merasa tak ada jawaban dari bibir grace, ken mengeluarkan selembar kartu nama di saku nya, "pikirkan ulang... jika kau setuju hubungi aku," ken menatap sebentar mata gadis itu lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan grace.
saat pria itu sudah benar-benar menghilang dari pintu grace membaca kartu nama itu, "kenzo jordanio, unik sekali namanya, astaga jadi dia ini orang kaya," ucap grace pelan setelah membaca kartu namanya dan melihat sosok pria itu adalah pemilik dari salah satu televisi swasta
tersirat sebuah pemikiran di benak grace untuk menerima permintaan ken, namun bukan didasari dengan cinta melainkan materi, "tak apa aku menikah dengannya, mario tak perlu tahu itu lagipula kita tidak seranjang. dan aku akan mengambil seluruh uang pria itu dan setelah itu aku akan menikah dengan mario," grace mengambil lembaran uang dan atm, segera ia membayar seluruh biaya pengobatan chri
____***__
keesokan malamnya grace berdandan di depan cermin sedangkan chris masih di rumah sakit untuk fase penyembuhan, grace telah membayar orang untuk menjaga chris selama di rumah sakit, tentu saja uang itu adalah pemberian ken kemari
ia menggunakan dress hitam sengaja memperlihatkan seluruh lekuk tubuh indahnya, payudara yang bulat itu seakan tercetak sempurna dibalik dress hitam yang ia pakai, "sudahlah grace, ambil saja seluruh uang nya, lalu bunuh saja dia dengan racun," ia tertawa sendiri di depan cermin lalu berjalan pelan keluar dari apartemenny
di sisi lain kediaman ken sudah ada roger dan pete bersulang bersama di ruang tamu, mereka bertiga tertawa seperti merayakan sesuatu, "kau lihat saja teman gadis itu akan datang kesini entah itu esok atau lusa," ucap ken sudah tak sabar memberi pelajaran untuk gadis it
"oh ya? bagaimana kau bisa tahu?" pete meneguk sisa minuman yang ada di gelasny
"tak ada wanita yang tidak tergiur dengan uang pete, aku sudah melihat bahasa tubuhnya dan feeling ku pasti tidak salah," entah itu benar atau salah namun yang pasti ken akan tetap melakukan balas dendam itu dengan cara lain jika gadis itu menolak, apapun yang terjadi ken sudah bertekad melakukan it
"lalu jika kau sudah menikahinya, apa yang kau lakukan ken?" roger yang mulai sedikit penasaran, mengapa ia secepat itu menikah dengan gadis lain disaat tunangannya saja baru meningga
"balas dendam, tentu saja aku balas dendam karena ia sudah membunuh jesseli," terlihat otot-otot tangan ken keluar karena ia mengepal begitu kua
"kau tahu apa yang kurasakan? kemarin saat aku melihat tubuh jesseli di pemakaman? itu sakit yang luar biasa," memang kemarin ken sempat meneteskan air mata melihat itu semua, dan seluruh keluarga jesseli yang ikut menangi
ia menyenderkan kepalanya di kursi berharap sakit itu sedikit menghilang, "aku akan membunuhnya secara perlahan, jika ia menerima pernikahan itu, tenang saja aku akan membuat itu sangat mewah... tapi akan ku buat bahwa kemewahan itu adalah awal dari kehancuran hidupnya bagai neraka, "ken sungguh berambisi pada gadis it
"maaf tuan ken, di depan ada seorang wanita sedang mencarimu," ucap salah satu pelayan rumah kenz
"suruh dia masuk," tanpa mengerti siapa dia terlebih dahulu ken langsung menyuruh pelayan itu membawa masuk tamu it
"pasti dia, lihat saja," ucap ken memandang bergantian roger dan pet
datanglah sosok gadis cantik dengan tubuh indah bersama seorang pelayan di sampingnya, tentu saja gadis itu adalah grace, "silahkan nona," pelayan itu sungguh ramah dan sopan pada grac
roger dan pete hampir tak percaya dengan itu semua, ia saling berpandangan namun tak mengeluarkan satu katapun. sedangkan ken mencoba menahan senyum kemenangan itu di hadapan kedua temanny
sejenak mata ketiga pria itu tak bisa berhenti menatap tubuh indah gadis itu, "eheemm," grace sungguh tahu bahwa dirinya benar-benar mempesona hari in
"shit," batin ken merasa memberi satu poin kepercayaan pada gadis sial it
"apa yang membuatmu kemari?" tanya ken mencoba mengalihkan pandangan matanya menatap grac
gadis itu berjalan mendekati ken yang sedang duduk, ia bahkan dengan berani mengambil sebuah rokok di bibir ken lalu ia hisap dan parahnya? parahnya ia telah meniup asap rokok itu di depan hidung ken. sungguh sebuah penghinaa
roger dan pete meneguk air liurnya sendiri tak kuat menahan keseksian dan keberanian gadis itu bahkan ia tak berkedip, "ini adalah gadis langka pete," roger berbisik pelan pada pet
"aku menerima tawaran mu tuan kenzo jordanio," ia membuang rokok itu dan menginjaknya hingga benar-benar hancu
"nice... kau sungguh pintar, siapa namamuz" tanya ken tenang namun di dalam hati seperti ingin memasukkan tubuhnya itu di dalam mesin penggiling dagin
"grace, namaku adalah grace ailinsey," ia mengulurkan tangan dan disambut oleh ke
"nice grace, kau sungguh pintar dan bodoh sekarang, selamat datang grace di kehidupan barumu, lebih tepatnya di neraka," batin ke
grace duduk di atas meja memperlihatkan kedua paha mulusnya, "jadi katakan, kapan kita bisa memulai itu semua,"
"lusa," balas ken dingin, namun ia sedang sedikit tegang melihat pemandangan itu.
Kiss me out of the bearded barleyNightly, beside the green, green grassSwing, swing, swing the spinning stepYou'll wear those shoes and I will wear that dressOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me down by the broken tree houseSwing me, upon its hanging tireBring, bring, bring your flowered hatWe'll take the trail marked on your father's mapOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and
Grace bisa mendengar dengan jelas, bahkan Grace tidak tuli jika suara itu sangat mirip seperti suara Ken. "Kita?" Batin Grace.Grace menoleh kebelakang, ia melihat pria dengan seutas senyum di wajahnya ketika Grace menatap pria tersebut, Grace tak percaya ini. "Ini tidak mungkin," ucap Grace menggelengkan kepalanya pelan."KEEENNN?" Ucap Grace terlihat kebingungan bercampur rasa takut, tentu saja Grace takut jika itu arwah gentayangan Ken."Mengapa kau takut melihatku Grace, lupakah kau jika aku ini suamimu," ucap Ken berjalan pelan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda dengan raut wajah tak percaya."Hentikan langkah kakimu atau aku akan teriak!" perintah Grace mulai memundurkan kursi rodanya.Ken menghentikan kursi roda Grace, pria itu sedikit membungkukkan badan menatap mata Grace. "Aku Ken Grace, aku adalah KEN. Apa kau ingat nama itu? Kenzo Jordanio, pri
Di sisi lainEvelyn, Pete dan Grace sedang berkumpul di ruang keluarga, raut wajah mereka terlihat sangat cemas. "Pete kau harus menelpon Ken dan Roger!" perintah Grace, Pete pun mengambil ponselnya di dalam saku untuk menelpon Roger."Roger, apa terjadi sesuatu dengan kalian berdua?" tanya Pete."Semuanya baik-baik saja Pete, tenanglah," balas Roger dari telpon."Apa disana ada Ken?""Dia sedang menyetir Pete, ada apa?"Pete melirik Grace dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Grace aku akan memberitahu Ken tentang dirimu," ucap Pete, Grace tersenyum mengangguk kecil."Roger tolong katakan pada Ken jika dia akan menjadi seorang ayah," ujar Pete mendekatkan kembali ponsel pada telinganya."Apaaaaaaaa?" Teriak Roger tak percaya di telpon.TetPonsel Roger mati begitu saja. "Shit,"
Grace tak mampu mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengatupkan bibirnya. "Ken," panggil Roger yang tiba-tiba memasuki toko.Membuat Grace dan Ken menoleh ke arah Roger. "Ada apa Roger?" tanya Ken melihat Roger begitu terburu-buru."Ken aku melihat Mario di depan toko bunga," ujar Roger serius menatap bergantian Ken dan Grace.Tanpa menunggu lama Ken menarik tangan Grace, Ken membayar harga music box yang ia pegang terlebih dahulu di kasir.Ken segera pergi dari sana, Ken menghampiri Pete dan ibunya yang berada di dalam mobil. "Pete kumohon lindungi Grace untukku! aku hanya pergi sebentar," ucap Ken ditujukkan pada Mario, "tenanglah Ken, Grace akan aman bersamaku," balas Pete mengangguk pelan.Ken segera memasukkan paksa tubuh Grace di dalam mobil. "Grace tenanglah, aku akan membalas semua perlakuan Mario terhadapmu," ucap Ken mencium pucuk rambut Grace sekilas sebelum Ken men
Grace bernafas lega, wanita itu sempat berpikir bahwa Ken akan menjambak rambutnya atau menampar pipi di wajahnya.Ken memungut selimut dan bantal di bawah lantai, lalu ia duduk di sofa dengan terus memandang Grace yang sudah tertidur lebih dulu. "Grace apa kau sudah tidur?" Tanya Ken.Grace tidak tertidur, wanita itu hanya berpura-pura menutup matanya. "Grace aku mencintaimu, selamat tidur Grace." Ucap Ken lalu memakaikan selimut di tubuhnya, ia tak perduli tidur nyenyak nya terganggu akan kehadiran Grace malam ini, ia hanya bahagia bisa melihat Grace tidur bersamanya walau tak bisa memeluk Grace.Keesokan harinya...Grace terbangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi, Grace ingin sekali melanjutkan tidurnya, namun ia teringat kehadiran Evelyn di rumah ini, Grace tak ingin mengecewakan Evelyn dengan melihat menantunya bangun teramat siang.Wanita
Saat ini Ken sudah sampai di kediaman Pete, pria itu terus mencoba membujuk Grace kembali meski jawaban Grace selalu tidak dan tidak."Pete dimana kau? Ada hal penting yang ingin aku katakan," teriak Ken memasuki ruang tengah."Ken," balas Pete berjalan mendekati Ken dari arah dapur."Pete kumohon bantu aku! Aku tidak mempunyai cara lain untuk membujuk Grace, sedangkan ibuku mendesakku ingin bertemu dengan Grace," Ken memijat pelipis matanya, "kumohon Pete, hanya kau yang bisa membantuku untuk masalah ini," ucap Ken memohon agar Pete ingin membantunya."Aku takkan bisa membantu mu lebih Ken, tapi aku akan mengantar mu ke kamar Grace, kau bisa berbicara sendiri dengannya," tutur Pete lalu ia melangkah menuju pintu kamar Grace, "semoga kau berhasil Ken," ucap Pete dibalas anggukan kecil oleh Ken.Ken menarik napas dalam-dalam, pria itu memegang gagang pintu dan membukanya perlahan,