Home / Romansa / The Playboy / Rasa yang Hilang

Share

Rasa yang Hilang

Author: Park Jun Hye
last update Last Updated: 2021-09-02 19:06:36

Micko pergi hari itu juga tanpa memberitahukan kemana ia akan pergi. Nafa yang takut kenapa-kenapa dengan ibunya tak tahu harus berbuat apa, ia berusaha mencari tahu kemana Micko pergi tapi handphone nya juga tidak aktif, ia berkali-kali menghubungi Micko hasilnya tetap nihil. Ia hanya punya satu cara yaitu menghadapi Farah.

Ia keluar membawa mobilnya dan ia menuju apartemen Farah. Ia pernah suatu ketika mengikuti Micko dan mengetahui dimana apartemen Farah. Ia sampai di apartemen Farah. Para penghuni yang tahu bahwa Farah sudah kembali ke tempat ibunya merasa bingung dengan wanita tersebut bahkan penjaga keamanan juga tidak mengetahui siapa wanita namun ia tidak paham apa yang sebenarnya terjadi, karena penasaran penjaga keamanan itu mengikuti Nafa bahkan ia sendiri tak tahu siapa Nafa.

“Hei, kau mau apa?.”tanya penjaga keamanan itu.

“Dimana yang namanya Farah?.”tanyanya balik.

“Bu, jika ada orang yang bicara dengan ibu mohon pertanyaan saya dulu yang ibu jawab.”

“Dimana dia?.”

“Dia siapa?.”

“Farah!.”katanya ngotot.

“Mana saya tahu. Anda saja tidak sopan kepada saya.”

“Oh, bicara seenaknya saja. Cepat katakan dimana dia!.”katanya memaksa.

“Kau mencari siapa, nona?.”

“Farah!.”

“Dia tidak ada di sini. Kau lebih baik pergi saja. Jangan menganggu tetangga yang lainnya juga.”

“Dia pergi kemana?.”katanya yang berusaha mencari tahu keberadaan Farah.

“Dia sudah kembali ke tempat asalnya.”

“Kemana?.”

“Kau mau apakan dia?.”

“Hei, pak tua, bukan urusan’mu, aku yang ada urusan dengan dirinya.”

“Jangan seenaknya saja kau memanggil aku ‘pak tua’.”

“Bukan urusan’ku. Urus saja dirimu.”

“Pergi sebelum kau menganggu tetangga yang lain.”

“Aku pergi sekarang juga.”

Nafa pergi seketika itu juga untuk mencari keberadaan suaminya, Micko, namun ia tak mendapatkannya. Ia berusaha mencari dan mencari namun hasilnya nihil, ia akhirnya kembali ke rumah. Ia harus menelan rasa pahit yang dia terima. Rumah tangganya dalam kehancuran ia bahkan tak tahu harus bicara dengan siapa lagi. Micko menghilang entah kemana, walaupun ia berusaha untuk mendapatkan jawabannya namun tetap ia harus menghilangkan perasaannya.

*********

Micko berhasil menemui Farah walau dengan perjuangan yang harus ia lakukan. Ia bertemu muka dengan muka bahkan ia bisa bertatapan dengan ibunya. Ia tahu bahwa ia sedang masuk ke sarang singa,

“Apa yang kau lakukan di rumah’ku?.”tanya Vicka.

“Tante, aku mohon, aku mau bicara sebentar dengan Farah.”katanya yang memohon belas kasihan.

“Basi.”katanya marah.

“Maafin, aku tante, tapi saya sudah hilang rasa dengan istri saya. Saya hanya sayang sama Farah.”

“Kamu yakin sudah hilang rasa sama dia? Eh, dengar yaa…anak saya lagi hamil. Anak kamu pula.”katanya yang masih bertahan dengan pendiriannya.

“Saya tahu tante marah sama saya tapi saya mohon saya mau bicara sebentar. Saya akan urus semuanya.”

Vicka yang tak tahan mendengar ocehan Micko, ia pun memberitahukan salah satu pembantunya untuk membawa turun Farah. Farah yang sudah tidak pernah mendengar tentang dunia luar lagi hanya bisa menunggu dan menunggu bahkan ia tetap harus menunggu dengan kehadiran anak pertamanya. Ia ingin sekali melihat anaknya dengan Micko bahkan ia masih berharap bisa bertemu dengan Micko.

Farah yang mendengar suara ketukan di pintunya membuka pintu dan ternyata bibi rumah yang memanggilnya. Ia turun dan melihat takut-takutnya mamanya akan marah lagi. Vicka yang melihat bahwa Farah sudah turun menghampirinya, “Temui dia.”

“Siapa, ma?.”

“Calon ayah anak kamu.”

“Micko!?.”

“Siapa lagi kalau bukan dia.”

Vicka naik untuk beristirahat sedangkan Farah menemui Micko, ia tak tahu apakah Micko masih menyimpan perasaan yang sama atau tidak, ia ingin mendengarnya secara langsung dari mulut Micko walaupun sebenarnya ia hampir hilang rasa dengan Micko.

Farah yang melihat Micko dengan wajah seperti habis kena masalah, menghampirinya. Begitu pula dengan Micko ia rindu untuk memeluk dan membuai tubuh indah Farah, “Farah, kita mau bicara di sini atau di mana?.”tanyanya.

“Di sini saja. Ada apa kamu kemari?.”

“Aku mau tanggung jawab atas apa yang sudah aku perbuat sama kamu.”

“Kamu yakin?.”

“Iya.”

“Tolong jujur sama aku, kamu masih sayang sama aku apa tidak?.”

“Aku masih sayang banged sama kamu, Farah.”katanya yang menangis, “Aku sudah beneran jatuh cinta sama kamu, bahkan aku sendiri’pun hampir hilang rasa sama Nafa.”

Vicka yang sebenarnya belum naik masih menguping diam-diam percakapan mereka. Farah memang membutuhkan Micko bahkan di usia kehamilannya yang masih muda. Ia tahu perasaan tersebut, ia yang tak mau mendengar lagi akhirnya memutuskan untuk tidak mau ikut campur antara mereka berdua.

“Tolong, kasih aku kesempatan lagi.”

“Micko, aku tuh selalu terbuka sama kamu apalagi aku lagi hamil. Mana mungkin aku bisa hidup tanpa kamu walaupun jujur aku hampir hilang rasa sama kamu tapi masih positive thinking sama kamu, Micko.”

“Jadi, kita mau bagaimana?.”

“Jangan tinggalin aku lagi. Kamu mau kemana?.”katanya yang berusaha menerima segala permasalahan yang telah terjadi.

“Aku mau cari tempat tinggal. Aku nggak mau tinggal di situ lagi.”

“Ya sudah hati-hati.”katanya yang memberikan kata perpisahan.

Farah mengantar Micko hingga depan pintu, ia tahu bahwa ia tak kuasa untuk memeluk Micko. Ia akhirnya memeluk Micko di saat-saat terakhir dirinya akan berpisah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Playboy    Pemungutan Suara

    “Kau bisa bertindak gila juga,” ledek Anneta yang berjalan beriringan dengan Louis.“Terkadang orang-orang yang seperti itu harus kita gertak. Aah, karena aku lupaan tolong beritahu aku untuk mengingatkan pemungutan suara. Aku sudah meyakinkan beberapa pihak luar untuk tetap memilih Vicka,” kata Louis yang memberitahu Anneta akan rencananya.Mendengar pengakuan Lousi wajah Anneta seakan penuh kemenangan. “Kau tak bisa di tebak,” aku Anneta terhadap Louis.“Kau baru melihat pertama kalinya, namun aku pastikan kalian akan menang. Kau tidak tahu bagaimana aku bekerja, tapi di luar sana orang-orang mengatai aku si ‘raja negosiator’,” akunya kepada Anneta.Anneta tertawa mendengar banyolan Louis. “Pantas saja, dia langsung bertekuk lutut,” kekeh Anneta.“Setidaknya untuk sementara kita lakukan hal itu,” timpal Louis.“Apa mereka bisa melakukan tindakan yang aneh lagi?” tanya Anneta yang sembari berjalan.“Seharusnya tidak. Biasanya jika di luar mereka yang aku ancam akan terus mengingatnya

  • The Playboy    Adu Pendapatan

    Kedua mata Micko dan Farah saling mengerjap sama-sama terkejut bukan main bahwa Louis kembali untuk membayar kesalahannya di masa lalu. “Ha…hawai?” Micko terkejut mengetahui bahwa Louis memberikan dua ticket secara cuman-cuma kepada mereka berdua.“Sepertinya dia yakin akan menebusnya,” celoteh Farah. Farah sedikit tersenyum melihat punggung ayahnya sendiri yang sudah menjauh.“Sepertinya,” balas Micko. Micko memasukkan dua ticket tersebut ke dalam sarung jaketnya dan melenggang bersama Farah masuk ke dalam ruang kamar make-up.Anneta melihat kedatangan pasangan baru tersebut. “Bagaimana? Apakah dia menerimanya? Lalu, apa yang kalian lakukan?” berondong Anneta dengan banyak pertanyaan kepada kedua pasangan yang belum lama mengikat janji.“Semua berjalan dengan lancar, bahkan di luar dugaan kami.” Micko mengeluarkan dua buah ticket dari sakunya, “Dia memberikan kami ini, supaya kami bisa berbulan madu,” imbuh Micko.Anneta memegang kedua ticket tersebut, wajahnya juga ikut terperanjat

  • The Playboy    Kesempatan Kedua

    Beberapa pengunjung mulai merasa rishi dengan keributan yang hampir terjadi. Farah duduk untuk tidak memancing orang-orang mendekat ke lokasi mereka. “Tolong, jelaskan kepada kami!” sindir Farah. Micko juga akhirnya ikut duduk untuk mendengar penjelasan yang akan dikatakan Louis.“Maaf, jika sudah terlalu lama, aku juga awalnya tidak ingin ini terjadi namun mungkin kau sudah tahu banyak tentang kejadian yang menimpa hubungan antara Ibumu. Memang benar akulah pelakunya,” aku Louis pada akhirnya. Farah menutup matanya, ia sudah tahu bahwa Louis akan mengatakan hal tersebut. “Kenapa kau melakukan hal itu?” celetuk Farah dengan kesal.“Aku sangat menyukai Ibumu, hingga akhirnya malam itu aku hilang akal. Aku meminta Bobby untuk berpura-pura menggantikan aku sementara aku menjalani pengobatan.”Mendengar hal tersebut wajah Farah dan Micko yang sedari tadi sudah kesal melemaskan pundak mereka, seakan mereka harus mendengar penjelasan mengapa ia harus menghilang setelah sekian lama.Louis

  • The Playboy    Penghinaan

    Setelah pernikahan mereka berjalan dengan lancar, Anneta kembali bersama dengan Farah. Anneta membantunya melepas gaun pengantin yang dikenakan oleh Farah sementara Vicka sedang berdiskusi dengan para pegawai yang berada di tempat tersebut.Suasana hati Anneta sangat senang, ia bisa melihat Micko untuk menikah dengan wanita yang tepat apalagi setelah melihat bahwa ayah kandung Farah merupakan orang yang terpandang juga. “Sepertinya rencana kita berjalan dengan lancar,” ungkap Anneta senang.Farah yang mendengarnya menghembuskan nafasnya dengan berat. “Tapi, ada yang tak senang, seseorang yang mengatakan aku ‘pelakor’,” komen Farah.“Kata siapa kau seorang pelakor?” sebut Anneta.“Alice Dianora dan Nafa,” sebut Farah dengan nada sinis. “Mereka benar-benar merendahkan diri ‘ku, seakan mereka tidak puas dengan perbuatan yang sudah mereka lakukan,” sentak Farah yang masih ingat bagaimana diam-diam Nafa memanggilnya.“Yang mana? Alice atau Nafa?” tanya Anneta penasaran.“Nafa.” Suara Farah

  • The Playboy    Pernikahan

    Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, mereka semua sudah mulai sibuk dengan pernikahan yang mereka gadang-gadangkan sebagai sebuah strategi termuktahir dari segalanya. Rencana Anneta dan Vicka berhasil, beberapa tamu sudah mulai hadir terutama dari kalangan atas.Terutama para petinggi di tempat Vicka bekerja juga ikut datang. Adelard yang di tunjuk oleh Anneta untuk yang meneguhkan acara pernikahan tersebut juga sudah datang, ia mengenakan jas abu-abu dengan dalaman kemeja putih terlihat membuat dirinya lebih wibawa.Di samping Adelard berdiri istrinya, Rachel. “Sepertinya aku kenal dengan wanita itu,” batin Vicka.Vicka melenggang menghampiri Rachel namun hal itu di hadang oleh Anneta. “Mau kemana?” tanya Anneta.“Aku kenal dengan wanita itu,” gumamnya sementara jari telunjuknya menunjuk pada Rachel kakak iparnya.Mata Anneta melotot lebar. “Bagaimana kau bisa mengenal kakak iparku?” tanyanya yang terkejut.“Ka..kakak iparmu!” seru Vicka.“Kita memang berjodoh,” seloroh Anneta

  • The Playboy    Sudah Jatuh Ke Timpa Tangga Pula

    Anneta dan Micko keluar dari took tersebut, kaki mereka melangkah menuju restaurant cepat saji. Anneta ingat bahwa terakhir kalinya ia keluar membeli makanan beberapa tahun yang lalu. Dia juga masih ingat restaurant yang sama pula dengan yang pernah ia mampir.Anneta memesankan makanan yang akan di makan di tempat, ia juga memesankan beberapa makanan yang hendak di bawa pulang oleh Micko. “Bu, tambahkan McFlurry untuk Villa,” celetuknya.“Ibu, kangen Villa,” imbuhnya yang teringat akan Villa. “Tolong pesankan satu McFlurry Oreo,” sambungnya.“Baik,” jawab petugas itu. Petugas itu memesankan pesanan tersebut untuk di bawa pulang. Mereka menunggu pesanan yang di peruntukkan untuk Villa sementara mereka menunggu pesanan tersebut Anneta melihat kepada anaknya tersebut.Micko canggung akan perasaannya itu tiba-tiba saja, ia menerima telepon dari Farah. “Kamu dimana?” gerung Farah yang menahan kesakita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status