Vienza sudah siap dengan pakaian santainya saat ini. Dia dan Zia akan pergi ke Indonesia untuk jalan-jalan dan semua sudah disetujui oleh ayahnya juga ibundanya.
Vienza juga sudah menyiapkan semua keperluannya selama satu bulan di Indonesia, nenek mereka sangat senang mendengar kalau Zia dan Vienza akan datang ke Indonesia.Saat Zia dan Vienza sudah siap dan berjalan kearah mobil, Zia dipanggil oleh pengawal untuk menghadap Ratu yang tak lain adalah ibundanya.Zia terpaksa harus kembali ke paviliun utama menemui ibundanya. Vienza melanjutkan langkahnya dan penjaga membukakan pintu mobil untuknya.Matanya terkesiap melihat isi didalam mobil itu.Seorang pelayan memberikan kertas dan Vienza membacanya.
Happy birthday my love...Vienza tersenyum sedikit, dia tahu ini pasti Ghafur. Hanya Ghafur dan keluarganya yang mengetahui kalau dirinya menyukai bunga mawar putih.Vienza mengambil buket bunga yang beruVienza duduk bersama dengan Tania, sedangkan yang lainnya sibuk memancing di tepi pantai oaku Fortania. Liburan mereka ke Indonesia diundur karena Akhtar harus segera kembali ke Wieldburg, tidak memungkinkan untuk pergi ke Indonesia. Tapi Akhtar berjanji dia akan mengajak Vienza berlibur kesana. Pagi hari setelah moment romantis itu Vienza dan yang lainnya makan siang bersama di Fortania, setelah itu Alvian mengajak menantunya itu memancing di private pulau Oaku yang tak jauh dari istana. Dan disinilah mereka semua... Menikmati udara segar dari pulau Oaku, pulau oaku adalah satu-satunya pulau yang tidak dibuka untuk umum di Fortania, karena pulau Oaku hanya sebuah pulau kecil namun begitu indah. "Aku meminta maaf Vienza." Vienza melihat kearah Tania. "Aku yang meminta maaf, aku tahu kau mencintai Akhtar sudah sangat lama bukan." Tania tertawa dan membuat Vienza heran. "Cintaku tidak sedalam dirimu Vienza, aku itu em... Tidak terlalu mencintai Akht
Akhtar berjalan berdampingan dengan Vienza yang sangat cantik pagi ini. Hari ini Vienza, Akhtar, Mahira, Tania, dan juga Fasya akan kembali ke Wieldburg. Saat berpamitan dengan ibundanya Vienza menangis sambil memeluk Zira. "Do'a kan Vienza bisa sehebat dan sekuat ibunda ya..." Zira mencium kening Vienza dan tersenyum. "Kau harus menjadi dirimu sendiri sayang, dan kau harus selalu mendampingi Akhtar dalam keadaan apapun itu." Pesan Zira yang diingat baik-baik oleh Vienza. Rombongan Akhtar dan Vienza pergi dengan kawalan penuh menuju Bandara. Disana pesawat pribadi mereka sudah siap menunggu, Akhtar menggengam tangan Vienza selama mereka didalam pesawat membuat Fasya mengoloknya. Vienza menghabiskan waktu yang melelahkan itu dengan tidur. Empat jam perjalanan mereka berakhir dan di Wieldburg sudah sore. Para pengawal sudah siap mengawal mobil mereka hingga menuju istana. Akhtar mengantarkan Vienza ke kamarnya setelah b
Vienza bangun dari tidurnya dan dia melihat jam menunjukan pukul delapan pagi. Dia terlonjak karena bangun kesiangan, ini gara-gara semalam dia tidak bisa tidur karena kesal dengan Akhtar. Saat dia ingin menuju kamar mandi dilihatnya ada sebuah buket mawar putih terletak di sofa kamarnya. ImageVienza mengambil kartu ucapan didekat buket itu dan membacanya. Pagi sayang... Aku tahu aku salah. Maafkan aku, aku terlalu egois memang. Please maafkan aku, ajari aku caranya bersabar dan menahan rasa cemburu ku karena memiliki istri seperti bidadari. Kita akan diner malam ini, jadi bersiaplah. Shahid yang akan menjemputmu nanti malam. Aku pergi ke kota Yamun bersama Thomas. Jangan lupa sarapanmu.. I love you... Vienza tersenyum membaca itu semua, "Dasar menyebalkan," kata Vienza kepada dirinya sendiri. Tak lama Siti pelayannya masuk untuk membantunya mandi dan memakai pakaian. Setelah selesai membersihkan tubuh dan memakai bajunya
Vienza melihat Shahid pergi meninggalkannya ditepi jurang itu dia ingin mengejar dan bertanya apa maksudnya semua ini. Tapi dia dikejutkan karena tangan kanannya ditarik oleh Akhtar yang tiba-tiba muncul disampingnya. "Ih, kau ini kenapa membuatku terkejut seperti itu." Akhtar hanya tersenyum konyol membuat Vienza semakin geram. Suaminya itu terus menarik tangannya menuju kesuatu tempat. Mata Vienza membelalak tak percaya dimana tempat tujuan mereka."Kau suka cantik?" Vienza tidak tersenyum melainkan melotot tak suka. "Kau ingin diner disini?" "Ya kenapa? Kau tidak suka?" "Ck.. Pasti ada nyamuk disini. Dan kau tahu aku paling tidak suka digigit nyamuk." "Tenang saja, aku akan melempar setiap nyamuk yang ingin menggigit istriku. Karena hanya aku yang boleh menggigit istriku ini." Vienza ingin tertawa tapi dia tahan. Akhtar mengajaknya duduk ditempat yang sudah dia siapkan untuk mereka berdua. Sudah ada makanan yang tersedia dan Vienza m
Kerajaan Wielburg sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Akhtar. Sebagai seorang Raja, ulang tahunnya akan diadakan acara yang sangat meriah. Semua tamu-tamu penting sudah diundang, Vienza menyarankan kalau Akhtar lebih baik memberikan bantuan lebih kepada Rumah Sakit anak di kota Yamun yang pernah mereka datangi saat itu. Dan Akhtar menyetujuinya, Vienza memang seorang Ratu yang berhati mulia. Setelah terakhir kali Akhtar memberitahunya soal jalan Rahasia itu sudah hampir tiga bulan keadaan diistana baik-baik saja. Bahkan Maya adik Razaq sangat menghormati Vienza, Maya sering menanyakan bagaimana Vienza jatuh cinta pada ilmu kedokteran atau hal lainnya yang Maya ingin ketahui dari Vienza. Maya cepat akrab dengan Vienza maupun Mahira. Vienza sudah salah menilai Maya diawalnya.Akhtar mendekati Vienza yang sedang menuyusun bunga dikamar. Dia melingkarkan tangannya dipingang Vienza membuat Vienza terkejut. "Oh.. Sayang kau mengejutkan ku." Akhtar tertawa dan
"Baginda Raja, bolehkah aku berbicara dengan Ratu Vienza sebentar." Akhtar menatap Vienza yang juga menatapnya. "Tidak masalah jika Ratuku menerimanya?" Vienza tersenyum menatap Akhtar yang bisa mengendalikan rasa cemburu. Ghafur tertawa melihat mimik muka Akhtar saat Vienza berjalan bersamanya menjauh dari mereka. "Kau bahagia?" mereka masih berjalan menuju bangku disudut taman yang terdapat air mancur. Vienza mengangguk dan tersenyum. "Apa kau juga bahagia bersama Angelika?" Ghafur tidak menjawab dia hanya menatap lurus kedepan."Angelika adalah wanita yang baik. Kau pasti akan beruntung mendapatkannya." Mereka duduk dibangku itu bersebelahan. Dari jauh Akhtar dan Angelika melihat mereka, tapi hanya Akhtar yang bertahan. Karena Angelika sudah sibuk bersama Zia dan Aston. "Aku tahu Angelika wanita yang baik. Tapi dia bukan dirimu Viza." Vienza mengambil tangan Ghafur dan menggenggamnya. "Bukankah kau sudah mengatakan melepa
Vienza membuka mata dilihatnya Akhtar sedang memeluknya dan masih tertidur. Dia mengingat kejadian semalam dan itu membuat ia tersenyum sendiri. Semalam dia begitu berani menggunakan lingerie merah maroon yang sangat tipis sehingga membuat tubuhnya menerawang dari balik lingerie itu. Akhtar berkali-kali mengatakan dia sangat cantik, indah, seksi, dan hal lainnya. Mereka baru tidur pukul empat pagi karena Akhtar memintanya terus. Vienza menyentuh rahang tegas milik suaminya itu, dia menatap keseluruhan tubuh Akhtar. Akhtar merasa terganggu oleh sinar matahari yang mengintip dibalik tirai jendela kamar Ratunya. Dia membuka mata dan melihat Vienza sedang menatapnya dengan senyuman. Akhtar mengecup kedua mata Vienza dan mengeratkan pelukan nya. "Ayo bangun. Ini sudah siang.""Sekali saja bangun siang tidak apa-apa. Aku ingin menikmati hari ini hanya dengan istriku saja."Akhtar mencium lagi bibir Vienza yang sudah bengkak. "Kita tidak sedang honey
"Maya ada apa !?" Vienza melihat wajah Maya yang murung dan menangis. Maya memeluk tubuhnya dan meraung-raung."Tolong hamba Yang Mulia Ratu. Pangeran Ghafur.. Di.. Dia.. Mem... Per.. Kosa.. S.. Aya.." Jawaban Maya membuat Vienza tak percaya dengan apa yang dia dengar. Vienza mencekram kedua bahu Maya dan menatap lekat mata wanita itu. "Katakan padaku apakah itu benar? Kau yakin kau tidak berdusta?" Vienza sangat mengenal baik Ghafur. Tidak mungkin baginya Ghafur melakukan hal sekeji itu. "Iy.. a Ratu. Dia memanggil saya kekamarnya dan setelah itu." Maya tak melanjutkannya dia memeluk erat Vienza meminta perlindungan. Akhtar mendengar semuanya dengan jelas. Dia mendekati istri dan sepupu tirinya itu lalu menilai penampilan Maya yang berantakan. Tak lama Ghafur datang dengan tergesa-gesa kearah mereka. Ghafur sama berantakannya dengan Maya dan dia terlihat frustasi sekali. "Vienza.. Please percaya padaku. Wanita ini pasti mengatakan yang tidak