Home / Young Adult / The Good Antagonist / Chapter 6 - Pesona cowok pintar

Share

Chapter 6 - Pesona cowok pintar

Author: Echa
last update Last Updated: 2024-08-16 16:05:40

"Ananta" panggil Elisa.

Padahal Elisa memanggil Samudra dengan nada yang biasa saja, anehnya kelas yang tadinya ramai sontak hening karena seluruh murid langsung melihat ke arah Elisa yang berada tepat di depan meja Samudra dan Atlas, tak berselang lama mereka kembali fokus dengan kegiatan masing-masing. Tak terkecuali inti gang Asterioz mereka terus menatap Elisa tak percaya. Samudra yang merasa namanya di panggil pun menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Boleh nanya gak? " tanya Elisa

"Hm" balas Samudra

"Kenapa gak nanya ke gue? " tanya Atlas

"Ananta lebih pinter dari lo." ucap Elisa tanpa beban.

"Shit" umpat Atlas, mau menyangkal gak bisa karena itu emang fakta.

"Anjir ucapan si Elisa ngejleb banget." ucap Dewa

"Iya tuh bocah kayaknya beneran udah move on dari si Atlas buktinya udah bisa ngejek Atlas." timpal stevan.

"Gue setuju." ucap Dewa sambil menganggukkan kepalanya.

"Halah dasar cewek murahan udah bisa dapetin Atlas kini pindah ke Samudra." sinis Rafli.

"Emang lo pernah ngelihat gue ngejalang? sampai lo selalu ngatain gue cewek murahan." marah Elisa mendengar ucapan Rafli. Rafli hanya diam, melihat Rafli tak berkutik Elisa kembali bicara.

"Enggak kan jadi lo jangan pernah ngatain gue cewek murahan." ucap Elisa.

"Raf lo udah kelewatan." ucap Dewa

"Iya bener." ucap Stevan

"Minta maap." ucap Sean yang dari tadi hanya diam.

"Elisa gue minta maap kalau ucapan gue nyakitin lo." ucap Rafli sambil menatap Elisa.

"Karena gue baik hati dan tidak sombong jadi gue maapin lo, lain kali jangan kayak gitu lagi." ucap Elisa.

"Iya Makasih." ucap Rafli

"Sama-sama." ujar Elisa. Setelah itu mereka kembali dengan aktifitas masing-masing. Elisa lupa dengan tujuannya datang kesini, ia pun menoleh menatap Samudra tak ia sangka Samudra juga menatapnya. 'Apakah daritadi Samudra menatapnya' pikir Elisa lalu tersenyum. Tersadar akan kebodohannya ia pun bertanya. Atlas yang melihat itu menatap Samudra dengan aura permusuhan.

"Ananta kalau ngerjain soal yang ini pakai rumus apa? " tanya Elisa.

"Sini gue aja yang jelasin." saat Atlas akan kembali melanjutkan perkataannya, ponselnya berdering kemudian ia pergi keluar setelah menatap siapa yang menelponnya. Kini tinggal lah Samudra dan Elisa, melihat kursi Atlas yang kosong ia pun segera mendudukinya karena kakinya mulai terasa pegal karena daritadi ia berdiri.

"Ananta nih liat soalnya." ucap Elisa sambil menyodorkan bukunya. Setelah melihat soal Samudra pun berbicara.

"Ini mah gampang tinggal pakai rumus ini." ucap Samudra sambil memperlihat kan rumus yang di tulisnya. Samudra menjelaskan dengan sangat detail dan mudah di pahami. Elisa pun mulai paham, namun setelah beberapa menit ia gagal fokus. Elisa malah fokus memandang wajah Samudra yang sangat dekat. 'Nikmat mana lagi yang kau dustakan' batin Elisa sambil terus memandang wajah rupawan Samudra.

"Sa" ucap Samudra sambil melambaikan tangan nya di depan wajah Elisa.

"Eh iya kenapa Ta? " ucap Elisa setelah buyar dari lamunan.

"Lo ngerti gak apa yang barusan gue jelasin." ucap Samudra.

"Enggak, Eh iya ngerti." ucap Elisa.

"Gue jelasin lagi, lo dengerin jangan ngelamun sambil liatin gue" Ucap Samudra sambil menghembuskan napasnya.

"Habisnya lo ganteng banget." gumam Elisa yang masih bisa di dengar oleh Samudra. Samudra yang mendengar itu tersenyum tipis, saking tipisnya sampai gak keliatan.

"Mau ngerjain tugas atau ngeliatin gue." ucap Samudra.

"Ngerjain tugas." ucap Elisa malu karena gumaman nya terdengar oleh Samudra.

Mereka pun kembali mengerjakan tugas. Samudra yang terlebih dahulu beres mengerjakan semua padahal tadinya ia malas mengerjakan itu namun berkat Elisa ia mengerjakannya. Samudra memandang dalam Elisa yang sedang mengerjakan tugas. 'Your beauty is not just in your appearance, but in the way you carry yourself with grace and strength' batin Samudra tanpa sadar mengucapkan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Bab 53

    Elisa baru saja tiba di kelas. Sepanjang perjalanan banyak orang yang menatapnya sinis, benci, dan jijik. Elisa mengabaikan mereka semua dan berjalan seperti biasa. Elisa melangkah menuju bangkunya. Saat ia berjalan di jajaran bangku Aiza, perempuan itu menjulurkan kakinya ke depan. Elisa yang tidak melihat terjatuh karena tersandung kaki Aiza. Semua orang menertawakannya."Hahaha syukurin karma orang jahat tuh.""Aduh kasian pangeran berkudanya gak ada nih.""Mau gue bantu tapi aku pakai sarung tangan dulu ya takut kena bakteri kalau pegang tangan kotor lo."Elisa mengepalkan tangannya, ia ingin marah tapi ini masih pagi ia malas kalau harus kena masalah."Sabar Elisa ini masih pagi jangan sampai lo kena masalah." batinnya."Maaf sengaja sakit ya? " ujar Aiza sambil tersenyum mengejek."Mau gue bantu? " tanya Fara menjulurkan tangan nya. Namun segera di tepis oleh Elisa."Kok lo gitu sih kan gue mau bantu lo." Fara pura-pura memasang wajah menyedihkan."Gue gak butuh bantuan lo." si

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 52 - Sepemikiran

    Elisa dan Samudra berpindah tempat kini mereka berada di apartemen Samudra. Mereka duduk merenung di ruang tamu."Ananta kita harus gimana sekarang?""Untuk sementara waktu kamu tetap pakai HP itu, agar orang yang nyadap kamu gak curiga.""Tapi aku takut.""Jangan takut itu mungkin cuman nyadap biasa. Ada yang pernah ngirim link atau dokumen yang aneh gak? atau ada nomor yang gak di kenal? " "Gak ada HP aku aman-aman aja selama ini buktinya gak kena virus sama gak error." ucap Elisa. Emang selama ini tidak ada yang aneh dengan HP nya."Ini aneh penyadap itu gak ngambil saldo uang yang ada di HP kamu atau data pribadi." baru kali Samudra melihat hal seperti ini. Sebenarnya apa motif orang itu melakukan ini semua."Aneh setidaknya alasan orang itu nyadap HP aku karena bencikan? buktinya dia buat kesalahpahaman antara aku dan Lova." Elisa sedih mengingat itu. Awas saja jika ia tahu siapa penyadap ini akan ia tonjok sampai mampus.Terjadi keheningan diantara mereka. Samudra berpikir ada

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 51 - Ada yang aneh

    Selama jam pelajaran banyak murid yang menatap Elisa sinis. Apalagi Lova pindah tempat duduk, ia tidak ingin sebangku dengan Elisa."Lova." panggil Elisa. Lova mengabaikannya ia lebih memilih berjalan menuju bangku belakang.Elisa menghela nafas sepertinya mulai sekarang kehidupan sekolah tidak akan berjalan lancar. Ia harus segera mencari tau siapa yang menjebaknya. Semua murid tidak ada yang mau duduk bersama Elisa, Samudra pun memutuskan untuk duduk bersama Elisa. "Ananta." "Aku duduk di sini ya.""Iya." Elisa tersenyum. Setidaknya masih ada Samudra yang akan menemaninya."Kenapa sih Samudra nemenin tuh cewek.""Samudra terlalu di butakan cinta.""Tuh cewek bakal makin menjadi nih soalnya ada backingan.""Iya nih makin ngelunjak pasti."Elisa menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia berusaha bersikap sabar mendengar bisikan mereka. Rasanya ia ingin menyumpal mulut mereka dengan kaos kaki yang sudah tidak di cuci 3 tahun.Bel pulang akhirnya berbunyi Elisa langsung saja menarik Sa

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 50 - Mulai hancur

    "Orang terdekat lo, Elisa." Aiza menunjuk Elisa. Semua orang menatap tak percaya apa yang barusan di ucapkan oleh Aiza. "Gue gak ngelakuin itu." bela Elisa. Semua orang menatap ke arah Elisa. Termasuk Lova ia memasang wajah kecewa. Elisa bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa malah jadi dirinya yang terseret? Apa yang sebenarnya terjadi? Lova menatap Elisa."Lisa apa bener yang di ucapin Aiza? " "Itu gak bener, mana mungkin gue tega ngelakuin itu sama lo." "Halah ngaku aja." ujar Aiza. "Emang lo ada bukti gue yang ngelakuin itu? " tanya Elisa. "Beraninya lo ngeremehin gue. Gue gak mungkin ngomong gini kalau gak ada bukti. Fara tunjukkin isi chattingan lo sama Elisa." Aiza tersenyum miring. "Dengan senang hati." Fara membuka ponselnya dan menunjukkan ke semua orang chattingan nya bersama Elisa. "Liat ini nomor lo kan? " Fara menatap remeh Elisa. Elisa menarik ponsel itu dan membaca dengan seksama. Itu memang bener nomornya. unknown Send a picture Gue mau lo tempel poto

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 49 - Editan?

    Samudra dkk terlihat baru saja datang, mereka penasaran apa yang terjadi. Di depan sana terlihat Elisa yang masih syok dan Lova yang menangis. Mereka melihat ke arah poto itu dan terkejut begitu melihatnya."Itu Lova? " tanya Dewa dengan tatapan tidak percaya."Mata gue gak salah liat kan." ujar Stevan."Lova." ucapan Sean membuat semua orang menatap ke arah pemuda itu."I-ini g-gak se-seperti- " lidah Lova terasa kelu untuk menjelaskan semuanya. Lova sedih melihat Sean yang seperti enggan melihatnya."Sean kamu udah liat kan kelakuan jalang tuh cewek. Mending kamu putusin deh daripada nama kamu jadi tercoreng karena tuh cewek." ucap Fara."Iya Sean mending kamu pacaran sama Fara." timpal Mira. Fara mengangguk setuju dengan perkataan Mira."Kita ketipu guys cewek yang polos ini ternyata kelakuannya sama aja kayak jalang di club." ujar Aiza membuat suasana semakin panas."Wajah cowok yang di poto gak jelas tapi kayaknya om-om deh." timpal Fara.Para murid langsung menyahuti apa yang di

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 48 - Poto

    Satu tahun kemudian...Tidak terasa Elisa sudah satu tahun lebih menempati dunia novel ini. Banyak perubahan yang telah ia buat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Elisa sudah melewati alur dimana ia dan Samudra meninggal. Semoga saja tidak ada yang berubah. Elisa masih tak menyangka ia bisa bertahan sejauh ini dari takdir kematian tragis Elisa. Kehidupan Elisa selama setahun ini tidak begitu damai. Meski begitu sampai detik ini ia masih belum mengetahui siapa antagonis pria di novel ini. Entah itu Rafli atau Arthur, Elisa hanya mencurigai mereka karena selalu bertingkah aneh."Lisa liat deh di kolong meja kamu ada bunga mawar lagi." ujar Lova. Membuyarkan lamunan Elisa.Elisa menghela nafas, memang sudah setahun ini ada yang menjadi pengagum rahasianya. Dia selalu menyimpan setangkai bunga mawar di kolong mejanya."Siapa sih nih orang gak bosen apa ngasih gue bunga terus.""Dia suka sama kamu.""Dia pasti tau kan kalau gue udah punya pacar.""Mungkin dia nunggu kamu putus.""

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 47 - Happy birthday

    Samudra mendekatkan mulutnya di telinga Elisa."Asal kamu tau aku selama ini nahan obsesi aku ke kamu. Rasanya aku ingin mengurungmu di kamarku agar tidak ada cowok lain yang bisa melihat kecantikanmu. Bahkan pernah terlintas dalam benakku menjadikanmu milikku seutuhnya. Tapi aku gak ngelakuin itu karena takut kamu menjauh. Jadi jangan menjauhiku lagi ya sayang."Elisa merinding mendengar itu."Lo bercanda kan? ""Apakah wajahku terlihat bercanda sayang? " Samudra menatap lekat Elisa.Dalam pikiran Elisa sekarang, ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari Samudra. Sebuah ide terlintas di benaknya."Ananta." Samudra menaikkan sebelah alisnya bertanya. Merasa Samudra mulai lengah, Elisa menginjak kakinya lalu mendorong tubuh Samudra. Samudra mundur beberapa langkah. Dengan secepat kilat Elisa berlari menjauhi Samudra. Sebelum itu Elisa sempat berbicara."Jangan deketin gue."Samudra menatap kepergian Elisa. Sebenarnya injakkan kaki dari Elisa tidak sakit, ia terdorong pun karena leng

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 46 - Sisi lain Ananta

    Samudra sudah berulang kali menghela nafas. Seingatnya terakhir kali ia dan Elisa masih baik-baik saja. Tapi sudah seminggu ini Elisa terlihat menjauhinya. Dewa terlihat kesal melihat Samudra yang sedari tadi menghela nafas."Lo kenapa sih Sam? " tanya Dewa"Gak.""Singkat amat jawabnya hebat sih Elisa mah pacaran sama lo."Ketika Dewa menyebutkan nama Elisa, Samudra menatap teman-temannya."Gue mau nanya.""Nanya apaan? " sahut Stevan yang masih fokus memainkan ponselnya. Ia sedang membalas pesan pacar barunya padahal Stevan baru putus dua hari lalu dari mantannya."Kenapa Elisa ngejauhin gue? " Mereka yang tadinya fokus ke kegiatan masing-masing mendadak berhenti dan menatap Samudra. Ternyata alasan Samudra terus menghela nafas karena Elisa menjauhinya."Lo buat salah kali." ujar Stevan."Elisa gak tahan sama sikap dingin lo." sahut Dewa"Dia udah gak mau sama lo mungkin." ucap Rafli"Cuek." ucap Sean."Lo gak seromantis gue." ujar Atlas."Mana mungkin gue kalah romantis sama lo." k

  • The Good AntagonistĀ Ā Ā Chapter 45 - Brondong

    Elisa saat ini sedang berbaring di kasur empuknya. Ia baru saja selesai membersihkan diri. Ia menatap langit-langit kamarnya."Udah beberapa bulan gue di sini.""Sampai detik ini gue belum tau siapa antagonis pria di novel ini.""Masalahnya yang mencurigakannya ada dua orang.""Apa itu Rafli ya tapi masa sih dia.""Atau Arthur ya soalnya sikap dia aneh banget.""Tau ah pusing gue."Elisa berguling-guling ke kiri dan ke kanan. Mencari posisi yang enak untuk tidur. Sudah beberapa menit matanya tak kunjung terpejam. Elisa mendudukkan dirinya di kasur lalu mengambil ponsel yang berada di nakas. Ia ingin menelepon pacarnya. "Hallo.""Ada apa sayang? " Mendengar suara Samudra yang soft spoken membuat jantungnya berdebar kencang."Lagi ngapain? ""Lagi mikir.""Mikir? ""Mikirin kamu." Meski sudah sering Samudra melontarkan kata-kata manis tetap saja Elisa masih belum terbiasa."Aku susah tidur." Elisa mengalihkan pembicaraan."Coba keluar terus buka pintu apart.""Ngapain gak mau ah males.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status