"Dasar tidak peka!" [Elvara Viandra]
_____
Tanpa sepengetahuan mereka, Mariam sedari tadi memperhatikan interaksi antara Ray dan Vara. Ray seperti biasa tidak ada perlakuan manis tapi sebaliknya untuk Vara, Mariam yakin Vara sudah jatuh hati kepada Ray.
Mariam menahan tawanya, Tuan mudanya sangat tidak peka. Ray tidak menyadari tatapan kagum yang selalu bersinar berada di sebelahnya.
Ray melirik ke arah Randa yang lagi-lagi menatap Mariam membuat Ray bersungut kesal. Ray rasanya ingin mencongkel mata jelalatan itu dan mensucikannya.
"Kenapa kau terus memperhatikan Mariam?" tanya Ray tidak senang.
Randa hanya cengir kuda dan hal itu membuat Ray semakin kesal dibuatnya. Memang benar-benar harus diberi pelajaran.
"Tante Mariam." panggil Randa yang membuat Mariam menoleh ke arahnya.
"Kalau tante
"Salah satu hobyku adalah menjahili Mariam." [Ray R. R.]______Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian Ray pergi mengunjungi Ibunya dan sudah seminggu itu pula lah Ray tidak melihat batang hidung Bryan.Entah dimana pria tua itu, Ray tidak mempedulikannya karena Ray sudah terbiasa dengan ketidakhadirannya di rumah.Malam ini adalah malam minggu, malam dimana Ray sendirian di manshion keluarga Robertson. Mariam tidak menemaninya katanya ada urusan penting. Entah urusan penting macam apa itu yang pastinya sedikit membuat Ray merasa tertarik.Mariam menyarankan untuk mengundang teman-teman Ray datang guna untuk menemani Ray agar tidak kesepian tapi Ray menolaknya. Jujur saja, Ray tidak ingin rumahnya ribut karena Kay dan Randa.Ray berbaring di atas king size miliknya. Setelah makan malam dan mengerjakan semua tugasnya sampai
"Ayo bermain!" [Rey R. R.] ______ Dua pria berjas hitam itu terus berdiri setia menjaga pintu ruangan Berlian Dream Diamond disimpan. Mereka ditugaskan untuk menjaganya dan hanya membiarkan Mariam dan Gery yang dapat memasuki ruangan tersebut. "Bicara soal Berlian, tidak aku sangka Berlian mendiang Nyonya Aries sangat indah." ujar salah satu dari mereka. Pria berjas hitam dengan tahi lalat di pipinya menoleh kesamping merasa tertarik dengan apa yang dikatakan rekan kerjanya itu. "Iya, kau benar. Berlian mendiang Nyonya Aries memang indah." balasnya. "Aku mendengar rumor yang katanya mendiang Tuan Ruddy memberi Berlian itu kepada mendiang Nyonya Aries atas tanda tulus cintanya." "Iya, kau benar. Aku pernah mendengar rumor itu beredar. Tapi, kenapa Tuan Bryan menjualnya ya?" tanyanya.
"Dari atas aku bisa melihat orang yang berada dibawah sana, mereka seperti semut yang berjalan kesana kemari tanpa henti." [Ray R. R.]_____Sesampainya di mansion Robertson, Mariam dibuat heran dengan seluruh ruangan yang gelap gulita. Mariam tidak mengerti dan tidak peduli. Dengan cepat Mariam melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar Ray dengan lebar.Tapi tubuh Mariam seketika membeku. Orang yang dicarinya saat ini sedang tertidur pulas dengan creepy doll di pelukannya serta selimut tebal yang membalut tubuh mereka.Mariam terduduk di depan pintu, lututnya terasa lemas. Bagaimana bisa? Begitulah pikir Mariam saat ini.Mariam mengira Ray belum sampai atau belum tidur atau baru saja sampai tapi ternyata tidak. Yang dilihatnya adalah Ray sedang tertidur pulas.Tak ingin percaya mengingat Ray bukanlah a
"Tidak perlu meminta maaf. Karena semua itu tidak akan bisa mengembalikan keadaan menjadi lebih baik." [Ray R. R.]______Vara mendongakkan kepalanya saat Ray menyuruhnya untuk membuka mulutnya menerima suapan dari Ray. Vara merasa gugup tapi dengan cepat Vara mengontrolnya agar tidak membuat sesuatu yang memalukan lagi dihadapan Ray.Vara menerima suapan yang diberikan Ray, mengunyah makanan yang tentu saja membuat lidahnya merasa ketagihan."Bagaimana? Enak?" tanya Ray dengan antusias.Vara menganggukkan kepalanya dengan semangat karena merasakan makanan di bekal Ray yang terasa sangat enak."Ini sangat enak sekali. Apa kau yang membuatnya?" tanya Vara.Ray tersenyum lebar karena Vara memuji makanannya, Ray menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Vara. "Bukan. Mariam yang membuatnya."
"Aku tidak mempermasalahkan dampaknya. Karena aku berhasil untuk merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!" [Ray R. R.]_____Sebelum tidur, Ray selalu rutin meminum obat penenangnya sesuai anjuran dan resep dari Mariam. Tapi kali ini Ray tidak minum obat tidurnya karena Ray berniat untuk bergadang malam ini.Setelah meminum obat dan mematikan lampu di kamarnya, Ray berbaring di atas king size miliknya dengan creepy doll di sampingnya. Ray meraih ponsel dan earphonenya dan mulai memakainya.Earphone yang Ray gunakan terhubung secara otomatis dengan alat perekam suara yang Ray sembunyikan di setiap sudut rumah Mariam.Kapan Ray melakukannya? Tentu saja saat Ray berkunjung ke rumah Mariam saat dirinya memergoki Mariam berbicara dengan pria asing di depan pintu apartemennya.Ray membuka ponselnya dan melihat notif pesan dari Mariam. Senyuman Ray terbit setelah mendengar pembicaraan lewat earphonenya dan membaca pe
"Aku selalu ada untukmu brother, kita satu." [Rey R. R.]______Pandangan Ray memutih dan mendadak tergantikan dengan sebuah ruangan yang sangat mewah dan luas. Dihiasi dengan banyak perabotan serta permainan dan figure kesukaan anak laki-laki.Dinding yang dicat dengan warna putih salju, tak ada perpaduan apa pun karena seluruh warna perabotan rumah berwarna putih.Ray mengedarkan pandangannya, melihat ruangan yang tampak seperti sebuah penjara karena tidak ada pintu bahkan jendela sedikit pun.Mencari seseorang yang dicarinya, Ray tau orang itu sedang bersembunyi menyambut kedatangannya membuat Ray semakin mengembangkan senyumnya.Tiba-tiba..."Duarr!"Ray terkejut dan dengan cepat menoleh ke belakang melihat pelaku yang membuatnya nyaris jantungan. Si pelaku hanya tertawa terbahak-bahak me
"Kau tidak perlu menjadi orang lain, cukup jadi dirimu sendiri saja." [Ray R. R.]______Melihat hal itu Ray menjadi merasa bersalah. Pasalnya dirinya mentertawai Vara tapi sungguh alasan tak masuk akal dari Vara sangatlah lucu membuat Ray mau tak mau tertawa mendengarnya.Ray mendekati Vara, mengusap lembut pucuk kepalanya berharap Vara tenang. "Memangnya kenapa kau sampai melakukan hal senekat itu?" tanya Ray.Vara yang awalnya ingin menangis tiba-tiba terdiam setelah mendengar pertanyaan dari Ray. Vara jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membuat dirinya sampai berbuat nekat seperti ini? Merubah penampilan yang awalnya polos menjadi seperti seorang jalang?Vara mendongakkan kepalanya melihat Ray yang lebih tinggi darinya. Keduanya saling pandang dalam keheningan. Ray menunggu jawaban yang keluar dari mulut Vara sedangkan Vara sedang me
"Dasar tidak berguna! Kalau kau terus seperti ini, kau akan menjadi pengecut selamanya!" [Rey R. R.]______Suasana di meja makan sangat meriah malam ini. Maksud Ray terkesan sangat menyenangkan dan sangat hangat.Tak henti-hentinya Ibunya, Nisa berceloteh serta mengomeli sikap Bryan yang sudah tua semakin menjadi melihat gadis sexy yang lewat di depan matanya. Ray akui, Ayahnya itu sangat mesum.Tidak hanya itu saja, di meja makan yang selalu Ray hindari ini terdapat Paman dan Bibinya serta Sepupunya dan Neneknya juga hadir semakin menambah hangatnya suasana.Perlahan-lahan Ray mulai tersenyum tipis. Senyum yang tak dapat mereka lihat dan senyum yang hanya dirinya saja yang mengetahuinya.Ray sangat menantikan momen ini, jujur saja. Berkumpul bersama keluarga besar, bercanda ria dan bersenang-senang. Itulah satu-satunya impiannya yang bersemayam di dalam lubuk hatinya yang terdalam.Creepy dollnya semakin dipeluknya den