Share

Petunjuk dari Pia

"Pia cucu Nenek?" tanya Angga terkejut.

"Iya. Pia, sahabat Zifa. Dia yang memegang rahasia Zifa."

Ini benar-benar kabar gembira. Aku mengambil foto yang ada di tangan Angga. Berusaha mengingat wajah remaja yang mengobrol denganku tadi.

"Jadi, Nak. Serius kamu bertemu dengan Pia tadi? Di sana?"

"Iya, Nek." Aku mengalihkan pandangan. "Tadi Pia bilang—"

"Nay, kamu udah hubungi Fahri belum? Dia nelponin aku, nanyain kamu terus."

Kami menoleh ke pintu. Ada Putri di sana. Dia menatap kami.

Buru-buru aku mendekati Putri, mengambil ponsel yang diberikannya. Padahal, aku sudah mematikan ponsel, agar Mas Fahri tidak bertanya yang aneh-aneh.

Kalau menurutku, menghubungi Mas Fahri hanya ketika waktu luang saja. Aduh, jangan sampai Putri bilang yang tidak-tidak.

"Masih terhubung itu."

Aku berdeham, keluar dari kamar sebentar.

"Halo, Mas. Tumben nelepon lewat Putri."

"Iyalah. Aku telepon kamu gak aktif nomornya. Siapa lagi yang mau aku telepon selain Putri?" tanyanya ketus.

Aduh, dari nadany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status