Share

PERJANJIAN

Author: annaxolovely
last update Last Updated: 2023-12-07 10:38:47

"Basic-nya perusahaan laki-laki ini berkembang di Indonesia. Artinya, dia gak punya kedudukan yang kuat di Paris. Setidaknya sebelum dia menikah dengan perempuan bernama Sophia itu. Well, gue gak begitu kenal dia secara pribadi. Tapi selama kerjasama dengan Bagas Satya ini, dia terkenal control freak," jelas Kevin. Asisten CEO perusahaannya yang tinggal di Paris untuk membantu Jevano dalam menjalankan perusahaan. 

Kevin adalah laki-laki asal Indonesia keturunan Chinese yang sangat pandai. Dia sempat menjadi CEO di salah satu cabang hotel keluarganya. Maka dari itu, selain karena alasan persahabatan, Jevano memilih Kevin untuk membantunya mengurus perusahaan di sini. 

"Jadi, menurut gue, perempuan bernama Katya itu, adalah korban laki-laki bernama Bagas ini. Dan dia target yang sangat cocok untuk lo, Jev," ujar Kevin menyimpulkan setelah Jevano yang sudah ia anggap sebagai saudaranya ini menceritakan apa yang terjadi belakangan ini dan kenapa ia meminta Kevin menceritakan tentang seorang pengusaha bernama Bagas itu.

"Perempuan ini keras kepala. Dia lebih memilih luntang-lantung. Entah terlalu berani atau keras kepala," ucap Jevano yang menyayangkan keputusan Katya. 

"Ayolah, Jev. Katya bukan perempuan yang mudah disogok dengan uang. Coba pikirin lagi apa yang dia butuhkan. Lagipula, kayanya dia cuma trauma, bukan keras kepala. Gue tahu lo lebih gampang menganalisis seseorang."

Jevano hanya mengedikkan bahunya sambil menyodorkan satu klip berisi beberapa lembar kertas salinan jadwal program hotel yang harus segera direalisasikan awal bulan ini. Dan Kevin pun sudah mengerti maksud Jevano meskipun laki-laki itu tak mengatakan.

Lalu ketika Kevin sedang serius membaca kertas-kertas itu, suara dering ponsel Jevano mengalihkan fokusnya. Tak ingin mengganggu Kevin dengan dering ponselnya, Jevano pun segera mengangkat panggilan telepon dari Martin.

"Kenapa?"

"Kami membawa Katya ke apartemen, Tuan."

Jevano segera mengakhiri sambungan teleponnya. Ia membereskan laptop dan barang-barang pribadinya di atas meja lalu memakai jasnya kembali.

"Mau pulang? Bukannya kita akan pergi ke klub?"

"Nanti. Katya lagi ada di apartemen." Jevano menepuk bahu Kevin tanda berpamitan lalu buru-buru melangkahkan kakinya keluar ruangan mengabaikan Kevin yang bertanya padanya.

"Good luck, bro!" pekik Kevin tertawa terbahak-bahak melihat keantusiasan Jevano.

***

Setelah membersihkan dirinya di kamar mandi, Katya mau tak mau memakai pakaian yang disiapkan oleh orang-orang di apartemen ini. Kaus oblong polos berwarna putih, short pants denim dengan warna senada, kemudian dibalut cardigan berwarna pink pastel.

Katya menguncir rambutnya menjadi ekor kuda, ia berdiam gelisah sambil menunggu Gita mengangkat panggilan teleponnya. Katya sendiri tak percaya Jevano mengizinkan Martin meminjamkan ponselnya. Apapun itu Katya akan berusaha menelepon Gita, entah harus meminjam uang ke bank atau kemana pun, ia tetap akan meminta Gita menjemputnya ke sini.

"Halo, Git... Ini gue, Katya."

"Astaga, Ya Tuhan ku, Kat! Lo kemana aja sih? Kenapa nomor lo gak aktif? Oh udah ganti handphone ya? Mentang-mentang udah ketemu Bagas..."

"Git, gue ..."

"Bentar-bentar. Kebetulan banget nih, gue punya kejutan buat lo."

"Halo, sayang? Katya?"

Tadinya, Katya sudah berjanji untuk tak akan menangis lagi dan fokus pada tujuannya pulang ke Indonesia secepat mungkin. Tapi begitu mendengar suara Bu Eveline, air mata Katya jatuh begitu saja. Ibu pantinya ini sedang bersama Gita rupanya.

"Ya, Ibu ... Ini Katya."

"Ya ampun, Nak. Kamu tuh bikin kita khawatir aja. Gimana kabar kamu di sana? Calon suami kamu memperlakukan kamu dengan baik kan? Ibu senang banget kalau kamu diperlakukan baik di sana, Kat."

"Iya, Katya ... Baik-baik di sini," jawab Katya dengan suara bergetar.

"Kat ... kamu kenapa? Kamu nangis? Katya, kamu serius gak apa-apa?"

"Katya kangen sama Ibu," jawab Katya berusaha tertawa.

"Kamu nih, belum juga satu minggu di luar negeri. Nanti, kalau kamu menikah, ikut suami di luar negeri gimana? Kat, yang penting kamu selalu kabarin Ibu ya. Kalau kamu baik-baik aja, Ibu juga tenang. Tapi kalau sampe si calon suami mu itu menyakiti kamu, jangan takut bilang sama Ibu. Ingat ya, Kat. Ibu selalu bilang, Ibu gak akan rela anak-anak Ibu disakitin. Kalian semua anak baik, hati Ibu sakit kalau kalian sampai menderita sama orang lain."

Katya menggigit bibirnya, ia menahan napas kemudian mengeluarkannya pelan-pelan.

"Bu, Katya harus pergi sebentar. Nanti Katya telepon lagi ya," ucap Katya buru-buru mengakhiri sambungan teleponnya lalu ia menangis sejadi-jadinya. Ia tahu ini satu-satunya kesempatan untuknya pulang ke Indonesia dengan meminta bantuan mereka. Tapi Katya belum siap menghadapi Ibu Eveline dan juga Gita dengan situasinya saat ini yang mengenaskan. Apa yang akan dia katakan pada mereka kalau dirinya hanya akan dijadikan wanita simpanan Bagas yang tak mungkin dinikahi? Katya tahu dibanding dirinya, Ibu Eveline yang akan hancur dan marah karena prinsipnya adalah meskipun dirinya dibesarkan tanpa orang tua, mereka tetaplah perempuan yang memiliki harga diri. Tapi sekarang? harga dirinya seolah dikoyak oleh orang yang dicintainya.

Jevano yang tadinya hendak masuk ke kamar Katya tiba-tiba mengurungkan niatnya melihat gadis itu menangis terisak begitu. Ia berbalik menghadap Martin yang masih mengikutinya.

"Kamu bilang dia dari panti asuhan? Dia baru aja menelepon ibunya."

"Mungkin Ibu pantinya, Tuan."

Jevano menghela napas panjang. Ia terdiam untuk beberapa saat kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari kamar Katya.

"Siapkan tiket penerbangan ke Indonesia besok untuk Katya," ucapnya pelan.

Namun sebelum Martin menjawab perintah dari atasannya itu, suara Katya sudah lebih dulu terdengar. Suaranya pelan dan cepat sehingga Jevano maupun Martin sama-sama harus menoleh dan mengisyaratkan pada Katya untuk mengulang perkataannya.

"Apa tawaran kamu masih berlaku?" tanya Katya mengulangnya dengan tempo suara lebih lambat. 

"Penawaran itu hanya sampai batas malam ini. Saya gak bisa lama-lama menunggu kamu. Kalau kamu tetap menolak, saya akan cari orang lain," ujar Jevano dengan tegas, sementara kedua matanya terus memperhatikan gerak-gerik Katya. Gadis itu masih kelihatan kacau, wajahnya sembab, tapi raut wajahnya masih kelihatan sedikit angkuh. Atau hanya berusaha untuk kelihatan tangguh.

"Kontraknya ... Apa bisa kita rundingkan?"

"Untuk kontrak, saya sangat terbuka. Apa artinya kamu akan menerima tawaran saya?"

Katya berusaha keras menelan salivanya, lalu ia menganggukkan kepalanya pelan. Ini adalah keputusan yang mungkin akan ia sesali. Tapi ia yakin, segala macam kepura-puraan itu tak akan bertahan lama. 

"Sebelum membicarakan kontrak, saya mau kamu makan. Setelah itu, temui saya di ruangan saya," ucap Jevano serius. Ia menepuk bahu Martin mengisyaratkannya untuk menyiapkan makan malam Katya. Lalu sambil melangkah meninggalkan mereka, Jevano tersenyum puas. Ia bersyukur karena Katya segera memutuskan sebelum ia benar-benar melepaskan targetnya ini. Sekarang, ia sudah tak sabar mengatur apa saja yang harus dilakukan Katya untuknya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Billionaire Trap   LAYAKNYA SUAMI SUNGGUHAN

    Sophia sedang memilih-milih design gaun yang akan dipakainya untuk pesta penyambutan kakaknya di kota ini minggu depan ketika ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dari Victoria.Padahal, hampir seharian ini Sophia sudah melupakan mengenai kecurigaannya pada Bagas. Tapi begitu Victoria menelepon, ada rasa ketakutan sendiri baginya hingga Sophia ragu untuk mengangkat panggilan telepon itu. Ia khawatir, kalau Victoria baru menghubunginya sekarang karena ia sudah menemukan identitas si wanita yang dipeluk oleh Bagas. Tapi karena merasa tak enak hati, akhirnya Sophia memutuskan untuk mengangkat telepon itu dan menyiapkan diri. Mau bagaimana pun, ia memang harus mencari tahu tentang ini."Hey, Vic...""Sophia. Aku minta maaf karena mengabari kamu sekarang. Jadi, aku sedang ada perjalanan bisnis keluar kota, mungkin aku belum bisa membantu kamu soal... wanita itu."Kedua mata Sophia membelalak cerah, ternyata hari ini memang bukan waktunya ia harus mengetahui apapun yang disembuny

  • The Billionaire Trap   AM I PREGNANT?

    "Berhenti sejenak. Semakin sering kamu muncul, maka mereka akan semakin mengenali kamu. Sebaiknya kamu bersembunyi bagaimana pun caranya. Perempuan itu ... mengenali kamu." Suara berat laki-laki itu terdengar menggunakan bahasa Prancis. Laki-laki yang memakai topi dan sedang menghisap sebuah cerutu itu menghela napas gusar."Katya?""Ya. Jevano ternyata sangat menganggap ini semua dengan serius. Dia mengerahkan bukan hanya satu orang suruhannya, tapi banyak untuk menyelidiki teror ini. Kamu sebaiknya menjauh, atau mereka akan lebih cepat mengenali kamu.""Aku gak mau mengulur lagi. Sudah terlalu lama Jevano menikmati hidupnya.""Sepertinya kita harus mengubah strategi. Wanita itu akan jadi penghalang terbesar kita.""Makanya sebelum itu terjadi, secepatnya habisi Jevano!""Diamlah. Apa kamu ingin menghabisinya dan mendekam di penjara? Untuk apa kita menyusun strategi dan menunggu selama ini kalau pada akhirnya akan di penjara? Jangan tolol."Wanita itu mendengus kesal sambil menuangka

  • The Billionaire Trap   SAAT KAU DI SISIKU

    Setelah mengatakan pada Martin untuk menyelidiki lagi mengenai wanita yang terus berada di sekitar Sophia itu, Jevano kembali ke ruang tamu. Mau tak mau, ia kembali bertatap muka dengan Katya yang masih berdiri di sana."Saya harap kamu gak takut dengan teror ini, Kat. Mereka gak akan berani melakukan hal-hal buruk pada kamu."Katya menganggukkan kepalanya. Ia masih berpikir kalau mungkin masih ada keraguan pada Jevano pada pendapatnya. Tapi Katya juga yakin, Jevano bukan orang bodoh yang tidak akan mendengarkan kebenaran di hadapannya. Tinggal bagaimana caranya Katya menegaskan kalau wanita yang ia lihat itu adalah wanita bernama Laura. Sesuai foto yang ia lihat di basement tempo hari."Apa kamu sudah ingin tidur, Kat?" tanya Jevano menghentikan langkah Katya yang hendak berjalan ke kamarnya. "Saya juga belum tahu sih. Kenapa?" tanya Katya."Saya ... Masih ingin mengobrol dengan kamu."Sebelum Katya bereaksi dengan kalimatnya yang cukup mengejutkan itu, Jevano kembali menambahkan, "

  • The Billionaire Trap   TAK PERLU KHAWATIR, AKU DI SINI

    Sophia masih dibuat linglung dengan foto yang Veronica berikan ini. Seumur hidupnya, Sophia tak akan mungkin berpikiran buruk tentang suaminya. Tak mungkin, tak mungkin Bagaskara berselingkuh. Ia yakin siapapun perempuan ini, mungkin hanya teman lamanya."Ini pasti teman lamanya, Veronica. Tak perlu ambil pusing," ucap Sophia berusaha untuk tetap tenang."Lalu kenapa dia sampai berbohong sama kamu, Sophia? Dia tak pernah bertemu dengan segerombolan remaja mabuk. Karena luka itu adalah akibat seorang laki-laki yang memukulinya setelah dia memeluk perempuan itu."Sophia terdiam dengan gelisah. Ia sampai kehilangan kata-kata karena ini semua."Aku harus tanya ini sama Bagas," ucap Sophia memutuskan dengan sigap. Tapi Veronica dengan cepat menahannya."Suami kamu akan berbohong, Sophia. Sebagai teman, aku lebih menyarankan kamu untuk mencari tahu siapa perempuan ini. Setelah itu, kamu boleh tanyakan pada suami kamu," saran Veronica yang menurut Sophia memang ada benarnya juga. Ia tak bisa

  • The Billionaire Trap   MANIPULASI

    Katya berusaha keras untuk melepaskan pelukan Bagaskara, tapi laki-laki itu benar-benar seperti orang kerasukan. Ia memeluk Katya dengan sangat erat sambil menghirup wangi rambut Katya seolah terobsesi dengan bagian tubuh Katya yang satu itu."Bagas! Lepasin atau aku teriak.""Kat, listen. I love you," bisik Bagaskara sebelum tubuhnya terhuyung dan menghantam dinding bangunan saat Jevano menghajarnya."How dare you, touch her! Setelah apa yang kamu lakukan!" Jevano kembali menghajar Bagaskara. Lalu Katya buru-buru menarik Jevano sekuat tenaga untuk menjauhi Bagaskara. Sayangnya tubuh mungilnya tak bisa melakukan itu. Alhasil ia segera mendorong Bagas menjauh dan menyelinap diantara keduanya hingga ia bisa menghalangi Jevano."Stop, please... Jevan, stop..." Katya memohon pada Jevano sambil memegangi tangannya.Bagaskara melemparkan tatapan tajamnya pada Jevano, kemudian ia berjalan menjauh dari keduanya menuju mobil. Ia sudah terlanjut kesal karena kejadian ini sehingga hasratnya terh

  • The Billionaire Trap   JEBAKAN

    Ponsel Bagaskara bergetar tanda notifikasi pesan masuk ketika ia sedang memeriksa beberapa berkas yang diberikan oleh sekretarisnya. Sebenarnya, ia jarang sekali menerima pesan masuk dari orang asing apalagi jika hanya berisi spam. Tapi siang ini, ia mendapatkan pesan masuk dari nomor tak dikenal yang mengirimkannya sebuah foto. Dan begitu ia membukanya, dahinya berkerut heran. Itu adalah foto Katya yang berada di sebuah supermarket seorang diri.Perempuan itu kelihatan tersenyum antusias melihat-lihat bahan makanan. Sudah sangat lama sekali Bagaskara tak melihat Katya tersenyum lebar seperti itu. Dan sejujurnya bagaskara merindukan gadis itu. Wing Seng, 2 Rue Rebeval, 75019 ParisBagaskara tahu alamat yang dituliskan dalam pesan itu. Pesan ini seolah mengajaknya untuk menyusul Katya ke sana. Tapi siapa orang ini? Apa ini nomor baru Katya? Dan walaupun awalnya sempat ragu, Bagaskara akhirnya beranjak dari duduknya sambil membawa kunci mobilnya. Ia hanya ingin memastikan jika Katya be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status