Tetanggaku Rajin (Minta)
Tetanggaku Rajin (Minta)Part 5Jam 2 siang, aku mengisi mangkuk ukuran sedang dengan rendang buatanku untuk kuberikan kepada Mbak Kiki. Sebagai penebus rasa bersalah karena tadi pagi kubiarkan dia yang tak sengaja memakan Dryfood milik Udin kucingku. Akupun penasaran ingin tahu reaksi perutnya seperti apa setelah makan makanan si Udin."Assalamu'alaikum, Mbaaak," panggilku sambil mengetuk pintu rumahnya. Namun tak ada jawaban."Mbaak, ini Rini, bawain rendang," ujarku lagi sedikit berteriak. Masih hening."Kemana sih, Mbak? Ah aku bawa pulang saja lah, orangnya lagi pergi kali tuh," gumamku.Tapi tiba-tiba pintu dibuka. Keluarlah sesosok pria, te
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 19PoV FriscaSial sial siaaalll! Mbak Widya itu benar-benar licik. Sengaja ia meminta cerai dari Mas Khalid dan memancing dengan cek senilai satu milyar. Nyatanya itu cuma akal-akalan dia saja untuk membuatku terusir dari rumahnya.Bodohnya lagi, ternyata Mas Khalid malah memilih mempertahankan rumah tangganya bersama Mbak Widya. Bagai kerbau dicocok hidungnya. Mas Khalid malah mengucapkan kata cerai padaku. Awalnya kupikir aku tak akan rugi karena aku sudah mendapatkan uang satu milyar itu. Tapi ternyata dugaanku meleset jauh. Cek itu tak bisa dicairkan meski satu rupiah pun. Kali ini aku masuk dalam perangkap yang dibuat oleh Mbak Widya. Benar-benar licik!Tapi tunggu dulu, bukan Frisca namanya kalau kehabisan cara untuk mencari keuntungan. Aku sudah pernah merasakan pahitnya hidup miskin akibat usaha Ayahku yang mengalami keterpurukan hingga bangkrut total. Aku tak mau itu terulang lagi. Terlebih lagi,
PoV Mas BowoPerkenalkan, aku Bowo Purnomo. Bekerja sebagai sopir distributor produk rokok. Aku memiliki seorang istri yang sangat baik, lucu, dan menggemaskan. Kami sudah dikaruniai seorang putra yang sangat lucu, saat ini usianya menginjak 3 tahun. Suki baru melahirkan saat usia pernikahan sudah menginjak empat tahun. Artinya Sudah lebih 7 tahun kami menikah. Sungguh tak terasa waktu berlalu begitu cepat.Pertama kali berkenalan dengan Suki pada saat aku mengantar order rokok di warung milik ibunya. Saat itu Suki yang sedang menjaga warung milik ibunya. Sekali dua kali bertemu masih biasa saja. Tetapi lama kelamaan aku jatuh cinta. Meskipun secara tampilan biasa saja, tapi bagiku dia sangat memesona.Akhirnya untuk kesekian kalinya kami bertemu saat mengantar barang, kuberanikan diri mengajaknya berkenalan."Dek. Sudah lama kita sering bertemu, siapa sih nama Adek?" Tanyaku."Masa iya belum tau nama Adek Bang?" Jawabnya malu-malu."Kenalan
PoV Mas HadiPerkenalkan, aku Hadiwijoyo, suami Rini Yulianti. Aku ingin bercerita tentang awal mula aku dan keluarga kecilku tinggal di rumah kami yang sekarang. Entah mimpi apa aku, tiba-tiba ada seorang teman yang menawariku untuk membeli rumah ini dengan harga yang jauh dibawah pasaran. Meskipun kondisinya setengah jadi, tak apalah. Bagiku harga yang ditawarkan masih terjangkau meskipun harus melanjutkan pembangunannya hingga selesai.Aku memiliki usaha sendiri yang baru berjalan selama sekitar satu tahun belakangan. Usaha di bidang pembuatan Mebel dan Kitchen Set. Tempat usahaku sebut saja Panglong. Jarak rumah dan panglong tak terlalu jauh, hanya butuh waktu tempuh sekitar 30 menit saja. Aku memiliki beberapa karyawan tetap yang ahli dibidang perkayuan, pembuatan, dan perakitan produk usahaku.Suatu hari, seorang teman datang ke panglong untuk memesan Kitchen Set. Lalu iseng-iseng dia menawariku sebuah lahan serta bangunan rumah setengah jadi milik teman k
Hari ke-5 berdiam diri di dalam rumah. Siapa yang tak bosan? Ditambah lagi berita yang kami tonton semuanya tentang Corona. Kekhawatiran terhadap sebaran virus yang semakin cepat, membuatku begitu ingin mengetahui kabar seluruh keluargaku yang tinggal berjauhan.Ku kirim pesan-pesan melalui aplikasi hijau di gawaiku. Syukurlah mereka mengabarkan kondisinya dalam keadaan baik. Namun perasaan cemas masih tetap membayangi. Yah, ikhtiar dan do'a sudah kami lakukan, selebihnya kami pasrahkan takdir kami kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa."Mah, liat Udin gak?" Suamiku bertanya. Aku yang sedang rebahan segera bangkit."Udin? Ooh tadi dia pamit mau keluar Pah." Jawabku ngasal."Hahaha apaan sih Mamah, emang Udin bilang apa?""Biasa, mau nemuin si Kessie, kucingnya Pak Robert dan Bu Sofia.""Hahaha dipakein masker gak Mah?" Suamiku mulai melawak lagi."Ogah katanya Pah. Lha si Udin kan emang udah kena Virus.""Virus apaan Mah? Ja
Pagi ini Mas Hadi berencana untuk pergi berbelanja kebutuhan pokok, untuk stok di rumah dan untuk dibagikan kepada karyawannya."Mah, ga apa-apa kan tabungan kita dipakai untuk belanja kebutuhan karyawan Papah?""Ga apa-apa lah, Pah, kita sekarang seperti ini juga karena jasa mereka, yang kita lakukan ini belum seberapa.""Syukurlah kalau Mamah ridho. Semoga setelah wabah ini berlalu, Allah mudahkan kembali rezeki keluarga kita, Aamiinn.""Aamiinn, Pah. Hati-hati ya, Pah, lekas balik kalau urusan sudah selesai. Oh, iya, hampir lupa, makanan Udin sudah habis Pah, beli lagi ya, kayaknya yang kemarin itu agak masuk angin, karena tutup toplesnya kurang rapet," ujarku lagi."Iya Mamah, mau titip beliin apa?""Gak ada, Pah, kebutuhan lain masih cukup.""Ya sudah, Papah berangkat. Nanti mungkin mobil PickUp kita bakalan Papah bawa pulang setelah ngantar sembakonya selesai. Kalau ditinggal di panglong ga ada yang jaga. Karyawan semuanya
"Mah, ada kabar gembira!" Subuh ini suamiku tiba-tiba menghampiriku yang sedang bersiap akan meracik bumbu untuk membuat sarapan."Kabar gembira apa, Pah?" tanyaku penasaran."Papah dapat proyek besar, Mah. Proyek untuk apartemen, pihak pengembang berminat menggunakan produk kita untuk mebel dan kitchen set di apartemen yang sudah mereka bangun." Suamiku berbicara dengan antusias."Alhamdulillah, tapi kenapa subuh begini dapat kabarnya, Pah?""Sebenarnya email balasan dari mereka sudah dari kemarin, Mah, jawaban dari penawaran yang Papah kirimkan beberapa minggu yang lalu.""Modal Papah cukup, kah?" tanyaku agak ragu."Mereka akan transfer 20% dimuka Mah, Alhamdulillah banget kan?""Alhamdulillah, mudah-mudahan lancar ya, Pah, Mamah bantu do'akan.""Aamiin, ya udah nanti Papah mau pergi untuk tanda tangan kontrak.""Oke deh, Mamah siapin sarapan dulu ya."Senang sekali hatiku, usaha yang dijalankan suami akh
Sore ini, aku bersiap menemui Bu RT di rumahnya. Berbekal sepiring bakwan sebagai buah tangan. Sesampainya di tujuan,“Assalamu’alaikum ....” Aku memgucap salam sambil menekan bell di dekat pintu.“Wa’alikum salaam.” Kudengar jawaban tuan rumah, kemudian pintu terbuka.“Dek Rini, masuk dulu, Dek!” ujar Bu RT ramah.“Maaf bu, Rini ganggu gak, ya?” tanyaku kikuk. Sebenarnya aku sangat segan, namun rasa penasaran mengalahkan keraguanku untuk melangkah masuk. Biar bagaimanapun aku harus tahu sesuatu tentang Mbak Kiki yang selalu mengganggu. Setelah menyerahkan bawaanku dan berbasa-basi sebentar, ku utarakan maksud kedatanganku. Nama asli Bu RT adalah Bu Rukmana, hanya saja aku lebih nyaman memanggilnya dengan sebutan Bu RT. Pak RT adalah pengusaha kuliner d