Share

Didatangi Tamu Tak Diundang

"Eh?" Aku sedikit terkejut mendengar perkataan Nara.

"Ngapain kita ke rumah Bunda? Makin jauh."

"Semakin jauh, semakin jauh juga kita dari bahaya. Tenang aja, santai."

Nara menginjak gas dalam-dalam. Dia sepertinya tidak peduli dengan jalanan yang sudah mulai sepi atau sudah mulai malam.

Mobil berhenti di gang rumah Paman Pia. Kami bertiga keluar dari mobil. Aku dan Nara membantu Mama berjalan. Kami lebih dari berlari sebenarnya.

"Itu cepetan, sebelum ada orang suruhan Fahri nemuin kita."

Aku mengangguk. Kami mempercepat berlari. Mama bahkan sudah kelelahan kalau dilihat-lihat. Aku mengembuskan napas pelan, ketika kami sampai di depan rumah Paman Pia.

Buru-buru Nara mengetuk pintu itu kuat-kuat. Ini sudah larut malam, siapa juga yang masih bangun.

"Aduh, apaan sih ngetuk rumah malam-malam. Gak tahu ngantuk apa, ya?"

Paman Pia membuka pintu, menguap lebar. Dia tidak melihat siapa kami. Masih sibuk dengan dirinya sendiri.

"Ini kami."

Ketika melihat Nara, mata Paman Pia langsung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status