Share

Kelikat

Sebelah lengan naik mengusap peluh yang turun di sela dahi keriputnya. Pria tua bernama Daris itu menghela napas, kelelahan melewati siang yang terik. Bukan pertama kalinya memang, tapi penghujung musim panas selalu terasa membakar. Seolah-olah merebus udara, sinar matahari memancar sempurna. Beruntung, dedaunan belum sepenuhnya luruh dari pepohonan di sepanjang perjalanannya menghalau sengatan panas.

Jalanan yang dipenuhi kerikil pun tidak membiarkannya melaju dengan lancar. Terlebih ada muatan yang harus ia angkut di belakang, membuatnya harus sesekali menengok untuk memastikan obat-obatan dan bahan pangannya tetap baik. Seharusnya ia akan sampai dalam satu atau dua jam, tapi karena terbatasnya akses menuju paviliun Han, jarak tempuh yang harus Pak Daris lewati menjadi bertambah.

Bangunan bergaya kuno menyambutnya setelah jalanan berubah menjadi--tanah--lebih halus. Di ujung jalan, paviliun Han adalah satu-satunya tujuan, kerena memang hanya bangunan itu yang berdiri di kawasan rind
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status