Emily Carter has always strives t protect the little she has. With her corrupt uncle taking away her family and her younger brother battling a life threatening sickness, she's running out of options. A chance encounter with a handsome billionaire, Grayson Knight offers her a desperate solution that comes with a price. He needs a wife to help him save his reputation and she needs money for her brother's health. It sounds like a win win. But beneath their union, there are tangled lies, a web of secrets revenge and unexpected feelings that none of them is prepared for.
Lihat lebih banyak"Do you want to be my girlfriend, Xena Ayudi Bridella?"
Suara teriakan mengiringi di akhir kalimat. Sorak sorai bersama riuhnya tepuk tangan dari penonton kini memecah keheningan yang ada. Memusatkan segala sentral lensa mereka pada dua remaja yang kini saling berhadapan di tengah panasnya sengatan sang surya.
Remaja jangkung itu mengembangkan senyum ringan di atas paras tampannya. Menyodorkan seikat rumput liar yang baru saja dicabutnya dengan kasar dari atas tanah yang menjadi pijakannya sekarang ini.
"Please, Xena!" sambungnya tersenyum kuda. Membuat kekehan kecil beberapa remaja sebaya yang ada di sisinya kini samar terdengar masuk ke dalam telinga sang gadis.
Dia adalah Xena Ayudi Bridella. Orang-orang memangil gadis itu dengan sebutan Xena. Gadis berparas cantik dengan mata mirip bentuk indahnya kacang almond yang terduduk rapi di bawah sepasang alis garis yang sedikit menyiku di bagian ujungnya. Bibirnya tipis melengkung indah dengan warna merah buah delima dan hidung mancung sedikit lancip yang menyempurnakan paras cantik miliknya.
Tubuh Xena? Tidak terlalu sempurna. Lekukan tubuh yang ada di dalam fisiknya tak terlalu menarik sebab kurus tinggi dengan kaki jenjang adalah perawakan fisik yang dimiliki gadis berdarah Indo-Malay itu. Kulitnya putih bersih. Senyumnya manis dengan lesung pipi di bagian pipi kiri bergaris rahang tegas. Dagu lancip dengan bentuk wajah kecil segitiga terbalik. Kalau Xena berbicara, alto adalah jenis suaranya. Si gadis pemilik suara yang cenderung bening, ringan, dan sedikit nyaring.
Remaja yang sedang menatapnya sekarang ini adalah Abian Malik Guinandra. Si remaja yang suka bertingkah aneh dengan candaan tak lucu yang membuat sifatnya sedikit unik. Ada satu pesona yang dimilikkinya di usia remaja ini. Paras tampan dengan tubuh altetis dan dada bidang yang menghias fisik sempurna miliknya. Jikalau ditanya berapa angka yang pas untuk memberi nilai paras remaja yang kerap disapa dengan sebutan Malik ini adalah angka bulat yang paling tinggi nilainya, 10!
Jika boleh mendeskripsikan dengan rinci, Malik adalah si remaja dengan mata elang dan tatapan tajam. Alisnya berbentuk garis tebal legam sedikit menyiku di bagian ujungnya. Bulu mata lentik menghias sebagai pembatas antara sepasang mata naik yang mengarah dengan garis alis rapi yang mempesona.
Ia memiliki senyum manis yang menawan hati. Bibirnya tipis dengan lengkungan bulat di bagian atasnya. Merah muda sedikit pucat adalah warna yang menghias di atas bibir remaja berponi naik itu. Bentuk wajah diamond adalah penyempurna dari segala lukis kesempurnaan yang dimiliki olehnya.
Kembali pada situasi aneh yang sedang terjadi saat ini. Di mana dua remaja yang masih diam sembari saling melempar tatapan satu sama lain. Mengabaikan hawa panas yang semakin kuat terasa membakar kulit mereka saat ini.
Untuk Malik, senyum terus mengembang di atas paras tampan miliknya. Semakin tegas menyodorkan seikat rumput liar yang semakin melayu sebab ganasnya sengatan sang surya menerpa dan memanggang komponen apapun yang di bawahnya. Seikat rumput liar ini lah yang dijadikannya sebagai bahan melucu hari ini. Dibarengi dengan sebuah kalimat indah nan singkat untuk menyatakan perasaannya pada seorang gadis cantik berseragam tak sama sebab Malik sedang memakai pakaian olahraga hari ini.
Gadis di depannya menghela napasnya singkat. Melirik seikat rumput kotor dengan gumpalan tanah yang mulai mengering di bawahnya, kemudian menatap paras tampan Malik meskipun keringat sedang turun dengan derasnya membasahi kedua sisi pelipis remaja jangkung itu.
Ia diam. Masih enggan menjawab remaja sialan yang sudah menyeretnya masuk ke dalam lelucon menyebalkan miliknya itu. Membuat sang gadis menjadi 'point of center' topik pembicara hangat sekolah siang ini.
Siapa yang tak akan membahas segala tingkah remaja tampan yang menjadi idola 'panas' Sekolah Menengah Cakra Binanta? Tidak ada! Singkatnya, apapun yang dilakukan oleh Abian Malik Guinandra adalah topik hangat yang patut dan wajib dibicarakan di forum tak resmi yang dibuat dengan sengaja bagi mereka si pemuja ketampanan milik Malik.
"Jawab dong, Xena!" teriak seseorang di balik kerumunan yang ada di sisi lapangan sekolah. Suara tinggi melingking itu kini tegas menyita perhatian gadis yang tadinya terdiam sembari terus menatap paras remaja di depannya.
"Lama lo, ah! Tinggal jawab iya aja susah banget!" Satu lagi teriakan yang kini mulai geram sebab Xena Ayudi Bridella dianggap terlalu 'menjual mahal' jawabannya untuk Malik. Hanya diam sembari sesekali menghela napasnya berat dan menggelengkan kepalanya samar, kemudian menunduk menatap bekas cabutan rumput yang ada di bawahnya.
Malu! Sungguh malu Xena siang ini. Dari sekian banyaknya gadis yang berjalan melalui kumpulan remaja sialan di depannya itu, mengapa harus Xena? Bagaimana bisa hanya sebab Xena berjalan dan melirik Malik dengan tidak disengaja olehnya, remaja jangkung itu menghentikan langkah Xena dengan menarik ujung rok pendek miliknya. Membuat sang gadis terhenti dan mau tak mau harus meladeni tingkah konyolnya saat ini.
Menyatakan perasaan dengan seikat rumput liar yang sudah layu alih-alih memilih setangkai bunga yang ada di belakangnya. Bukankah Malik itu sedikit keterlaluan? Ah, sial benar nasib Xena hari ini!
"Lo sedang bercanda sama gue hari ini?" Akhirnya sang gadis membuka mulutnya. Mengeluarkan suara ringan nan lirih untuk membalas kalimat dari remaja yang kini tercengir kuda sembari mengelengkan tegas kepalanya.
"Cinta gue untuk lo ... seliar rumput ini," tuturnya lembut. Mengakhiri kalimat dengan senyum tipis sedikit picik. Senyuman ini, Xena mengenalnya dengan baik. Laki-laki yang sungguh indah perawakan fisiknya ini memang sedang melucu dengannya saat ini.
"Xena Ayudi Bridella! Do you want to be my girlfriend, now?!" teriak Malik lantang untuk mengulang pertanyaan yang belum sempat dijawab oleh gadis di depannya. Semakin tegas menyodorkan seikat rumput liar pada gadis yang kini memejamkan rapat matanya sembari menunduk untuk menyembunyikan lipatan bibir yang mendandakan betapa kesalnya ia siang ini. Menahan panas juga perut yang keroncongan serta keringat yang mulai mengalir membasahi sisi pelipis wajah cantiknya adalah hal yang paling dibenci oleh Xena Ayudi Bridella.
"Please, terima gue dengan segala kekurangan yang ada di dalam diri gue!"
Xena mendongak. Sialan betul remaja di depannya ini. Kalimat yang baru saja diucapnya itu adalah kunci untuk membuat Xena benar-benar terpojok kali ini.
Kekurangan? Paras tampan, senyum manis, fisik indah menjulang tinggi, pandai menghibur dan mahir dalam segala bentuk macam olahraga fisik, juga pintar dalam melogika angka-angka sialan dan kalimat berteori, katakan di mana letak kekurangan seorang Abian Malik Guinandra?
"Terima aja! Lo mau bikin Malik memohon lebih dari ini? Dasar cewek sok jual mahal!" teriak fans gila yang semakin geram sebab Xena benar-benar sedang menguji kesabaran mereka saat ini.
Ini gila! Jika Xena menolak perasaan Malik hari ini setelah membuat mereka lama menunggu, maka ia akan menjadi bahan bulian para gadis si pemuja remaja menyebalkan ini. Namun, Xena tak bisa menerima dengan memberi satu kalimat singkat sembari memaksakan senyum di atas paras cantiknya sekarang. Sebab, ia akan sangat bersalah jikalau benar-benar melakukannya saat ini.
... To be Continued ...
/-Emily-/Night had rolled by, and we were both in his penthouse. Thankfully, there were no paparazzi when I arrived.“Read through the contract and sign here.” He pointed to where I needed to sign on the paper.I gave him a tight-lipped smile before taking the paperwork and reading through it.My jaw dropped when I saw the amount of money I would be getting paid for just pretending to be his wife.Five hundred thousand dollars. I blinked. That meant in two to three months, I would be a millionaire.“Are you sure you didn't make a mistake with the amount you listed here? It says you're to pay me five hundred thousand dollars every month.” The words even felt heavy in my mouth as I said them.“I had my lawyer thoroughly check the terms of the contract. I can assure you that there's no mistake.” He was pouring drinks from what looked like an expensive bottle of wine into two wine glasses as he spoke.I just had to pose as his wife, and I would be a millionaire.I was still wide-eyed whe
/-Emily-/I managed to get out of the chaos that was the paparazzi. Just who exactly was Grayson that he had that amount of paparazzi following him around everywhere? I was now at the hospital, straight from Grayson’s penthouse, like I had promised Ryan, my brother.By the time I arrived at his bed, he was still sleeping. The nose thingy was over his mouth, and the heart monitor was beeping in response to the rise and fall of his chest.I searched for Grayson Knight on the internet, and what I saw blew my mind.He was a multi-billionaire and the owner and CEO of Knight Industries, which comprised major companies scattered across the country.My eyes widened as I saw pictures and articles of him. One article in particular caught my attention. It was a gossip site that discussed his reputation with women. I went through the pictures that were posted of him with several women; some looked like models, while others resembled your typical girl next door, like me.Something settled in my st
/-Emily-/The pain stung on my cheek as I stood there, apologizing profusely to the woman who looked to be my age. It didn’t matter that she slapped me. Where would I find the money to replace her dress?Plus, if my boss found out about this, she would instantly fire me.“YOU DUMB BITCH.” Her raven hair fell over her eyes as she regarded me with disdain. “This was my favorite dress of the month. What the hell? Who's your manager? Call your fucking manager!” she raged, looking around.My heart dropped. “I'm so sorry, ma'am. I'm so sorry,” I said, my gaze on the floor.A scowl immediately appeared on her face. “You don't look like you're sorry enough. Get on your knees.”My gaze snapped to her, my eyes wide with shock. Behind me, my uncle and his friends snickered. “I-I said I'm sorry—”I was cut off by another slap to the cheek, causing the sting to intensify, and my face immediately turned to the side, a new set of tears pouring from my eyes.“Did I stutter? Get on your fucking knees
/-Emily-/I studied my appearance in the bathroom mirror that was only meant for the event staff.The wine-red uniform, which consisted of a body-hugging suit and a skirt, accentuated my body. The top button of the jacket was missing, but that was the least of my problems.I pressed my phone tightly to my ear as I listened to my brother struggling to talk; tears welled up in my eyes. “Ryan, don't worry. I'll come see you in the morning, okay?”Ragged breaths responded to me. “Okay…” A whizzing sound followed as he struggled with his breath. “Okay, sis,” he finally let out.I raised my head heavenward, blinking back the tears that struggled to spill from my eyes. I forced cheeriness into my voice. “Goodnight, Ryan. Have sweet dreams, okay?” Then I hung up, finally letting my sobs take over my body.My shoulders heaved up and down as I leaned on the counter.Life wasn't fair. Why would someone as sweet and innocent as my younger brother, Ryan, have to suffer so much?My sixteen-year-old
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Komen