Share

Chapter 7

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2023-05-17 10:00:15

"Dari bank mengurus kartu ATM yang terblokir," jawab Darren pelan.

Martano tersenyum sinis, dia tahu kalau menantunya ini berbohong. Dan entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang ditutupi oleh Darren; "Seharian?" tanyanya menyelidik.

"Antriannya panjang."

"Bantu Zahir perbaiki mobilku, tadi sempat mogok di jalan!" perintah Martano sambil melenggang pergi meninggalkan Darren yang membulatkan matanya. Sekarang dia diminta jadi montir.

Darren benar-benar seperti dikerjain oleh orang-orang di rumah itu. Semua pekerjaan dia harus bisa kerjakan.

Darren tidak menjawab, dia langsung menuju ke halaman belakang tempat dimana Zahir, montir pribadi keluarga Martano sedang mengecek kondisi mobil mewah itu. Dan seharusnya tidak perlu lagi Darren yang ikut campur, toh Dareen sama sekali tidak tahu masalah otomotif. Namun, Darren tidak ambil pusing tanpa banyak bicara dan tidak berganti pakaian dia membantu Zahir semampunya.

Setelah beberapa saat, akhirnya selesai juga masalah pada mobil tersebut, bahkan baju Darren beberapa bagian terkena oli kotor.

"Kau bau sekali, buang pakaian yang kau pakai! Atau jangan masuk kamar ini!" teriak Renata saat Darren baru saja masuk ke kamar mereka. Dan sepertinya Renata yang sedang hamil itu membenci bau oli, sehingga dia tampak sangat tersiksa dan menahan muntahnya. "Dasar orang kampung!"

"Iya."

Darren hanya menurut, membuang pakaiannya masuk ke dalam kotak sampah dengan kesal. Sehingga membuat Renata tampak keheranan melihat Darren yang tidak banyak bicara dan menurut saja. "Dia seperti orang kesurupan."

**

Keesokan harinya, Darren kembali masuk ke kantor seperti biasanya. Sesuai dengan arahan dari Arras, dia mengerjakan semua pekerjaan yang menjadi tugasnya.

"Ternyata pura-pura tidak tahu dan menahan amarah atas apa yang mereka lakukan itu begitu sulit," gumam Darren saat kembali membersihkan ruangan Martano. Entah mengapa, tiba-tiba sang manajer kembali memintanya membersihkan ruangan mertuanya itu, padahal orang yang seharusnya bertugas disana itu sudah masuk kerja. "Dan ruangan ini sama seperti sebelum-sebelumnya."

Kali ini Darren membersihkan ruangan itu dengan cepat, meskipun ada rasa penasaran untuk mencari lebih banyak bukti disana, namun ditahannya; "Saat ini belum waktu tepat, jangan gegabah."

Darren bergumam dalam hatinya; "Bahkan saat ini aku belum memiliki rencana apapun."

Dia pikir setelah menyelesaikan tugas yang menumpuk semua selesai, ketidakhadirannya kemarin tidak dipermasalahkan. Ternyata Darren salah, dia mendapatkan tugas tambahan hanya karena dia absen sehari.

"Gaji kamu dipotong sehari karena mangkir!" ujar sang manajer.

Darren terkejut bukan main, entah berapa banyak lagi gaji yang bakal dia terima. Dipotong menggantikan vas bunga kesayangan ibu mertua. Dan sekarang di potong lagi.

"Benar-benar luar biasa. Aku bekerja bak sapi perah, dan dengan seenaknya potong gaji. Bertahanlah, Darren," ujar Darren pada dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa menyemangatinya selain dirinya sendiri. Bahkan semua teman-temannya menertawakannya, seolah hanya Darren-lah yang tidak boleh membuat kesalahan.

Mau tidak mau Darren harus menerimanya.

Disaat Darren dan beberapa teman yang lainnya sedang berkumpul menunggu waktu istirahat, tiba-tiba manager datang ke ruangan dengan amarah yang memuncak.

Braaak!

Manager yang bernama Kodir itu langsung menggebeak meja dengan wajah yang memerah; "Kalian semua mendapatkan masalah!" tunjuknya yang membuat semua orang kebingungan.

"Terutama kau!" Kali ini tangannya langsung mengarahkan ke arah Darren, dan sontak semua orang melihat ke arahnya dengan penasaran.

"Aku? Ada apa?"

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 143

    Seorang dari mobil putih tersebut melepaskan tembakannya ke arah mobil Darren. Braaaak! Jedaaaar! Setelah suara tembakan yang bergema di tengah malam itu, sebuah ledakan yang kali ini terdengar. Darren tidak bisa mengelak, karena memang dia pergi tanpa pengawal. Dan juga sepertinya pelakunya adalah penembak jitu, peluru yang dilepaskan tidak meleset. "Papa, mama…," hanya suara memanggil kedua orang tuanya yang keluar dari mulut Darren sebelum semuanya menggelap. Ternyata, peluru tepat mengenai kepala Darren, sehingga mobil dengan kecepatan tinggi tersebut kehilangan kendali dan akhirnya menabrak pembatas jalan dengan keras dan mobil b guling-guling beberapa puluh meter yang akhirnya meledak. "Tolong ada kecelakaan!" teriak orang-orang yang melihat kejadian sehingga dalam beberapa menit saja tempat kejadian dikerumuni dengan orang-orang yang berusaha menolong Darren memadamkan api dan mengeluarkan Darren dari dalam mobilnya. Sementara itu, mobil putih pelaku penembakan terhadap D

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 142

    "Jadi, mama kamu melihat?" tanya Darren penasaran.Renata menggelengkan kepalanya. "Beruntungnya aku melihat kedatangan mama dan rombongan lebih dulu. Jadi, aku meminta kepada semua karyawan untuk mengatakan kalau pemiliknya gak ada jika ada yang bertanya."Darren mengelus lembut rambut sebahu Renata, dia sangat merasa takut kalau suatu saat Gia datang lagi ke butik dan bertemu dengan Renata secara langsung.“Kamu jangan terlalu sering muncul, karena suatu saat tetap akan terjadi lagi seperti ini. Aku bukannya melarang kamu bertemu dengan mamamu, tapi ini belum waktunya,” ujar Darren kepada Renata.Lambat laun, Renata dan Gia pasti akan bertemu. Sebab, usaha yang Renata geluti saat ini sasarannya adalah orang-orang kaya dengan gaya hidup mewah. Dan sudah pasti Gia termasuk di dalam sana. Dan seperti yang diketahui kalau kelompok Gia tersebut sangat senang kalau memakai pakaian buatan luar negeri.“Kalau Gina sudah kembali, pastinya aku akan lebih banyak di dalam ruanganku kok. Ini kar

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 141

    "Astaga, Bu. Membuat aku terkejut saja," ujar Darren sembari memegang dadanya karena kaget."Jangan banyak alasan! Semalam kamu nginap tempat Renata? Kenapa telepon dan pesan dari ibu tidak mau gubris?" tanya Amina lagi dengan tegas.Darren tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan memegang pundak Amina dengan lembut."Aku menginap di hotel, Bu. Rasanya malas banget nyetir karena sudah malam, akhirnya aku memilih untuk menginap di hotel saja," jawab Darren kepada Amina.Darren sengaja tidak mengakui kepada Amina dimana dia menginap. Karena sudah pasti akan memancing keributan, dan Amina akan menasehatinya sepanjang hari."Jangan berbohong!" bentak Amina. Sebab Amina begitu mengenal Darren, dan Amina juga sudah menganggap Darren adalah anak kandungnya. Dia tidak mau kalau Darren jatuh ke dalam kesalahan."Serius, Bu," jawab Darren mencoba membela diri.Sementara itu, Alisa yang mendekat ke arah Amina dan Darren tampak memberikan Darren kode dengan mengedipkan matanya dan memegang leher.

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 140

    Mungkin kerinduan mereka yang memuncak, atau karena terbawa suasana malam yang dingin, keduanya saat ini sudah saling berhadapan, dan tidak tahu siapa yang memulai, keduanya saat itu sudah bercumbu dengan lembut dan berbagi oksigen."Terima kasih," ucap Darren sambil terus merapatkan tubuhnya kepada tubuh Renata. Dan tangan keduanya saat ini sudah saling meraba satu sama lain.Malam yang semakin dingin, keduanya masih berpagutan dan melupakan makanan hangat yang sudah dimasak oleh Renata. Karena saat ini keduanya masih saling menghangatkan.Renata menggigit bibirnya karena menahan suara panas yang akan terlepas dari bibirnya, karena tidak mampu menahan sentuhan tiap sentuhan yang lembut dari Darren."Lepaskan saja, sayang. Hanya aku yang mendengarnya," bisik Darren sembari berusaha melepaskan pengait yang berada di punggung Renata. Sedangkan baju yang menutupi tubuh Renata sudah terlepas sejak tadi.Akhirnya Renata benar-benar mengeluarkan suara desahannya kala Darren mulai mencapai t

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 139

    "Apaan sih?" tanya Renata sambil mendelik ke arah Darren. Sebab dia tahu kalau Darren sedang menggodanya."Aku serius. Aku datang kesini untuk melihat kamu bukan untuk belanja di butik," jawab Darren santai dan mengedipkan matanya.Renata melengos, Darren benar-benar berhasil membuatnya salah tingkah. Sebab, walaupun dia terlihat kesal kepada Darren. Tapi, di dalam hatinya merasa begitu senang saat tahu kalau Darren masih peduli dan datang menemuinya."Aku sibuk. Banyak pelanggan, Darren," jawab Renata kemudian."Aku akan menunggu sampai butik kamu tutup," jawab Darren santai."Dimana?" tanya Renata kemudian."Dimana saja boleh, yang penting kamu izinkan," jawab Darren.Renata menghela nafas berat, Darren mulai kumat keras kepalanya. Dan seperti biasanya, tidak akan ada orang yang bisa menyuruhnya pergi."Kamu tunggu di atas aja ya, soalnya saat ini Gina gak ada. Jadi, aku akan membantu melayani pelanggan. Karena banyak barang baru masuk, jadi pelanggan pada rebutan mau koleksi terbar

  • The Billionaire's Revenge   Chapter 138

    “Gapapa,” jawab Alisa tergelak.“Hei, kamu pasti tahu sesuatu. Memangnya ada apa kalau aku mau ke rumah Renata mala mini. Kan kebetulan sekarang aku sudah pulang kerja, dan besok kan hari libur. Gak salah kan kalau aku ke rumahnya?” tanya Darren membela diri.Darren tidak mau terlihat kalau dia sangat antusias untuk bertemu Renata, namun Darren juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia sangat senang saat mengetahui kalau Renata cemburu kepadanya.“Iya, kan sekalian malam mingguan. Padahal tadinya aku mau ikut, tapi saat ingat ini adalah malam minggu sepertinya aku harus mengurungkan diri kesana, apalagi dalam suasana yang syahdu. Gina juga saat ini sedang tidak ada di rumah,” kekeh Alisa yang kemudian segera berlari meninggalkan Darren dan menemui Noah yang tampak sedang asyik bermain dengan Amina dan pengasuhnya.“Sekarang main sama Aunty, ya,” ujar Alisa kepada Noah. Karena Alisa melihat kalau Amina dan pengasuhnya sudah sangat kewalahan mengajak Noah bermain bola dan ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status