Share

Chapter 1

Musim panas yang menyengat di kota Los Angeles, California - Amerika Serikat. Terlihat dari luar jendela mansion yang kini ku tempati, jalan setapak yang terlihat seperti terbakar.

"Fatamorgana yang indah." Kulihat banyaknya pria berjas hitam yang berlalu lalang di jalan setapak itu.

Braakk

Suara pintu terdengar dengan kerasnya, aku tahu siapa yang berani mendobrak pintuku. Hanya tiga makhluk itu yang sangat suka menjahiliku dengan mendobrak pintu kamar.

"Nuvac ...."

Aku menoleh dan mendapatkan seseorang berrambut coklat berwajah asia merentangkan kedua tangannya.

"Akhirnya kau sudah bangun. Ayo, makan siang, Papa dan Mama sudah menunggu," lanjutnya.

Aku mendekatinya perlahan dengan memasang wajah datar.

"Ada apa, Nuvaca?" tanyanya bingung.

Pletak

"Aw ... seperti biasa kau kasar sekali." Pria itu meringis setelah aku memukul kepalanya pelan.

"Bisakah kau masuk dengan cara yang normal?"

Menyebalkan, setiap mereka memasuki kamarku salah satu dari mereka pasti akan merusak pintu kamar. Apa mereka tidak berpikir sudah berapa pintu yang sudah mereka rusak dan membuatku selalu berpindah kamar.

"Hehehe ... maafkan aku, aku terlalu bersemangat jika menyangkut dirimu," jawabnya dengan senyum lebar, aku hanya bisa mengembuskan napasku dengan kasar.

Mereka semua selalu bersemangat jika menyangkut diriku, meski begitu itu membuatku senang. Aku mengelus kepalanya yang ku pukul tadi, merasa tidak enak karena pria di depanku ini jauh lebih tua dariku. Alves Shinigami Juggernaut, berusia dua puluh lima tahun bertubuh tinggi sedikit hiperaktif dan selalu membuat suasana menjadi ceria. Meskipun kadang menyebalkan, karena ia selalu meminta kue buatanku.

Kulihat wajahnya yang memerah, ada apa dengannya?

"Baiklah, aku akan turun setelah mengganti pakaianku kau keluarlah dan jangan merusak pintu," jawabku lalu menuju ruang walk in closet.

"Baiklah, pakai gaun yang indah kali ini, Nuvacaku sayang," jawabnya sambil berlalu.

Aku hanya bisa tertawa kecil mendengarkannya, setelah berganti pakaian dengan gaun pemberian Alves beberapa hari lalu, terdengar suara ponsel dari atas nakas dekat tempat tidurku. Kulihat layar ponsel milikku dan tertera nama di sana yang membuatku tersenyum.

"Hai," sapaku mengangkat telepon.

"My Little Moe, sedang apa bunga indahku saat ini?" jawab seseorang di seberang telepon.

"Ingin makan siang bersama dengan yang lainnya. Kau sendiri?" jawabku sambil berjalan keluar kamar.

"Seperti biasa menunggu sesuatu yang harus kumusnahkan. Salam untuk semuanya aku sangat merindukanmu, My Little Moe," balasnya.

"Sudah kukatakan aku bukan anak kecil lagi, Dante," desisku.

Yang sedang berbicara denganku adalah Dante Valdovinos Juggernaut, anak angkat tertua dari keluarga Juggernaut.

Entah mengapa, Papa dan Mama tidak memberikan gelar 'saudara' untuk mereka berempat. Dengan arti lain, meski mereka berempat adalah anak angkat dari Papa dan Mama, tetap saja tidak bisa dibilang bersaudara denganku. Karena semua yang bekerja pada Papa dan Mama adalah satu keluarga, itu menurut keluarga Juggernaut meskipun tidak menyandang nama keluarga Juggernaut, Papa dan Mama merasa semua pengikutnya adalah keluarganya. Indah, bukan?

"Tetapi, tetap saja kau adalah bunga kecilku yang indah, Azaku Nuvaca Juggernaut," jawabnya dingin, ini sudah menjadi kebiasaannya.

Jika aku menolak nama pemberian darinya, Dante pasti akan marah dan merasa aku tidak menurutinya lagi. Selama ini aku memang menurutinya, tidak ada alasan untuk menolak perintahnya. Benar-benar tidak ada, apa yang ia perintahkan membuatku menyukainya.

Doorr

Suara tembakan terdengar dari seberang telepon, aku berdecak kesal. Lagi-lagi Dante menghubunginya saat menjalankan misi.

"Dante!" desisku.

"Oppss ... aku lupa memakai peredam suara," jawabnya polos tanpa merasa bersalah.

"Sudah kukatakan berulang kali untuk fokus pada misimu. Bagaimana jika kau tertembak!"

Kesal dan khawatir menjadi satu, Dante memang selalu saja melakukan hal yang tidak berguna seperti menghubungiku di saat ia menjalankan misinya.

"Tenanglah, Sayang. Aku sudah membunuhnya dan kau tidak perlu mencemaskan aku. Aku bisa menjaga diriku dengan baik. Baiklah, aku akan mengerjakan sisanya dulu, aku akan menghubungimu nanti malam. Sampai jumpa, My Little Moe," jawabnya lalu menutup sambungan telepon.

Benar-benar menyebalkan! Sehebat apa pun dia, ia tetaplah seorang manusia biasa. Aku selalu mengkhawatirkan dirinya, tetapi ia selalu membantahnya. Sesampainya aku di ruang makan, Papa, Mama, Lucas, Alves, dan Levy sudah berada di meja makan.

"Maafkan keterlambatanku," ucapku lalu duduk di sebelah Mama.

"Bagaimana keadaan Dante?" tanya Mama lembut sambil menatapku.

Mama, adalah seorang ibu yang sangat lembut pada anak-anaknya dan tentunya menyayangi kami semua. Mama tidak suka menyembunyikan ekspresi wajahnya, sehingga jika ia senang maka ia akan selalu memuji anaknya dengan bangga. Tapi, jika Mama sedang marah, aku tidak dapat mendeskripsikannya, yang jelas entah tulang mana yang akan Mama patahkan. Seperti saat dulu ketika Papa dikabarkan berkencan dengan wanita lain, Mama tak segan-segan mematahkan kedua kaki Papa dengan kipasnya saja. Dan ternyata itu hanyalah sebuah kesalahpahaman, semenjak hari itu Papa tidak lagi membuat Mama marah. Lagi pula bagaimana Mama tahu jika Dante baru saja menghubungiku?

"Dante baik-baik saja, sepertinya ia baru saja menyelesaikan misi terbarunya."

"Baguslah, aku tahu dia adalah anak yang kuat."

Aku dapat melihat wajah Mama yang berseri-seri.

"Kau tampak cantik memakai gaun itu, Nuvaca."

Aku menoleh ke arah Papa yang kini memuji gaunku, gaun yang ku pakai saat ini memang indah pemberian Alves.

"Terima kasih, Papa." jawabku membalas senyuman Papa.

"Ahh ya, kalian semua mendapat salam darinya," kataku dan wajah mereka pun juga ikut berseri.

"Aku rindu padanya, sudah sepuluh tahun ia tidak kembali."

"Dante berada di sana berarti ada masalah besar yang terjadi, bukankah begitu, Papa?"

Aku mendengar perbincangan Lucas dan Levy, lebih baik aku mengisi perut kosongku dengan makanan terlebih dahulu.

"Ya, di sana sedang terjadi masalah besar sejak sepuluh tahun yang lalu," jawab Papa sambil kembali menyeruput kopi miliknya.

Aku tidak tahu apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Meskipun aku adalah anak kandung, tetapi Papa dan Mama hanya akan berbicara tentang pekerjaan pada Dante, Lucas, Alves dan Levy. Papa berkata, 'Ini adalah tugas para pria, tugasmu hanyalah menjadi wanita yang anggun seperti Mama' dan aku hanya bisa mengangguk menuruti perintah Papa.

Aku memakan makananku dalam diam, sedangkan mereka masih tetap membicarakan pekerjaan mereka. Sekilas Mama menatapku sambil tersenyum, aku hanya bisa membalas senyumannya. Setelah makan siang, aku berpamitan untuk kembali ke kamar.

"Nuva," panggil pria bersurai perak dengan penutup matanya di sebelah kiri.

"Ada apa, Levy?" jawabku sambil menoleh ke arahnya.

"Bisakah kau menemaniku beberapa hari ini di tempatku?"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status