Dibantu oleh Misa, Henry mendobrak salah satu pintu kamar yang terkunci. Sempat berpikir akan ada seseorang di dalam sana, tapi nyatanya tidak ada siapa pun, sama seperti sebelum-sebelumnya.
"Sepertinya ini kamar anak laki-laki. Apa keluarga Brown punya anak?" tanya Henry.
Misa otomatis mengangkat bahu, "Mereka sudah lama menikah. Itu suatu hal yang normal, bukan?"
"Tapi, kau pernah bilang mereka pernah datang ke pelelangan manusia?" Henry bertanya sekali lagi.
Entah hanya perasaannya atau bukan, selepas ia berkata seperti itu Misa mematung di tempat, tangannya mengepal kuat, dan tatapannya kosong menghadap lantai.
"Ya, ya. Mereka tidak akan segamblang itu meny
"Haha! Rasakan itu, para badut!" Arlo bersorak puas setelah menendang dan meninju para perampok itu sekaligus. "Tak kusangka kau kuat." Osvard bukan bermaksud memuji, namun Arlo mengganggapnya sebaliknya. "Aku bahkan dapat melakukannya lebih dari itu," Arlo kembali memamerkan kekuatannya dengan menangkis lalu membanting salah satu dari perampok Rusia itu. "Hiya! Terima kasih atas pujiannya, kawan!" Osvard tidak membalas apa-apa, takut jika ia memberitahu yang sebenarnya akan menghambat semangat Arlo. Dua dari empat perampok asal Rusia itu kini tergeletak tak berdaya di lantai Bank nan dingi
Peluru itu mengenai pistol milik Logan Brown. Pistol itu terpental lalu meledak. Caroline Brown berteriak histeris. Sementara, pasangan Brown itu kesusahan di dalam ruangan tersebut, Henry membawa Misa berlari ke luar."Ke arah sana! Ke kiri!" seru Misa. Sebelah tangannya menyeka darah yang terus-menerus menetes dari hidungnya.Henry mengikuti Misa di belakangnya. "Misa! Kau tidak apa-apa?" Sambil berlari Henry melontarkan tanya. Sebab agak khawatir dengan kondisi Misa saat ini."Aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab Misa tanpa menampakkan rasa sakitnya.Sampailah mereka pada ruangan berukuran sedang nan misterius. Di dinding sebelah kiri terdapat papan penuh deretan foto-foto entah siapa mereka. Dengan langkah hati-hati, Henry mendekati papan penuh foto-foto tersebut. Kertas cetakan foto itu masih bagus seperti belum lama ini ditempel, menurut pengamatannya. Henry mencopot asal satu foto di sana."Ada tulisan di baliknya..
"Apa lihat-lihat?" ketus Arlo pada salah satu anggota perampok Rusia.Perampok itu menatap Arlo dengan tatapan dendam yang berapi-api.Arlo menguatkan ikatan pada tali yang dililitkan pada keempat perampok itu, mereka sedikit mengerang di kala ikatannya terlalu kencang, namun Arlo tak menghiraukan barang sekali pun, dan malah semakin mengikatnya kuat."Selesai!" sahut Arlo, ia membersihkan tangannya lalu melangkah pada Henry dan Misa yang sibuk mengurus pasangan Brown."Kalian berdua harus menanggung apa telah kalian perbuat, Mr. Brown, Mrs. Brown," ujar Henry. Di tangannya terdapat sebuah walkie-talkie yang terhubung dengan kepolisian dan tim forensik lainnya.
Di Rabu siang yang menyengat, pengadilan ramai didatangi orang-orang. Mulai dari orang penting seperti: orang kaya, penghuni apartemen Wood, rekan departemen keluarga Brown, wartawan, pengacara, detektif, polisi, bahkan hingga beberapa orang biasa hadir di sana. Semua orang masih sibuk berbincang, menunggu hakim menempati tempatnya.Tak lupa pula dengan keluarga Arthur. Lilian Brown dapat sangat diandalkan; dia mengurus hal yang berkaitan dengan keluarga Arthur dan menepati janjinya untuk bertemu lagi bersama Henry dan yang lain."Halo, Mr. Littlejohn," sapa Lilian Brown.Nada bicaranya yang anggun lantas membuat Henry sedikit memperbaiki sikapnya di depan Lilian Brown.Henry berdeham pelan. "Oh, halo juga, Ms. Lilian Brown. Senang bertemu denganmu lagi," sapanya balik.Lilian Brown menganggukkan kepala anggun. "Apa kau mengalami banyak kesulitan dalam misimu, Mr. Littlejohn?" tanyanya."Yang namanya misi pasti selalu berproses, Ms. Li
"Apa menurutmu ini yang disebut dengan keadilan?"Ini pasti ada hubungannya dengan permasalahan yang mungkin dimiliki Misa dan keluarga Brown.Henry menelusuri raut wajah Misa. Gelisah, marah, muak, dan kecewa. Emosinya mudah terbaca namun tidak dengan sebab di baliknya."Adil menurut setiap orang itu berbeda, karena itu tidak ada yang bisa diharapkan dari sebuah keadilan di dunia. Sekeras apa pun orang berusaha untuk mencapai keadilan, pasti ada ketidaksempurnaan pada hasil akhirnya."Pandangan Misa jatuh ke bawah, "Mungkin kau benar. Adil.... Sejujurnya sejak awal aku tidak pernah percaya dengan kata itu.""Kata itu memang tidak berguna di dunia ini." Henry m
Ribuan lembar selebaran tentang hilangnya tahanan nomor 3773, atau Caroline Brown sudah ditempel hampir di seluruh tempat di Westminster. Para jurnalis dan pihak-pihak berwewenang lainnya dengan cepat menyebar berita melalui berbagai macam media. Aparat kepolisian Westminster bekerja sama, siap sedia menjaga keamanan dan menyebar untuk melakukan penyelidikan. Di saat tengah berpikir kalau setidaknya untuk beberapa waktu keadaan akan tenang dan mereda, namun dunia kriminal ternyata tidak mengizinkan dunia kembali normal bahkan hanya untuk sehari saja.Di kantor polisi pusat, dari pagi hingga pagi lagi diserang oleh banyak telepon dari banyak pihak terutama para jurnalis yang ingin mengetahui lebih lanjut perkembangan kasus hilangnya Caroline Brown di pemakaman."Ini sudah pasti penculikan!" sahut Arlo.
Clare kebingungan dengan adiknya yang sejak kemarin sudah pulang ke rumah tapi tidak menimbulkan satu keributan sekalipun di dalam kamarnya. Clare secara sengaja berpura-pura melewati pintu kamar Henry yang tertutup rapat sambil bersenandung asal, di tangannya ada sebuah kemoceng, ia berpura-pura tengah membersihkan bingkai-bingkai foto dan beberapa hiasan yang berada di depan kamar Henry."Mencurigakan sekali... percobaan bunuh diri macam apa lagi yang direncanakannya."Setelah itu, Clare memutuskan untuk tidak terlalu memerdulikannya dan melenggang ke lantai bawah.Hingga keesokan harinya pun masih tidak ada tanda-tanda dari pergerakan Henry, namun Clare yakin seratus persen kalau adiknya itu belum keluar kamar sama sekali, jadi tidak mungkin dia pergi begitu saja ke antah-berantah."Goyle, apa kau yakin Henry tidak pergi ke mana-mana?" tanya Clare cemas.Goyle menggelengkan kepala, "Tidak Ms. Littlejohn, saya mengawasi ru
"Menurutmu ini milik siapa?""....""Violet? Benarkah?""....""Kau tidak yakin? Ck, jangan sembarangan menuduh kalau begitu!""....""Coba kau endus benda ini.""....""Milik si pria asing itu?"Erroll menggonggong dua kali."Erroll, kau bahkan tidak ada di sana saat pria asing itu melewati ruanganku. Dan lagipula hewan peliharaan tidak boleh masuk ke rumah sakit."Henry menggaruk-garuk kepala hingga perut Erroll dan setelahnya Erroll kembali menggonggong."Haruskah aku mengajakmu jalan-jalan keluar untuk mencari siapa pemilik buku ini?"Erroll menggonggong lagi."Menggonggong sama dengan iya!" serunya.Henry mengambil laptop dan menaruhnya di atas pangkuannya. Ia membuka pencarian lalu jari-jari menari-nari secara lihai di atas keyboard."Marylebone, Marylebone, Marylebone..."Selama mencari dia terus-menerus menyebutkan nama tempat tersebut.Pergerakan tan