Share

Tertukar Jiwa
Tertukar Jiwa
Penulis: Ir

Bab 1

Dor

Dor

Dor

"Jangan bergerak atau kami tembak!" Ujar seorang polisi yang sibuk berlari mengejar seorang wanita.

Wanita berambut pendek yang bernama Stella adalah seorang buronan polisi yang sering mencuri barang barang berharga milik masyarakat. Stella sangat cerdik dan memiliki banyak ide sehingga susah baginya untuk tertangkap. Tetapi hari ini adalah hari sial bagi Stella, karena saat mencuri di toko emas kecil, Stella ketahuan oleh polisi yang menjaga keamanan.

"Kalian terlihat seperti kura kura yang lambat" Ujar Stella, dia menertawakan polisi yang sedang berusaha mengejarnya.

"Berhenti sekarang juga!" Teriak polisi yang mengejar Stella dari belakang.

Stella tidak memperdulikan polisi yang terus menerus meneriakinya. Dia terus berlari menghindari kejaran polisi. Tanpa sadar Stella sudah berada ditengah tengah jalan raya besar. Sedangkan polisi yang mengejarnya berhenti saat melihat truk mini yang berjalan cepat ke arah Stella.

"AWASSS" Teriak polisi.

Stella berhenti sebentar, lalu berbalik menatap polisi yang sedang berdiri lumayan jauh dari dirinya. Stella mengarahkan pandangannya kearah kanan, dia melihat sebuah truk mini yang berjalan cepat ke arah dirinya.

Brukkk

Tubuh Stella terpental jauh dari jalan raya. Penglihatannya buram, kepalanya pusing, dan bahkan Stella bisa merasakan darah segar mengalir di kepalanya. Yang bisa dia lihat hanyalah truk yang menabraknya dan juga polisi yang tadi mengejarnya. Hingga akhirnya Stella kehilangan kesadaran.

****

Stella membuka matanya secara perlahan. Mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang berada didalam ruangan. Hal pertama yang ada dipikirannya adalah apakah dia masih hidup setelah kecelakaan tadi? Stella pikir dia akan berada langsung di surga. Tunggu tunggu apakah seorang pencuri bisa masuk surga?

Stella berusaha untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melihat ke arah sekitarnya. Stella seperti berada disebuah kamar, tetapi kenapa semuanya terlihat asing dimata Stella? Stella pikir dia akan berakhir dirumah sakit atau dibalik sel tahanan tetapi kenapa dia berada dibangunan kuno seperti ini?.

"Dimana ini?" Stella terus bertanya tanya kepada dirinya sendiri.

Tak lama pintu kamar terbuka. Menampilkan seorang wanita yang memakai baju gaun putih kuno yang sedikit lusuh.

"Nona, nona sudah bangun?" Ujar wanita itu.

Wanita yang memakainya dress putih itu langsung berlari duduk disebelah Stella. Dia mengecek badan Stella dari atas hingga bawah. Stella yang masih bingung hanya bisa diam melihat tingkah laku wanita cantik dihadapannya.

"Apakah ada yang sakit nona? Apakah perlu saya panggilkan tabib?" Ujar Wanita itu.

"Siapa kamu? Dan kenapa kamu memakai baju seperti ini?" Ujar Stella.

Wanita itu menatap Stella dengan tatapan terkejut seolah olah ucapan Stella sangatlah menakutkan. Wanita itu segera berlari keluar dari kamar meninggalkan Stella yang masih kebingungannya.

Stella yang merasa tidak bisa diam saja mencoba bangkit untuk keluar dari kamar yang menurutnya kuno. Stella menatap bingung dirinya sendiri yang memakai dress kuno berwarna putih, dan sejak kapan rambutnya menjadi sangat panjang? Stella sangat bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Tanpa ingin mengambil pusing dengan bajunya, Stella memilih untuk berjalan jalan menelusuri rumah yang sangat asing di penglihatannya. Rumah itu disusun dengan kayu yang kelihatan berkualitas dengan tiang tiang yang menyangga rumah, didalamnya juga banyak barang barang kuno. Stella berpikir memangnya ada rumah kuno seperti ini di kota.

"Banyak sekali barang antik disini. Kalau dijual pasti harganya mahal. Apa aku curi saja ya?" Ujar Stella dengan otak banditnya.

Dari kejauhan Stella melihat seorang wanita paruh baya yang memakai dress cantik berwarna biru laut ditemani dengan wanita yang tadi sempat menemui Stella. Wanita paruh baya itu menatap Stella dengan tatapan panik sambil berjalan cepat menghampiri Stella.

"Anastasya kenapa kamu keluar kamar? Keadaan mu saja belum cukup baik" Itu adalah kata kata pertama yang dilontarkan wanita paruh baya saat berhadapan dengan Stella.

"Anastasya? Siapa dia? Dan kalian siapa?" Ujar Stella dengan kebingungan.

"Nona ini saya Alma pelayan pribadi nona, dan ini nyonya Rose ibunda nona" Ujar wanita yang memakai dress putih lusuh atau Alma.

"Maaf, tapi aku tidak mengenal kalian. Oh iya kalau boleh tau apakah benda ini mahal?" Ujar Stella sambil menunjuk guci antik disebelahnya.

Alma dan Nyonya Rose saling bertatapan. Mereka yakin bahwa apa yang dikatakan tabib ada benarnya. Bahwa Stella hilang ingatan karena benturan keras di kepalanya.

3 hari sebelum Anastasya sadar. Dia izin pergi untuk berjalan jalan disekitar taman sendirian. Alma pelayan Anastasya tidak diizinkan ikut oleh Anastasya karena katanya dia hanya berjalan jalan sebentar. Tetapi sudah hampir 2 jam Anastasya tidak kembali. Karena cemas, akhirnya Alma menyusul Anastasya. Dan saat sampai di taman Alma  malah melihat majikannya terbaring di tanah tidak berdaya dengan luka di kepalanya. Tabib mengira Anastasya terjatuh lalu kepalanya terbentur batu.

Anastasya dibawa oleh Alma dan Nyonya Rose kedalam kamar. Alma dan nyonya Rose hanya bisa pasrah dengan keadaan Anastasya. Mereka hanya bisa membawa Anastasya ke kamarnya sambil menunggu Tuan Henry pulang dari urusannya di istana.

"Tasya minum ini!" Nyonya Rose memberikan teh kepada Stella. Stella hanya bisa mengangguk lalu meminumnya.

"Rasanya enak, aku belum pernah minum teh seperti ini sebelumnya. Apakah teh ini mahal?" Ujar Stella.

"Tidak nona, ini hanya teh biasa" Ujar Alma yang duduk disebelah Stella.

Stella mengangguk paham lalu menyeruput kembali cangkir teh yang sedang dia pegang. Stella merasa tenang tenang saja, karena dia merasa aman dari kejaran polisi. Apalagi Stella diperlakukan selayaknya seorang putri, benar benar menyenangkan. Tetapi Stella masih menganggap bahwa semuanya hanya lah mimpi, dia belum sadar kalau dirinya terlempar ke masa lalu.

Setelah selesai meminum teh hangat. Stella memberikan cangkir teh kepada Alma. Tanpa sengaja Alma  menumpahkan sisa teh yang masih hangat ke tangan Stella.

"Awshh panas" Ujar Stella sambil menggosok gosok lengannya.

"M-maaf nona. Saya benar benar tidak sengaja" Ujar Alma yang membantu Stella  menggosok lengannya yang terasa panas.

"Alma apa yang kau lakukan? Tasya baru saja sadar tetapi kamu malah menumpahkan teh ke lengannya" Ujar Nyonya Rose yang kelihatan marah kepada Alma.

"M-maaf nyonya" Ujar Alma yang ketakutan.

Stella yang tadinya sibuk menggosok lengannya yang panas. Tiba tiba teringat sesuatu. Bukannya didalam mimpi dirinya tidak akan merasakan sakit? Lalu kenapa tangannya merasakan panas. Jika ini bukanlah mimpi lalu?

Stella mengubah posisi duduknya ke arah Alma. Lalu mencengkram kedua pundak Alma dengan erat. Alma dan nyonya Rose yang melihat tingkah laku Anastasya cukup terkejut. Karena Anastasya bukanlah wanita yang emosional tetapi sekarang kelihatannya Anastasya sangat marah kepada Alma.

"M-maaf no-"

"Alma cepat katakan tahun berapa sekarang? Dan dimana aku sebenarnya? Cepat katakan!" Stella mengguncang guncangkan tubuh Alma.

"Baik nona saya akan menjawab. Sekarang kita berada ditahun 1781, di rumah Tuan Hendry ayah nona" Ujar Alma.

Stella melepaskannya cengkeramannya dari pundak Alma. Dia mengacak acak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa dia berada ditahun 1781. Stella pikir semuanya hanyalah mimpi tetapi ternyata ini adalah nyata.

"Alma tampar aku sekarang juga!" Ujar Stella dengan putus asa.

"T-tidak nona bagaimana bisa seorang pelayan menampar majikan" Ujar Alma.

"Putriku ada apa? Kenapa kamu menyuruh Alma memukul mu?" Ujar nyonya Rose.

Stella mengubah posisinya menghadap ke arah nyonya Rose. Stella memasang raut muka sedih dan bingung di wajahnya.

"Nyonya Rose tolong tampar aku!" Ujar Stella kepada nyonya Rose.

Karena bingung nyonya Rose langsung menampar pipi sebelah kanan Stella. Ternyata benar semuanya bukanlah mimpi. Tamparan nyonya Rose terasa sangat panas dan sakit. Bahkan pipi kanan Anastasya terlihat memerah akibat tamparan nyonya Rose.

Stella menangis tidak percaya. Dia berdiri lalu lari keluar kamar. Nyonya Rose dan Alma yang  kebingung langsung berjalan cepat mengikuti Stella dari belakang.

"Nona jangan berlari! Nanti nona bisa terjatuh" Ujar Alma.

"Tasya kembalilah! Kamu belum sepenuhnya pulih nak" Ujar Nyonya Rose.

Stella tidak memperdulikan teriakan Alma dan nyonya Rose dibelakangnya. Dia terus berlari mencari pintu keluar dari rumah kuno untuk melihat lingkungan disekitarnya.

Saat sampai diluar rumah. Semuanya terlihat seperti apa yang dikatakan oleh Alma. Banyak sekali wanita dan pria yang memakai pakaian kuno sedang bersih bersih dan berjaga disekitar rumah. Tetapi saat melihat Stella mereka langsung menghentikan aktivitas mereka untuk memberikan hormat kepada Stella. Bukannya membuat Stella senang tetapi mereka hanya membuat Stella tambah frustasi.

"TIDAKKKKKKK"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status