Share

Bab 5

Author: Richy
Setelah bangun, aku membuatkan Luna sarapan. Selesai makan, dia berbaring di atasku sambil menonton TV.

Sambil menonton, dia mengambil tanganku ke selangkangannya.

"Kak, aku merasa gatal. Bantu aku.”

Harus diakui bahwa air Luna benaran banyak banget. Baru pegang sebentar saja, tanganku sudah lengket.

Tante harus dinas selama seminggu sehingga Luna tinggal bersamaku beberapa hari ini.

Orang tuaku bekerja di kota lain, jadi aku sendirian di rumah.

Beberapa hari ini, Luna terus menempel padaku.

Dia bergantung di badanku seperti tas ransel. Ke mana pun aku pergi, dia ikut. Tak bisa disingkirkan.

Begitu dia merasa sedikit terangsang, dia mengharuskanku untuk menyentuh dan menciumnya.

Setiap malam, kami berperang tiga sampai empat kali.

Beberapa hari pertama, aku merasa senang-senang saja. Rasanya hidup ini bagaikan surga. Ada wanita cantik di sisiku yang berfungsi seperti alat pemadam kebakaran.

Aku bisa berhubungan seks kapan saja.

Dulu aku hanya bisa melepaskan hasratku dengan tanganku s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 7

    Kemudian, satu kakinya menginjak wajahku dan satunya lagi menginjak alatku.Ini benar-benar godaan besar."Bocah, kamu benar-benar sangat beruntung. Kebanyakan orang nggak mendapatkan layanan seperti ini. Kalau bukan karena kamu sudah menjaga Luna, kamu nggak akan pernah bisa menikmati ini."Awalnya aku masih terhanyut dalam kenikmatan. Begitu mendengar nama Luna, hatiku tersentak. Bagaimana kalau perbuatanku ketahuan?Namun, sekarang bukan waktunya memikirkan itu. Sebab, ibunya Luna sudah menanggalkan semua pakaianku.Aku berbaring di tempat tidur. Dia mengerahkan seluruh keahliannya untuk memberikanku spa seluruh tubuh.Rasanya sungguh surgawi. Ini perasaan yang belum pernah aku alami sebelumnya.Tak lama kemudian, dia meluncur turun ke alat kelaminku.Dia membuka mulutnya...Ah, rasanya begitu menggairahkan!Dia benar-benar ahli. Tubuhnya bergoyang, tangan dan mulutnya pun pintar berkeliaran.Seluruh tubuhku panas. Aliran sensasi nikmat tak henti-hentinya mengalir dari perut bagian

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 6

    Aku tahu aku terlalu kasar padanya, jadi aku segera berhenti.Air mata Luna masih mengalir. "Kak, aku sudah mau mati, kamu malah begitu kasar padaku."Kini kebodohannya hanya membuatku semakin kesal. Aku tak ingin membuang-buang waktu dengannya.Aku berkata, "Kamu nggak akan mati. Semua itu hanya bohongan."Lalu aku pergi ke kamar mandi, berniat bilas untuk menghilangkan rasa lelahku.Kalau dihitung-hitung, hari ini adalah hari ibunya Luna pulang. Dia bisa muncul kapan saja. Jadi, aku tak boleh berhubungan seks dengan Luna lagi.Setelah mandi, aku pergi ke kamar. Luna meringkuk di sudut, terisak-isak.Muka murungnya sangat memilukan. Bagaimanapun, dia hanyalah gadis kecil dengan gangguan jiwa. Aku tidak seharusnya bersikap kasar padanya.Alhasil, aku menghampirinya dan memeluknya dengan lembut."Luna, jangan menangis lagi. Kamu baik-baik saja sekarang. Setelah ibumu pulang, jangan bilang apa-apa tentang tumor."Dia mendongak. Matanya berbinar, menatapku dengan tatapan meyakinkan. "Iya.

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 5

    Setelah bangun, aku membuatkan Luna sarapan. Selesai makan, dia berbaring di atasku sambil menonton TV.Sambil menonton, dia mengambil tanganku ke selangkangannya."Kak, aku merasa gatal. Bantu aku.”Harus diakui bahwa air Luna benaran banyak banget. Baru pegang sebentar saja, tanganku sudah lengket.Tante harus dinas selama seminggu sehingga Luna tinggal bersamaku beberapa hari ini.Orang tuaku bekerja di kota lain, jadi aku sendirian di rumah.Beberapa hari ini, Luna terus menempel padaku.Dia bergantung di badanku seperti tas ransel. Ke mana pun aku pergi, dia ikut. Tak bisa disingkirkan.Begitu dia merasa sedikit terangsang, dia mengharuskanku untuk menyentuh dan menciumnya.Setiap malam, kami berperang tiga sampai empat kali.Beberapa hari pertama, aku merasa senang-senang saja. Rasanya hidup ini bagaikan surga. Ada wanita cantik di sisiku yang berfungsi seperti alat pemadam kebakaran.Aku bisa berhubungan seks kapan saja.Dulu aku hanya bisa melepaskan hasratku dengan tanganku s

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 4

    Tubuhku bergetar hebat. Setelah hidup bertahun-tahun, akhirnya aku bisa melepaskan nafsu tanpa bantuan tangan.Aku menikmati momen yang tak tertandingi ini.Luna terengah-engah dengan gembira di bawahku."Kak, rasanya nikmat sekali. Kenapa bisa begitu nikmat?"Tubuh Luna benar-benar sangat lembut. Lubangnya menjepit alatku erat-erat, membuatku merasakan sensasi geli dan mati rasa di sekujur tubuhku. Kenikmatan ini sungguh tak tertahankan.Aku telah mengambil keperawanannya. Sprei pun ternodai oleh darah.Luna memandangi darah itu hingga nyaris menangis."Kak, tumorku berdarah! Apa aku akan mati?"Aku juga sedikit takut melihat darah perawan tersebut.Ibunya berpesan agar aku merawatnya dengan baik. Bagaimana kalau sampai ketahuan?Aku segera menenangkan Luna. "Luna, jangan takut. Kakak sedang membantumu detoks racun. Lihat, racun di tubuhmu sudah keluar."Luna membuka matanya yang besar, lalu bergumam pelan.Tiba-tiba dia merangkul leherku dan menjulurkan lidah."Kakak, ciuman Kakak sa

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 3

    Aku tak kuasa menahan diri sampai menjulurkan satu tangan lagi untuk membelainya.Kedua puting merah bergesekan di telapak tanganku. Sensasinya sungguh luar biasa.Tak hanya lembut, tapi juga seperti ada serat-serat halus yang berdenyut di telapak tanganku.Aku menelan ludah, menikmati tubuh Luna dengan rakus.Ekspresinya juga terlihat sangat menikmati sentuhanku. Dia perlahan memejamkan mata, mengembuskan napas dengan lembut.Aku lanjut menundukkan kepala, mengisap dadanya.Tubuhnya pun gemetar. Mulutnya berdesah. "Kakak, kenapa rasanya bisa senyaman ini? Ah!"Aroma tubuhnya sungguh memikat. Aku gosok putingnya dengan gigiku, membuat tubuhnya gemetar semakin hebat.Dia memelukku erat, membenamkan kepalaku dalam-dalam di dadanya.Selesai isap, aku menekan kepalanya ke bawah selangkanganku.Kemudian, aku mengeluarkan alatku dan menodongkannya ke depan mulut Luna.Luna menatapku dengan mata sayu, tidak mau buka mulut.Aku pun membuka paksa mulutnya, memaksakan alatku masuk.Luna meronta,

  • Tetanggaku yang Menggoda   Bab 2

    “Kak, bagian bawahmu membesar lagi. Apa kamu merasa sakit?”Dia mengulurkan tangan dan menyentuh alatku, lalu berseru, “Ah, panas banget!”Saat tangan mungilnya yang lembut dan halus menyentuhku, darahku berdesir, seluruh tubuhku seperti terbakar.“Jangan, jangan sentuh.” Sensasi itu hampir membuatku kehilangan kendali. Aku pun langsung menepis tangannya.Luna menatapku dengan sedih, seperti kelinci kecil yang menyadari kesalahannya. “Maaf, Kak. Aku nggak bermaksud menyakitimu.”Melihat tatapan polosnya, aku sangat gembira, memutuskan untuk merayunya.“Kamu menyakitiku, jadi menurutmu apa yang harus kamu lakukan?”Luna merasa terpojok. “Aku nggak sengaja, Kak. Menurut Kakak, apa yang harus aku lakukan?”Aku pun memberanikan diri untuk melepas celanaku, menyisakan celana dalam.“Kakak punya tumor di sini. Kalau kamu bisa bantu isap, Kakak nggak akan merasa sakit lagi.”Setelah mendengar perkataanku, Luna menatap selangkanganku dengan penuh penasaran, lalu berkata, "Tumor Kakak besar sek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status