Share

Kehidupan baru

Penulis: Vellichor_Ann
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 15:58:18
Sementara itu, di sebuah mansion megah, seorang pria tua duduk di kursi roda, menatap bingkai foto dihadapannya dengan tatapan kosong. Ia kehilangan cucu kesayangannya. Sudah 4 hari sejak anak itu kabur dari rumah, dia sangat merasa sedih. Hanya cucunya itu yang bisa membuatnya tertawa lepas.


"Gimana? Kamu sudah dapat kabar soal Jevran?" tanya pria tua itu kepada anak buah suruhannya.


"Belum, Pak Wilan. Kami tidak bisa melacaknya karena nomor Tuan Jevran sudah tidak aktif."


Wilan menatap mereka dengan tatapan tajam. Dasar tidak berguna! "Kalian itu gimana kerjanya?! Saya suruh kalian cari Jevran aja tidak bisa?"


Orang-orang itu menunduk. "Maaf, Pak. Kami cuma dapat informasi, kalau tuan Jevran sempat mengambil uang di ATM beberapa hari lalu di ATM kota ini. Sekarang kartu kreditnya juga sudah mati."


"Saya gak mau tau, cari cucu saya sampai ketemu!"


"Baik, pak."


Mereka sedikit membungkuk dan pergi untuk mencari informasi lebih. Wilan yang dikenal orang memiliki hati yang keras, hanya akan bersikap berbeda pada cucu kesayangannya, Jevran. Bahkan anak-anaknya saja tak mampu membuat Wilan nyaman berbicara dengannya. Di otak mereka hanya pekerjaan dan uang. Jika Jevran, anak itu memang manja namun pemikirannya luas.


Jika dipikir lagi, kaburnya Jevran dari rumah juga kesalahan dari anak dan menantunya Wilan. Mereka memaksakan perjodohan Jevran seolah mereka yang akan menjalani itu semua.


"Haris, Nilam, kalian keterlaluan!"

****

"Ah, nasib banget begini."


Jevran berjalan ke luar rumah untuk membuang sampah. Ia tadinya berniat untuk membuat masakan sendiri dengan melihat tutorial di internet, namun hasilnya gagal total. Dapurnya malah berantakan dan dia harus membereskannya sendiri. Hanya ada telur yang bisa dimakannya meski itu gosong sedikit. Jevran tak bisa memesan makanan online karena itu akan membuatnya boros. Dia tidak bisa menggunakan uang di ATM karena kartu kreditnya sudah ia blokir sendiri. Pasti sangat mudah untuk orang rumah melacak keberadaannya.


"Kamu ngapain?"


Jevran hampir terloncat ketika berbalik melihat Naura yang berdiri di depannya. Kenapa gadis ini ada dimana-mana?


"Habis buang sampah," kata Jevran mengusap tengkuknya canggung.



"Kamu mau ke mana?" lanjut pria itu melihat Naura yang terlihat rapih menggunakan celana cargo dengan kaus oversize yang menutupi tubuh rampingnya. Menarik, tidak seperti kebanyakan perempuan yang diteumi Jevran. Biasanya mereka berpenampilan anggun, menggunakan dres atau pakaian berbau feminim lainnya. Naura berbeda. Dia seolah melakukan apa yang dia inginkan.



"Mau jalan sama temen-temenku. Mau ikut? Aku sih boleh-boleh aja. Kamu kan juga baru di sini, biar aku kenalin daerah sini gitu."


"Boleh?" tanya Jevran ragu-ragu. Ya kalau itu Naura yang mengajak, dia sih mau-mau saja.



Naura mengangguk. Tepat sekali mobil temannya datang. Ia menarik tangan Jevran menemui mobil putih yang terparkir di halaman rumahnya. "Itu temen-temenku datang."


Dari dalam mobil keluar dua orang teman Naura. Satu perempuan dan satu laki-laki yang Jevran yakin tengah menatapnya tak suka. Entah karena apa, mungkin sebab Jevran berdekatan dengan Naura. Jevran tak memperdulikannya.



"Udah siap?" tanya perempuan yang mengenakan dress selutut kepada Naura.



"Udah dong."



"Itu siapa?" Kini laki-laki di sebelahnya yang bertanya.



"Oh iya, ini Joko. Tetangga baru aku. Dia datang dari kampung buat merantau di sini. Terus, Jok, mereka ini temen aku. Dia namanya Sisil, kalau yang ini Arga."



Pria bernama Arga itu memutar bola matanya malas. "Ck! Ya udah! Ayo, kita berangkat."



"Sebentar, Joko boleh ikut, kan?"



"Kamu yakin? Mending gak usah deh, Nau," kata Sisil menilai penampilan Jevran. Masa iya mereka membawa si culun ini jalan-jalan?



"Sisil bener. Kamu juga kan baru kenal sama dia. Emang kamu tau dia orangnya gimana? Penampilan dia aja aneh gini. " Arga ikut menambahkan.



Sialan! Jevran mengumpat dalam hati. Mau membalas perkataan mereka tapi tidak mungkin juga. Jevran membenarkan posisi kacama bulatnya sebelum menatap Naura dengan senyum tipis. "Kayaknya aku gak usah ikut aja."



"Loh, kok begitu?" Naura menekuk bibirnya kesal. "Kalian gak kasian sama dia? Joko belum tau daerah sini. Apa salahnya sih kita ajak dia jalan-jalan supaya tau?"



Sisil menyikut Arga seolah meminta pendapat nya. Sebenarnya mereka kurang suka dengan pria berkacamata itu. Apalagi Arga, dia kan memang menyimpan perasaan kepada Naura. Mau tak mau Arga mengiyakan. Daripada Naura ngambek dan tak jadi pergi.



"Iya deh, boleh," putusnya yang terdengar seperti tidak ikhlas. Jevran mencoba menahan senyumnya.



"Kalau gitu kamu ganti baju dulu. Nanti kita tunggu di sini," kata Naura. Gadis itu masuk ke dalam mobil bersama Sisil. Di luar sana Jevran berniat ke rumahnya untuk berganti pakaian namun dicegat oleh Arga.



"Denger ya cupu! Jangan deket-deket sama Naura!" bisik Arga.



Jevran menggeleng seolah takut. Ia langsung berlari sebelum mendengar pria di hadapannya mengancam lebih. Setelah cukup jauh Jevran melepas kacamatanya.

Ia tersenyum miring mendengar ucapan pria barusan. 
'Enak aja Lo ngatur hidup gue.'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   akhir cerita

    Tok.. tok.. tok...Naura yang baru saja mengganti pakaian pergi ke depan untuk membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Jevran. Pria itu merentangkan tangannya."Jevran?" Naura memeluknya dan disambut dengan hangat."Tadi aku ke toko ternyata kamu udah tutup. Jadi langsung ke sini.""Ayo masuk."Naura mengajak Jevran masuk dan kembali menutup pintunya. Jevran menatap ke sekeliling. "Ajun mana?""Baru aja pergi. Katanya mau nginep di rumah temen dua hari."Jevran mengikuti Naura yang berjalan menuju dapur. Sepertinya Naura akan membuat kue, terlihat dari bahan-bahan yang sudah disiapkan. Apakah gadis ini tidak lelah membuat kue sepanjang hari? Pria tersebut melihat-lihat belanjaan di atas meja. "Mau buat keu, ya?""Iya pesenan Jerry, katanya buat temennya. Tapi jujur ini pertama kali aku buat kue yang tinggi kayak gini," kata Naura terdengar ragu."Kamu bisa, kok. Oh iya, Ra. Besok aku mau ajak kamu makan malam. Nanti aku jemput, ya?""Makan malam di rumah kamu?" tanya Naura."Di lu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   1 bulan hubungan

    Hari demi hari berlalu. Hari ini Jevran melakukan pelepasan gips pada tangannya. Dokter sendiri yang datang ke rumah. Karena ini hari Minggu ada Naura dan Ajun juga yang menemani. Seperti kata Jevran sesibuk apapun mereka berdua setidaknya luangkan satu hari untuk bersama dan itu adalah akhir pekan.Begitu benda tersebut dilepaskan Jevran mulai merasa lega. Akhirnya hari ini tiba dimana ia bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak perlu kesusahan lagi untuk melakukannya."Silahkan pelan-pelan digerakkan tangannya. Pelan aja biar gak kaget," ucap sang dokter.Jevran mengatur nafasnya sesaat. Ia meluruskan tangan kanannya dan bergerak sesuatu arah. Kanan, kiri, atas, bawah, dan berputar sesuai arah jarum jam."Bagaimana?""Gak sakit," jawab Jevran."Kalau begitu tangannya sudah sembuh dan kembali seperti semula. Selamat, ya.""Terimakasih, dok."Nilam mengusap punggung Jevran. "Syukurlah kalau sudah sembuh total.""Kalau begitu tugas saya selesai, Pak, Bu. Saya pamit kembali ke rumah sakit

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mau cucu

    Kemarin Jevran mengeluarkan banyak uang untuk belanja es krim anak-anak di taman. Tapi dia menikmati waktunya yang menghabiskan sebagian harinya dengan anak kecil. Semua itu menyenangkan apalagi jika ada Naura di sampingnya.Karena semakin hari semakin membaik, Jevran berusaha mencari ide agar dirinya tidak merasa bosan. Tangannya juga semakin pulih dan saat pagi tadi pemeriksaan, dokter bilang beberapa hari lagi gips sudah boleh dilepas. Itu membuatnya tenang.Setelah pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaannya, Jevran langsung ke tempat Naura. Ya, di toko kue tempat Naura mendapat kesibukannya. Gadis itu juga belum tau kalau Jevran akan datang ke sini sekarang. "Permisi, saya mau pesan kue.""Silahkan ma-" saat menoleh Naura terkejut melihat kehadiran Jevran. "Kamu kok di sini? Sama siapa? Kenapa gak bilang mau ke sini?""Stttt...."Jevran menempelkan telunjuknya pada mulut Naura. "Aku gak disuruh masuk?""Oh, iya. Ayo masuk."Pria itu masuk ke dalam dan melihat sekitar. Bagu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mood booster

    Sementara itu di atas sana kini Jevran berdiri di depan jendela. Dia sedang mencoba menghubungi Naura karena hari ini belum mendengar kabar darinya. "Kamu lagi dimana? Aku pulang hari ini kenapa gak ikut jemput aku?"'Loh, kamu udah pulang? Aku lagi di toko. Tadinya aku mau ke rumah sakit nanti sore. Tapi ternyata kamu udah pulang.'"Yaudah, gak usah."'Maaf, ya. Beneran deh hari ini ada pesanan. Sayang kalau aku tolak. Kamu gak marah, kan?' tanya Naura terdengar menyesal. Jevran terkekeh pelan. "Gak apa-apa, aku ngerti kok. Tapi besok ke sini, ya."'siap, bos.'"Papa kamu udah berangkat, Ra?"'Papa sama Bang Rival udah berangkat. Terus mereka titip salam buat kamu semoga cepet sembuh. Mereka gak sempet jenguk kamu lagi.'Naura sudah tau jika Papanya memberi restu pada hubungan Jevran dan Naura. Dia benar-benar senang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi selain mengatakan jika dirinya bahagia. Perjuangan Jevran ternyata tidak sia-sia.Sebelum pergi Bahar juga bilang oada Naura jika

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Semua anak sama saja

    Ajun keluar dari kamarnya dengan tubuh yang lebih fresh. Karena sudah mandi setelah seharian menggunakan seragam sekolah sampai tidur di rumah sakit. Dia sudah kembali pulang hari ini.Pemuda itu berjalan menuju dapur untuk minum namun ia mengurungkan niatnya. Di sana ada Bahar, Rival, dan Naura. Ajun sedang kesal dan dia belum mau bertemu dengan mereka. Apalagi Abangnya."Mau kemana? Sini makan sama-sama," kata Naura melihat Ajun yang hendak pergi."Gak laper.""Sini, Jun. Papa mau bicara sama kamu."Ajun berdecak pelan dan kembali berbalik menghampiri mereka. Dia berdiri di samping Papanya dan tepat dihadapan Rival dan Naura. "Kenapa?""Abang kamu udah cerita sama Papa."Rival yang sedang makan menghentikan makanannya. Ia mengambil minum dan fokus pada pembicaraan. Dia juga tidak bisa menjelaskan pada Ajun sendiri jadi Rival harap dengan Papanya tau masalah ini mereka bisa sama-sama berubah.Sesaat Ajun membuang muka ke samping. Dia tak mau membicarakan masalah ini sebenarnya. "Teru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mendapat Restu

    "Maafin aku.""Liat sini." Jevran meminta Naura menatapnya. "Apapun keputusan Papa kamu. Aku bakal terima itu, kok. Tapi bukan berarti aku berhenti buat perjuangin kamu.""Tapi bagi aku kamu berhasil."Gadis itu mendongak menahan air matanya agar tak terus keluar. Naura memeluk Jevran dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri. Namun Jevran tersentak saat Naura melakukan itu.Jevran menahan nafasnya karena sebenarnya bahu yang kiri juga sakit, meski tak separah yang kanan. Tapi dia tak mau Naura melepaskan pelukannya. Jadi Jevran tetap membiarkan gadis itu di sana."Jangan nangis lagi. Aku gak bisa peluk kamu," ucap Jevran hanya menggenggam tangan Naura.Gadis itu terkekeh. Seketika ia duduk tegap dan menghapus air matanya. "Gak nangis, kok.""Bagus.""Eumm... Kamu lagi makan tadi? Aku ganggu dong? Aku bantuin, ya." Naura mengambil semangkuk bubur ke pangkuannya namun Jevran menahan."Aku bisa sendiri.""Tangan kamu lagi sakit. Aku suapin aja, ya."Jevran menggeleng. Sungguh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status