Share

Berubah Arah

"Aku lagi beli sesuatu di luar, Mas."

Aku berusaha mencari jawaban yang tepat dan semoga tidak membuat Mas Fahri curiga.

"Terus Mama kemana? Kuncinya kamu bawa?"

"Aku gak bawa kunci. Tadi, Mama kamu yang ngunci pintu."

"Tapi aku juga bawa kunci. Gak bisa dibuka pintunya."

Mendengar itu, aku menahan napas. Ah, bagaimana cara menjawabnya? Nara melirikku. Dia sejak tadi fokus menyetir mobil.

"Gak tau juga, Mas. Sebentar lagi aku pulang."

"Kamu sama Nara?"

"Iya." Aku menjawab cukup ragu. Takut dia curiga.

Diam sejenak di seberang sana. Aku menggigit bibir, berharap Mas Fahri tidak curiga. Ah, bagaimana kalau dia tahu rencana ini sedang berjalan?

Masih saja diam. Aku menahan napas. Tidak ada tanda-tanda Mas Fahri akan berbicara.

"Yaudah. Aku tidur di rumah teman aja. Kamu sebentar lagi pulang atau gimana?"

Nah, itu masalahnya. Aku menoleh ke Nara. Butuh pendapat dari dia.

Nara mendelik. Wajahnya seolah mengatakan kenapa kamu bilang begitu tadi. Aku mengangkat bahu.

"Kita nginap di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status