Deniar tampak sedang mengemas roll cake buatannya dan juga beberapa macaroons yang dia buat sejak tadi pagi untuk dibawanya ke Vila di kawasan Sentul untuk keluarganya yang sedang berkumpul. Dia sengaja menelatkan dirinya agar datang lebih sore.
Sekarang sudah pukul jam setengah empat sore dan dia sudah diberi kabar oleh Ayahnya bahwa Deniar akan dijemput dengan mobil pribadi milik keluarganya walau dia tau jarak antara Toko kuenya Crumble.by dan kawasan Villa di tengah kota sentul itu sepertinya tidak terlalu jauh.
Namun Deniar juga anak bungsu yang juga selalu dimanja oleh Ayah dan Bunda yang terkadang membuat kakaknya Dinira akan merasa cemburu pula. Meskipun terkadang Deniar juga merasa cemburu dengan perlakuan kedua orangtuanya ke Kakaknya, tapi dia tau kedua orangtuanya itu berlaku adil kepada dia dan sang Kakak.
Selepas perbincangan mengenai perasaan Deniar, kala itu sedang berteriak memanggil para karyawannya untuk berkumpul sebentar di daerah dapur belakang dekat dengan ruang kerjanya yang lumayan nyaman untuk dirinya mengawasi kerja dan juga duduk mengorganisir toko kue itu.
“Karyawan,, karyawan ku semua bisa kalian berkumpul disini sebentar saja ?” lantang suara Deniar membuat semua yang ada di dalam dapur menuju kearahnya begitu pula dengan yang ada di etalase toko. Mereka langsung berdiri melingkar di hadapan Deniar.
“Jadi, karena kalian tau bahwa hari ini dan dua hari mendatang saya akan tidak datang ke toko Crumble.by milik saya. Maka saya memiliki aturan baru. Untuk kalian khususnya Kak Erick yang menjaga etalase dan sementara memegang kunci toko. Toko akan dibuka setiap harinya dari jam sembilan pagi hingga tiga sore saja. Dan untuk menu per harinya saya sudah menulisnya di secarik kertas pada atas meja kerja saya. Karena saya akan libur selama tiga hari. Maka saya mohon kalian semua untuk bekerja secara mandiri walaupun tanpa kehadiran saya. Apa kalian mengerti ?” tanya Deniar saat itu membicarakan panjang lebar mengenai ketidakhadirannya di toko kue miliknya selama tiga hari terhitung dari sekarang.
“Yah, Mbak Deniar nggak jaga toko. Apa ada keterangan di kertas yang Mbak Deniar tulis tentang resep kue yang akan jadi menu per hari nya ? Jujur saja saya kalau tidak didampingi Mbak Deniar malah ragu dengan hasil kue buatan sendiri. Apa tidak sekalian saja toko kita tutup mulai hari ini sampai dua hari mendatang. Lumayan Mbak saya bisa ikutan liburan juga,” kata salah satu karyawan yang adalah chef pastry bawahan seniornya ini.
Deniar pun memikirkan kembali pertanyaan dari karyawannya dan akhirnya dia pun meliburkan seluruh pegawainya dari detik ini sampai dua hari mendatang.
“Baiklah. Benar apa kata kamu, Mas Rey. Saya juga nggak akan tau bagaimana hasil baking kalian semua yang serba saya selalu yang membantu kalian. Oke. Jadi tolong salah satu dari kalian melihat apakah di depan masih ada tamu, jika tidak mari kita langsung tutup saja toko ini. Dan kembali lagi esok Senin paginya. Apa kalian semua setuju ?” tanya Deniar berkepastian kepada seluruh karyawannya. Kak Erick yang sedang melongok ke bagian luar dapur baking itu pun melihat tanda jika permintaan atasanya itu didukung.
Tidak ada pengunjung yang datang saat itu juga.
“Sepertinya tidak ada Mbak Deniar. Kalau begitu mari kita semua bersiap-siap untuk pulang ke rumah kita masing-masing. Saya akan langsung menutup semua dan juga akan meminta Mbak Iyen, admin media sosial kita untuk mengumumkan bahwa toko kita tutup dalam waktu tiga hari dari sore hari ini," kata Kak Erick saat itu yang kemudian disahut oleh Mbak Iyen selaku admin untuk memberi kabar bahwa mereka sedang tutup, closed order untuk tiga hari dan akan buka mulai Senin minggu depan.
“Baiklah kalau begitu bisa saya tinggal dulu, karena saya ada pertemuan dengan keluarga besar saya dan minto tolong buat beberapa orang agar membawa kantong belanjaan berisi kardus yang berjumlah dua buah itu menuju ke Bapak-bapak tua di depan, dia adalah driver keluarga saya. Sebelumnya terimakasih atas bantuannya,” Deniar menyuruh salah satu pegawai toko kuenya dan menunggu sampai semua pegawainya hendak pergi semua.
Ketika semuanya sudah beranjak keluar dapur Deniar langsung mengunci tempat tersebut dan memadamkan lampu galery toko serta lampu yang ada di seluruh tempat duduk pengunjung. Setelah melihat tidak ada kue di etalasenya karena sudah dibersihkan oleh Erick.
Dan inspeksi sebelum toko ditutup pun sudah selesai. Deniar dan Erick yang adalah salah satu pegawai di toko kue yang menurutnya adalah kepercayaannya atas pengelolaan toko ini akhirnya menutup gerai toko.
Sesaat Deniar pun sudah disambut oleh driver kekuarganya itu, sebelum dia pergi dia berpamitan dengan salah satu pegawainya, Erick dan langsung masuk ke dalam mobil jenis Toyota Innova keluaran terbaru milik keluarganya.
Di dalam mobil si Driver pun menyapa anak Bosnya yang sudah lama juga tidak pernah bertemu selama beberapa bulan.
“Mbak Deniar, sampun pirang wulan ra raos panjenengan. Bu Adigunawan saking sering pengen tindak ingkang toko Crumble.by. Tambah seger ae Mbak Deniar. Wonten Villa pada nggolekki Mbak Deniar, Tante-tante lan Om cumepak kalih jam setunggal,” kata Mang Bagus yaitu salah seorang keturunan jawa yang asal dipanggil istilah mang oleh banyak keluarganya.
“Ahh, bisa aja sih Mang Bagus. Mbak Deniar sampun maon raos keluarga. Yuk Mang Bagus tindak rumiyen," kata Mbak Deniar menjawab dan kemudian Mang Bagus langsung memakai seatbelt dan perjalan menuju ke Vila Sentul milik keluarganya pun akhirnya dilakukan.
Dan Deniar tidak sabar menunggu bertemu dengan banyak keluarganya saat ini. Walau ada sedikit yang dilupakannya, bahwa Deniar tidak tau pasti kapan kedatangan Dinira, kakaknya itu dari Australia. Deniar yang sebelumnya belum mengecek kembali Iphonenya itu akhirnya merogoh isi tasnya merek hush puppies berwarna hijau botol kesayangannya.
Seketika dia membuka isi dari Wa grup keluarga besar. Ternyata si Kakaknya, Dinira sudah datang dari Australia lebih awal dari kedatangan tante-tantenya. Saat itu pula dia melihat tampilan buram sebuah foto yang saat itu tidak dia ingin buka.
Karena dia tidak berselera membaca Wa dan ingin bertemu langsung dengan keluarganya itu. Deniar masih memikirkan tentang pertemuan kakaknya, Dinira itu dan dia ingat bahwa Kakaknya akan membawa pasangannya sesama dari Australia.
“Apakah Kak Dinira benar-benar memiliki pasangan tulen Australia ? Atau mungkin orang itu adalah orang berdarah campuran ? Itu bukan urusanmu, Deniar," gumam Deniar saat itu sambil mengetuk-ngetuk layar Iphonenya ingin mengetahui siapa sosok yang ada di foto yang dikirim oleh Tante Fei itu.
Dan pilihan Deniar saat itu adalah dengan tidak membukanya. Toh nanti dia akan melihatnya sendiri. Sesaat di Iphonenya terdapat notivikasi junk file dia pun langsung membersihkannya dengan adapter di Iphonenya dan juga menghapus beberapa file yang ada termasuk foto pasangan Kak Dinira.
Jalanan Kota Sentul sore hari itu terlihat padat namun tidak sampai menimbulkan kemacetan, sedangkan hujan gerimis mulai membasahi jalanan Kota Sentul saat itu. Deniar pun akhirnya memilih duduk bersender di sofa penumpang di bagian belakang mobil, dia melihat jejalanan dengan kaca yang sudah dipenuhi rintik-rintik itu dan menunggu kedatangannya pada Vila sentul milik keluarganya.
.......
“Stephen, jadi saya mau sarankan ke kamu. Dinira lebih menyukai lamaran di sebuah area yang tidak terlalu ramai daripada di keramaian. Aku rasa kamu dan Dinira, keponakan Tante itu terlihat sudah cukup umur untuk lanjut ke pelaminan. Saya senang sekali mendengar bahwa Dinira berhasil mendapatkan pasangan kekasih seperti kamu. Sudah anak darah Indo, dan yang paling penting kamu sangat mapan. Jadi, kalau memang Dinira dan kamu ada waktu senggang. Cepat-cepat due date yah. Keluarga nggak mau menunggu terlalu lama,” kata Tante Fei salah satu dari saudara kandung dari Ayah Adigunawan. Sedang berbicara dengan Stephen selama kurang lebih sepuluh menit yang lalu. Seperti biasa tidak ada keluarga yang akan melewatkan proses interogasi ke pihak pasangan salah satu sanak keluarganya, bukan. Dan Tante Fei salah satunya.
“Wah, saya akan sangat senang untuk cepat mengumumkannya nanti Tante. Saya juga diterima dengan baik oleh keluarga Dinira. Saya tidak menyangka ada keluarga sehangat ini,” kata Stephen saat itu kepada Tante Fei yang masih tersenyum memberikan jempol kedua jarinya kehadapan Stephen.
Dinira yang barusaja membantu Bunda dari menata beberapa makanan dari orderan yang baru saja diorder oleh Omnya, kemudian datang menghampiri Stephen yang terlihat mengaduk-ngaduk gelas berisi campuran salah buah itu. Dia pun menanyakan ke Stephen mengenai bagaimana keluarganya yang tengah dia kenal baru beberapa jam saja.
“Keluargamu sangat riuh, Honey. Aku saja tidak pernah melihat keluargaku yang berkumpul seramai ini. Beberapa orang yaitu Om kamu sempat menawari aku untuk memasuki perusahaan ritelnya di advertising majalahku, dan beberapa lainnya juga menanyakan kapan aku akan melamarmu. Mereka sudah tidak sabar agar kamu dan aku bisa cepat kawin. Jadi, Sayang. Apa kamu ingin mengabulkannnya ? Atau kamu adalah salah satu yang meminta sama seperti keluargamu yang lain ? Aku yakin kamu diantara keduanya.” kata Stephen menjawab Dinira sembari menyubit pipi Dinira kesayangannya.
“Kamu sudah pasti bisa menebaknya, Stephen. Aku sayang kamu. Aku gamau kita masih ada di tahap ini terus. Jadi.. apa yang masih kau tanyakan ?” kata Dinira menjawab sesuai dengan lubuk hatinya terdalam.
“Hem.. apa kamu ada waktu untuk pertengahan tahun ini ? Jika tidak aku bisa langsung membawa keluargaku kesini. Agar diantara keluargamu dan keluargaku bisa saling mengenal,” kata Stephen saat itu seperti memberi kepastian kepada Dinira dengan mukanya yang kelewat manis bagi Dinira.
“Are you not kidding Sayang ? Kalau kamu nggak bercanda aku akan sigap memberi kabar keluargaku. Aku akan dengan senang hati menunggu waktu yang tepat," Dinira kembali menanggapi dengan wajahnya yang masih kelewat bahagia itu.
“Im not kidding. Tadi Tante Fei bertanya kapan aku akan melamarmu, aku berkata nanti pertengahan tahun depan," kata Stephen yang membalas kekasihnya itu dengan tatapan pasti miliknya yang membuat Dinira sekali lagi merasa berbunga-bunga dan Stephen yang juga menatap lembut Dinira.
“Emhh.. Apa kamu mau aku ambilkan salah satu makanan yang ada di bawah ? Aku rasa kamu harus mencicipi bubur sumsum bikinan keluargaku atau kamu mau menambah lagi makan kue basah ? Aku lihat kamu menyukai lemper dan juga panada ?” tanya Dinira menawarkan Stephen makanan sebelum dia akan pergi menuju ke kantornya yang akan dijemput dengan rekan kerjanya nanti. Mungkin masih ada waktu untuk Stephen bisa memuaskan dirinya untuk makan makanan yang disediakan saat ini.
“Boleh aku membawa kue untuk ke kantor nanti ? Aku rasa perjalanan akan panjang untuk ke kantorku. Nanti Amir juga sepertinya belum pasti dia sudah makan atau belum. Apa aku boleh bekal kue kue basah beberapa ?” tanya Stephen yang kemudian Dinira mengiyakan.
Mereka berdua pun pergi ke pantry di lantai split bawah untuk membawa bekal untuk Stephen. Iphone Stephen berdering, sepertinya temannya sudah ada di dekat Vila dan menanyakan bagaimana ancer-ancer menuju ke Vila Sentul milik keluarga besar Dinira itu.
Stephen yang mengetahui itu langsung menuju ke lantai tiga ke kamar untuk memgambil barang-barang bawaannya turun ke lantai satu dibantu oleh Om Pandu yang adalah suami Tante Fei.
Seluruh keluarga yang tidak lain adalah keluarga besar Dinira pun kembali memberi salam kepada Stephen yang akan pergi kerja meeting dengan banyak klient barunya itu. Tidak lupa Stephen berpamitan dengan Ayah dan Bunda dan beberapa sanak keluarga yang ada disana.
“Semua.. saya berterimakasih telah menerima saya sebagai kekasih Dinira dan bertemu dengan banyak macam keluarga yang sangat luar biasa ini. Ayah dan Bunda saya pergi dulu, sepertinya teman saya sudah dekat dan dia sepertinya sudah parkir di parkiran diluar Vila ini," ucap Stephen yang berpamitan hendak akan melanjutkan perjalanan menuju ke kantornya.
“Okee... Terimakasih dan sukses selalu untuk kamu Stephen. Terimakasih sudah mau berkunjung kesini walau jadwal kamu padat. Tolong jaga Dinira dan semoga kalian berdua langgeng terus yah. Ayah dan Bunda selalu berdoa terbaik untuk hubungan kalian berdua," kata Ayah Adigunawan memberikan salam perpisahan kepada Stephen Stanlee.
Tidak lama kemudian Dinira muncul dari pantry membawakan bekal untuk Stephen dan Amir tekan rekan kerjanya yang menjemputnya untuk meeting dengan klient barunya. Keluarga besar Adigunawan pun kemudian menuju ke bagian luar Vila yaitu di taman yang terlihat sedang gerimis tersebut.
Stephen, Dinira bersama dengan Ayah dan Bunda kemudian pergi langsung keluar pagar dari Vila ini yang sangat besar di jalanan luar juga secara kebetulan Deniar juga sudah datang namun kedatangannya belum terlalu diperhatikan karena Ayah dan Bunda serta banyak orang lainnya masih menuju ke luar pagar untuk menuntun Stephen pergi kembali ke Ibu Kota Jakarta.
Deniar yang melihat itupun merasa penasaran. Sayangnya saat Stephen sudah masuk ke dalam mobil dia tidak bisa melihat siapa yang tengah diributkan akan kepulangan seseorang yang tak dia kenal.
“Apa sesosok itu pasangan Kakakku Dinira ?” gumam Deniar saat itu, dia ingin menyeruak kedepan untuk melihat akan tetapi dia masih berada di barisan paling belakang dari beberapa sanak keluarganya yang tengah melakukan salam perpisahan dengan seseorang lelaki tak dikenalnya itu.
Yang dia tau dia hanya mendengar suara si lelaki itu yang menjawab semua salam dari keluarganya saat itu.
“Terimakasih semua. Selamat bertemu di lain waktu. Saya pergi dulu, nitip Dinira ya,” kata salah seorang lelaki itu. Kemudian mobil yang membawa pergi lelaki itu pun berbelok menjauh dari Villa Sentul milik keluarga besar Adigunawan.
Setelahnya, semua baru menyadari kedatangan Deniar saat itu. Apalagi si Bunda yang kemudian memgomel atas kedatangan Deniar yang membuat semuanya sontak langsung menerima kedatangan Deniar.
“Ya Ampun Sayangku. Kamu sejak kapan sudah datang ? Tadi semua sedang berpisah dengan pasangan Kakakmu itu. Dia cukup tampan, sungguh beruntung sekali Kakak Dinira mu itu.” kata Bunda dan Ayah bebarengan juga dengan banyak Tante dan sanak keluarga disana.
“Iya, Aku sepertinya sudah bisa mengiranya. Oke Bunda. Ayo kita masuk. Tapi sebelumnya aku masih harus ke mobil, karena aku membawa kue dari toko kue ku Crumbel,by.” saat itu Deniar langsung menyahut dan kemudian dibantu oleh Bunda langsung mengambil bingkisan berisi kardus kue berjumlah dua buah berisi roll cake dan macaaroon itu.
Dan kedatangan Deniar pun disambut sangat meriah sama dengan kedatangan sanak keluarga lainnya.
Seorang lelaki sekitaran berumur awal 30 tahun itu sedang berjalan santai dengan seorang lelaki lainnya yang juga berumuran sama di sebuah tempat perkantoran lantai tengah sekitar lantai tujuh belas. Seorang resepsionis yang tadinya melihat kedatangan lelaki yang sedang berjalan santai itu pun berdiri dan membungkuk tanda hormat kepada lelaki yang barusaja lewat tersebut.Dia sangat menawan dengan memakai celana jeans hitam dengan kemeja putih dan vest berwarna hijau botol, tidak lupa ditangannya sudah bertengger manis sebuah iPad keluaran terbaru dengan beberapa berkas yang ternyata dia bawa sebagai bahan pertemuan dengan klientnya untuk meeting saat ini.Lantaran lelaki itu sedang berada di depan depan kantor majalahnya yaitu ‘Foodie’ In’ dimana di depan terdapat sebuah stand poster yang menyebutkan nama kantor pada lot tempat itu, agar lebih mudah untuk didapati oleh banyak orang asing lain yang mencari kantor redaksi majalah ‘Foodie’ I
Jam menunjukkan pukul 10 malam di hari Jum’at syahdu dimana keluarga besar Adigunawan sedang berkumpul di Vila keluarga di daerah Sentul.Beberapa masih berada di ruang keluarga dan pantry membersihkan sisa-sia kegaduhan yang disebabkan karena di hari ini pertemuan diadakan dengan saling potluck. Masing-masing sanak keluarga yang datang membawa beberapa makanan, kudapan dan banyak lainnya untuk dimakan bersama.Saat itu Deniar dan Farah absen untuk membantu banyak sanak keluarga lainnya yang sedang membersihkan ruangan pantry dan juga ruang keluarga kembali rapi dan bersih.Mereka berdua sedang asik bercerita dan bertukar kabar diantara kegiatan mereka sehari-harinya dan bercerita banyak hal lainnya, layaknya sesama kabar bertemu keluarga. Obrolan antara Deniar dan Farah yang tadinya masih membicarakan pembicaraan ringan, berubah menjadi pembicaraan yangagak&n
Beberapa mobil keluarga milik keluarga Adigunawan sedang berposisi agar terpakir rapih di depan sebuah rukan perbelanjaan yang ada di salah satu kawasan Sentul, Bogor. Mobil yang sudah terpakir rapih itu kemudian mengeluarkan beberapa orang yang ada di dalamnya. Dinira, Deniar, Bunda dan Farah ada pada satu mobil. Sedangkan satu mobil lainnya juga menampung akan sanak keluarga yang juga ikut jalan-jalan ke kota Sentul saat itu sama mengeluarkan beberapa penumpangnya. Kali ini Tente Fei memang mengajak Dinira dan Deniar untuk membeli baju di butik yang menjual baju-baju wanita dengan design modern dan kekinian. Di suatu rukan tersebut terdapat beberapa butik yang bisa dikunjungi oleh kaum wanita yang memang ingin memanjakan mata mereka dengan berbelanja outfit ataupun gaun pesta. Ketika itu Dinira tampil dengan busana berkesan simple yaitu sebuah blouse floral rample bernuansa warna blush yang mengembang di bagi
Lounge berukuran lumayan luas dengan tampilan klasik modern menjadi tempat dinner bagi keluarga Adigunawan saat ini. Lounge yang terketak di salah satu Hotel ternama di Kota Sentul itu sudah dihiasi dengan dekorasi yang minimalis dan dilengkapi dengan food buffet khas yang sudah dipesan Dinira khusus untuk merayakan dinner keluarga dengan kedatangannya kembali ke Jakarta.Sedangkan Lounge itu sudah dipersiapkan, beberapa sanak keluarga yaitu semua Tante, Bunda dan Ayah juga Sepupu dan keponakan sudah datang dahulu kala untuk menunggu datangnya Dinira yang sebenarnya di setting seperti sebuah pesta kejutan.Saat ini Dinira dan Stephen sudah berada di dalam lift hendak mendatangi ruang lounge yang disewa oleh mereka berdua dimana terdapat di lantai delapan dan terletak di dekat balkon dimana disitu juga ada ruang outdoor yang disana terdapat life music dan juga pemandangan yang indah ala Kota Sentul yang sayang jika tidak diabadikan.&n
Dinira menatap permata berlian yang bertengger manis di tangan kanan di jari manisnya itu. Dia sedang asik sedang menatap permata berlian berukuran sedang yang bertengger di jarinya saat dia sedang duduk mantap di sebuah kursi yang ada pada apartemennya saat itu.Apartemen yang tadinya dia punya saat dirinya pernah berada di Jakarta sebelum dia pergi study pastry chef di Australia. Dengan duduk di sebuah kursi makan pada bilik meja sedang yang ada di apartemennya dengan secangkir coklat hangat dan juga milk bun yang baru saja dia buat tadi pagi-pagi setelah dia bangun karena keisengannya yang sudah lama tidak pernah baking tersebut.Dirinya akhirnya pagi tadi mengulik dapur yang ada di apartemen di daerah Kelapa Gading itu dan memulai memanggang sweat cheese milk bun yang dia suka buat dulunya saat sebelum sekolah di Australia.Hari ini di awal hari di tujuh hari dalam seminggu ini Dinira sudah memiliki schedule y
Siluet cahaya pagi merebak di sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah kasur quenn size dengan perabotan yang juga melengkapi kehadiran ruangan ini. Inilah ruang apartemen Dinira.Dia baru saja terbangun dari tidurnya tersebut dan membuka kelopak matanya yang sudah terpejam dari malam kemarinnya. Cahaya pagi yang menyeruak lewat jendela yang tirainya masih belum dibuka itupun adalah salah satu teman Dinira di kamar ini.Dia pun melihat kebeberapa penjuru ruangan itu dan menemukan dia sendirian di kamarnya. Yang dia tidak ketahui adalah kemana Stephen, kekasihnya itu berada. Dinira mengingat bahwa kemarin malam dia dan Stephen melakukan ritual mandi bersama dan juga diakhiri oleh permainan di ranjang dan tidur di pelukan hangat tubuh Stephen.Namun dia sekarang malah tidak menemukan dimana Stephen berada, padahal dia kemarin sudah tidur satu kasur dan satu kamar dengan Dinira namun mengapa dia tidak mengetahui kepergian Stephen yang dia sayangi tersebut.
Jalanan Ibu Kota terasa padat di sore hari ini. Dan ini membuat semua pengendara yang sedang mngendarai mobil mau tidak mau harus bersabar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Dan salah satu pengendara yang berada terjebak di jalanan Ibu Kota Jakarta ini adalah Stephen.Dia sedang berada di dalam mobilnya itu ford hitam series terbaru dan sedang dalam perjalanan pulangnya. Hari ini Stephen berencana untuk kembali tidur di apartemen milik kekasihnya Dinira namun dia belum memberitau ke Dinira.Saat ini dia berada di suatu daerah di Jakarta Selatan karena dia tadi saat sesudah dari toko kue Crumble.by masih harus kembali ke kantornya untuk menentukan jadwal dimulainya pergi ke banyak restaurant untuk dua bulan mendatang yaitu Januari dan Februari.Dan ternyata toko kue milik Deniar, mendapat bagian di bulan Februari dan akan dilakukan review secara mendalam dengan crew bagian reporter oleh ‘Foodie’ In’ nanti saat bulan Januari mendatang.
Dinira terlihat sibuk mempersiapkan launching sekolah pastrynya yang bernama ‘Egg n Flour’.Segala persiapan yang berhubungan dengan online untuk sekolah pastrynya mulai dari website, media sosial dan juga keperluan marketing ads sudah digarap oleh beberapa crew yang dipinjam dari beberapa orang milik majalah ‘Foodie’ In’ yaitu majalah kuliner milik Stephen Stanlee, kekasihnya itu yang juga dibantu oleh beberapa crewnya yang dia sudah buat semenjak hari Senin kemarinnya melalui prosesi interview.Beberapa diantaranya yang pada hari Jum’at sore ini sedang dipersiapkan adalah mengenai kebutuhan untuk launchingnya besok, dan banyak diantaranya yang salah satunya adalah press release yang dia butuhkan untuk memberitakan sekolah pastrynya kepada banyak macam sumber komersil online tentang kuliner yang pastinya dapat membantu sekolah pastrynya dikenal oleh banyak masyarakat luas.Sela