LOGIN“Kak, kenapa bisa ada yang timbul di bagian sana? Sepertinya berbeda dengan punyaku.” Gadis polos berusia 18 tahun yang merupakan tetanggaku itu menatap selangkanganku dengan penuh penasaran. Sorot matanya mengandung nafsu tersirat. Aku berpura-pura bodoh. “Coba aku lihat punyamu seperti apa.” Tak disangka, dia langsung melepas rok mini putihnya tanpa ragu sedetik pun, memperlihatkan bagian selangkangannya yang seputih salju. “Lihat, punyaku rata. Tidak ada apa-apa di sini.”
View MoreKemudian, satu kakinya menginjak wajahku dan satunya lagi menginjak alatku.Ini benar-benar godaan besar."Bocah, kamu benar-benar sangat beruntung. Kebanyakan orang nggak mendapatkan layanan seperti ini. Kalau bukan karena kamu sudah menjaga Luna, kamu nggak akan pernah bisa menikmati ini."Awalnya aku masih terhanyut dalam kenikmatan. Begitu mendengar nama Luna, hatiku tersentak. Bagaimana kalau perbuatanku ketahuan?Namun, sekarang bukan waktunya memikirkan itu. Sebab, ibunya Luna sudah menanggalkan semua pakaianku.Aku berbaring di tempat tidur. Dia mengerahkan seluruh keahliannya untuk memberikanku spa seluruh tubuh.Rasanya sungguh surgawi. Ini perasaan yang belum pernah aku alami sebelumnya.Tak lama kemudian, dia meluncur turun ke alat kelaminku.Dia membuka mulutnya...Ah, rasanya begitu menggairahkan!Dia benar-benar ahli. Tubuhnya bergoyang, tangan dan mulutnya pun pintar berkeliaran.Seluruh tubuhku panas. Aliran sensasi nikmat tak henti-hentinya mengalir dari perut bagian
Aku tahu aku terlalu kasar padanya, jadi aku segera berhenti.Air mata Luna masih mengalir. "Kak, aku sudah mau mati, kamu malah begitu kasar padaku."Kini kebodohannya hanya membuatku semakin kesal. Aku tak ingin membuang-buang waktu dengannya.Aku berkata, "Kamu nggak akan mati. Semua itu hanya bohongan."Lalu aku pergi ke kamar mandi, berniat bilas untuk menghilangkan rasa lelahku.Kalau dihitung-hitung, hari ini adalah hari ibunya Luna pulang. Dia bisa muncul kapan saja. Jadi, aku tak boleh berhubungan seks dengan Luna lagi.Setelah mandi, aku pergi ke kamar. Luna meringkuk di sudut, terisak-isak.Muka murungnya sangat memilukan. Bagaimanapun, dia hanyalah gadis kecil dengan gangguan jiwa. Aku tidak seharusnya bersikap kasar padanya.Alhasil, aku menghampirinya dan memeluknya dengan lembut."Luna, jangan menangis lagi. Kamu baik-baik saja sekarang. Setelah ibumu pulang, jangan bilang apa-apa tentang tumor."Dia mendongak. Matanya berbinar, menatapku dengan tatapan meyakinkan. "Iya.
Setelah bangun, aku membuatkan Luna sarapan. Selesai makan, dia berbaring di atasku sambil menonton TV.Sambil menonton, dia mengambil tanganku ke selangkangannya."Kak, aku merasa gatal. Bantu aku.”Harus diakui bahwa air Luna benaran banyak banget. Baru pegang sebentar saja, tanganku sudah lengket.Tante harus dinas selama seminggu sehingga Luna tinggal bersamaku beberapa hari ini.Orang tuaku bekerja di kota lain, jadi aku sendirian di rumah.Beberapa hari ini, Luna terus menempel padaku.Dia bergantung di badanku seperti tas ransel. Ke mana pun aku pergi, dia ikut. Tak bisa disingkirkan.Begitu dia merasa sedikit terangsang, dia mengharuskanku untuk menyentuh dan menciumnya.Setiap malam, kami berperang tiga sampai empat kali.Beberapa hari pertama, aku merasa senang-senang saja. Rasanya hidup ini bagaikan surga. Ada wanita cantik di sisiku yang berfungsi seperti alat pemadam kebakaran.Aku bisa berhubungan seks kapan saja.Dulu aku hanya bisa melepaskan hasratku dengan tanganku s
Tubuhku bergetar hebat. Setelah hidup bertahun-tahun, akhirnya aku bisa melepaskan nafsu tanpa bantuan tangan.Aku menikmati momen yang tak tertandingi ini.Luna terengah-engah dengan gembira di bawahku."Kak, rasanya nikmat sekali. Kenapa bisa begitu nikmat?"Tubuh Luna benar-benar sangat lembut. Lubangnya menjepit alatku erat-erat, membuatku merasakan sensasi geli dan mati rasa di sekujur tubuhku. Kenikmatan ini sungguh tak tertahankan.Aku telah mengambil keperawanannya. Sprei pun ternodai oleh darah.Luna memandangi darah itu hingga nyaris menangis."Kak, tumorku berdarah! Apa aku akan mati?"Aku juga sedikit takut melihat darah perawan tersebut.Ibunya berpesan agar aku merawatnya dengan baik. Bagaimana kalau sampai ketahuan?Aku segera menenangkan Luna. "Luna, jangan takut. Kakak sedang membantumu detoks racun. Lihat, racun di tubuhmu sudah keluar."Luna membuka matanya yang besar, lalu bergumam pelan.Tiba-tiba dia merangkul leherku dan menjulurkan lidah."Kakak, ciuman Kakak sa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.