Share

Parent-in-law, maybe..

Suara klakson mobil dengan lantang telah bergema di luar sebuah bangunan megah bergaya klasik modern dengan nuansa bronze dan juga banyak batu pualam. Mobil yang adalah kepunyaan keluarga besar Adigunawan tadinya membawa sepasang kekasih yang barusaja melakukan penerbangan dari Australia menuju ke Indonesia selama 6 jam dan sampai pada bandar udara Internasional Soekarno-Hatta menuju ke Vila di tengah kawasan sentul itu.

Driver yang bernama Mang Bagus salah satu driver kepunyaan keluarga Adigunawan ini kemudian langsung memakirkan mobilnya tepat di sudut sebuah taman luas nan hijau dan rimbun. Dan membantu penumpangnya itu agar barang bawaannya yang berupa beberapa koper ukuran besar dapat dikeluarkan dan kemudian dibawa ke dalam vila tersebut.

Seketika saat itu Bunda dan Ayah yang sedari tadi mendapat kabar datangnya anak sulungnya melalui alat deteksi tamu di depan rumahnya itu pun langsung saja keluar dari depan Vila melalui arah samping yaitu sebuah garasi besar yang cukup menampung banyak macam mobil.

Dinira dan Stephen yang akhirnya sudah sampai di Vila milik keluarga Adigunawan seketika langsung disambut meriah dengan kehadiran Bunda dan Ayah yang saat itu menampakkan kesan bahagia ketika salah satu anaknya sudah datang kembali dari sekolah pastry’s di negara tetangga dan sudah kembali lagi ke negara kelahirannya.

Tidak lama kemudian Stephen akhirnya membungkuk, menyalami calon mertuanya ini satu per satu dengan hormat dan dibalas dengan sambutan hangat dari kedua orangtua Dinira. Begitu pula dengan Dinira yang tengah memeluk erat Bunda dan Ayahnya yang saat itu saling melepas rindu dengan gagap gempita.

Terlihat kebahagian dari raut muka Dinira yang tersenyum lepas melihat kedua orangtuanya yang saling memeluknya dan juga menyapa Dinira dengan riang karena mereka sudah lama tidak bertemu.

Banyak sekali cuitan dari Bundanya kepada Dinira yang menanyakan betapa anak sulungnya sekarang lebih terlihat segar dan juga semakin terlihat dewasa karena potongan rambutnya yang baru namun masih terlihat panjang. Sedangkan sang Ayah kembali menyapa Stephen dan memperkenalkan dirinya masing-masing.

“Senang sekali bisa bertemu dengan pacarnya Dinira. Apa sudah tau nama saya ? Saya dengar kamu bekerja sebagai food jurnalis dan punya perusahaan majalah makanan ya ? Hebat, juga. Kalau begitu perkenalkan saya Adigunawan Rizalsyah, Ayah dari Dinira Rosalina.” kata Ayah memperkenalkan dirinya dengan seruan yang menerima kedatangan Stephen Stanlee sebagai kekasih Dinira Rosalina anak sulungnya.

“Selamat pagi, Om. Saya Stephen Stanlee. Saya adalah kekasih Dinira Rosalina. Iya saya adalah Co founder dan CEO dari majalah ‘Foodie’ In’ salah satu majalah kuliner ternama di Indonesia. Apa Om sering mendengar majalah saya ? Salam berkenalan dengan anda sekali lagi.” kata Stephen kepada Ayah yang kemudian menuntun Stephen masuk ke dalam Vila lewat garasi samping yang menembus pada ruangan luas yang adalah ruangan khusus tamu namun terlihat cukup lapang.

Begitu pula dengan Dinira dan Bunda yang sedari tadi sudah ada di dalam ruangan khusus tamu dan duduk di salah satu sofa berjejer disana. Terdengar suara Ayah menanyakan Dinira saat itu mengenai bagaimana perjalanan mereka tadi dari Australia, setelah Dinira dan Stephen duduk nyaman di salah satu sofa panjang.

“Bagaimana perjalanannya tadi ? Ayah dengar kamu berangkat sejak tengah malam menuju ke bandara Kingsford smith dari new south wales dan juga masih melakukan penerbangan selama enam jam dan menuju ke Vila dari bandar udara Internasional Soekarno-Hatta. Kamu pasti lelah ya, Nak. Ayah dan Bunda sudah menyiapkan kamar untuk kamu. Nanti kamu mau satu kamar dengan siapa saja juga bisa. Apa Stephen akan menginap disini nantinya ? Kamu bisa saja berbagi kamar dengan Dinira. Ayah dengar kamu satu apartemen dengan anak saya sejak satu tahun kamu dan Dinira sama-sama menetap di Australia.” tanya Ayah memulai percakapan dan menawarkan Stephen untuk tinggal menginap disini.

“Sayang sekali, Om. Saya memang berencana menginap disini. Namun tadi ada panggilan dari klien yang menanyakan akan proyek untuk majalah selama satu tahun yang akan datang. Dan saya sebagai CEO pastinya tidak bisa untuk tidak mengikuti meeting itu. Saya sudah berpamitan dengan Dinira dan pastinya dia memperbolehkannya. Jadi saya ada disini hanya sampai dengan jam empat sore saja. Mungkin saya bisa ikut dinner makan malam di hari Minggu nanti mendampingi Dinira.” kata Stephen bergumam mengatakan jika dia tidak menginap.

“Wah, Sayang sekali. Karena kamu pasti tidak dapat berlama-lamaan disini. Dan tentunya mengenal banyak sanak keluarga besar Dinira. Karena sepertinya sudah banyak yang penasaran dengan anda.” kata Ayah Dinira menyayangkan kesempatan yang dilewatkan oleh Stephen.

“Oh, iya. Jadi Bunda tidak mengira Dinira akan berpasangan dengan lelaki darah campuran. Apa kamu berasal dari keluarga yang berbeda etnis antara Ibu dan Ayah kamu ? Bunda penasaran.” tanya Bunda menanyakan mengenai asal muasal Stephen.

“Ayah saya orang Indonesia dan Ibu saya keturunan darah campuran Australia Indonesia. Keluarga saya semua berada di Australia sehingga keluarga saya juga kurang mengenal akan budaya Indonesia. Ayah saya sudah pindah ke Australia semenjak menikah dengan Ibu saya. Iya, saya juga tidak menyangka akan berpasangan dengan orang Indonesia tulen yang sangat menawan.” kata Stephen memperkenalkan asal keluarganya kepada Bunda. Dan dijawab dengan tawa renyah oleh Bunda, Ayah dan juga oleh Dinira.

“Apa Stephen akan berada di Indonesia selamanya ? Atau masih harus menetap lagi di Australia ? Oh, iya. Bunda mau mengatakan satu hal ke kalian berdua. Keluarga kita memiliki latar belakang di dunia kuliner sangat kental. Ayah Dinira adalah seorang pengusaha yang membawahi alat masak digital di area Asia tenggara dan Dinira juga sebagai seorang pastry chef. Adik Dinira yang juga sama perempuannya juga memiliki toko kue di daerah sentul sini. Mereka berdua sangat mirip sampai-sampai cita-citanya pun juga.” kata Mamah bercerita akan latar belakang keluarganya kepada Stephen yang kemudian tersenyum mendengar jika Kekasihnya itu memiliki adik perempuan yang tidak pernah dia ceritakan sebelumnya.

“Sebelumnya, Dinira tidak pernah menceritakan mengenai adik perempuannya. Tapi saya tau banyak tentang latar belakang keluarga anda dari Kekasih saya ini. Dia sering membicarakan keluarganya ke saya dan juga mengatakan tidak sabar untuk mengenalkan langsung ke saya.” kata Stephen dengan nada yang lemah lembut namun masih dengan suara khas lelaki pada umumnya.

Percakapan kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang menujurus ke arah hubungan yang lebih serius. Sepertinya Ayah tidak ingin meninggalkan kesempatan bertanya kepada Stephen apakah dia ingin jalan ke langkah lebih dalam dengan hubungannya dengan Dinira.

“Jadi, bagaimana Stephen apa kamu sudah yakin dengan pilihan kamu saat ini. Menjadi kekasih Dinira anak kesayangan saya. Dan saya dengar kamu dengan Dinira sudah berpacaran selama kurang lebih hampir dua tahun. Saya ingin bertanya apakah kamu sudah berencana untuk menimang anak saya ? Saya akan tunggu perkembangan hubungan kalian berdua.” kata sang Ayah bertanya saat itu kepada Stephen. Saat itu Dinira hanya bisa tersenyum sumringah dengan percakapan oleh Ayahnya itu.

Pastinya dia juga ingin mendengar kepastian dari Stephen akan kelanjutan hubungan mereka yang masih terlihat langgeng itu. Stephen yang saat itu mendengar langsung meraih tangan Dinira saat itu dan menjawab pertanyaan dari Ayah.

“Saya memang sudah berencana dengan Dinira agar saat saya dan dia sudah pindah kembali ke Jakarta untuk menguatkan hubungan kami. Jika tidak ada halangan, kami berencana untuk melakukannya tahun depan. Namun tanggalnya masih belum pasti.” kata Stephen menjawab dengan Dinira yang tersenyum hangat dan saling berpegangan tangan dan menempatkannya di atas lutut milik Dinira saat duduk di sofa panjang nan empuk itu.

“Bunda dan Ayah ikut senang mendengarnya. Jadinya Bunda dan Ayah bisa cepat-cepat mantu ya. Kalau gitu Bunda mau memberi wejangan satu hal lagi sebelum kalian bisa pergi ke kamar untuk berisitirahat. Jangan sampai hubungan kalian yang sedang manis-manis nya ini kandas ya. Sangat disayangkan untuk kita yang juga punya latar belakang di bidang kuliner tidak sama-sama bersatu. Bunda sangat bersyukur anak sulungku bisa mendapat kekasih yang sangat sayang dengan Dinira.” kata Bunda menambahkan kalimat yang saat itu Ayah langsung menawarkan agar mereka berdua masuk ke kamar yang terletak di lantai tiga itu yang disiapkan khusus untuk anaknya Dinira.

“Kalian terlihat lelah. Sebaiknya sebelum semuanya berkumpul nanti pada jam satu siang, kalian langsung saja istirahat di kamar di lantai tiga. Ada kamar mandi di dalamnya, kalian bisa langsung saja beberes dan mandi serta menyiapkan diri kalian bertemu dengan banyak sanak keluarga Dinira yang lainnya.” kata Ayah saat itu menyuruh supaya Dinira dan Stephen bisa langsung tidur di kamar mereka yang sudah disiapkan.

“Terimakasih sebelumnya Om dan Tante. Kalau begitu saya dan Dinira langsung saja ke kamar di lantai tiga ya. Karena sedari malam saya dan Dinira belum sempat mandi lagi dan juga beristirahat sejenak.” kata Stephen yang kemudian berdiri dengan diikuti oleh Dinira. Saat itu Ayah dan Bunda langsung naik ke lantai split level dimana di lantai itu terdapat ruang keluarga ukuran besar dan juga disebelahnya dengan split level ditengah kedua ruang tersebut ada pantry tempat semuanya biasa melakukan sesi makan bersama keluarga tersebut.

Sedangkan Dinira menuntun Stephen naik ke kamar pada Vila di atas yang biasanya merupakan kamar Dinira seperti biasanya itu. Kamar itu terdapat di sebelah paling ujung di tengah-tengah kamar lainnya. Dan tepat berada di lorong yang terdapat lima kamar disana.

Dinira pun membuka pintu kamar dengan semburan angin sejuk AC yang dinyalakan semenjak tadi pagi saat Bunda dan Ayah pertama kali datang di Vila kawasan Sentul ini.

Kamar yang didominasi warna biru sangat muda dan terdiri dari kasur King bed tepat di depan pintu yang disebelahnya terdapat rak, sebuah lemari di bagian sampingnya dan juga dialasi karper warna biru agak tua itu menjadi tempat sementara untuk Stephen dan Dinira beristirahat.

Di depan kasur itu terdapat sebuah almari berukuran sedang yang diatasnya terdapat foto Dinira semenjak kecil dan juga berbagai foto dirinya saat sweet seventeen dan juga seorang perempuan yang tidak salah adalah adik Dinira. Kekasihnya.

Saat itu Dinira yang sudah merebahkan dirinya di atas kasur kemudian melihat Stephen berdiri melihat foto-fotonya itu. Namun Stephen malah memanyakan ke Dinira akan foto gadis lainnya yang dia tau adalah adik dari kekasihnya.

“Honey, sejak kapan kamu punya adik perempuan ? Kamu tidak pernah membicarakannya kepadaku kalau kamu punya adik perempuan. Dia cukup mirip dengan kamu ya, Hon. Aku sampai tidak bisa membedakan kalian berdua.” kata Stephen yang mengambil sebuah pigura berisi fotonya dengan Deniar adik kandungnya yang terlihat memakai kebaya saat Dinira sedang datang ke upacara wisuda adiknya itu.

Dinira yang menyadari itu pun memilih untuk pasrah dan mengiyakan apa yang sudah Stephen tanyakan kepadanya.

“Iya, Sayang. Aku sengaja tidak memberitau kamu jika aku punya adik, Stephen. Dia mungkin sekarang sudah melupakan aku. Aku tidak pernah akur dengannya. Kamu tau bagaimana hubungan saudara antara sesama perempuan.” kata Dinira melangkah ke arah Stephen saat itu dan merangkul bahu jenjangnya yang sangat dia dambakan.

“Hon. Akan lebih baik jika kamu mulai mandi terlebih dahulu. Badan kamu sudah lengket, dan sedari malam terakhir kita belum mandi lagi. Apa kamu mau mandi terlebih dahulu. Aku kangen bau Cologne kamu.” kata Dinira saat itu dan diiyakan oleh Stephen saat itu juga.

Setelah Stephen mengiyakan akhirnya dia berbenah barang bawaannya di koper kecilnya dan mengambil perlengkapan mandi dan baju ganti setelahnya dia langsung masuk ke kamar mandi.

Dinira yang saat itu merasa ada suara yang memanggilnya mulai menyadari bahwa ada seorang keluarga lainnya yang datang dan ingin bertemu dengan dia karena sudah selama dua tahun lama tidak bertemu.

“Dinira.. Apa kamu diatas. Tante Fei kangen banget nih...” terdengar suara lantang seseorang yang tidak salah adalah tante Dinira.

Dia pun langsung pergi ke ruangan bawah tempat ruang keluarga berada untuk menyambut kedatangan tante sekeluarganya ini. Suasana pun langsung menjadi riuh karena suasana saling sapa menyapa dan juga kegaduhan yang disebabkan oleh kedatangan Dinira.

Sedangkan di atas Stephen Stanlee yang baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar Dinira di Vila ini mengengok ke segala penjuru ruangan namun dia tidak menemukan Kekasihnya itu. Akan tetapi dia mendengar suara banyak orang di lantai bawah dan juga suara Dinira yang saat itu sedang menyambut kedatangan entah siapa.

Pandangan Stephen saat itu pun terpaku pada sebuah laci yang memajang foto dengan pigura dalam jumpaj yang banyak. Yang dia kira adalah hanya berisi foto Dinita ternyata juga terdapat foto adik Dinira yang ternyata kecantikannya mirip dengan kekasihnya.

Dia memikirkan mengapa Dinira tidak pernah memperkenalkan adiknya itu apalagi membicarakannya. Mungkin Dinira masih belum siap menjelaskan jika dia punya adik perempuan yang sepertinya adalah viral baginya.

Pandangan Stephen masih tertuju kepada salah satu foto saat Dinira dan Deniar yang sedang berada di rumah ini tepatnya di ruang khusus tamu dengan pakaian yang mirip namun dengan warna berbeda.

Dia memikirkan apakah Dinita takut mengenalkan adiknya kepadanya ? Padahal Stephen menyimpan rahasia besar atas siapa dirinya kepada Dinira. Sepeninggalan Dinira yang tidak pernah menceritakan keberadaan Deniar, Stephen merasa saat yang tepat untuk bisa menyinggung waktunya hanya untuk Dinira saja.

Tanpa dia tau bagaimana nasib dirinya kedepannya. Apalagi jika dia bertemu dengan Deniar, adik kekasihnya. Jika memang dia masih bisa mengatakan siapa dia ke Dinira. Namun semuanya seaakan sudah telat. Dia dengan Dinira bagaikan pasangan erat yang tidak dapat dielak. 

Sesaat kemudian terdengar suara lantang Dinira memanggil Stephen, kemudian dia pun langsung mengenyahkan kembali fokusnya kepada beberapa bingkai foto Dinira dan adiknya itu, Deniar.

Dia pun langsung pergi ke bawah dan langsung disambut meriah oleh banyak orang baru yang dia rasa adalah tante Dinira. Yaitu Tante Fei berserta keluarga.

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Arianggi Rizky Putri
ortunya bebas bgt hahahha knp ga disediain kamar sendiri buat stephen
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status