Misi dijalankan dengan sukses, tim Obsidian merayakan hal tersebut dengan minum-minum dan makan malam dengan daging panggang ala-ala BBQ.
Alcie mengacuhkanku, setelah insiden ciuman kami, dia tidak berbicara padaku satu patah kata pun, sedangkan dengan yang lainnya, dia bergurau seperti biasanya, memuji pekerjaan mereka, karena bekerja dengan sangat bagus. Namun Adrius tidak mendapatkan itu.
Alcie mohon izin untuk tidur terlebih dahulu, tinggal Aku, Brian, Varro dan Gerrald yang ada di atap menyelesaikan BBQ kami sambil mengobrol ringan.
“Kulihat Kapten mendiamkanmu Ardius.” Selidik Brian.
Brian memang sangat peka.
“Apa kau membuat kesalahan yang besar?” Tanyanya lagi.
Kediaman keluarga AlexJenny POVAku tertelungkup di kasur yang nyaman, tanganku memegang sebuah balpoin, kutuliskan memori-memori asing yang bermunculan di kepalaku. Kutuliskan semua itu dalam buku berwarna biru, diary pink yang kumiliki sebelum hilang ingatan, tak pernah kusentuh, entahlah aku merasa tidak berhak menambahkan sesuatu di buku itu.Pistol, darah, pisau, lautan, gunung es, penyekapan, bergelantungan di atas gedung dan Adrius. Adalah kata-kata yang kutulis di buku diaryku.Aku bangun lalu menatap pantulan diriku di cermin.“Siapa kau? Apakah benar kau adalah Jenny? Kalau bukan Jenny, lantas siapa dirimu? Apakah kau siap menerima kenyataan jika kau memang bukan Jenny? Apa kau siap kehilangan Mom, Dad, sahabat dan kehidu
Keesokan harinya.“Hei Jenny, tumben sekali kau tidak terlambat. Apakah matahari terbit dari barat?” Sindir Anastasia.Stefany hanya diam tidak ikut menimpali, karena dia pun sering terlambat bila ada kuliah pagi.Kami sedang duduk di lorong, menunggu kelas dimulai.“Mata kuliah kebangsaan akan diajar oleh Profesor dari luar kampus, aku berharap dia tampan dan rupawan” aku tersenyum sambil membayangkan bila mendapatkan Profesor yang tampan rupawan.“Jangan berharap terlalu tinggi, setahuku seorang Profesor pasti sudah tua” Ucap Stefany.“Masih ada harapan pada asistennya” ucapku penuh k
Kantin Kampus“Dosen kita sangat tampan!” Ujarku bersemangat.“Setuju” Anastasia menyetujui.“Ya, dia memang tampan” Aku Stefany.“Wow, biasanya kalian akan menghinaku apabila aku menyebut seorang laki-laki tampan” Ejekku.“Sepertinya hanya orang dengan gangguan penglihatan yang menyebut Profesor Adrius jelek” kekeh Anastasia.“Saat pertama bertemu dengannya, aku yakin dia adalah jodohku” Ucapku sambil tersenyum.Anastasia dan Stefany menatapku jengah, setiap melihat laki laki tampan Jenny selalu bersemangat mengejarnya, namun bila laki-laki itu sudah meny
Keesokan harinya di kampus“Hari ini jadwal aku mengajar di kelas Jenny, awas saja kalau gadis itu tidak mirip dengan Alcie” Ancam Varro untuk Gerrald.“Buktikan saja sendiri, kalau gadis itu mirip dengan Alcie, kau harus membeli sarapan selama sebulan kedepan” Tantang Gerrald.“Baik” Ucap Varro menyetujui taruhan.“Kau tidak membeli sarapan untuk kita?” Tanya Brian.“ID Card-ku tertinggal di ruang dosen, bila membeli tanpa kartu itu, kau tidak akan mendapatkan diskon” Gerrald beralasan.“Lihatlah ke depan saat berjalan,
Satu bulan telah berlalu semenjak penolakan dari Adrius, namun aku masih saja terus mengejarnya tanpa rasa lelah.Bukankah pribahasa mengatakan sekeras-kerasnya batu bila tertimpa hujan akan retak juga, para pujangga juga berkata cinta bisa datang karena terbiasa. Dua kalimat itulah yang menjadi penyemangatku masih mengejar Adrius.*Kediaman Keluarga AlexBesok adalah hari senin, ada kuis untuk mata kuliah Kebangsaan, dan sialnya weekend kemarin Mom mengajakku glamping, aku tak sempat belajar untuk kuisku, saat di kelas pun aku hanya sibuk memandang wajah sempurna milik Adrius.Adrius, dia seperti candu untukku, dalam sehari bila tidak melihatnya aku akan sakau. Berlebihan seka
Aku tak tahu alasan Emelly membenciku, seingatku aku tak pernah merebut apapun miliknya. Sepertinya Emelly adalah salah satu gadis yang cemburu padaku, selain kalah cantik dan kaya, semua laki laki yang menjadi incarannya malah mendekatiku. Namun sama seperti yang lainya dia tidak pernah berani menggangguku, mungkin dia pikir, ini saat yang tepat untuk menindasku. Emelly adalah murid penerima beasiswa seperti Anastasia, seharusnya dia termasuk mahasiswa kurang mampu, namun kulihat pakaian dan aksesoris yang dipakainya selalu merek terkenal. Aku tidak pernah memikirkannya, selama dia tidak meminta uang padaku untuk membeli baju, untuk apa aku peduli. “Aku sungguh tidak sengaja Emelly” Aku meyakinkan Emelly. “Emelly, kulihat kau tidak terluka, cepatlah ganti bajumu” Stefany membelaku.
Ruangan Dosen tim Obsidian “Gadis itu memang luar biasa” Puji Gerrald. “Kau menuduhnya mencuri lembar jawaban?” Selidik Varro. Adrius melemparkan lembar jawaban yang diisi oleh Jenny, semua pertanyaan dijawab sempurna oleh gadis itu, soal berbentuk esai, namun gadis itu dapat menjawab poin inti di setiap pertanyaan. “Ini tidak dapat dijadikan barang bukti” Sanggah Varro. “Lihat saja, aku akan membuktikan apakah ucapan gadis itu benar bahwa dia sangat mencintai mata kuliah ini” Adrius tersenyum secara misterius. “Jenny sungguh luar biasa, kata-katanya bisa mematahkan semua tuduhan yang ditujukan padanya, lalu membalikan keadaan. Menghina lawannya dengan cara yang ele
Emelly menuntut Jenny diadili, dia mengancam akan bunuh diri jika Jenny tidak meminta maaf padanya. Dia juga meminta pihak kampus membersihkan namanya sambil berteriak histeris.Emelly sangat yakin bahwa Jenny dibalik semua ini, rahasia yang telah dia simpan rapi tersebar luas menjadi bahan olokan semua orang. Harga dirinya sudah hancur tidak bersisa. Emelly merasa frustasi, saat pagi hari dia sangat bersemangat karena membayangkan akan menampar dan mempermalukan Jenny. Setelah berkorban selama tiga hari mengerjakan tugas Jenny, bukan tamparan yang akan dia berikan pada Jenny, tapi kehancuran yang dia dapatkan.Banyak mahasiswa yang menonton tindakan gila Emelly, atap gedung pun penuh dengan mahasiswa yang ingin menonton.Segera kabar ini sampai kepada para Dosen, tim O