Share

SALAH TANGKAP

Aвтор: annaxolovely
last update Последнее обновление: 2023-12-07 10:30:58

Katya membuka matanya pelan-pelan, tubuhnya terhuyung ke sana kemari saat dua orang laki-laki membawanya keluar mobil. Masih dengan tangan diikat dan mulut yang disumpal kain, langkah Katya terseok-seok memasuki lift. Sebenarnya, Katya biisa saja menendang salah satu dari mereka dan kabur. Tapi kedua kakinya terasa kebas, entah karena aksi kejar-kejaran tadi, atau karena posisi kakinya tertekuk di dalam mobil, atau mungkin karena keduanya.

Begitu salah satu laki-laki itu melepaskan pegangannya pada Katya, gadis itu jatuh dan mereka menekan kedua bahu Katya hingga ia benar-benar bersimpuh di atas lantai. Mereka semua berbicara bahasa Prancis. Dan layaknya di film-film aksi, Katya merasa dirinya di ambang kematian. Mungkin yang sedang menculiknya adalah perkumpulan gangster, atau penjual organ tubuh manusia. Yang pasti, Katya hanya bisa menunduk ketakutan. Dalam hati, Katya terus berdoa untuk keselamatannya. Ia benar-benar hanya berdoa agar dia tak dibunuh. Hanya itu.

Suara pintu terbuka dan langkah kaki sepatu kulit yang berderap masuk, semakin membuat Katya tenggelam dalam ketakutannya. Salah satu pria berbicara dengan siapapun yang baru saja masuk tadi. Kemudian, Katya benar-benar memejamkan matanya ketika orang itu berdiri di hadapannya. Katya mendongak, seorang laki-laki yang perawakannya sedikit familiar bagi Katya.

"Di mana kamu simpan uang saya?" tanya laki-laki itu menatap Katya dengan tenang. Namun gadis itu bisa merasakan tatapan tajam yang tersembunyi dari bola mata indahnya ini.

Laki-laki itu menghela napas panjang, lalu pelan-pelan membuka kain yang menutupi mulut Katya. Ia kelihatan berusaha keras untuk bicara pada Katya. Sementara Katya tercengang kaget begitu mendengar laki-laki yang sepertinya bos dari mereka semua ini berbicara bahasa Indonesia.

"Di mana komplotan kamu, Amelia?"

"Sa... Saya bukan Amelia... Saya..."

"BOHONG!" bentak laki-laki itu hingga membuat Katya memejamkan matanya dan bergidik ngeri karena takut.

"Kamu sudah menipu saya, membawa kabur uang saya, dan sekarang bersikap seperti orang bodoh! Kamu pikir karena saya gak bisa bawa kasus ini ke kantor polisi, kamu bisa kabur begitu saja?" 

Katya menelan salivanya susah payah. Ditengah ketakutan yang menekannya, Katya berusaha mencerna apa yang dimaksud orang asing ini. Apakah salah orang? Tapi kenapa bisa sampai salah orang? Mereka semua tidak kelihatan orang-orang bodoh.

"Jadi cepat kasih tahu saya di mana komplotan kamu. Kembalikan uang saya, dan kamu akan bebas. Atau saya gak akan bersikap baik lagi dengan kamu, Amelia."

"Saya bukan Amelia. Demi Tuhan saya bukan orang yang kamu ... bilang tadi. Saya Katya, nama saya Katya ... Putri. Kalian bisa lihat paspor saya," ucap Katya dengan suara bergetar.

"Paspor? Mana paspor kamu?"

Katya segera berbalik dan menatap ketiga laki-laki itu, ia bertanya menggunakan bahasa Inggris untuk menanyakan di mana tasnya. Namun mereka bertiga serentak diam sambil mengedikkan bahunya.

"Kami tak melihat ada tas di mana pun," ucap salah satu dari mereka sontak membuat Katya tercengang. Ia terdiam sejenak dan berpikir, jangan-jangan tasnya terjatuh di jalan tadi.

"Tas saya pasti jatuh waktu mereka menangkap saya!" tukas Katya mulai kesal dengan mereka semua yang seolah menjebaknya untuk tetap di sini.

Laki-laki itu mengangkat alisnya lalu tersenyum sinis. Ia menggelengkan kepalanya pelan lalu meraih wajah Katya agar menatapnya baik-baik.

"Kamu jangan main-main sama saya," bisik laki-laki itu penuh penekanan.

"Kamu bilang saya menipu kamu? Dan saya kabur. Kalau saya kabur, gak mungkin saya gak bawa tas sama sekali. Seharusnya kamu tanya kejelasannya sama anak buah kamu!" sahut Katya akhirnya mendapat keberaniannya.

Laki-laki itu terdiam sejenak, ia juga berpikir hal yang sama. Bahkan, ia baru mendengarkan setengah dari penjelasan para kaki tangannya ini.

"Kalau kamu bukan orang yang kita cari. Lalu kenapa kamu lari? Kamu hampir kabur menggunakan taxi kan?"

"Saya dikejar-kejar sama orang suruhan pacar saya. Dan lagi, apa kamu bodoh? Penipu macam apa yang kabur menggunakan taxi, lalu gagal semudah ini?" tukas Katya kesal.

Laki-laki itu kelihatan berusaha menahan dirinya untuk tak mengamuk. Ia menghela napas panjang, kemudian kembali menatap gadis itu lekat-lekat.

"Kamu, gak akan bisa kemana-mana sampai punya bukti kalau kamu bukan Amelia," ucap laki-laki itu sambil beranjak berdiri dan meminta orang-orangnya membawa Katya keluar dari ruangannya.

"Kamu gak perlu sekap saya! Kamu bisa cari data saya, Katya Putri Anggraini. Saya baru sampai ke Paris hari ini. Kalau kamu -" Katya kembali tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika mereka menariknya keluar dan langsung menutup pintu ruangan.

"Cari tahu data penumpang pesawat penerbangan Indonesia - Paris selama dua hari ini. Pastikan ada penumpang bernama Katya Putri Anggraini," perintah laki-laki bernama Jevano itu menggunakan bahasa Prancis kepada sekretaris pribadinya melalui telepon. Ia menghela napas panjang kemudian duduk di kursinya dengan gelisah.

Seharusnya, besok ia sudah mengenalkan seorang wanita ke hadapan nenek dan kakeknya. Namun, perempuan bayaran yang sudah sejak satu bulan lalu ia tunggu-tunggu, malah kabur setelah ia membayar semua untuk jasanya nanti. Jika saja ia tak begitu mempercayakan orang-orang itu. Tidak, memang seharusnya ia mengurus semuanya sendiri sejak awal. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Meskipun hanya mengurus satu hotel, Jevano memiliki banyak rencana bagus untuk meningkatkan produktifitas hotelnya tahun ini. Semuanya begitu sempurna sampai portal gosip sialan asal Indonesia tiba-tiba mengaitkannya pesta pasangan sejenis di Paris bersama beberapa aktor yang terciduk. Tentu saja berita itu terdengar sampai kepada keluarga besarnya.

Nah, baru saja dipikirkan, Neneknya yang bernama Rosa ini sudah kembali meneleponnya untuk yang ketiga kali, oh atau empat kali. Jevano sampai tak ingat sudah berapa kali neneknya menelepon dalam satu hari ini.

Jevano menghela napas panjang untuk kesekian kalinya, ia beranjak dari kursi sambil mebawa ponsel bersamanya. Begitu ia berdiri di dekat dinding kacanya yang besar, Jevano mengangkat panggilan telepon itu. Setidaknya, melihat kelap-kelip lampu perkotaan dari ketinggian apartemen-nya, membuat Jevano sedikit tenang. Hanya sedikit.

"Kenapa kamu tiba-tiba membatalkan pertemuan, Jevan? Kamu seharusnya sudah tiba di Indonesia dengan calon istri kamu," ucap Rosa dengan suara lirihnya. Jevano merasa bersalah, tapi di sisi lain ia juga kesal karena memang itulah hal yang membuatnya seperti singa yang tak diberi makan selama seharian ini. 

"Ada sedikit masalah, Nek."

"Jevan, kamu gak lagi menghindar kan? Kamu tahu kan kita sudah menunggu sejak satu bulan lalu. Jangan karena berita itu sudah gak muncul lagi, kami bisa tenang, Jevan. Nenek khawatir dengan kamu. Bahkan Kakek juga masih terbaring di rumah sakit, dia khawatir investor-investor perusahaan Om kamu semakin menyusut. Kamu sudah mengerti kan?"

"Ya, Jevan mengerti Nek. Kali ini Jevan juga gak sedang menghindar. Secepatnya Jevan akan mengenalkan Rachel pada kalian juga pada publik," ucap Jevano pelan.

"Iya, Nenek selalu percaya sama kamu, Jevan. Jaga diri kamu baik-baik, dan titipkan salam Nenek untuk Rachel."

"Iya, Nek." Sambungan telepon terputus, Jevano segera mengangkat panggilan lain yang masuk. Kali ini dari Martin, supir pribadinya sekaligus asisten pribadi. Martin berasal dari Indonesia, usianya juga sudah lima puluh tahun. Jevano terkesan dengan cara bekerja Martin sejak ia bekerja untuk mendiang orang tuanya. Sampai Jevano pun meminta Martin untuk ikut dengannya ke Paris ini.

"Ya, Martin. Apa kamu menemukan sesuatu?" tanya Jevano.

"Seperti dugaan kita, Pak. Amelia gak mungkin kembali ke Indonesia menggunakan pesawat karena terhalang paspor dan visa. Mereka pergi ke Indonesia menggunakan kapal. Saya terlambat menangkap mereka, tapi saya sudah mengirim lima orang untuk menyusul mereka," ucap Martin menjelaskan.

"Kamu yakin Amelia naik kapal itu?"

"Ya. Bosnya sudah mengkorfirmasi. Dia juga menawarkan perempuan lain jika Anda mau," ucap Martin.

"Enggak, sebelum uang saya kembali." 

Jevano mengakhiri sambungan teleponnya, ia memejamkan matanya kuat-kuat menahan emosi yang terkumpul di kepalanya. Bagaimana bisa ia memberikan uangnya begitu saja kepada perempuan yang bahkan belum ia lihat wajahnya sama sekali? Kenapa juga semua orang suruhannya bisa sampai salah menangkap orang?

Belum habis kekesalan Jevano, ponselnya kembali berbunyi nada notifikasi pesan masuk. Ternyata Jean mengiriminya soft file mengenai daftar penumpang pesawat yang didalamnya terdapat nama gadis itu. Katya Putri Anggraini, penerbangan Indonesia - Prancis. 

Jevano menahan napasnya dengan tangan yang terjatuh ke bawah, "Sial," gumamnya setelah menyadari kalau ia benar-benar telah salah menangkap orang. Semua kepanikan ini telah membuat otaknya berhenti berpikir jernih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Billionaire Trap   LAYAKNYA SUAMI SUNGGUHAN

    Sophia sedang memilih-milih design gaun yang akan dipakainya untuk pesta penyambutan kakaknya di kota ini minggu depan ketika ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dari Victoria.Padahal, hampir seharian ini Sophia sudah melupakan mengenai kecurigaannya pada Bagas. Tapi begitu Victoria menelepon, ada rasa ketakutan sendiri baginya hingga Sophia ragu untuk mengangkat panggilan telepon itu. Ia khawatir, kalau Victoria baru menghubunginya sekarang karena ia sudah menemukan identitas si wanita yang dipeluk oleh Bagas. Tapi karena merasa tak enak hati, akhirnya Sophia memutuskan untuk mengangkat telepon itu dan menyiapkan diri. Mau bagaimana pun, ia memang harus mencari tahu tentang ini."Hey, Vic...""Sophia. Aku minta maaf karena mengabari kamu sekarang. Jadi, aku sedang ada perjalanan bisnis keluar kota, mungkin aku belum bisa membantu kamu soal... wanita itu."Kedua mata Sophia membelalak cerah, ternyata hari ini memang bukan waktunya ia harus mengetahui apapun yang disembuny

  • The Billionaire Trap   AM I PREGNANT?

    "Berhenti sejenak. Semakin sering kamu muncul, maka mereka akan semakin mengenali kamu. Sebaiknya kamu bersembunyi bagaimana pun caranya. Perempuan itu ... mengenali kamu." Suara berat laki-laki itu terdengar menggunakan bahasa Prancis. Laki-laki yang memakai topi dan sedang menghisap sebuah cerutu itu menghela napas gusar."Katya?""Ya. Jevano ternyata sangat menganggap ini semua dengan serius. Dia mengerahkan bukan hanya satu orang suruhannya, tapi banyak untuk menyelidiki teror ini. Kamu sebaiknya menjauh, atau mereka akan lebih cepat mengenali kamu.""Aku gak mau mengulur lagi. Sudah terlalu lama Jevano menikmati hidupnya.""Sepertinya kita harus mengubah strategi. Wanita itu akan jadi penghalang terbesar kita.""Makanya sebelum itu terjadi, secepatnya habisi Jevano!""Diamlah. Apa kamu ingin menghabisinya dan mendekam di penjara? Untuk apa kita menyusun strategi dan menunggu selama ini kalau pada akhirnya akan di penjara? Jangan tolol."Wanita itu mendengus kesal sambil menuangka

  • The Billionaire Trap   SAAT KAU DI SISIKU

    Setelah mengatakan pada Martin untuk menyelidiki lagi mengenai wanita yang terus berada di sekitar Sophia itu, Jevano kembali ke ruang tamu. Mau tak mau, ia kembali bertatap muka dengan Katya yang masih berdiri di sana."Saya harap kamu gak takut dengan teror ini, Kat. Mereka gak akan berani melakukan hal-hal buruk pada kamu."Katya menganggukkan kepalanya. Ia masih berpikir kalau mungkin masih ada keraguan pada Jevano pada pendapatnya. Tapi Katya juga yakin, Jevano bukan orang bodoh yang tidak akan mendengarkan kebenaran di hadapannya. Tinggal bagaimana caranya Katya menegaskan kalau wanita yang ia lihat itu adalah wanita bernama Laura. Sesuai foto yang ia lihat di basement tempo hari."Apa kamu sudah ingin tidur, Kat?" tanya Jevano menghentikan langkah Katya yang hendak berjalan ke kamarnya. "Saya juga belum tahu sih. Kenapa?" tanya Katya."Saya ... Masih ingin mengobrol dengan kamu."Sebelum Katya bereaksi dengan kalimatnya yang cukup mengejutkan itu, Jevano kembali menambahkan, "

  • The Billionaire Trap   TAK PERLU KHAWATIR, AKU DI SINI

    Sophia masih dibuat linglung dengan foto yang Veronica berikan ini. Seumur hidupnya, Sophia tak akan mungkin berpikiran buruk tentang suaminya. Tak mungkin, tak mungkin Bagaskara berselingkuh. Ia yakin siapapun perempuan ini, mungkin hanya teman lamanya."Ini pasti teman lamanya, Veronica. Tak perlu ambil pusing," ucap Sophia berusaha untuk tetap tenang."Lalu kenapa dia sampai berbohong sama kamu, Sophia? Dia tak pernah bertemu dengan segerombolan remaja mabuk. Karena luka itu adalah akibat seorang laki-laki yang memukulinya setelah dia memeluk perempuan itu."Sophia terdiam dengan gelisah. Ia sampai kehilangan kata-kata karena ini semua."Aku harus tanya ini sama Bagas," ucap Sophia memutuskan dengan sigap. Tapi Veronica dengan cepat menahannya."Suami kamu akan berbohong, Sophia. Sebagai teman, aku lebih menyarankan kamu untuk mencari tahu siapa perempuan ini. Setelah itu, kamu boleh tanyakan pada suami kamu," saran Veronica yang menurut Sophia memang ada benarnya juga. Ia tak bisa

  • The Billionaire Trap   MANIPULASI

    Katya berusaha keras untuk melepaskan pelukan Bagaskara, tapi laki-laki itu benar-benar seperti orang kerasukan. Ia memeluk Katya dengan sangat erat sambil menghirup wangi rambut Katya seolah terobsesi dengan bagian tubuh Katya yang satu itu."Bagas! Lepasin atau aku teriak.""Kat, listen. I love you," bisik Bagaskara sebelum tubuhnya terhuyung dan menghantam dinding bangunan saat Jevano menghajarnya."How dare you, touch her! Setelah apa yang kamu lakukan!" Jevano kembali menghajar Bagaskara. Lalu Katya buru-buru menarik Jevano sekuat tenaga untuk menjauhi Bagaskara. Sayangnya tubuh mungilnya tak bisa melakukan itu. Alhasil ia segera mendorong Bagas menjauh dan menyelinap diantara keduanya hingga ia bisa menghalangi Jevano."Stop, please... Jevan, stop..." Katya memohon pada Jevano sambil memegangi tangannya.Bagaskara melemparkan tatapan tajamnya pada Jevano, kemudian ia berjalan menjauh dari keduanya menuju mobil. Ia sudah terlanjut kesal karena kejadian ini sehingga hasratnya terh

  • The Billionaire Trap   JEBAKAN

    Ponsel Bagaskara bergetar tanda notifikasi pesan masuk ketika ia sedang memeriksa beberapa berkas yang diberikan oleh sekretarisnya. Sebenarnya, ia jarang sekali menerima pesan masuk dari orang asing apalagi jika hanya berisi spam. Tapi siang ini, ia mendapatkan pesan masuk dari nomor tak dikenal yang mengirimkannya sebuah foto. Dan begitu ia membukanya, dahinya berkerut heran. Itu adalah foto Katya yang berada di sebuah supermarket seorang diri.Perempuan itu kelihatan tersenyum antusias melihat-lihat bahan makanan. Sudah sangat lama sekali Bagaskara tak melihat Katya tersenyum lebar seperti itu. Dan sejujurnya bagaskara merindukan gadis itu. Wing Seng, 2 Rue Rebeval, 75019 ParisBagaskara tahu alamat yang dituliskan dalam pesan itu. Pesan ini seolah mengajaknya untuk menyusul Katya ke sana. Tapi siapa orang ini? Apa ini nomor baru Katya? Dan walaupun awalnya sempat ragu, Bagaskara akhirnya beranjak dari duduknya sambil membawa kunci mobilnya. Ia hanya ingin memastikan jika Katya be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status