Share

Part 3

last update Last Updated: 2021-08-30 07:54:43

Mikaila membuka matanya, ia perlahan bangkit dari tidurnya, tatapan matanya nampak kosong. Mimpi itu, mimpi itu nampak terasa nyata. Ia melihat semuanya, melihat dirinya sendiri berakhir mati menyedihkan. Pria yang dicintainya selama ini menyuruhnya untuk meminum racun. Sungguh menggelikan.

Mikaila memegang dadanya yang terasa begitu sesak, ia perlahan mulai menangis. Mimpi itu seakan benar-benar nyata. Mikaila dapat merasakan bagaimana semenderita apa dirinya versi dewasa saat menjadi ratu di kerajaan ini.

Tak pernah sedikitpun Mikaila mengincar posisi ratu, sungguh tidak pernah. Dia murni mencintai Carlos, bahkan jika Carlos hanya seorang rakyat biasapun ia akan terus mencintai Carlos. Tapi apa? Perjuangannya adalah sebuah kesia-siaan. Pria itu malah menyuruhnya untuk bunuh diri.

"Kenapa? Kenapa rasanya sakit sekali?" gumamnya pelan sembari memukul dadanya berharap rasa sesak itu sirna, namun semuanya nihil, rasa sesak itu tak kunjung hilang.

"Nona, anda sudah bangun? Astaga nona apa yang terjadi padamu? mengapa nona menangis?" Marry terlihat sangat panik ketika melihat nonanya menangis sembari memukul-mukul dadanya. Segera ia berlari membawa Mikaila kedekapannya.

"Marry rasanya sakit sekali, se-sesak. Rasanya sangat sulit untuk bernafas," Mikaila berkata sambil terus menangis dengan terisak. Ia tidak mengerti dirinya kenapa mengingat mimpinya membuat Mikaila merasakan rasa sakit yang tak tertahankan.

"Nona anda kenapa nona? Siapa yang membuat Anda seperti ini? Apa itu yang mulia Duke? Atau para tuan muda? Atau yang mulia putra mahkota?" tanya Marry dengan khawatir.

"Mereka semua jahat Marry, mereka semua tidak pernah mencintaiku, aku membenci mereka."

Marry tersentak mendengar ucapan nonanya, ia tau betul bagaimana sikap keluarga ini pada nonanya, sejak kecil Mikaila tidak pernah mendapatkan cinta keluarga, mereka semua membenci Mikaila karena mereka menganggap bahwa Mikaila pembawa sial penyebab sang duchess wafat sehabis melahirkan Mikaila.

Setiap hari ia sering melihat melihat nonanya menangis dalam diam, setiap saat ia ingin menghibur Mikaila, namun Mikaila segera menyeka air matanya dan tersenyum seolah tidak pernah ada yang terjadi.

Namun saat ini, ia melihat nonanya menangis sembari memukul dadanya sendiri. Menangis begitu menyedihkan membuat siapapun yang melihatnya seakan ikut bersedih

"Nona jika anda ingin menangis, menangislah nona keluarkan semua rasa sakit anda. Anda berhak menangis dan anda berhak bahagia karena anda manusia," ujar yang mulai ikut menangis.

Ada secerah perasaan hangat ketika Marry memeluknya seperti ini, bagi Mikaila Marry sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri. Mikaila kembali teringat mimpi itu, dalam mimpi itu ia melihat bagaimana Marry mati hanya karena mencoba membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Dalam pelukan Mikaila terus meluapkan segala kesedihannya. Kebodohannya yang terus mengejar cinta orang-orang yang tidak pernah memperdulikan dirinya. Rasanya sungguh benar-benar idiot.

Ketika dirasa sudah tenang, Mikaila melepaskan pelukannya dari Marry. Ia berhenti menangis, dadanya sudah tidak terlalu sesak lagi.

"Terimakasih Marry, terimakasih karena selalu ada untukku di saat semua orang membenciku," ujar Mikaila dengan senyum manisnya menggenggam tangan Marry.

"Nona itu sudah kewajiban saya sendiri, saya menyayangi anda nona. Saya sudah menggap nona sebagai adik saya sendiri," balas Marry dengan tersenyum lembut.

Mikaila kembali memeluk Marry, ia adalah satu-satunya orang di mansion ini yang selalu mendukungnya.

"Nona apa anda akan bersiap pagi-pagi ini untuk mengucapkan selamat pagi untuk yang mulia duke dan para tuan muda seperti biasa?" tanya Marry yang mengingat kebiasaan Mikaila.

Ya Mikaila memang setiap pagi-pagi sekali sudah berdandan rapih, menunggu di depan pintu ayah dan para kakaknya, mengucapkan selamat pagi dan terus menempel pada mereka. Berharap sikapnya bisa membuat mereka luluh, namun semuanya sia-sia mereka malah menganggap Mikaila hanya sebatas hama pengganggu.

Masih Mikaila ingat jelas di mimpinya bagaimana ekspresi wajah mereka yang tidak peduli dengan kematian dirinya. Mereka hanya diam, tidak mencoba memberikan pembelaan seolah yang mati itu bukan keluarga mereka.

"Tidak Marry, aku tidak akan pernah sekalipun melakukan hal-hal bodoh itu lagi, sudah cukup pengabaian mereka terhadapku. Aku tidak mau menderita lebih parah lagi." Mikaila sudah kembali menangis, sulit untuk menahannya. Padahal ia tidak pernah ingin menangis namun rasa sesak yang begitu hebat dan air mata yang sulit sekali ia tahan.

Marry yang mendengarnya lagi-lagi dibuat kaget, selama ini ia tau seberapa kuat melihat perjuangan nonanya. Akhirnya tiba dimana melihat sang nona tiba pada titik menyerah. Marry sangat yakin dengan apa yang saat ini Mikaila ucapkan, karena Marry saat ini bisa melihat kesungguhan di mata Mikaila.

"Baik nona saya mengerti, apapun yang terjadi. Saya akan terus mendukung anda." Marry berucap pelan, tangannya ia gunakan untuk mengusap pelan puncak kepala Mikaila.

Sementara Mikaila hanya diam, menikmati elusan Marry di kepalanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Linda Marlina
bagus lanjut
goodnovel comment avatar
Wanda Natasya
lanjutytytyyyytttttttttttttttttttttt
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • The Cold Villains Lady   Part 81

    Saat ini, keluarga Theo sudah sampai di dunia manusia. Mereka menyamar, sebagai manusia biasa, karena tidak ingin manusia-manusia di sana ricuh dengan kedatangan mereka.Theo berserta istri dan anaknya, langsung pergi ke kerajaan Valcke. Karena sebelumnya, Mikaila sudah memberitahukan kedatangannya pada Serena, melalui kalung yang waktu itu dia berikan pada Serena. Ternyata, kalung itu selain berguna untuk melindungi Serena, juga bisa digunakan untuk berkomunikasi.Cara kerjanya mirip dengan alat sihir yang dibuat oleh Anhard waktu itu. Hanya saja ini berbentuk kalung.Sekarang, Leonard dan Serena telah menjadi raja dan ratu kerajaan Valcke. Semenjak kejadian jatuhnya Irene waktu itu dan semua kebusukan Irene terbongkar, Irene langsung di hukum mati dengan cara dipenggal atas segala dosa-dosanya. Jasad Carlos dimakamkan di makam khusus kerajaan, karena biar bagaimanapun dia mati sebagai pahlawan.Dan semenjak kejadian itu semua, Petricio jatuh

  • The Cold Villains Lady   Part 80

    7 tahun kemudian"Tidak, Ayah, aku ingin bersama Ibu, Ayah pergi sana." Bocah kecil berusia kisaran tujuh tahun itu menatap Theo dengan galak, dia memeluk Mikaila seolah takut Theo, akan mengambil ibunya darinya.Ya, bocah berusia tujuh tahun itu adalah anak Mikaila dan Theo. Namanya Axelion, tidak ada alasan khusus mengapa Theo dan Mikaila menamai anaknya seperti itu. Nama ini, Theo dapat secara tidak sengaja ketika sedang memikirkan nama yang bagus untuk anaknya. Akhirnya, tanpa sengaja Theo mempunyai ide untuk memberikan nama Axelion pada anaknya itu.Saat Mikaila melahirkan Axelion, Mikaila merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa. Saat Mikaila sedang melahirkan, suara petir bergemuruh diiringi dengan terdengarnya suara tangisan bayi.Sesuai dengan yang sudah ditakdirkan, keturunan Dewi Cahaya dan Dewa Kegelapan akan memiliki kekuatan yang maha dahsyat, dan Axelion adalah buktinya.Saat pertama kali Axel

  • The Cold Villains Lady   Part 79

    Saat ini, Mikaila sedang mengandung anak pertama mereka. Usia pernikahan Mikaila dan Theo sudah berjalan 7 bulan, dan di bulan ke-tiga pernikahan mereka, Mikaila telah telah mengandung buah hati mereka. Karena Mikaila adalah seorang Dewi dan Theo adalah seorang Dewa. Tentu saja kehamilan Mikaila tidak seperti manusia normal.Di kehamilannya yang baru menginjak bulan ke-tiga ini, perut Mikaila sudah membesar seperti orang yang telah hamil sembilan bulan.Mikaila dan Theo saat ini tengah bersantai di kamar mereka, Theo yang kini telah menjadi Dewa Agung, memiliki tanggung jawab yang besar dan jarang memiliki waktu bersama istri tercintanya.Makanya ketika ada waktu luang begini, biasanya akan Theo gunakan untuk bermanja-manja pada Mikaila. Seperti saat ini, dia dengan manjanya tertidur di pangkuan Mikaila, dengan paha Mikaila sebagai bantalnya, wajahnya menghadap langsung pada perut Mikaila yang sudah membuncit sesekali Theo mengecupi perut bunci

  • The Cold Villains Lady   Part 78

    "Dewa Agung, gawat! Dewa Kegelapan dan Dewi Cahaya telah bangkit dan sepertinya mereka akan membalas dendam karena peperangan besar yang terjadi waktu itu!" Salah satu orang kepercayaan Dewa Agung lari dengan terburu-buru menghampiri Dewa Agung. Dia khawatir, bahwa Mikaila dan Theo akan bersatu dan pada akhirnya membunuh Dewa Agung."Mereka sudah bangkit kembali?" tanya Dewa Agung, yang dibalas dengan anggukan oleh orang kepercayaannya itu.Bukannya takut, Dewa agung itu malah tersenyum. "Kita lihat, sampai mana bocah-bocah itu, berhasil melawanku," katanya yang masih saja merasa sombong.BoomTepat setelah Dewa Agung berkata seperti itu, pintu istana Royalgeez hancur. Semua yang ada di dalam ruangan nampak kaget. Setelahnya, mereka melihat Mikaila dan Theo yang berdiri dengan gagahnya di hadapan mereka.Mikaila menatap Dewa Agung yang ada di kursi singgasana dengan pandangan dingin. Sesuai sumpahnya waktu itu, dia a

  • The Cold Villains Lady   Part 77 (Penjelasan 1000 tahun lalu)

    1000 tahun laluMikaila memeluk tubuh Theo yang sudah tidak bernyawa, dia menangis keras karena kini lelaki yang dicintainya tidak lagi memiliki tanda-tanda akan membuka matanya."Theo kau harus bangun! Kau tidak bisa meninggalkan aku sendiri di sini," ucap Mikaila sambil memeluk wajah Theo yang kini sudah dipenuhi darah. Bahkan kini pakaian yang dikenakan oleh Mikaila ikut memerah karena terkena darah milik pria itu.Mikaila merasa dunianya runtuh, dia tidak tahu bahwa perang besar ini akan terjadi. Dewa agung dan pasukannya terlalu licik, mereka tahu bahwa Theo kehilangan alat pengendali alam kegelapan miliknya. Dan saat kesempatan ini, mereka menyerang Theo dan membuatnya kalah dengan mudah.Mikaila tahu, dari dulu Dewa Agung selalu takut posisinya terancam oleh Theo karena semakin lama, Theo semakin kuat. Di dunia ini, di mana yang kuat adalah pemenangnya. Dan jika Theo terus bertambah kuat, maka kemungkinan besar Theo bisa mengalahkan Dew

  • The Cold Villains Lady   Part 76

    Setelah Javis menghilang, suasana mencekam pun hilang, angin dan kabut yang sangat kencang pun reda.Kini suasana kembali tenang. Cahaya bulan purnama merah telah meredup. Kini digantikan dengan cahaya bulan dan bintang.Mikaila tersenyum menatap Theo, yang dibalas dengan senyuman oleh lelaki itu.Dua orang itu saling berjalan menghampiri. Lalu, Mikaila kembali mendekap kembali tubuh Theo dengan erat. "Akhirnya, aku tidak jadi kehilanganmu, aku taku sekali," ucap Mikaila dalam dekapan Theo."Aku tidak akan pernah pergi Kai, aku akan selalu ada untukmu, dan semuanya akan selalu baik-baik saja," bisik Theo tepat di telinga Mikaila, seraya mengecup lama puncak kepala gadis itu."Apakah setelah ini, kita akan kembali ke dunia Dewa?" tanya Mikaila mendongkakan kepalanya, dan mata biru tuanya bertatapan langsung dengan mata violet milik Theo."Ya, karena biar bagaimanapun ini bukanlah dunia kita," jawabnya sambil mengelus p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status