IGD rumah sakit. Aku membuka kedua kakiku dan baring di atas ranjang pasien, bagian terluka yang tunggu pemeriksaan terlihat begitu saja. “Dok, aku...aku nggak sengaja memasukkan sesuatu.” Jari yang memakai sarung tangan karet itu masuk ke dalam...... “Aku baru saja mengembangkan teknik pijatan baru yang dapat memberikan efek menenangkan untuk kondisi seperti Anda yang pengembangannya berlebihan. Apakah Anda mau mencobanya?” Melihat wajah tampan dokternya di bawah lampu operasi, aku dengan malu mengangguk kepala.
Lihat lebih banyakMelihat pandangannya yang penuh perhatian, aku tanpa ragu langsung mengambil koktailnya dan minum.Melihat aku minum sampai habis, Jeslin mengeluarkan senyuman yang puas.Baru mengambil satu gelas wine yang di sampingnya dan meminumnya.“Wah... Enak!”Beberapa menit kemudian.Aku berpura-pura kepanasan, dan mengibas tangan untuk mendapat angin.“Panas kali......”“Jeslin, kamu panas nggak?”Melihat ini, matanya Jeslin terlihat sedikit gembira.Dia memegang bahuku dan melihat kondisiku.“Panas kali kah? Mau aku antar kamu balik kamar untuk istirahat dulu?”Aku mengangguk, “Boleh.”Jeslin tersenyum tipis, membantuku untuk keluar dari pemandian air panas.Sepanjang jalan, aku sengaja menyandarkan tubuhku ke tubuhnya, seolah-olah tidak ada tenaga sama sekali.Jeslin biasanya ada orang yang tidak bisa membuka tutup botol, hari ini tanpa berkata apapun mengantarku ke depan pintu kamar.Baru sampai di depan pintu, keadaannya pun berubah.Tubuh Jeslin jadi lemas dan bersandar di dinding.Aku t
Aku melihat, semua wartawan mulai menggunakan kameranya foto ke arah kami.Suami menjagaku di belakangnya, dengan suara yang penuh peringatan.“Jeslin! Kamu jangan sembarangan bicara!”Jeslin semakin emosi, “Irwan, kamu jangan nggak percaya, aku ada buktinya!”Sambil berkata, Jeslin dengan cepat memutar satu video di layar besar.Dia menekan tombol memutar, tatapannya ke aku seketika tidak bisa menyembunyikan rasa gembira melihat penderitaanku.“Mery, walaupun kita adalah sahabat, tapi aku nggak tega melihat kamu memperlakukan Irwan dengan begitu......”Jeslin menutup wajah dengan tangannya, dan mengeluarkan air mata yang sedih.Sampai beberapa detik kemudian, dia baru menyadari keanehan, dan memutar kepala melihat layar besar.Saat ini dia baru tahu.Video yang durasinya setengah menit, semuanya hitam, tidak ada suara ataupun gambar.Semua tamu dengan wajah yang bingung, dan dengan tatapan yang ragu melihat Jeslin.Jeslin bingung, lalu wajahnya menjadi jelek seketika karena marah.Sua
Begitu aku mengucapkan kecelakaan, Surya menggertakan giginya, dengan tegas mengulangnya.“Kecelakaan? Hmph, Celine itu meninggal karena disiksa Jeslin.”Aku membuka mataku dengan lebar, dalam hatiku terkejut.“Penyiksaan?”Surya mengeluarkan rokoknya, dan meletakkan di bibir lalu menyalakannya.Di tengah asap, matanya dingin seperti salju.“Setelah Celine meninggal, aku mendapatkan satu diary di rumahnya. Isi diary itu adalah bagaimana Jeslin menyiksanya.”Celine dan Surya bukanlah saudara kandung.Sebelum Surya 12 tahun, mereka tinggal di panti asuhan yang sama.Surya adalah anak terbesar di sana, jadi menganggap semua anak di sana adalah keluarganya.Lalu dia diadopsi, pergi ke kota yang lain, dan mulai kehilangan hubungan dengan anak-anak di panti asuhan.Setelah sekian tahun, akhirnya berjumpa lagi.Adik yang saat kecil, dengan tubuh yang dingin baring di kasur pasien.Tangan Surya yang memegang rokok gemetar.“Seluruh tubuhnya penuh dengan darah, bahkan semua jarinya putus......d
Aku membawa Surya ke hotel bintang lima terdekat.Dia nggak tahu, kalau hotel ini milikku.Setelah naik ke atas, aku kasih kode mata ke manajer hotel.Dia sangat pintar, langsung mengerti maksudku.Surya merangkul pinggangku dan masuk ke kamar suite.Di saat pintu dibuka.Dalam kamar muncul lima enam pengawal yang menuju ke Surya.Surya tidak ada persiapan apapun, langsung ditahan di atas lantai.Dia dengan ekspresi terkejut melihatku, "Meryana, apa maksudmu ini?"Aku perlahan masuk ke dalam kamar, pengawal yang di belakang sekalian menutup pintu.Aku berjalan ke depannya, jariku memegang dagunya dan melihatnya."Bukankah aku yang harus menanyaimu?""Jeslin mendorongmu ke sisiku, apa tujuan dia?"Mendengar itu, ekspresi Surya langsung berubah."Meryana, kamu lebih pandai dari Jeslin."Melihat Surya sudah mengaku.Sesuai dugaanku, tebakanku benar.Kemunculan dia bukanlah kebetulan, melainkan jebakan dari Jeslin.Kecurigaanku terhadap Jeslin dimulai dari helai rambut itu.Malam itu, saat
Belakang tubuhku muncul satu tangan merangkul bahuku.Aku terkejut dan refleks melepaskan tangan.Handphone jatuh ke bawah, tetapi belum sampai jatuh ke lantai sudah ditangkap sama tangan yang cantik, dan dikembalikan ke tanganku.Aku memutar kepala, dan terkejut ketika melihat Surya yang muncul di depanku.Dia memakai jas warna hitam, tersembunyi di sudut, tangan kanannya memegang rokok yang menyala.Ujung rokok berkedip-kedip, cahayanya menyinari garis wajah kanannya.Surya mengangkat tangan kanannya, dengan nada yang bercanda.“Tangan sepertinya juga tidak bisa digunakan dengan baik.”Aku mundur ke belakang, menjaga jarak dengannya.Dengan bingung bertanya: “Kenapa kamu bisa di sini?”Apakah Jeslin juga ke rumah sakit mereka? Pernah juga merasakan teknik pijatnya?Memikir kemungkinan ini, membuat hatiku terasa tertekan.Belum mendengar jawaban Surya, suara Jeslin yang terdengar duluan.“Mery? Kenapa kamu di luar, apa karena di dalam terlalu berisik?”Hari ini Jeslin memakai gaun put
Tok tok tok......Ketukan pintu berbunyi.“Dokter Surya, ada di dalam? Dokter Rendy mencari Anda.”Mendengar itu, gerakan kami langsung berhenti.Surya menenangkan nafasnya yang cepat dan berkata.“Baik, aku segera ke sana.”Aku langsung cemberut, dalam hati muncul rasa kecewa.Mungkin Surya juga begitu, dia melihatku dengan dalam lalu menunduk kepala menciumku.Menyadari kesakitan di bibir, hatiku terkejut dan mendorongnya.Kedua tanganku tahan di depan dadanya: “Nggak boleh, nanti suamiku bisa melihatnya.”Wajahnya jadi muram: “Kamu sudah nikah?”Aku mengangguk kepalaku.Surya mengumpat lalu menunduk kepala, menggigit bahuku seperti melampiaskan amarahnya.Aku tidak sempat menahannya, kesakitan sampai mengernyitkan dahi.“Ssst! Kamu anjing kah.”Surya tidak menjawab, hanya kasih kartu nama ke tanganku.Setelah keluar dari rumah sakit.Aku merasa cemas seperti seorang pencuri, menyimpan nomor Surya ke handphone, lalu membuang kartu namanya ke tong sampah rumah sakit.Setelah semua ini
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen