam dan melotot, Aland semakin berani dengan aksinya. Dalam sekejap dia berhasil menyisakan cawat dan bra nya saja.

"Aland ..." desisnya lebih terdengar seperti desahan.

Seumur-umur baru ini memanggil nama mantan papa tirinya itu.

"Iya, Sayang," sahut Aland mempererat pelukannya di tubuh Miley yang masih menggigil. "Aku mencintaimu."

Seperti tersadar telah larut dengan sentuhan Aland, Miley menjauhkan pandangannya. "Hentikan! Sekarang lepaskan, aku sudah merasa hangat," ucapnya dengan nada bergetar.

"Belum, Sayang. Aku masih perlu menghangatkan tubuhmu lagi."

Miley yang terlanjur menikmati kehangatan itu, hanya menurut saja saat Aland melakukan penyatuan bibir lagi.

Hasrat dalam dirinya ikut bergejolak, tanpa sadar Miley melingkarkan tangannya di leher Aland, membuat Aland sempat kaget. Beberapa saat keduanya saling beradu pandang sebelum kembali saling berpagut mesra.

"Aku menginginkanmu, Miley," sungguh Aland mengecup bibirnya lebih beringas. Dia tidak lagi bisa menahan hasrat dirinya.

"Hentikanlah! Karena tak mungkin melakukannya denganku. Kamu sudah pernah melakukannya dengan Mamaku? Sementara ..." Miley menjeda ucapannya sambil menarik napas panjang, ia menatap tegas kedua iris coklat Aland. Seolah memaksa Aland mengetahui isi kepalanya.

"Aku hanya suami kontrak Jenny, Miley. Kami tidak pernah melakukannya."

Miley kaget, tapi tidak langsung mudah percaya. Ia belum lupa mengapa ia mengatainya 'buaya kelaparan'.

"Yah, aku akui aku hanya menyelamatkan Jenny dari keluarga ayahmu, Miley. Pernikahanku dengan Jenny itu hanya berdasarkan bisnis. Yah, Jenny membayarku dengan menyelamatkan namaku juga."

Antara senang dan tidak mendengarnya. Ia akui rasa bencinya tiba-tiba hilang setelah menatap iris coklat Aland tadi.

Miley tahu sejak kematian ayahnya, keluarga ayahnya selalu memperlakukannya dan Mamanya tidak baik. Mereka juga merampas perusahaan dari tangan Jenny. Terlebih dengan Jason, pamannya.

"Lalu, apa Jenny menikah lagi dengan pria lain untuk menyelamatkannya juga?" sindir Miley belum sepenuhnya bisa memaafkan Jenny.

"Lupakan dia! Aku tidak ingin membahasnya!"

Miley mendorong Aland dari atas tubuhnya. Kemudian memunggungi Aland, seraya menutupi tubuhnya dengan selimut. "Berikan ongkosku pulang besok pagi."

Meski yakin Aland tidak akan menolak permintaannya setelah merasakan kehangatan mereka barusan. Namun, ia juga khawatir bisa-bisa saja Aland kembali dengan sikapnya yang kasar.

"Untuk sementara kita harus tinggal di sini, Miley. Musim hujan salju membuat penerbangan ke luar negeri ditiadakan."

"Jadi?" protes Miley memutar badan cepat. "Jangan bilang kamu sengaja melakukan ini?"

Tuduhan Miley itu benar. Aland memang sengaja melakukannya. Tapi tidak mungkin mengakui itu kepada Miley.

"Tidak, Sayang. Kita kemari karena urusan pekerjaan. Besok kita ada pertemuan dengan para kolega perusahaan luar negeri."

"Itu kamu! Lalu, kenapa membawaku?"

Aland memberikan senyum smirk seperti merendahkan. Sikap Miley itu memancing emosinya kembali.

"Kamu sekretaris pribadiku. Apa kamu lupa, Sayang?"

Miley terdiam.

"Nah, minumlah dulu agar pikiranmu segar, Sayang."

Aland meraih botol minuman kemasan plastik dari atas nakas.

Miley yang memang kehausan lantas menyambar dan meneguk habis isi botol kemasan itu, tanpa berpikir larutan yang tercampur di minuman bening tersebut.

***

Pagi sekali Miley terbangun, ia mendapati dirinya terkurung dalam pelukan Aland.

Kepalanya juga terasa berat seperti kemarin-kemarin. Namun, berpikir itu mungkin karena mengalami hipotermia semalam.

Sekujur tubuhnya terasa sakit, seperti baru di gebukin. Meski telah mengguyur tubuhnya, tapi rasa sakit itu tak juga berkurang.

"Iya, minggu depan pulang. Untuk sementara HR Aland Corp yang meng-handle perusahaan."

Miley terburu-buru mematikan shower.

Dengan berjingkat-jingkat ia menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, menguping percakapan Aland di dalam ruangan.

"Di Jepang masih musim salju. Kamu kirim lewat email saja."

"Jepang?" gumam Miley merasa tidak seperti di Jepang. "Apa sekarang musim salju di Jepang?"

"Miley, kamu sudah selesai?" Terdengar suara Aland. Disusul suara ketukan di pintu kamar mandi, menyentakkannya yang masih menempelkan daun telinganya di pintu.

Miley berlari ke wastafel dan menyalakan keran sebelum menjawab.

"Sebentar aku lagi mandi."

Beberapa detik, ia menjerit, "Ahh!"

Melihat tubuhnya yang polos di depan cermin, sekujur tubuhnya penuh bercak-bercak merah.

"Ada apa, Miley?" panggil Aland menggedor pintu kamar mandi.

"Tidak apa-apa, handukku terjatuh," sahutnya menahan emosinya yang membuncah.

"Apa semalam dia mencekokiku obat tidur lagi?" gumamnya tidak merasakan apa-apa sepanjang malam. Kemudian menggeram kesal karena ia mau saja diperlakukan seperti itu.

Mendengar suara gedoran di pintu kamar mandi, Miley terburu-buru mengenakan pakaiannya. Untungnya ia sudah membawa bajunya ke dalam kamar mandi.

"Maaf, kebiasaanku selalu mandi lama," ucapnya melintas didepan Aland. Tiba-tiba bergidik dan malu bertatapan dengannya, membayangkan bagaimana Aland mencumbuinya semalam. Tapi ia juga tidak ingin membahasnya.

Melihat Aland menutup pintu kamar mandi, dan juga dompet dan ponselnya terletak begitu saja diatas nakas. Timbul niatnya untuk mengambil uangnya, lalu, melarikan diri.

Namun, belum sempat membukanya, "Miley, ambilkan handuk," panggil Aland dari dalam kamar mandi.

Miley terburu meletakan dompet belum berhasil mengambil uangnya. 'Kenapa dia tidak bawa handuknya!' rutuknya dalam hati.

"Iya, sebentar," sahutnya menyambar handuk, memberikannya dari celah pintu yang terbuka sedikit.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya melarikan diri, apalagi saat ini mereka sedang ada di Jepang. Sedikit banyaknya ia udah tahu seluk-beluk kota-kota di sana.

Cepat-cepat mengambil dompet Aland dan berlari keluar. Ia tidak menghiraukan panggilan Aland yang menyuruhnya menyiapkan pakaiannya dari dalam kamar mandi.

Namun, baru saja membuka pintu kama hotel, ia hanya bisa mengumpat. "Sial!" Cuaca di luar tidak lebih baik dari semalam

Ia pun pasrah tubuhnya kembali membeku di depan pintu kamar. Kini seluruh syaraf-syaraf tubuhnya pun seperti lumpuh.

"Miley!! Apa kamu tuli!"

Suara menggelegar dari dalam kamar, membuat tubuhnya yang membeku itu semakin ketakutan.

Disusul pintu kamar mandi dibuka dengan menghempas kasar. Miley berusaha menarik kakinya, tapi telapak kakinya seperti telah menyatu dengan lantai kamar.

Pun dompet di tangannya terjatuh di ujung kakinya. Detak jantungnya seketika berhenti ketika Aland mulai mendekatinya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Happy Ending

    Tuan Daniel yang kesal menunggu Aland di perusahaan induk, dan malah menyuruhnya harus ke sana, tidak bisa menguasai emosinya.Lantas pria kaya raya tersebut memangkas jarak dengan Aland. Namun, Tuan Daniel tidak kalah kaget melihat Abian juga ada di sana bersama Aland. "Untuk apa kamu kemari, Abian? Apa kamu pikir bisa seenaknya meninggalkan kewajibanmu di perusahaan-perusahaan yang kamu tangani?" berang Tuan Daniel menatap tajam putra tirinya itu. Tuan Daniel cuma menyuruh Aland ke perusahaan induk Halton, untuk melakukan tanggungjawabnya sebagai pewaris kekayaan keluarga Halton, tidak ikut Abian.Lebih kagetnya lagi, keduanya malah senyum-senyum melihatnya yang marah-marah itu."Dad, kami minta maaf karena tidak langsung ke perusahaan induk Halton, tapi kami ingin memberikan hadiah besar ini untuk Daddy," ucap Aland membuka pintu dan mempersilahkan Tuan Daniel masuk. Tuan Daniel yang tadinya emosi tiba-tiba berubah kebingungan. Padahal dia pun tidak sedang ulang tahun hari ini. T

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Panggilan Tuan Daniel

    Dua minggu lebih berlalu. Setelah mendapatkan semua bukti-bukti, akhirnya Miley berhasil mengambil kembali perusahaan Adira dan New Adira."Aku mengganti nama menjadi perusahaan triple A,"ucap Miley tegas. "Kenapa tidak tetap jadi perusahaan Adira saja, Miley?" tanya Aland bingung dengan nama asing tersebut."Itu gabungan nama ayah dan nama kecil mamaku, Aland. Adira Ashkelon dengan nama kecil Jenny itu Agatha. Aku gabung menjadi triple A. Sekalian mengenang mereka, Aland." Sesaat Miley tertunduk seperti memendam rindu kepada mereka yang telah meninggal dunia. "Aku akan merawat perusahaan triple A ini untuk kedua orangtuaku."Aland merangkul pundaknya."Oo, begitu. Kita sama-sama menjaganya untuk mereka," ucap Aland menyeka airmata Miley. "Sudah tidak usah sedih-sedih lagi, semua yang telah berlalu tidak dapat diulang. Mereka juga sudah kembali kepada Sang Penciptanya," lanjut Aland menenangkan hati Miley."Iya, Aland. Seenggaknya aku sudah membalaskan dendam mamaku kepada Jason

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Menemui Keluarga Ayah Miley

    "Untuk apa kau kemari? Jangan berpikir kau masih terdaftar sebagai anggota keluarga kita!" sarkas pria tua bertubuh buncit.Miley yang baru saja berdiri di pintu ruang ayahnya itu, disambut sarkas oleh Wisnu, adik Kakek dari ayahnya, yang biasa ia panggil Kakek muda dulunya. "Yah, itu jauh lebih baik! Sejak kematian ayahku, aku bukan lagi daftar keluarga besarmu!" sahut Miley santai mengedikkan kedua bahunya bersamaan. "Seharusnya aku menanyakan kabarmu Kakek muda, setelah sekian tahun kita tak pernah bertemu," lanjut Miley tidak terusik dengan kesarkasan Wisnu. Miley menarik napas panjang sembari memangkas jarak dengan pria yang berdiri di pintu, menghalanginya masuk. "Berhenti di situ! Atau kau akan mati!"Miley tertawa kecil mendengarnya. "Mati? Maksudmu, Jason yang akan membunuhku? Haaa, ku pastikan dia tidak berkutik lagi bertemu denganku," ucap Miley sombong.Jelas saja Jason tidak akan bertemu dengannya di sana. Karena pria itu telah di tangan Abian saat ini. Tapi Miley t

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Merebut Perusahaan Miliknya

    "Ke mana kamu membawaku, Aland?" tanya Miley tergopoh-gopoh menyeimbangi langkah Aland yang menarik tangannya.Beberapa menit lalu Aland bilang mau ke perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya, tapi Aland malah menyuruhnya meninggalkan tas berisi berkas-berkas perusahaan Aland Corp."Masuklah!" titah Aland membukakan pintu mobil untuknya. "Kamu mau mengambil kembali perusahaanmu, kan?" tanya Aland menaikkan salah satu alisnya.Miley tersentak, memang iapun tidak ingin berlama-lama lagi mengambil alih perusahaan Adira dan New Adira. "Kamu tidak bercanda, kan?" tanya Miley urung masuk, berdiri menatap Aland seolah meminta penjelasannya."Itu!" Aland menunjuk tas yang terletak di dasar mobil. "Berkas-berkas perusahaan WinJason ada di dalamnya."Miley mengikuti jari telunjuk Aland. Memang ia menyimpan berkas-berkas perusahaan WinJason di dalam tas tersebut. Miley segera masuk, rasanya sudah tidak sabar segera mengusir adik perempuan ayahnya dari perusahaan WinJason.'Tunggu aku melempa

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Kemarahan Tuan Benjamin

    Sekilas melihat rumah itu saja terasa menyeramkan. Memang rumahnya mewah, tapi tidak terawat. Pohon dan tanaman merambat hampir menutupi pintu rumah tersebut. Selain jauh dari pemukiman warga juga dan beberapa pohon besar hampir menutupi keberadaan rumah tersebut."Masuklah!" titah Jason cukup puas melihat ketiga orang bersamanya heran dengan penampakan rumahnya yang terkesan angker itu. Mereka tidak tahu saja kalau Jason dengan sengaja membuat rumah induknya seperti itu untuk mengelabui siapapun yang sedang mencarinya.Terbukti bertahun-tahun dia selamat dari kejaran polisi dan orang-orang pimpinan Turbo XX dengan bersembunyi di rumah induknya. "Kau jangan coba-coba mempermainkan kita!" berang Abian menarik Jason dengan kasar dari dalam mobil. "Ingat! Aku tidak segan-segan menembak kepalamu itu!" lanjutnya mengarahkan ujung sepatu kulitnya ke pinggang Jason yang tersungkur di tanah.Jason hanya meringis kecil, tidak berdaya melawan karena kedua tangannya terikat kuat ke belakang.

  • Tertawan Pesona Mantan Papa Tiri    Rahasia Masa Lalu Jason

    Miley gegas menemui Theo, meminta pria itu mengantarnya ke perusahaan WinJason. Tapi Theo menolak karena tadi Aland berpesan dan tidak mengizinkannya mengantar Miley keluar."Aku mau bertemu dengan wanita itu, Theo?" geram Miley mencondongkan badannya ke depan seraya menumpulkan pandangannya ke wajah Theo. Tekad Miley sudah bulat akan bertemu dengan adik perempuan ayahnya, yang saat ini menghandle sepenuhnya perusahaan WinJason. Dengan semua bukti yang telah ia dapatkan wanita itu tidak akan berani mengelak lagi."Miley, Tuan Muda Aland tidak mengizinkanmu ke sana! Itu yang diperintahkan Tuan Muda Aland tadi kepadaku!" "Jangan mengada-ada ya! Aland tidak ada mengatakan seperti itu tadi!" Miley yang tersulut kesal itu mengeluarkan berkas-berkas perusahaan WinJason dari dalam tasnya. "Ini! Aku sudah mendapatkan semua berkas yang ku perlukan untuk mengambil alih perusahaan WinJason! Sekarang tugasmu hanya mengantarku ke sana, Theo!"Tapi Theo tetap saja tidak mau mengantarnya ke sana.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status