Share

Who Is He ?

Deniar tampak sedang mengemas roll cake buatannya dan juga beberapa macaroons yang dia buat sejak tadi pagi untuk dibawanya ke Vila di kawasan Sentul untuk keluarganya yang sedang berkumpul. Dia sengaja menelatkan dirinya agar datang lebih sore.

Sekarang sudah pukul jam setengah empat sore dan dia sudah diberi kabar oleh Ayahnya bahwa Deniar akan dijemput dengan mobil pribadi milik keluarganya walau dia tau jarak antara Toko kuenya Crumble.by dan kawasan Villa di tengah kota sentul itu sepertinya tidak terlalu jauh.

Namun Deniar juga anak bungsu yang juga selalu dimanja oleh Ayah dan Bunda yang terkadang membuat kakaknya Dinira akan merasa cemburu pula. Meskipun terkadang Deniar juga merasa cemburu dengan perlakuan kedua orangtuanya ke Kakaknya, tapi dia tau kedua orangtuanya itu berlaku adil kepada dia dan sang Kakak. 

Selepas perbincangan mengenai perasaan Deniar, kala itu sedang berteriak memanggil para karyawannya untuk berkumpul sebentar di daerah dapur belakang dekat dengan ruang kerjanya yang lumayan nyaman untuk dirinya mengawasi kerja dan juga duduk mengorganisir toko kue itu.

“Karyawan,, karyawan ku semua bisa kalian berkumpul disini sebentar saja ?” lantang suara Deniar membuat semua yang ada di dalam dapur menuju kearahnya begitu pula dengan yang ada di etalase toko. Mereka langsung berdiri melingkar di hadapan Deniar.

“Jadi, karena kalian tau bahwa hari ini dan dua hari mendatang saya akan tidak datang ke toko Crumble.by milik saya. Maka saya memiliki aturan baru. Untuk kalian khususnya Kak Erick yang menjaga etalase dan sementara memegang kunci toko. Toko akan dibuka setiap harinya dari jam sembilan pagi hingga tiga sore saja. Dan untuk menu per harinya saya sudah menulisnya di secarik kertas pada atas meja kerja saya. Karena saya akan libur selama tiga hari. Maka saya mohon kalian semua untuk bekerja secara mandiri walaupun tanpa kehadiran saya. Apa kalian mengerti ?” tanya Deniar saat itu membicarakan panjang lebar mengenai ketidakhadirannya di toko kue miliknya selama tiga hari terhitung dari sekarang.

“Yah, Mbak Deniar nggak jaga toko. Apa ada keterangan di kertas yang Mbak Deniar tulis tentang resep kue yang akan jadi menu per hari nya ? Jujur saja saya kalau tidak didampingi Mbak Deniar malah ragu dengan hasil kue buatan sendiri. Apa tidak sekalian saja toko kita tutup mulai hari ini sampai dua hari mendatang. Lumayan Mbak saya bisa ikutan liburan juga,” kata salah satu karyawan yang adalah chef pastry bawahan seniornya ini.

Deniar pun memikirkan kembali pertanyaan dari karyawannya dan akhirnya dia pun meliburkan seluruh pegawainya dari detik ini sampai dua hari mendatang.

“Baiklah. Benar apa kata kamu, Mas Rey. Saya juga nggak akan tau bagaimana hasil baking kalian semua yang serba saya selalu yang membantu kalian. Oke. Jadi tolong salah satu dari kalian melihat apakah di depan masih ada tamu, jika tidak mari kita langsung tutup saja toko ini. Dan kembali lagi esok Senin paginya. Apa kalian semua setuju ?” tanya Deniar berkepastian kepada seluruh karyawannya. Kak Erick yang sedang melongok ke bagian luar dapur baking itu pun melihat tanda jika permintaan atasanya itu didukung.

Tidak ada pengunjung yang datang saat itu juga.

“Sepertinya tidak ada Mbak Deniar. Kalau begitu mari kita semua bersiap-siap untuk pulang ke rumah kita masing-masing. Saya akan langsung menutup semua dan juga akan meminta Mbak Iyen, admin media sosial kita untuk mengumumkan bahwa toko kita tutup dalam waktu tiga hari dari sore hari ini," kata Kak Erick saat itu yang kemudian disahut oleh Mbak Iyen selaku admin untuk memberi kabar bahwa mereka sedang tutup, closed order untuk tiga hari dan akan buka mulai Senin minggu depan.

“Baiklah kalau begitu bisa saya tinggal dulu, karena saya ada pertemuan dengan keluarga besar saya dan minto tolong buat beberapa orang agar membawa kantong belanjaan berisi kardus yang berjumlah dua buah itu menuju ke Bapak-bapak tua di depan, dia adalah driver keluarga saya. Sebelumnya terimakasih atas bantuannya,” Deniar menyuruh salah satu pegawai toko kuenya dan  menunggu sampai semua pegawainya hendak pergi semua.

Ketika semuanya sudah beranjak keluar dapur Deniar langsung mengunci tempat tersebut dan memadamkan lampu galery toko serta lampu yang ada di seluruh tempat duduk pengunjung. Setelah melihat tidak ada kue di etalasenya karena sudah dibersihkan oleh Erick.

Dan inspeksi sebelum toko ditutup pun sudah selesai. Deniar dan Erick yang adalah salah satu pegawai di toko kue yang menurutnya adalah kepercayaannya atas pengelolaan toko ini akhirnya menutup gerai toko.

Sesaat Deniar pun sudah disambut oleh driver kekuarganya itu, sebelum dia pergi dia berpamitan dengan salah satu pegawainya, Erick dan langsung masuk ke dalam mobil jenis Toyota Innova keluaran terbaru milik keluarganya.

Di dalam mobil si Driver pun menyapa anak Bosnya yang sudah lama juga tidak pernah bertemu selama beberapa bulan.

“Mbak Deniar, sampun pirang wulan ra raos panjenengan. Bu Adigunawan saking sering pengen tindak ingkang toko Crumble.by. Tambah seger ae Mbak Deniar. Wonten Villa pada nggolekki Mbak Deniar, Tante-tante lan Om cumepak kalih jam setunggal,” kata Mang Bagus yaitu salah seorang keturunan jawa yang asal dipanggil istilah mang oleh banyak keluarganya.

“Ahh, bisa aja sih Mang Bagus. Mbak Deniar sampun maon raos keluarga. Yuk Mang Bagus tindak rumiyen," kata Mbak Deniar menjawab dan kemudian Mang Bagus langsung memakai seatbelt dan perjalan menuju ke Vila Sentul milik keluarganya pun akhirnya dilakukan.

Dan Deniar tidak sabar menunggu bertemu dengan banyak keluarganya saat ini. Walau ada sedikit yang dilupakannya, bahwa Deniar tidak tau pasti kapan kedatangan Dinira, kakaknya itu dari Australia. Deniar yang sebelumnya belum mengecek kembali Iphonenya itu akhirnya merogoh isi tasnya merek hush puppies berwarna hijau botol kesayangannya.

Seketika dia membuka isi dari Wa grup keluarga besar. Ternyata si Kakaknya, Dinira sudah datang dari Australia lebih awal dari kedatangan tante-tantenya. Saat itu pula dia melihat tampilan buram sebuah foto yang saat itu tidak dia ingin buka.

Karena dia tidak berselera membaca Wa dan ingin bertemu langsung dengan keluarganya itu. Deniar masih memikirkan tentang pertemuan kakaknya, Dinira itu dan dia ingat bahwa Kakaknya akan membawa pasangannya sesama dari Australia.

“Apakah Kak Dinira benar-benar memiliki pasangan tulen Australia ? Atau mungkin orang itu adalah orang berdarah campuran ? Itu bukan urusanmu, Deniar," gumam Deniar saat itu sambil mengetuk-ngetuk layar Iphonenya ingin mengetahui siapa sosok yang ada di foto yang dikirim oleh Tante Fei itu.

Dan pilihan Deniar saat itu adalah dengan tidak membukanya. Toh nanti dia akan melihatnya sendiri. Sesaat di Iphonenya terdapat notivikasi junk file dia pun langsung membersihkannya dengan adapter di Iphonenya dan juga menghapus beberapa file yang ada termasuk foto pasangan Kak Dinira.

Jalanan Kota Sentul sore hari itu terlihat padat namun tidak sampai menimbulkan kemacetan, sedangkan hujan gerimis mulai membasahi jalanan Kota Sentul saat itu. Deniar pun akhirnya memilih duduk bersender di sofa penumpang di bagian belakang mobil, dia melihat jejalanan dengan kaca yang sudah dipenuhi rintik-rintik itu dan menunggu kedatangannya pada Vila sentul milik keluarganya.

.......

“Stephen, jadi saya mau sarankan ke kamu. Dinira lebih menyukai lamaran di sebuah area yang tidak terlalu ramai daripada di keramaian. Aku rasa kamu dan Dinira, keponakan Tante itu terlihat sudah cukup umur untuk lanjut ke pelaminan. Saya senang sekali mendengar bahwa Dinira berhasil mendapatkan pasangan kekasih seperti kamu. Sudah anak darah Indo, dan yang paling penting kamu sangat mapan. Jadi, kalau memang Dinira dan kamu ada waktu senggang. Cepat-cepat due date yah. Keluarga nggak mau menunggu terlalu lama,” kata Tante Fei salah satu dari saudara kandung dari Ayah Adigunawan. Sedang berbicara dengan Stephen selama kurang lebih sepuluh menit yang lalu. Seperti biasa tidak ada keluarga yang akan melewatkan proses interogasi ke pihak pasangan salah satu sanak keluarganya, bukan. Dan Tante Fei salah satunya.

“Wah, saya akan sangat senang untuk cepat mengumumkannya nanti Tante. Saya juga diterima dengan baik oleh keluarga Dinira. Saya tidak menyangka ada keluarga sehangat ini,” kata Stephen saat itu kepada Tante Fei yang masih tersenyum memberikan jempol kedua jarinya kehadapan Stephen.

Dinira yang barusaja membantu Bunda dari menata beberapa makanan dari orderan yang baru saja diorder oleh Omnya, kemudian datang menghampiri Stephen yang terlihat mengaduk-ngaduk gelas berisi campuran salah buah itu. Dia pun menanyakan ke Stephen mengenai bagaimana keluarganya yang tengah dia kenal baru beberapa jam saja.

“Keluargamu sangat riuh, Honey. Aku saja tidak pernah melihat keluargaku yang berkumpul seramai ini. Beberapa orang yaitu Om kamu sempat menawari aku untuk memasuki perusahaan ritelnya di advertising majalahku, dan beberapa lainnya juga menanyakan kapan aku akan melamarmu. Mereka sudah tidak sabar agar kamu dan aku bisa cepat kawin. Jadi, Sayang. Apa kamu ingin mengabulkannnya ? Atau kamu adalah salah satu yang meminta sama seperti keluargamu yang lain ? Aku yakin kamu diantara keduanya.” kata Stephen menjawab Dinira sembari menyubit pipi Dinira kesayangannya.

“Kamu sudah pasti bisa menebaknya, Stephen. Aku sayang kamu. Aku gamau kita masih ada di tahap ini terus. Jadi.. apa yang masih kau tanyakan ?” kata Dinira menjawab sesuai dengan lubuk hatinya terdalam.

“Hem.. apa kamu ada waktu untuk pertengahan tahun ini ? Jika tidak aku bisa langsung membawa keluargaku kesini. Agar diantara keluargamu dan keluargaku bisa saling mengenal,” kata Stephen saat itu seperti memberi kepastian kepada Dinira dengan mukanya yang kelewat manis bagi Dinira.

“Are you not kidding Sayang ? Kalau kamu nggak bercanda aku akan sigap memberi kabar keluargaku. Aku akan dengan senang hati menunggu waktu yang tepat," Dinira kembali menanggapi dengan wajahnya yang masih kelewat bahagia itu.

“Im not kidding. Tadi Tante Fei bertanya kapan aku akan melamarmu, aku berkata nanti pertengahan tahun depan," kata Stephen yang membalas kekasihnya itu dengan tatapan pasti miliknya yang membuat Dinira sekali lagi merasa berbunga-bunga dan Stephen yang juga menatap lembut Dinira.

“Emhh.. Apa kamu mau aku ambilkan salah satu makanan yang ada di bawah ? Aku rasa kamu harus mencicipi bubur sumsum bikinan keluargaku atau kamu mau menambah lagi makan kue basah ? Aku lihat kamu menyukai lemper dan juga panada ?” tanya Dinira menawarkan Stephen makanan sebelum dia akan pergi menuju ke kantornya yang akan dijemput dengan rekan kerjanya nanti. Mungkin masih ada waktu untuk Stephen bisa memuaskan dirinya untuk makan makanan yang disediakan saat ini.

“Boleh aku membawa kue untuk ke kantor nanti ? Aku rasa perjalanan akan panjang untuk ke kantorku. Nanti Amir juga sepertinya belum pasti dia sudah makan atau belum. Apa aku boleh bekal kue kue basah beberapa ?” tanya Stephen yang kemudian Dinira mengiyakan.

Mereka berdua pun pergi ke pantry di lantai split bawah untuk membawa bekal untuk Stephen. Iphone Stephen berdering, sepertinya temannya sudah ada di dekat Vila dan menanyakan bagaimana ancer-ancer menuju ke Vila Sentul milik keluarga besar Dinira itu.

Stephen yang mengetahui itu langsung menuju ke lantai tiga ke kamar untuk memgambil barang-barang bawaannya turun ke lantai satu dibantu oleh Om Pandu yang adalah suami Tante Fei.

Seluruh keluarga yang tidak lain adalah keluarga besar Dinira pun kembali memberi salam kepada Stephen yang akan pergi kerja meeting dengan banyak klient barunya itu. Tidak lupa Stephen berpamitan dengan Ayah dan Bunda dan beberapa sanak keluarga yang ada disana.

“Semua.. saya berterimakasih telah menerima saya sebagai kekasih Dinira dan bertemu dengan banyak macam keluarga yang sangat luar biasa ini. Ayah dan Bunda saya pergi dulu, sepertinya teman saya sudah dekat dan dia sepertinya sudah parkir di parkiran diluar Vila ini," ucap Stephen yang berpamitan hendak akan melanjutkan perjalanan menuju ke kantornya. 

“Okee... Terimakasih dan sukses selalu untuk kamu Stephen. Terimakasih sudah mau berkunjung kesini walau jadwal kamu padat. Tolong jaga Dinira dan semoga kalian berdua langgeng terus yah. Ayah dan Bunda selalu berdoa terbaik untuk hubungan kalian berdua," kata Ayah Adigunawan memberikan salam perpisahan kepada Stephen Stanlee.

Tidak lama kemudian Dinira muncul dari pantry membawakan bekal untuk Stephen dan Amir tekan rekan kerjanya yang menjemputnya untuk meeting dengan klient barunya. Keluarga besar Adigunawan pun kemudian menuju ke bagian luar Vila yaitu di taman yang terlihat sedang gerimis tersebut.

Stephen, Dinira bersama dengan Ayah dan Bunda kemudian pergi langsung keluar pagar dari Vila ini yang sangat besar di jalanan luar juga secara kebetulan Deniar juga sudah datang namun kedatangannya belum terlalu diperhatikan karena Ayah dan Bunda serta banyak orang lainnya masih menuju ke luar pagar untuk menuntun Stephen pergi kembali ke Ibu Kota Jakarta.

Deniar yang melihat itupun merasa penasaran. Sayangnya saat Stephen sudah masuk ke dalam mobil dia tidak bisa melihat siapa yang tengah diributkan akan kepulangan seseorang yang tak dia kenal.

“Apa sesosok itu pasangan Kakakku Dinira ?” gumam Deniar saat itu, dia ingin menyeruak kedepan untuk melihat akan tetapi dia masih berada di barisan paling belakang dari beberapa sanak keluarganya yang tengah melakukan salam perpisahan dengan seseorang lelaki tak dikenalnya itu.

Yang dia tau dia hanya mendengar suara si lelaki itu yang menjawab semua salam dari keluarganya saat itu.

“Terimakasih semua. Selamat bertemu di lain waktu. Saya pergi dulu, nitip Dinira ya,” kata salah seorang lelaki itu. Kemudian mobil yang membawa pergi lelaki itu pun berbelok menjauh dari Villa Sentul milik keluarga besar Adigunawan.

Setelahnya, semua baru menyadari kedatangan Deniar saat itu. Apalagi si Bunda yang kemudian memgomel atas kedatangan Deniar yang membuat semuanya sontak langsung menerima kedatangan Deniar.

“Ya Ampun Sayangku. Kamu sejak kapan sudah datang ? Tadi semua sedang berpisah dengan pasangan Kakakmu itu. Dia cukup tampan, sungguh beruntung sekali Kakak Dinira mu itu.” kata Bunda dan Ayah bebarengan juga dengan banyak Tante dan sanak keluarga disana.

“Iya, Aku sepertinya sudah bisa mengiranya. Oke Bunda. Ayo kita masuk. Tapi sebelumnya aku masih harus ke mobil, karena aku membawa kue dari toko kue ku Crumbel,by.” saat itu Deniar langsung menyahut dan kemudian dibantu oleh Bunda langsung mengambil bingkisan berisi kardus kue berjumlah dua buah berisi roll cake dan macaaroon itu.

Dan kedatangan Deniar pun disambut sangat meriah sama dengan kedatangan sanak keluarga lainnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status