Share

BAB 22

Hati Surya semakin sakit saat melihat Seila tidur lemas dengan alat selang oksigen yang terpasang di lubang hidungnya lalu selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Wajah cantik Seila tidak luntur meski kini hilang warnanya, semua putih pucat dan tanpa ekspresi, hanya diam dan terpejam.

Beruntung operasi lancar dan sekarang tinggal menunggu Seila sadar saja. Sudah berjam-jam Seila tak kunjung membuka matanya, ini sudah batas Seila harus bangun. Surya yang lelah memejamkan matanya sementara Angga masih setia duduk di dekat bed tempat Seila berbaring.

“Kamu akan jadi milikku, Sei. Tidak boleh ada pria lain yang merebutmu dariku termasuk Aksara,” gumam Angga dalam hati sambil menggenggam tangan Seila. Dia berharap dengan menggenggam tangannya, Seila akan bangun dan tangan yang dingin ini akan terasa hangat.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status