Waktu kembali berjalan mundur ketika Rae kembali menggunakan kekuatan sihirnya. Waktu berjalan lebih mundur daripada sebelumnya, dan seluruh kejadian di dalam rumah tersebut mulai perlahan muncul di sekeliling Yvoxy dan Rae.Tiba-tiba saja waktu berhenti tepat ketika di mana Lyxia sedang bermesraan dengan pria muda tersebut, lalu, semuanya menjadi jelas. Lyxia mencintai pria muda tersebut, seorang manusia. Yvoxy sangat terkejut ketika ia sendiri dengan mata kepalanya sendiri, menyaksikan Lyxia dan pria muda tersebut tengah dimabuk asmara berdua, semalam penuh.Dalam hati Yvoxy, tidak mungkin ada seorang penyihir yang berani melanggar peraturan untuk tidak mencintai manusia, apalagi sampai berhubungan badan dengan manusia!Yvoxy sangat terkejut dengan apa yang sudah ia lihat, bahkan, terlihat juga waktu ketika Lyxia menyaksikan bahwa pria muda itu ternyata sedang bersama wanita lain ketika Lyxia tidak ada.Kecemburuan terlihat jelas di mata Lyxia, dan tubuh Lyxia tiba-tiba dikelilingi
Lyxia tidak berhenti menari. Ia terus melanjutkan gerakan-gerakan tarian Giselle sambil memerankan Giselle itu sendiri, kemudian ia menjawab guru tarinya itu, "Guru, aku mencintai pria manusia itu, Mikhel namanya. Aku tidak tahu bahwa ia sudah memiliki tunangan. Terpuruk, hatiku sakit, masih ingin mencari kebenarannya. Guru, apakah Mikhel mencintaiku juga, ataukah aku adalah Giselle dalam kehidupan ini?"Rae masih menari bersama Lyxia, mendengar pertanyaan itu dan langsung berkata, "Lyxia. Mencintai itu tidak salah. Kau tidak bisa menyalahkan cinta. Perasaan itu tidak pernah salah. Yang salah adalah orang itu, tidak bisa menjaga hatimu. Ia tidak pantas untukmu, yang mempunyai hati polos dan seputih salju. Lyxia, menarilah The Swan Lake bersamaku."Sambil masih menari sebagai Giselle, Lyxia langsung membalas Rae, "Tidak, guru. Aku adalah Giselle, bukan Odette. Odette tidak bisa melakukan pas de deux bersama pangerannya, karena Odile mencurinya. Hanya Odile yang berhasil melakukan pas d
Ruangan itu sangat kecil. Letaknya memang di bawah tanah rumah Yvoxy, dan memang, hampir semua penyihir senior, mempunyai ruang bawah tanah rahasia di dalam rumahnya, biasanya memang dibangun untuk menyimpan benda-benda berharga.Yvoxy lalu melepaskan tangan Rae, kemudian membuka sebuah lemari berwarna coklat, yang terlihat kotor sekali, bahkan diperkirakan usianya sudah sangat tua, jika dibandingkan, Yvoxy sendiri berusia seratus enam belas tahun.Setelah membuka lemari tua yang kotor itu, Yvoxy kemudian mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah darah, kemudian memberikannya kepada Rae, lalu berbisik pelan, "Jika Lyxia memang ingin memperbaiki situasi ini, karena dia sendiri adalah penyebab satu-satunya kebangkitan Demona, berikan ini padanya jika kau bertemu Lyxia lagi dalam mimpimu di kemudian hari."Rae lalu memandang kotak kecil berwarna merah darah itu dengan sangat teliti tanpa membukanya sama sekali.Kemudian ia menatap Yvoxy dengan ekspresi wajah yang penuh dengan kebingung
(Cerita ini masih di dalam mimpi Rae.)Ramona terlihat sedang berjalan dengan seseorang di sampingnya, dan mereka terlihat sangat akrab sekali, berjalan sambil berbicara tentang apapun, bersama.Ramona, yang kemungkinan besar masih berusia tiga puluh lima tahun, masih memiliki rambut panjang berwarna abu-abu, yang memanjang hingga dadanya.Kedua bola matanya yang berwarna putih, berkaca-kaca setiap kali mendengarkan seseorang di sebelahnya yang sedang berbicara. Ramona terlihat sangat senang mendengarkan orang tersebut, oh, bukan, wanita tersebut.Wanita di sebelah Ramona yang sedang berbicara dengannya itu, memiliki rambut berwarna coklat yang pendek hanya sampai dagunya saja, dan kedua bola matanya berwarna hitam. Wanita itu adalah Demona.Mereka berdua, Ramona dan Demona, tampak berteman baik dan memang, mereka sebelumnya adalah teman baik, yang sangat akrab satu sama lain.Ramona selalu ada untuk Demona, begitu juga sebaliknya. Demona adalah anak yatim piatu. Ia tidak pernah diper
Ramona kemudian berkata pada pria tampan tersebut dengan senyum kecut di wajahnya."Maafkan temanku ini, ia hanya terlalu senang berjalan-jalan di pasar malam ini, maafkan kami sudah mengganggumu, kami akan pergi sekarang, ayo, Demona," ucap Ramona pelan.Namun, tampaknya Demona tidak mau pergi, ia kemudian berkata pada Ramona, "Kau bisa pergi terlebih dahulu, Ramona. Aku masih ingin membeli minuman di sini."Ramona hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian membalas, "Baiklah, aku akan berada di sekitar pasar ini, aku akan menunggumu."Ramona kemudian berjalan pergi, meninggalkan Demona dan pria tampan tersebut berdua. Demona kemudian berpura-pura ingin memesan minuman, namun, sebenarnya ia ingin mengenal pria tampan itu."Maafkan aku, aku hanya kagum pada kios minuman ini, begitu berwarna-warni," ucap Demona sambil tersipu malu kepada pria tampan itu.Pria tampan itu hanya tersenyum mendengar perkataan Demona, dan ia kemudian membalas, "Ah, nona, anda mau pesan apa?"Demona kemudia
Keesokan harinya, dan keesokannya, dan seterusnya, Demona kembali mengajak Ramona kembali ke kios minuman, terus menerus, bahkan hampir setiap hari Demona mengajaknya ke sana.Ramona sedikit demi sedikit mulai terlihat kesal, bahkan ia sempat bertanya pada Demona, "Mengapa tidak kau sendiri saja pergi ke sana setiap hari, aku sudah mulai bosan!"Namun, Demona berdalih, "Jika aku ke sana seorang diri, Karol akan menganggapku aneh!"Sudah hampir tiga minggu, tiada satu hari pun tanpa Demona mengajak Ramona untuk menemui Karol, entah apa lagi alasannya, namun, Ramona mulai curiga bahwa Demona sebenarnya menyukai Karol.Sementara, Karol sendiri tampaknya mulai akrab dengan Demona, dan terkadang, Demona membantu Karol menjalankan kios minumannya. Ramona yang ikut dengan Demona, mau tidak mau juga ikut membantu Karol, walaupun hanya sekedar membawakan kardus-kardus berisi minuman kaleng kecil.Ada hari di mana memang kios minuman kecil milik Karol tersebut, agak ramai pembeli. Suatu ketika,
Ramona langsung menatap Demona dengan ekspresi terkejut, kemudian berkata, "Demona! Aku tidak pernah menyukai Karol, satu kali pun, tidak pernah! Kau tahu aku ini sangat ketat pada aturan bahwa penyihir tidak boleh menyukai manusia, aku harap kau tidak salah paham, Demona!"Namun, Demona hanya menatap Ramona dengan tatapan penuh kebencian dan kekecewaan.Demona langsung membuang tangan Ramona dengan kasar, dan berkata, "Aku tidak apa-apa, Ramona. Aku akan kembali ke rumahku sendiri."Kemudian, Demona membuka portal menuju dunia penyihir dengan tangan kanannya, dan langsung masuk begitu portal itu muncul, dan portal tadi juga langsung menghilang setelah ia masuk kedalamnya. Ia sama sekali tidak mengajak Ramona, dan Ramona hanya bisa berlutut sambil menatap kepergian sahabatnya itu.Sesampainya Demona di dalam rumahnya sendiri, ia kemudian masuk ke dalam kamarnya, mengunci pintunya dan langsung duduk di atas lantai sambil memeluk kedua lututnya.Ia menangis keras, sambil berteriak, "Ram
Rak buku yang tadinya digunakan oleh Demona untuk masuk ke dalam ruangan itu, tiba-tiba saja, terjatuh dengan sangat keras hingga seluruh buku yang ada di sana, ikut terjatuh hingga berantakan di atas lantai.Burung-burung gagak hitam yang berterbangan, lalu mendorong rak buku itu dengan paksa hingga terjatuh, dan dengan perlahan, Demona berjalan keluar dari dalam ruangan gelap di baliknya.Penyihir-penyihir yang ada di dalam perpustakaan, terkejut dengan kejadian itu. Mereka langsung memandang Demona dengan ekspresi terheran-heran. Penjaga perpustakaan yang tadi berbicara dengan Demona, justru tersenyum lebar melihatnya.Demona kemudian mengayunkan kedua tangannya ke depan, dan menyilangkan kedua kakinya, kemudian berkata, "Kalian semua, menarilah bersamaku."Kemudian, seperti terhipnotis, penyihir-penyihir yang tadi melihat Demona dengan ekspresi terheran-heran, kini justru mulai menggerakan tubuhnya, seolah-olah mereka bisa menari. Demona sendiri mulai menari di tengah-tengah para