Langkah Aksara seringan kapas yang dipakai wanita untuk membersihkan wajahnya dari makeup super tebal yang sering ia lihat, kecuali Seila, ya! Wanitanya itu, selalu terlihat cantik meskipun tidak memakai make up sekalipun. Ya jelas, dong, pacar sendiri kan harus Aksara puji. Bisa ngamuk, tuh, Seila kalau Aksara tidak pernah memuji kecantikan wanita itu. Kalau nggak seringan kapas, seringan permen kapas yang sering dijual abang-abang, boleh juga tuh untuk mencerminkan perasaan Aksara saat ini. Berlebihan nggak, sih, Aksara bilang kayak gitu? Tapi kenyataannya memang begitu, Bambang!Hubungannya dengan Seila telah resmi balikan ditambahkan lagi dengan restu seorang Adipati Danuarja yang tidak lain dan tidak bukan adalah Papanya sendiri membuat perasaan bahagia membuncah di hati Aksara. Kalau saja pertemuan mereka bertiga tadi tidak dipercepat, Aksara pasti akan menangis karena terharu. Perjuangannya selama ini yang penuh dengan keringat, darah dan air mata untuk meyakinkan Seila dan
“PAK AKSA!!!” Seila berteriak kencang lalu menjadikan dirinya sendiri tameng untuk pria mesum itu. telat sedetik saja, tangan Aksara sudah pasti tercetak jelas di wajah pria itu.Aksara lantas menghentikan tindakannya. Matanya menatap tajam ke arah Seila. “Kenapa kamu menghentikan aku untuk memukul dia, hah?” Aksara sudah seperti kesetanan.‘Oke calm down baby,’ ucap Seila dalam hati.Berkali-kali ia menghirup udara di sekitarnya yang meski dirasakan panas akibat ketegangan tadi, tapi bodo amat lah, ya. Kalau Seila nggak menghirup udara, mati dong, dia. Setelah menghirup kemudian diembuskan perlahan-lahan. Kalau bosnya yang tidak lain adalah pacarnya sendiri sedang berada dalam mode senggol bacok, maka kewajiban Seila untuk berubah menjadi malaikat.“Kita lagi di tempat umum, Aksara. Kamu nggak malu main pukul orang sembarangan?” tanya Seila sambil menatap Aksara penuh cinta, siapa tahu dengan tatapan itu Aksara jadi luluh.Aksara makin berang. “Dia sudah merendahkan kamu, Sei! Kamu i
Sinar matahari sudah tersenyum menyambut dua pasangan yang tengah bergelung di bawah selimut tebal. Setelah pertempuran yang terjadi semalam, keduanya terlelap di bawah selimut yang sama, saling memeluk seakan tidak ingin kehilangan. Dering alarm ponsel membuat Aksara yang terlelap mulai menggeliat. Laki-laki itu mengerang pelan saat merasakan tubuhnya letih akibat kegiatan ranjang bersama Seila tadi malam. “Seila,” gumam Aksara dengan senyum tipis saat mengingat kegiatan panas mereka. Membayangkan Seila yang bergerak di atasnya membuat Aksara berbunga-bunga. Kapan lagi Seila mau melakukan seperti itu? Namun, satu hal yang tidak pernah Aksara bayangkan membuat jantungnya berdetak kencang. Ayolah, baru kemarin malam dirinya merengkuh nikmatnya kebersamaan. Kedua matanya langsung terbuka lebar begitu tangannya merasakan kalau ranjang di sampingnya terasa dingin dan … kosong.“Seila,” panggil Aksara mencoba berpikiran positif. “SEILA!” kali ini teriakan Aksara terdengar begitu nyaring
Tangis bahagia terdengar begitu merdu di telinga Aksara. Pemandangan ini jauh lebih indah dari apapun. Rasanya, Aksara ingin masuk dan ikut memeluk Seila. Itu mah modusmu, Mas.Ya, nggak apalah dikatakan modus. Yang penting dia bisa ikut merasakan kebahagiaan di depannya. Akhirnya, Aksara bisa menebus kesalahan sang Papa.Tidak ingin merusak kebahagiaan itu, Aksara memilih untuk pergi. Membiarkan anak dan ayah itu bertukar kerinduan. Sepertinya, dia harus menahan kerinduan untuk beberapa hari. Namun, tak apalah, yang penting dia bisa melihat senyum menawan dari Seila.Benar dugaan Aksara. Dua Minggu setelah kejadian itu, Seila semakin terlihat sering menebar tersenyum. Yang lebih menguntungkan lagi, nih, Seila menjadi lebih dekat dengan dirinya. Terkadang, perempuan itu tidak malu untuk menggandeng tangannya saat jalan ke mall dan sering membawakan dia bekal makanan sebagai tanda terimakasih dan ungkapan perhatian. Oh my God, rasanya seperti punya istri.Berbicara soal istri, Aksara j
Seila berlari dengan kecepatan yang ia bisa sambil menaikkan gaun mahalnya itu ke atas agar tidak menyulitkan dirinya untuk bergerak. Ia memilih untuk bersembunyi di semak-semak terlebih dahulu sampai taksi yang dipesan tiba. Aksara pasti akan mengejarnya dan meminta alasan mengapa ia menolak lamaran pria itu. Seila hanya belum siap untuk bertemu dengan Aksara dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan pria itu.Seila bukannya tidak mencintai Aksara. Hanya saja menurutnya keputusan Aksara untuk melamarnya untuk ke jenjang pernikahan terlalu cepat untuknya. Hubungan mereka yang baru kembali terajut pun belum lama. Seila tidak ingin tergesa-gesa. Ia ingin menikmati momen kebersamaan mereka untuk waktu yang lama. Pelan-pelan dulu sambil mendalami karakter dan sifat masing–masing. Takut gagal lagi seperti dulu dan berakhir sakit hati.“Seila …,” panggil Aksara dengan suara lantang yang membuatnya harus membekap mulut agar tidak ketahuan. Jarak dirinya dengan Aksara hanya beberapa lang
Apa yang kamu rasakan saat mendengar mantan terindahmu mengatakan masih mencintai dirimu hingga detik ini? Sudah pasti rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang menggelitik perutmu bukan?Malu, tetapi juga berhasil membuat jantung Seila berdebar tidak karuan. Apalagi, masih ada setitik rasa untuk Angga. Laki-laki ini berhasil mengambil sebagian hatinya. Membuat dirinya bingung harus melabuhkan sepenuh cintanya pada Aksara atau Angga.Memang, terkadang diperebutkan membuat kita menjadi berbangga diri. Dua pria tampan dan kaya raya semuanya menyukai Seila? Berarti dia sungguh istimewa meski banyak minusnya. Namun, di sisi lain membuat Seila juga bingung. Apalagi Angga mengatakannya tanpa basa-basi sedikit pun.“Seila …,” panggil Angga dengan suara rendah yang lantas membuat Seila mendongak. Bulu kuduknya merinding. Seila begitu merindukan suara itu.Jantung Seila semakin berdebar tidak karuan saat Angga tiba-tiba menggenggam tangannya dan mengusapnya dengan lembut. Seila sangat menyuka
Seila menghapus tangisnya yang terus saja membasahi pipi. Beruntung tadi ia memakai maskara dengan merk ternama dan dijamin waterproof, jadi ia tidak begitu khawatir karena maskara itu tidak akan luntur. Ia mengelap ingusnya menggunakan lengan bajunya. Jorok sih! Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak menemukan selembar tisu pun di kamar Aksara. Matanya sembab dan panas karena sudah menangis terlalu banyak.Tangis bahagia, haru dan menyesal datang bersamaan hingga membuat kepalanya sedikit pening. Tangannya masih menggenggam foto lamaran yang gagal. Mata hitam indahnya menelisik sekali lagi foto itu.Harusnya Seila tidak gegabah dan egois waktu itu sehingga tidak melukai harga diri Aksara yang ternyata begitu mencintai dirinya.Di sela–sela duduknya, Seila seolah melihat cahaya berkilauan yang tersembunyi di laci bawah meja kamar Aksara ini. Cahaya itu memanggilnya. Seila yang sedari orok memang punya jiwa kekepoan yang tinggi akhirnya ia beranjak ke arah sana.Sebelum membuka laci itu. ib
Wajah bahagia terlihat jelas dari Seila. Tidak bisa dipungkiri dia sangat bahagia. Ternyata, Aksara benar-benar membawanya ke salah satu mal mewah di ibu kota. Bukannya meragukan, ya. Tapi Seila hanya takut di PHPin aja. Ish, namanya juga wanita, kalau sudah kegirangan dan bahagia, yang paling ditakutkan, kan, PHP.Beruntung, Aksara bukan tipe laki-laki seperti itu. Buktinya saja, mereka sudah berada di depan toko salah satu brand terkenal yang sering dipakai artis-artis ibu kota. Itu, apa ya namanya? Kunci. Ealah, bukan. Maksud Seila itu Gucci.Seila semakin dibuat takjub saat Aksara meminta pramuniaga memperlihatkan barang-barang limited edition. Jejeran barang-barang dengan harga selangit itu membuat Seila pusing tujuh keliling.Dia bukan bingung bagaimana cara membayarnya, tetapi bingung harus memilih yang mana. Kalau dirinya kelewat tamak, sudah pasti Seila akan mengangkut semuanya. Sayang, akal sehatnya masih bekerja dengan baik. Ini juga, cowok di sebelah Seila mau pamer bahwa