Di gedung B, kedua orang tuanya Viola sedang panik setelah mendapatkan telepon dari penculik itu. Meski hati mereka merasa lega karena tahu keberadaan Viola, namun dengan keadaannya saat ini malah semakin membuat waswas kedua hati orang tua itu.
"Gimana ini, Pah?" tanya Nyonya Nadira panik.
"Tenang, Ma! Kita pasti bisa nyelametin anak kita, Ma."
"Itu Viola sampai nangis-nangis gitu, Pah. Ayo cepetan kita selametin dia dan bawa uang seratus juta buat tebusannya." guncang Nyonya Nadira yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan putrinya lagi.
"Tidak bisa sekarang, Ma. Kita hanya bisa bertemu sesuai jadwal yang diatur oleh para penculik itu. Salah, salah, malah nanti Viola yang akan jadi korban karena kita dikira berniat memberontak."
Sagara dan Sekretaris Ken yang baru saja kembali dari toilet mendengar percakapan antara Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira yang tengah panik karena Viola diculik.
"Hah, diculik!" ucap Sagara yang volume suaranya bisa didengar oleh kedua orang tua itu.
Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira langsung diam dan memberikan hormat sekilas kepada Sagara saat pemuda itu dan Sekretaris-nya mendekat ke arah mereka.
"Tolong jelaskan apa maksud dari perkataan kalian?" pinta Sagara kepada Tuan Sofyan dan Nyonya Nadira.
"Putri saya diculik oleh orang jahat, Tuan. Dan mereka minta tebusan uang."
"Berapa yang mereka minta?"
"Seratus juta, Tuan."
"Hah! Seratus juta," timpal Sagara tidak percaya.
"Iya, Tuan."
"Lalu, kapan pertukaran antara Viola dan uang tebusan itu akan dilaksanakan?"
"Nanti sore, Tuan. Sekitar jam lima sore."
"Di mana?"
"Di Stasiun terbengkalai, Tuan. Tapi...."
"Tapi apa?"
"Mereka meminta kami agar tidak macam-macam, Tuan. Kalau kami berani macam-macam maka nyawa Viola yang akan jadi taruhannya."
"Oh," angguk Sagara. "Baiklah, nanti sore biar Sekretaris Ken saja yang menangani pertukaran uang tebusan itu dengan Viola. Selain cerdik, Sekretaris-ku juga jago bela diri."
"Terimakasih banyak, Tuan."
"Sama-sama. Oh iya, uang tebusan itu biar aku saja yang membayarnya."
"Baik, Tuan."
"Ayo, Ken, kita kembali ke kursi pelaminanku!" ajak Sagara kepada Sekretaris-nya.
"Baik, Tuan."
Kursi roda milik Sagara mulai didorong kembali oleh Sekretaris Ken ke dalam ruang utama gedung mewah ini.
Kini hati Sagara sudah tenang karena ternyata Viola bukan kabur atau melarikan diri dari pernikahannya, namun dia diculik, yang artinya harga diri Sagara tidak terinjak-injak karena penolakan dari Viola.
Beruntung sekali Viola yang nama baiknya di depan Sagara bisa terselamatkan, sehingga di masa depan, gadis cantik itu masih bisa mendekati Sagara dan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki oleh laki-laki itu untuk kepentingan pribadinya.
"Tuan Muda Saga," panggil Sekretaris Ken.
"Hm,"
"Bukankah ini sangat aneh sekali? Kenapa hanya seratus juta yang mereka pinta untuk tebusan? Jangan-jangan yang menculik Viola adalah antek-anteknya Tuan Awan agar Tuan Muda tidak bisa menikah dengan gadis itu." tebak Sekretaris Ken.
"Bukan jangan-jangan lagi, Ken. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Aku memang sudah mengira sejak awal bahwa berantakannya acara pernikahan hari ini adalah ulah dari Kakak-ku."
"Br*ngsek," umpat Sekretaris Ken yang merasa marah karena gara-gara ulah Awan, Viona gadis pujaan hatinya malah menikah dengan Tuannya.
"Ken,"
"Iya, Tuan."
"Tolong kamu atur agar nama baikku kembali pulih dalam sekejap dan acara pernikahan ini segera berakhir. Aku sungguh tidak tahan jika duduk berdekatan dengan gadis jel-" ucapan Sagara langsung terpotong saat melihat delikan tajam dari Sekretarisnya.
"Gadis jel- apa, Tuan Muda?" selidik Sekretaris Ken yang masih memasang delikan tajamnya.
"Yang jel-las-jelas pujaan hatimu, maksudku." koreksi Sagara yang tidak sesuai dengan rencana awalnya.
"Oh," raut wajah Sekretaris Ken langsung santai kembali.
"Fiuh~" Sagara menghela napas leganya.
Entahlah, hubungan Sagara dengan Sekretaris-nya memang sedikit unik tapi bukan rumit. Jika di waktu-waktu tertentu, mereka akan bersikap profesional selayaknya Bos dan bawahannya, agar kewibawaan Sagara tidak jatuh, namun di beberapa waktu, sikap mereka kadang seperti seorang teman yang sangat akrab, dan terkadang Sagara juga tidak ingin menyakiti perasaan Sekretaris-nya itu dan sering mengalah.
Sekretaris Ken awalnya adalah teman sekolahnya Sagara dari jaman sekolah dasar, namun karena keadaan ekonomi Sekretaris Ken sangat memprihatinkan dan ditambah lagi dengan Ibunya yang mengalami gangguan jiwa setelah kehilangan Arabella membuat Sekretaris Ken harus mulai bekerja menjadi asisten pribadi untuk Sagara di masa kanak-kanaknya, yang akhirnya naik pangkat menjadi Sekretaris pribadi untuk Sagara setelah mereka berdua lulus dari Universitas yang sama di Inggris.
Biaya kuliah Sekretaris Ken ditanggung oleh orang tuanya Sagara yang dulu masih hidup meski sering sakit-sakitan.
Setelah Sagara lulus dari perguruan tinggi, Ayah handanya yang bernama Bhumi Cakra menghembuskan napas terakhir-nya di sebuah Rumah Sakit setelah beberapa minggu di rawat di sana.
Pemegang saham terbesar di Samudra Group juga menghadiri acara pemakaman CEO pertama di Perusahaan besar itu yaitu mendiang Bhumi Cakra yang dulunya ikut dalam perintisan perusahaan ini bersama dengan Tuan Smith dan rekan lainnya. Namun karena Tuan Smith yang lebih banyak mengeluarkan uang untuk merintis usaha membuat laki-laki itu memegang saham sebesar 52%, Bhumi Cakra 30%, Tuan Batari Ayah Handa dari Yunita istrinya Awan memiliki 6% saham, dan sisanya tersebar di empat rekan lainnya yang sudah pensiun dari Samudra Group.
Tuan Smith langsung datang ke Indonesia setelah mendapatkan kabar bahwa sahabatnya yang dia percayai untuk memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Perusahaan miliknya sakit keras dan tidak sadarkan diri selama tiga hari, dan saat detik-detik terakhir kehidupan Bhumi Cakra, tangan kanannya digenggam oleh Tuan Smith.
Sebelum Bhumi Cakra menghembuskan napas terakhirnya, beliau sempat berpesan kepada sahabatnya itu agar bersedia untuk menjaga kedua anak lelakinya dan mencari anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan yang dulu dibawa kabur sewaktu masih dalam kandungan oleh Istri mudanya karena wanita itu mencintai laki-laki lain.
Setelah kepergian Tuan Bhumi Cakra, Tuan Smith memilih CEO baru untuk menggantikan posisi mendiang Bhumi Cakra dan pilihannya jatuh kepada Sagara karena presentasi dan ide yang ditawarkan oleh Sagara sangat brilian, namun masa jabatan Sagara hanya bertahan untuk empat tahun saja, empat tahun kemudian Tuan Smith akan menunjuk kembali CEO yang memang pantas untuk mejabat untuk beberapa puluh tahun kedepan.
Hal inilah yang memicu Awan dan Sagara saling bersaing karena mereka tahu bahwa gaji seorang CEO di Samudra Group sangatlah besar dan seolah-olah semua dunia bisnis di Negara ini ada dalam genggaman mereka karena Perusahaan milik Tuan Smith sangat berpengaruh bagi setiap Perusahaan yang ada di Negara berkembang ini.
Manusia adalah makhluk yang paling serakah yang tidak pernah merasa puas meski telah diberikan segala kecukupan atau kelebihan dalam hidupnya dan akan terus berusaha meraih yang lebih tinggi lagi. Terkadang menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya itu, baik itu materi, kehormatan, dan yang lainnya.
***
Saat ini Sagara sudah duduk kembali di kursi pelaminan. Untuk sejenak pemuda tampan itu memang duduk di kursi itu. Dia baru bisa pergi meninggalkan kursi pelaminan saat Sekretaris Ken telah selesai mengurus pekerjaan yang tadi dia perintahkan."Suamiku," ucap Viona yang saat ini tengah memeluk lengan Sagara di kursi pelaminan.Sagara merasa risih saat dipeluk lengannya dan tubuhnya disenderi oleh Viona. Beberapa kali Sagara melepaskan pelukan lengan Viona dari tubuhnya yang dibarengi dengan senyum yang kaku, namun Viona selalu nemplok kembali bak kumbang yang hinggap di sebuah bunga yang harum nan menawan."Vio, tolong lepaskan pelukanmu itu! Aku sedang kegerahan." ucap Sagara."Wokeh, Suamiku. Kamu mau sekalian dikipasin nggak?" tanya Viona antusias."Nggak usah."Viona tidak menggubris penolakan dari Sagara, gadis itu tetap mengambil kipas dan mengipaskannya kuat-kuat ke arah Sagara sampai membuat bulu mata laki-laki itu melengkung-melengkung ka
Petugas Polisi yang sudah selesai memintai keterangan dari Viola segera pergi dari Rumah Sakit Citra Husada. Viola memandangi punggung Pak Polisi itu yang kini mulai menjauh dari tempatnya berdiri.Viola tersenyum sinis. 'Tidak akan aku biarkan penabrak mobil itu ditemukan. Jika pengemudi mobil itu ditemukan maka aku pasti akan terkena getahnya juga.'Viola sadar betul bahwa di setiap mobil kemungkinan ada dashboard camera yang terpasang di dalamnya, yang berfungsi untuk merekam kondisi jalanan yang mereka lalui. Tidak menutup kemungkinan di camera itu terekam saat Viola mendorong Viona ke tengah jalan. Untungnya di sekitar daerah itu tidak ada CCTV yang terpasang, sehingga Viola bisa bernapas lega.Perihal Viona, Viola yakin bahwa Adiknya itu pasti mengalami kerusakan yang parah pada bagian otaknya, mengingat banyak darah yang keluar dari bagian kepala Viona.Lagipula jika Viona masih ingat betul tentang peristiwa tadi siang, Viola akan dengan mudah me
Sagara yang tidak nyaman dengan perilaku Viona langsung menjauhkan tangan gadis itu dari dadanya dan menyentak kasar tubuh Viona dengan tangannya."Ma-maaf," ucap Sagara kepada Viona yang kini telah nyungsep ke ujung kursi pelaminan itu.Beberapa pasang mata memperhatikan kejadian itu, namun Sagara memilih untuk cuek saja."Suamiku, kok kamu seksi banget sih kalau sedang kasar kayak gitu." ucap Viona dengan kedua matanya yang berbinar.Viona segera mendekat lagi ke arah Sagara dan langsung nemplok ke tubuh laki-laki itu, mirip seperti uler keket yang nemplok ke sebuah dahan kecil di pepohonan."Huft," Sagara hanya bisa menghela napas lelahnya saat ditemploki lagi seperti ini oleh gadis jelek itu.'Ken kemana sih? Kenapa lama banget ngurus masalah itu.' batin Sagara.Sarmila yang ada di dekat mereka berdua juga hanya menghela napas panjangnya saat melihat tingkah Viona yang tidak merasa sakit hati sedikit pun dengan sikap kasar Sagara.
Di Aula utama gedung ini Sekretaris Ken mulai menjelaskan keadaan yang sebenarnya."Para hadirin tamu undangan semuanya yang sangat saya hormati, saya Kenzo selaku Sekretaris dari Tuan Muda Sagara Bhumi Saputra ingin menyampaikan bahwa calon pengantin Tuan Muda Sagara yang sebelumnya, yang bernama Viola bukan melarikan diri, melainkan diculik oleh orang-orang jahat. Berikut cuplikan video yang dikirimkan oleh para penculik untuk memeras kedua orang tua dari gadis yang tidak berdosa itu."Tangan Sekretaris Ken sudah menunjuk layar besar dengan lengannya namun layar itu tetap saja hitam dan belum ada tanda-tanda ada video yang terputar.Di ruangan khusus, tangan Sekretaris Diana sedang menahan tangan orang yang tadi dimintai tolong oleh Sekretaris Ken."Nona, kenapa Anda menahan tangan saya?" tanya orang itu."Apakah itu video tentang Viola yang diculik?" tanya Sekretaris Diana yang tidak mengindahkan pertanyaan dari laki-laki itu."Iya,"Deng
Semua orang langsung tegang saat mendapati layar besar di dalam gedung itu mulai mengerjap-ngerjap.Blub blub blub."Patrick, kenapa kau taruh semua bawang di dalam krapie pati?""Biar makin tambah enak, Spongebob.""Cepat taruh kembali bawang-bawang itu ke piring dan ganti dengan tomat dan selada, Patrick!""Tidak mau, Spongebob.""Hahaha!" suara ledakan tawa kembali memenuhi seisi ruangan gedung ini karena video yang ditampilkan di dalam layar besar adalah cuplikan video dari film kartun yang ternama bukan video tentang Viola yang diculik."Oh, jadi ini video tentang keadaan Viola yang diculik ya, Tuan Ken, hahaha!" celetuk seseorang.Sagara menggenggam erat tangannya karena sangat kesal dengan tingkah orang itu yang sedari tadi selalu mengolok-olok-nya. Sagara juga sangat kesal dengan tawa semua or
Kehormatan Sagara kini mulai pulih kembali dan orang-orang yang sejak tadi mencibir Sagara kini mulai mengagung-agungkan laki-laki itu kembali."Ternyata Viola beneran diculik ya.""Hu'um,""Berarti gadis itu bukan melarikan diri dari pernikahannya karena menolak dijodohkan dengan Tuan Muda Sagara dong.""Jelas bukanlah. Mana mungkin ada wanita yang berani menolak pesona Tuan Muda Sagara yang berkharisma seperti itu. Meski Tuan Muda Saga sudah tidak sesempurna dulu, tapi tetap saja jika dibandingkan dengan laki-laki normal pada umumnya, masih lebih unggul Tuan Muda Sagara kemana-mana.""Hu'um, betul banget.""Tapi kasihan ya Tuan Muda Saga, dia malah menikah dengan gadis bodoh gara-gara ulah para penjahat itu.""Iya, kasihan sekali. Andai saja para penjahat itu tidak menculik Viola, sudah pasti hari ini kita akan melihat peristiwa sakral yang luar bia
"Anu, itu anu apa, Tuan Muda?" tanya Sekretaris Ken."Kepalaku pusing." bohong Sagara. 'Ah, mudah-mudahan Ken percaya.' lanjutnya membatin."Pasti gara-gara peristiwa tadi ya, Tuan. Hehe, aku minta maaf ya kalau tadi sempat membuat Tuan Muda Saga malu. Itu semua di luar rencanaku." ucap Sekretaris Ken yang percaya saja dengan perkataan Sagara dan laki-laki itu mengira bahwa Tuannya sedang pusing gara-gara dipermalukan dua kali gara-gara permasalahan video itu."Kenapa video-nya ngadat seperti itu sih, Ken?" tanya Sagara kesal. "Yang pertama saja sudah buat aku mati kutu, eh ketambahan sama video kartun itu. Arghhh, ingin kubenamkan saja wajahku ke permukaan bantal saat itu.""Kalau yang pertama itu memang sudah sesuai dengan perkiraanku, Tuan.""Maksudmu, kamu memang sengaja membuatnya seperti itu?""Tidak sengaja juga sih, Tuan. Yang pertama itu sepertinya terjadi karena ulah dari Sekretaris Diana. Ini sih hanya tebakanku saja. Ah itu orangny
Sekretaris Ken dan Sagara sudah berada di tempat parkir, begitu pula dengan Yunita, wanita itu ternyata sudah berada di tempat yang sama pula."Apa kau lihat-lihat?" ketus Yunita kepada Sekretaris Ken yang tidak sengaja melihat ke arahnya.Sekretaris Ken hanya membuang wajahnya saja ke arah lain dan tidak ada keinginan sedikit pun untuk meladeni Yunita."Tuan, tolong pegangan kuat-kuat ke tubuhku!" pinta Sekretaris Ken kepada Sagara. Saat ini laki-laki itu ingin memindahkan tubuh Sagara ke dalam mobil.Sagara pun menurutinya dan dengan mudahnya Sekretaris Ken bisa mengangkat tubuh Tuan Mudanya hanya dalam sekali coba."Wow, kuat banget." gumam Yunita yang masih memperhatikan kedua laki-laki itu dari balik kaca hitam mobilnya."Terimakasih, Ken." ucap Sagara."Sama-sama, Tuan."Kini Sekretaris Ken segera melipat kursi roda Tuan Mudanya dan memasukkan