Halo para pembaca "The Reason Why" di manapun kamu berada!
Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, buku ini selesai dituliskan. Sejak Juni 2021 sampai Mei 2022, saya mengalami banyak hal selama penulisan buku ini; lika-liku-luka, susah-senang-sakit, dan masih banyak lagi. Tapi itu semua berhasil saya lewati berkat kalian yang selalu mendorong saya untuk terus menulis. Terima kasih saya ucapkan dengan setulus hati.Buku ini memang selesai dituliskan. Tapi sebenarnya, kisah semua karakter yang ada di buku ini akan selalu berlanjut serta berkelana di hati dan benak para pembaca sekalian! Bagaimana kisah selanjutnya, hanya kalian yang bisa menentukan di dalam imajinasi masing-masing. Selamat berpetualang!Oh ya, saya juga menulis buku baru dengan judul "Terbelenggu Takdir". Buku baru saya ini bisa dikatakan masih satu kaitan dengan "The Reason Why". Sedikit spoiler: beberapa karakter TRW akan muncul di buku saya yang baru! Karena itu, kalau kalian penasaran juga, silakan baca!Sekian, sekali lagi terima kasih saya ucapkan untuk kalian semua. Sampai bertemu di buku selanjutnya, ya.Salam hangat,penulis atriaskhaer.Tahu apa yang lebih menyebalkan dari diganggu saat sedang enak-enaknya terlelap dan bermimpi indah kemudian terpaksa bangun? Jawabannya adalah kehilangan mood untuk menulis atau membuat konten baru, setidaknya itulah menurut seorang Athena Amerta. Sebagai seorang podcaster, ia harus memikirkan konten untuk dibicarakan atau dibahas, dan sebelum itu ia juga harus mengetik kerangka script agar bisa dengan lancar berbicara tanpa harus ada retake. Tapi sekarang pikirannya kosong, semuanya buntu dan menggantung pada tanda tanya, kenapa ia sulit sekali tiap memulai sesuatu? Pada awal-awal saat menjadi podcaster, idenya begitu lancar dan kreatif. Bahkan banyak dari podcastnya menjadi top episode Indonesia di salah satu platform musik. Karena pencapaiannya itu, Athena merasa bahwa podcastnya harus semakin baik, semakin menarik, inovatif dan kreatif. Karena tekanan itulah ia merasa berat dan akhirnya malah kehilangan akal. Gadis itu hanya bisa terdu
Satu bulan lalu, tepat sebelum neraka bagi Athena dimulai. Gadis itu sedang berada di sebuah Café bersama sahabatnya yang juga suka membuat konten, bedanya sahabatnya yang bernama Sidney itu adalah seorang Youtuber. Mereka berdua membuat semacam perjanjian, bahwa mereka akan bertukar konten jika subscriber atau listener mereka mencapai lebih dari 50 ribu. Karena sudah berhasil mencapai targetnya, maka mereka berdua harus melakukan apa yang sudah mereka janjikan. Dan di sanalah mereka. Sebelumnya, Sidney sudah selesai mencari ide untuk konten di podcast Athena dan akan merekamnya setelah Athena mengambil Video untuk konten di channel youtubenya. Sahabat berponinya itu membuat beberapa tema pada kontennya, seperti memasak, ASMR, dan prank. Karena Athena tidak bisa memasak, dan tidak ingin membuat konten ASMR, maka ia memilih membuat konten prank.Athena datang dengan tangan kosong ke Café itu. Hanya berpakaian
“Nggak lagi deh gue ngikutin perintah lo, Sid.”Athena dan Sidney sedang berada di kantin sekolah mereka. Kejadian semalam seakan masih menghantui Athena dan ia terus saja menyalahkan Sidney atas semua yang terjadi. Gadis berponi itu hanya bisa cekikikan selama perjalanan pulang mereka kemarin malam, tidak lupa mengelus-elus kepala Athena seperti anak kucing.“Eh, tapi lo nggak bakal masukin video itu ke konten prank lo, kan?” Athena menatap Sidney tajam penuh selidik. Sahabat satu-satunya itu menampilkan deretan gigi putihnya yang dibehel, membuat bola mata Athena membelo seketika, “LO GILA, SID?!”“Udah gue edit, babe. Kalau nggak pake yang itu, emang lo mau bikin konten lain? Gue kira lo masih trauma sama yang semalem.” Sidney dengan antengnya melahap potongan besar bakso sebagai makan siangnya.“Kan yang semalem itu gagal. Terus lo edit kayak gimana?” Athena masih bernada kesal, seak
“Siapa nama lo?”“Oh, nggak usah dijawab, dari name tag udah kelihatan… Athena Amerta.” Ares tersenyum seperti iblis bagi Athena, “Athena Dewi Kebijakan kan? Yang gue tahu, Athena juga Dewi Perang. Lo Dewi Perang, gue Dewa Perang. Lo tahu kan kalau Ares juga nama Dewa Yunani? Kita sama-sama anak Zeus, tapi dari ibu yang berbeda. Tapi lambang kita sama, burung hantu.”Athena hanya bisa melongo melihat Ares yang mengoceh tentang Dewa-Dewi Yunani, ia sama sekali tidak bisa tenang saat Ares duduk di hadapannya. Sidney, sahabat gilanya itu entah kabur ke mana sebelum Ares menerobos masuk ke dalam kelas mereka saat dua detik setelah bel istirahat berbunyi.“Temen lo gue suruh beliin roti dan susu kotak buat gue. Hukuman buat dia sebagai pemilik channel.” Ares menjelaskan seakan bisa membaca apa yang Athena pikirkan ketika gadis dengan rambut dicepol itu melirik ke sekitar seperti mencari seseoran
Dua hari yang lalu, setelah keributan yang dibuat Ares di kantin itu selesai, Athena tidak masuk sekolah selama dua hari itu. Ia tidak bisa menghadapi orang yang menatapinya dengan berbagai macam pandangan. Belum lagi harus bertemu Ares, si iblis dari neraka itu—panggilan Athena pada Ares. Sebagai gantinya Sidney yang mendapat berbagai pertanyaan dari teman sekelas mereka, tapi gadis itu tidak bisa menjelaskan apa-apa. Dia hanya berkata bahwa Athena bukan gadis seperti itu. Sidney juga berusaha berbicara dengan para guru, menjelaskan bahwa saat itu Athena bukan tidak sadar karena mabuk, tapi ia hanya asal bicara dan Ares memanfaatkan itu untuk menjebak Athena. Sebagai ganti agar guru-guru percaya, dua hari lalu Athena menjalani tes alkohol dan NAPZA di Rumah Sakit milik kerabat Sidney. Dan hasil mengatakan bahwa Athena negatif dari alkohol dan NAPZA. Walau setelah itu guru-guru kebingungan siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi karena Sidney membawa bukti dan Ares tidak b
Pagi-pagi sekali Athena sudah bersiap ke sekolah. Ia sengaja membuat bekal lebih banyak. Kebiasaannya adalah membawa makanan ringan untuk dimakan di istirahat pertama yang singkat, ia malas pergi ke kantin yang hanya akan membuatnya berdesakan. Biasanya Athena akan makan ke kantin pada jam istirahat kedua. Tapi karena ia menyadari bahwa telah hadir seorang iblis yang akan mengganggunya di sekolah, maka Athena sengaja membuat bekal lebih banyak agar tidak perlu pergi ke kantin dan bertemu dengan Ares. Tapi semua harapannya pupus. Sia-sia saja ia membawa bekal lebih banyak kalau pagi ini saja ia sudah melihat Ares berdiri di samping mobilnya yang entah sejak kapan terparkir di depan rumah Athena. Gadis itu hanya bisa menghela napas, ia melirik iPhonenya yang menampilkan maps pada aplikasi ojol. Abang ojol yang sebentar lagi tiba mungkin bisa ia jadikan alasan untuk menghindari Ares pagi itu. “Selamat pagi, Ana.” “Nggak usah sok baik. Abang ojol gue udah deket.”
Mobil Ares sudah berjalan selama kurang lebih setengah jam, selama itu pula hanya ada keheningan di antara mereka—Athena dan Ares. Gadis yang rambutnya selalu dicepol itu tidak memiliki tenaga lagi untuk menghadapi Ares. Ia hanya akan diam sampai nanti tiba di rumahnya. Sedangkan lelaki yang memiliki mata coklat itu juga hanya bisa berdebat dengan batinnya. “Gue nggak tahu kalau lo tahan diem setengah jam kayak gitu.” Ares akhirnya membuka suara. Athena hanya melirik sekilas ke arahnya, kemudian kembali membuang wajahnya ke luar jendela. “Untuk ukuran yang baru kenal, lo berani juga naik ke mobil gue,” Ares menampilkan senyum liciknya, “Cuma karena kotak makan itu?” dagunya menunjuk pada kotak makan yang sudah ada di pangkuan Athena. “Wah, lo keras kepala ya.” Ares mulai melajukan mobilnya lebih cepat, “Nggak apa-apa. Kita lihat seberapa tahan lo untuk nggak buka suara.” Lalu seketika mobil yang dikendarai Ares melaju begitu cepat, membuat Athena haru
Hari sebelum rencana Ares pindah ke Bogor dan jauh sebelum Ares bertemu Athena dan bersikap kejam pada gadis itu, Ares Adiwangsa adalah seorang lelaki yang baik hati dan penurut. Ada satu kejadian yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Satu fakta yang hampir tidak diketahui siapapun kecuali kerabat dekat dan sahabat-sahabatnya.Ares Adiwangsa memiliki seorang saudara kembar bernama Ariel Adiwangsa. Kembar identik dan hampir tidak bisa dibedakan kecuali dari sifat mereka yang bertolak belakang. Sifat yang berbeda membawa pendapat yang berbeda pula untuk mereka berdua. Dari mulai hal-hal kecil sampai hal besar.“Gue mau jadi pembalap.”Saat itu usia Ares dan Ariel masih 14 tahun, mereka sudah mulai merencanakan cita-cita masing-masing sebelum masuk ke bangku SMA. Dan Ares mengungkapkan cita-citanya sebagai pembalap.“Nggak, lo nggak boleh jadi pembalap.”“Kenapa? Suka-suka gue dong.”“Lo udah gagal