Beranda / Romansa / The Playboy / Pertengkaran Hebat

Share

Pertengkaran Hebat

Penulis: Park Jun Hye
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 19:05:55

Jam tepat pukul 05:00 Micko baru sampai di rumah. Micko yang baru selesai memarkir’kan mobilnya dan pergi menjauh dari lokasi parkir itu. Masuk ke rumah anaknya yang kecil melihat ayahnya pulang sedangkan Nafa menunggunya di dalam kamarnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nafa dengan muka jijik.

“Kau baru pulang?.”tanya Nafa.

“Bukan urusanmu.”

“Hari apa ini?.”

“Bukan urusanmu.”

“Pergi kerja.”katanya ketus.

Micko mengganti pakaiannya dan mendekati Nafa. Nafa tidak tahu Micko habis dari mana ketika Micko mendekat ia tahu bahwa Micko baru pulang minum-minum, “Kau minum-minum lagi?.”katanya dengan nada yang tinggi.

“Kenapa? Kenapa? Kenapa kau selalu mengatur’ku seakan aku ini bonekamu?.”katanya sembari memegang leher istrinya itu.

“Mi..Mi..Micko lepaskan.”katanya yang menggenggam tangan suaminya itu.

“Apa aku tak dengar?.”

“Le..Lepaskan aku.”

“Oh, kau minta di lepaskan?.”

“Kalau kau minta di lepaskan, jangan berani-beraninya memerintah aku.”

Nafa yang ketakutan meninggalkan suaminya seorang diri di kamar, sedangkan ia keluar dari kamar. Di luar kamar ia menghubungi keluarganya, ia memberitahukan bahwa Micko mencekiknya karena masalah sepele, ia tak memberitahu’kan bahwa ia yang memerintah Micko untuk pergi bekerja.

Micko yang masih tidur tidak menghiraukan panggilan telepon tersebut, ia masih tidur dengan pulas. Ia bangun tepat pukul 10:00, namun ia melihat bahwa ada beberapa panggilan tak terjawab, ia melihat siapa yang meneleponnya itu. Baru saja bangun ia melihat mama nafa yang meneleponnya. Ia mengangkat telepon tersebut,

“Brengsek kamu yaa..”teriak tante Reva. Otomatis Micko yang mendengarnya menjauhkan teleponnya.

“Siapa yang brengsek, ma?.”tanya Micko.

“Kamu ‘lah. Siapa lagi kalau bukan kamu.”katanya marah.

“Ma, masalahnya dimana?.”tanya Micko

“Apa-apaan kamu cekik anak saya? Hah!!.”

“Ma, aku baru pulang tadi pagi. Capek. Siapa yang nggak marah sama istri sendiri baru pulang sudah di suruh kerja.”katanya yang menjelaskan kepada mama mertuanya.

“Tapi yaa nggak perlu cekik leher segala macam.”

“Mama, ngapain ikut campur?? mama saja tidak tahu kelakukan anaknya sendiri ngatur-ngatur rumah tangga saja.”katanya nyolot dan mematikan handphonenya. Micko yang lelah baru bangun dan di semprot oleh mertuanya membuat ia semakin emosi dengan Nafa. Ia bangun dan membasuh tubuhnya. Ia keluar dan merapihkan pakaiannya. Ia berusaha mencari Nafa namun dirinya tak melihat Nafa ada di dalam rumah, bahkan ia bertanya kepada pembantunya siapa yang melihat namun tak ada yang berani mengatakan dimana Nafa berada.

Micko menunggu Nafa kembali di depan teras, takut-takutnya wanita itu berulah kembali. Selang menunggu hampir dua jam, Nafa kembali dengan muka tanpa bersalah. Ia keluar dari mobilnya dan membawa beberapa barang belanjaan. Micko yang melihatnya geram menghampiri istrinya yang baru saja menghabur-habur’kan uangnya,

“Darimana?.”katanya marah.

“Aku belanja dengan uangmu.”

“Bangga kau belanja dengan uang’ku?!.”

“Itu’kan tugas suami menafkahi aku.”katanya dengan tertawa.

Plak! Micko mendaratkan tamparan ke pipi Nafa. Ia yang sudah kesal menarik tangan Nafa masuk ke dalam rumah hingga ia menjatuhkan tas belanjaannya. Ia kaget bukan kepalang apa yang merasuki Micko. Ia di bawa ke dalam kamar mereka,

“Hei, apa yang kau katakan kepada ibumu?.”kata Micko geram.

“Aku hanya bilang aku di cekik.”

Micko yang sudah marah mengambil handphonenya dan menelepon mertuanya. Ia mendengar suara Reva, “Eh, kamu lihat ya baik-baik.”kata Micko dengan nada yang sudah seperempat naik.

“Ma..Maaf, Micko.”

“Sekarang baru minta maaf?.”

“Ma..Maaf.”

“Tahu kenapa aku cekik kamu?.”

“Tahu.”

“Apa? Ngomong!.”

“Kamu baru pulang tapi aku maksa buat kamu ke kantor.”

“Denger, ma.”katanya yang memberitahukan kepada mertuanya.

Reva yang tahu kondisi rumah tangga mereka seperti itu mulai berfikir bahwa ia tak bisa ikut terus campur tangan. Ia harus mengetahui apa yang terjadi antara anaknya, Nafa dengan Micko. Nafa yang tak tahu harus berkata apa, hanya terduduk lemas di hadapan suaminya. Seluruh barang belanjaannya di ambil oleh Micko, ia hanya berusaha minta maaf atas perbuatan yang tak menyenangkan kepada Micko.

Mereka berdua bertengkar hebat sepanjang hari itu. Satu sisi Micko yang masih berharap bahwa bisa bertemu dengan Farah tak di izinkan oleh Nafa, ia juga harus memutuskan tali persahabatannya dengan teman-temannya sendiri.

“Awas saja kamu yaa kalau kamu berani hubungin Farah lagi!.”katanya yang mencegat Micko untuk pergi dari rumah. Micko sudah siap pergi dengan membawa beberapa pakaian yang sudah ia masuk’kan ke dalam kopernya.

“Bukan urusan kamu.”

“Mau kemana kamu?.”

“Pulang ke rumah. Di banding aku harus tinggal di sini sama wanita yang tidak tahu terima kasih.”

“Eh, jangan seenaknya kamu bicara!.”sentak Nafa.

“Seenaknya bicara bukannya kamu yang duluan selingkuh di belakang aku?.”katanya yang berusaha mencari tahu.

Nafa diam seribu bahasa, ia ketahuan bahwa ia sudah main belakang Micko. Nafa tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan yang fatal. Ia ingat bahwa jika salah satu sudah main api, ia harus siap di ceraikan.

“Aku mau cerai. Sesuai perjanjian.”kata Micko.

“Micko, tolong jangan.”kata Nafa yang berusaha mencegahnya.

“Masa Bodoh.”

“Micko, tolong. Kasih aku kesempatan lagi.”

“Tidak! Aku lebih baik milih Farah. Dia lagi hamil anak aku.”katanya yang menjelaskannya.

Micko pergi meninggalkan Farah seorang diri di teras. Ia melihat kepergian Micko entah berapa lama ia tidak akan melihat suaminya kembali ke rumah. Ia hanya pasrah rumah tangganya hancur berantakan karena dirinya sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Playboy    Pemungutan Suara

    “Kau bisa bertindak gila juga,” ledek Anneta yang berjalan beriringan dengan Louis.“Terkadang orang-orang yang seperti itu harus kita gertak. Aah, karena aku lupaan tolong beritahu aku untuk mengingatkan pemungutan suara. Aku sudah meyakinkan beberapa pihak luar untuk tetap memilih Vicka,” kata Louis yang memberitahu Anneta akan rencananya.Mendengar pengakuan Lousi wajah Anneta seakan penuh kemenangan. “Kau tak bisa di tebak,” aku Anneta terhadap Louis.“Kau baru melihat pertama kalinya, namun aku pastikan kalian akan menang. Kau tidak tahu bagaimana aku bekerja, tapi di luar sana orang-orang mengatai aku si ‘raja negosiator’,” akunya kepada Anneta.Anneta tertawa mendengar banyolan Louis. “Pantas saja, dia langsung bertekuk lutut,” kekeh Anneta.“Setidaknya untuk sementara kita lakukan hal itu,” timpal Louis.“Apa mereka bisa melakukan tindakan yang aneh lagi?” tanya Anneta yang sembari berjalan.“Seharusnya tidak. Biasanya jika di luar mereka yang aku ancam akan terus mengingatnya

  • The Playboy    Adu Pendapatan

    Kedua mata Micko dan Farah saling mengerjap sama-sama terkejut bukan main bahwa Louis kembali untuk membayar kesalahannya di masa lalu. “Ha…hawai?” Micko terkejut mengetahui bahwa Louis memberikan dua ticket secara cuman-cuma kepada mereka berdua.“Sepertinya dia yakin akan menebusnya,” celoteh Farah. Farah sedikit tersenyum melihat punggung ayahnya sendiri yang sudah menjauh.“Sepertinya,” balas Micko. Micko memasukkan dua ticket tersebut ke dalam sarung jaketnya dan melenggang bersama Farah masuk ke dalam ruang kamar make-up.Anneta melihat kedatangan pasangan baru tersebut. “Bagaimana? Apakah dia menerimanya? Lalu, apa yang kalian lakukan?” berondong Anneta dengan banyak pertanyaan kepada kedua pasangan yang belum lama mengikat janji.“Semua berjalan dengan lancar, bahkan di luar dugaan kami.” Micko mengeluarkan dua buah ticket dari sakunya, “Dia memberikan kami ini, supaya kami bisa berbulan madu,” imbuh Micko.Anneta memegang kedua ticket tersebut, wajahnya juga ikut terperanjat

  • The Playboy    Kesempatan Kedua

    Beberapa pengunjung mulai merasa rishi dengan keributan yang hampir terjadi. Farah duduk untuk tidak memancing orang-orang mendekat ke lokasi mereka. “Tolong, jelaskan kepada kami!” sindir Farah. Micko juga akhirnya ikut duduk untuk mendengar penjelasan yang akan dikatakan Louis.“Maaf, jika sudah terlalu lama, aku juga awalnya tidak ingin ini terjadi namun mungkin kau sudah tahu banyak tentang kejadian yang menimpa hubungan antara Ibumu. Memang benar akulah pelakunya,” aku Louis pada akhirnya. Farah menutup matanya, ia sudah tahu bahwa Louis akan mengatakan hal tersebut. “Kenapa kau melakukan hal itu?” celetuk Farah dengan kesal.“Aku sangat menyukai Ibumu, hingga akhirnya malam itu aku hilang akal. Aku meminta Bobby untuk berpura-pura menggantikan aku sementara aku menjalani pengobatan.”Mendengar hal tersebut wajah Farah dan Micko yang sedari tadi sudah kesal melemaskan pundak mereka, seakan mereka harus mendengar penjelasan mengapa ia harus menghilang setelah sekian lama.Louis

  • The Playboy    Penghinaan

    Setelah pernikahan mereka berjalan dengan lancar, Anneta kembali bersama dengan Farah. Anneta membantunya melepas gaun pengantin yang dikenakan oleh Farah sementara Vicka sedang berdiskusi dengan para pegawai yang berada di tempat tersebut.Suasana hati Anneta sangat senang, ia bisa melihat Micko untuk menikah dengan wanita yang tepat apalagi setelah melihat bahwa ayah kandung Farah merupakan orang yang terpandang juga. “Sepertinya rencana kita berjalan dengan lancar,” ungkap Anneta senang.Farah yang mendengarnya menghembuskan nafasnya dengan berat. “Tapi, ada yang tak senang, seseorang yang mengatakan aku ‘pelakor’,” komen Farah.“Kata siapa kau seorang pelakor?” sebut Anneta.“Alice Dianora dan Nafa,” sebut Farah dengan nada sinis. “Mereka benar-benar merendahkan diri ‘ku, seakan mereka tidak puas dengan perbuatan yang sudah mereka lakukan,” sentak Farah yang masih ingat bagaimana diam-diam Nafa memanggilnya.“Yang mana? Alice atau Nafa?” tanya Anneta penasaran.“Nafa.” Suara Farah

  • The Playboy    Pernikahan

    Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, mereka semua sudah mulai sibuk dengan pernikahan yang mereka gadang-gadangkan sebagai sebuah strategi termuktahir dari segalanya. Rencana Anneta dan Vicka berhasil, beberapa tamu sudah mulai hadir terutama dari kalangan atas.Terutama para petinggi di tempat Vicka bekerja juga ikut datang. Adelard yang di tunjuk oleh Anneta untuk yang meneguhkan acara pernikahan tersebut juga sudah datang, ia mengenakan jas abu-abu dengan dalaman kemeja putih terlihat membuat dirinya lebih wibawa.Di samping Adelard berdiri istrinya, Rachel. “Sepertinya aku kenal dengan wanita itu,” batin Vicka.Vicka melenggang menghampiri Rachel namun hal itu di hadang oleh Anneta. “Mau kemana?” tanya Anneta.“Aku kenal dengan wanita itu,” gumamnya sementara jari telunjuknya menunjuk pada Rachel kakak iparnya.Mata Anneta melotot lebar. “Bagaimana kau bisa mengenal kakak iparku?” tanyanya yang terkejut.“Ka..kakak iparmu!” seru Vicka.“Kita memang berjodoh,” seloroh Anneta

  • The Playboy    Sudah Jatuh Ke Timpa Tangga Pula

    Anneta dan Micko keluar dari took tersebut, kaki mereka melangkah menuju restaurant cepat saji. Anneta ingat bahwa terakhir kalinya ia keluar membeli makanan beberapa tahun yang lalu. Dia juga masih ingat restaurant yang sama pula dengan yang pernah ia mampir.Anneta memesankan makanan yang akan di makan di tempat, ia juga memesankan beberapa makanan yang hendak di bawa pulang oleh Micko. “Bu, tambahkan McFlurry untuk Villa,” celetuknya.“Ibu, kangen Villa,” imbuhnya yang teringat akan Villa. “Tolong pesankan satu McFlurry Oreo,” sambungnya.“Baik,” jawab petugas itu. Petugas itu memesankan pesanan tersebut untuk di bawa pulang. Mereka menunggu pesanan yang di peruntukkan untuk Villa sementara mereka menunggu pesanan tersebut Anneta melihat kepada anaknya tersebut.Micko canggung akan perasaannya itu tiba-tiba saja, ia menerima telepon dari Farah. “Kamu dimana?” gerung Farah yang menahan kesakita

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status